Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN Di Badan Pusat Statistik Provinsi


Sumatera Barat

Oleh :
Syafira Nurulita 18037076

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA JURUSAN STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020
ii
iii
DAFTAR ISI

Halaman

iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .............................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI....................................................................................................................v

DAFTAR TABEL..........................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL).....................................................1

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)...................................................................3

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL).................................................................4

BAB II DESKRIPSI TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)...............6

2.1 Profil Singkat Tempat PKL....................................................................................6

2.1.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistika............................................................6

2.1.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistika.............................................................10

2.1.3 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistika................................10

2.2 Struktur Organisasi...............................................................................................12

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL).....................17

3.1 Waktu dan Tempat PKL.......................................................................................17

3.2 Pelaksanaan Kegiatan...........................................................................................17

3.3 Kendala dan Solusi pada saat PKL.......................................................................20

BAB IV STUDI KASUS................................................................................................21

4.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................21

4.2 Rumusan Masalah.................................................................................................26

4.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................26

4.4 Metodologi............................................................................................................27

v
4.4.1 Jenis dan Sumber Data...................................................................................27

4.5 Variabel.................................................................................................................28

4.6 Teknik Analisis Data............................................................................................28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................36

5.1 Kesimpulan...........................................................................................................36

5.1.1 Kesimpulan Penelitian...................................................................................36

5.1.2 Kesimpulan PKL............................................................................................36

5.2 Saran.....................................................................................................................37

5.2.1 Saran Penelitian..............................................................................................37

5.2.2 Saran PKL......................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................38

LAMPIRAN...................................................................................................................39

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Kegiatan Harian Praktik Kerja Lapangan di Badan Pusat Statistik


Provinsi Sumatera Barat ............................................................................... 17
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera


Barat ...................................................................................................................... 12
Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Barat
(Persen) ........................................................................................................................
....... 24

Gambar 3. Grafik Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi


Sumatera Barat (Persen) .................................................................................... 25

Gambar 4. Model Analisis Jalur ........................................................................ 29

vi
Gambar 5. Pengaruh TPAK Laki-Laki (X 1) dan TPAK Perempuan (X2)
terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y1) di Sumatera Barat ............................. 33

Gambar 6. Pengaruh TPAK Laki-Laki (X 1) dan TPAK Perempuan (X2)


terhadap Kemiskinan (Y2) di Sumatera Barat ................................................. 35

vii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Program Studi Statistika, Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang (Statistika FMIPA UNP)
merupakan Program Studi Vokasi (Diploma III) yang menerapkan kepada seluruh
mahasiswanya ahli dalam pengolahan data statistik. Pengertian dari statistika
sendiri adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan
data, pengolahan atau penganalisisannya, dan penarikan kesimpulan berdasarkan
kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan (Sudjana, 2002:3). Sedangkan,
pengertian statistik adalah kumpulan data yang disajikan dalam bentuk
tabel/daftar, gambar, diagram, atau ukuran-ukuran tertentu (Siregar, 2015:1).
Sederhananya, kuliah di Program Studi Statistika akan mempelajari cara
mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data ke dalam bahasa yang mudah
dipahami sehingga bisa dijadikan sebuah informasi yang dapat diketahui oleh
banyak orang. Oleh sebab itu, untuk menerapkan ilmu yang didapat selama
perkuliahan Program Studi Statistika di Universitas Negeri Padang, mahasiswa
melaksanakan yang namanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan
sarana peng-aplikasian ilmu yang diperoleh selama proses belajar-mengajar
dikampus ke lapangan pekerjaan dengan harapan siap untuk menghadapi dunia
kerja yang sesungguhnya dan sarana untuk meningkatkan, dan mengembangkan
kemampuan tenaga kerja yang berkualitas dan juga diharapkan dapat bermanfaat
bagi dirinya sendiri maupun instansi dimana tempat mahasiswa tersebut bekerja
nantinya.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah wajib
yang dapat membantu mahasiswa memperoleh pengetahuan yang lebih luas serta
dapat memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya. Sehingga, setelah
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) berakhir mahasiswa sudah mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai bagaimana dunia kerja, baik instansi pemerintahan
maupun non-pemerintah yang nantinya akan dimasuki oleh mahasiswa tersebut
setelah lulus dari Perguruan Tinggi.

1
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di instansi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Sumatera Barat. Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki tugas dan tanggung jawab
bukan hanya sebagai penyedia data atau informasi, melainkan juga sebagai
koordinator kegiatan perstatistikan di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik. Penulis
berharap dengan memilih Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat sebagai
tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL), penulis dapat menerapkan
ilmu yang diperoleh selama di Perguruan Tinggi dan juga dapat meningkatkan,
serta mengembangkan ilmu dan wawasan penulis mengenai olah data statistik.

Universitas Negeri Padang menjalin hubungan kerja sama dengan Badan


Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat sebagai penyedia sarana dan prasarana
yang mengizinkan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di instansinya. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja dan dapat mendidik
mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang unggul, maju, dan proffesional sesuai
dengan ilmu yang dimilikinya serta menambah pengalaman selama melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Alasan penulis memilih judul studi kasus ini adalah karena pada saat
sekarang ini, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berdasarkan jenis kelamin baik
itu LakiLaki maupun Perempuan membuat pusat perhatian dikarenakan dapat
mempengaruhi tumbuh kembangnya suatu daerah, termasuk Sumatera Barat.
Apalagi dimasa pandemi saat sekarang ini, tingkat angkatan kerja mulai menurun
bukan saja karena belum mendapatkan pekerjaan bahkan sudah mendapatkan
pekerjaan lalu di PHK. Sehingga itu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,
bahkan tingkat kemiskinan dan juga pengangguran. Sehingga, penulis tertarik
ingin melihat pengaruh TPAK terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan
di Provinsi Sumatera Barat.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Praktik Kerja Lapangan (PKL) memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
2
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Praktek Kerja Lapangan sebagai berikut :
a. Menambah wawasan serta pengalaman kerja bagi mahasiswa
sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Mengimplementasikan pengetahuan yang didapat selama bangku
perkuliahan, khususnya di bidang statistika.
c. Untuk mengetahui sejauh mana kompetensi dan kemampuan
mahasiswa sebelum lulus dari masa perkuliahan dan di dunia kerja
nyata.
d. Meningkatkan sikap proffesionalitas, disiplin, dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan yang diberikan.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapangan sebagai berikut :
a. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktik Kerja Lapangan yang diambil pada periode Juli –
Desember 2020 di Universitas Negeri Padang.
b. Memberikan pengalaman pribadi bagi mahasiswa mengenai dunia
kerja.
c. Menambah keterampilan kepada mahasiswa selama pelaksanaan
kegiataan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
d. Menambah wawasan tentang dunia kerja dan hubungannya dengan
dunia akademik sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi
mahasiswa setelah lulus dari dunia perkuliahan.
e. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami
segala aktivitas operasional pada instansi Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Sumatera Barat.
f. Membangun sikap mental dalam dunia kerja, seperti sifat percaya
diri, bertanggung jawab, pantang menyerah, bekerja keras, dan
disiplin.
g. Untuk memperkenalkan mengenai segala hal dalam dunia kerja,
baik dalam pekerjaan maupun kondisi lingkungan pekerjaan.

3
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) memberikan manfaat, diantaranya :

1) Bagi Mahasiswa
Manfaat yang diperoleh oleh mahasiswa, yaitu :
a. Mempunyai pengalaman kerja sebelum terjun langsung ke dunia kerja
yang nyata dan sarana untuk menjalin hubungan dan kerjasama yang baik
dengan pihak yang terkait.
b. Melatih rasa tanggung jawab dan disiplin dalam melakukan pekerjaan
yang diamanatkan.
c. Wadah untuk menerapkan, melatih dan meningkatkan kemampuan
terutama dalam bidang pengelolaan data, atau ilmu statistik lainnya.
d. Mampu melihat mutual atau hubungan antara dunia pendidikan dengan
dunia kerja.
e. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan
karyawan dalam dunia kerja.
f. Menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan, yang
sebelumnya belum didapatkan di bangku perkuliahan.
g. Dapat menggunakan pengalaman kerjanya untuk mendapatkan kesempatan
kerja setelah menyelesaikan masa perkuliahan.
2) Bagi Perguruan Tinggi
Manfaat yang diperoleh oleh perguruan tinggi, yaitu :
a. Terjalinnya kerjasama bilateral antara perguruan tinggi dengan instansi
terkait dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
b. Menjalin kerjasama antara perguruan tinggi dengan instansi untuk
menyiapkan tenaga kerja yang kompeten.
c. Dapat meningkatkan hubungan kemitraan antara perguruan tinggi dengan
instansi terkait.
d. Sebagai acuan untuk melihat kebutuhan instansi dalam pemilihan lulusan
program studi yang dimilikinya.
e. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menyerap ilmu yang didapat
selama perkuliahan dan menerapkannya dalam dunia kerja.

4
f. Sebagai bahan evaluasi terhadap kurikulum yang diterapkan untuk
menghasilkan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan
instansi.
g. Adanya kerja sama antara Perguruan Tinggi dengan instansi terkait,
sehingga Perguruan Tinggi tersebut lebih dikenal dan familiar di kalangan
dunia kerja.
3) Instansi (Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat) Manfaat
yang diperoleh oleh instansi, yaitu :
a. Dapat melihat kemampuan potensial yang dimiliki mahasiswa peserta
Praktik Kerja Lapangan (PKL).
b. Membina hubungan baik dengan pihat-pihak terkait.
c. Memperoleh bantuan dalam bentuk pemikiran dan operasional pada
kegiatan-kegiatan di kantor dan lapangan.
d. Meringankan pekerjaan karyawan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
e. Sebagai wadah penyerapan tenaga kerja.
f. Menjadi sarana dalam memberikan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh instansi terkait.
g. Ikut berpartisipasi dalam mempersiapkan calon tenaga kerja yang terampil
dan berkualitas, khususnya dibidang statistik.

BAB II DESKRIPSI TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

2.1 Profil Singkat Tempat PKL

2.1.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistika


Badan Pusat Statistika (BPS) adalah lembaga pemerintahan
NonDepartemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya,
BPS merupakan singkatan dari Biro Pusat Statistika yang dibentuk berdasarkan
UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang
statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 tahun
1997 tentang statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan

5
perundangan di bawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti
menjadi Badan Pusat Statistik.

1. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920 di kantor Statistik untuk pertama kalinya didirikan
oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan dan berkedudukan di Bogor.
Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.
Pada bulan Maret 1923 dibentuk suatu komisi yang bernama Komisi untuk
Statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi
tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah
sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di
Indonesia. Selain dari itu, komisi ini mengurus terutama bagian statistik yang
dimuat di dalam
Laporan Indonesia yang sebelumnya disebut Laporan Kolonial. Pada bulan
September 1924 nama lembaga tersebut diganti menjadi Kantor Pusat Statistik
dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan
mekanisme Statistik Perdagangan yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

Kantor Pusat Statistik selain mencakup bidang administrasi mencakup juga


bagian yang menangani Urusan Umum, Statistik Perdagangan, Statistik
Pertanian, Statistik Kerajinan, Statistik Konjungtor, dan Statistik Sosial. Kegiatan
statistik pada era ini diarahkan untuk mendukung kebijakan yang ditempuh oleh
Pemerintahan Kolonial Belanda. Komisi ini juga pernah melakukan sesuatu
kegiatan statistik yang bersifat monumental yaitu Sensus Penduduk 1930, yang
nerupakan sensus penduduk yang pertama kali dilakukan di Indonesia.

2. Masa Pemerintahan Jepang

Pada Juni 1942 Pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan


statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer.
Dan tugas serta fungsi kegiatan statistik pada saat itu lebih terkonsentrasi untuk
keperluan militer.

3. Masa Pemerintahan RI

6
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus
1945 kegiatan statistik ditangani oleh lembaga baru yaitu Kantor Penyelidikan
Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI). Perkembangan berikutnya
KAPPURI dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada menteri Kemakmuran. Dengan Keputusan
Presiden RI Nomor 172 Tahun 1957, terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS
diubah menjadi Biro Pusat Statistik, dan urusan statistik yang semula menjadi
tanggung jawab dan wewenang Menteri Perekonomian dialihkan menjadi
wewenang dan berada di bawah Perdana Menteri. Berdasarkan Keppres ini pula
secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan.

Memenuhi anjuran Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar setiap


Negara yang menjadi anggota PBB agar menyelenggarakan sensus penduduk
secara serentak, maka tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU Nomor
6 Tahun 1960 tentang Sensus sebagai pengganti Volkstelling Ordonnantie 1930.

Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan


Pembangunan Semesta Berencana dan mengingat Statistiek Ordonnantie
1934, dirasakan tidak sesuai lagi dengan cepatnya kemajuan yang dicapai negara
kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU Nomor 7 Tahun
1960 tentang Statistik.

Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI Nomor Aa/C/9 tahun 1965


maka setiap Daerah Tingkat I dan II dibentuk kantor cabang Biro Pusat Statistik
dengan nama Kantor Sensus dan Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas
menyelenggarakan kegiatan statistik di daerah. Di setiap daerah administrasi
kecamatan dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai
KKS di tingkat II dan ditempatkan di bawah pengawasan Kepala Kecamatan.

4. Masa Orde Baru-Sekarang

Seiring dengan perkembangan jaman, khususnya pada pemerintahan Orde


Baru, untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi
pembangunan, mutlak dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara
tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS. Dalam
7
masa Orde Baru ini, BPS telah mengalami perubahan stuktur organisasi, yaitu
:

a) Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1980 tentang organisasi BPS


b) Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS
c) Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1992 tentang kedudukan,
tugas, fungsi, susunan dan tata kerja BPS
d) Undang-undang No.16 tahun 1997 tentang statistic
e) Keputusan Presiden RI No.86 tahun 1998 tentang BPS
f) Keputusan kepala BPS No.100 tahun 1998 tentang organisasi dan
tata kerja BPS
g) PP 51 tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistic

Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah No.16 tahun 1968 yaitu


yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980,
peraturan pemerintah No. 6 Tahun 1980 tentang organisasi sebagai
pengganti peraturan pemerintah No.16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan
pemerintah No.6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS
dengan nama kantor statistik provinsi dan di kabupaten atau kotamadya terdapat
cabang perwakilan BPS dengan nama kantor statistik kabupaten atau kotamadya.
Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU
No.6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan
keputusan presiden RI No.89 tahun 1998, ditetapkan BPS sekaligus mengatur
tata kerja dan stuktur organisasi BPS yang baru.

Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 tahun 1997, sebagai
berikut ini :

• Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik


dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang
dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan
BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi,
perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau
bersama dengan BPS.

8
• Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita
Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat
dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.
• Sistem Statistik nasional yang andal, efektif, dan efisien.
• Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk
menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran
dan pertimbangan kepada BPS.

Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang


harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini


didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari
departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder.
2. Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau
institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional
3. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi
statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan
pelatihan statistik.
4. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain
untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia.

2.1.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistika

2.1.2.1 Visi Badan Pusat Statistik


Penyedia Data Statistik Berkualitas untuk Indonesia Maju

2.1.2.2 Misi Badan Pusat Statistik


Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan misi yang menggambarkan hal
yang harus dilaksanakan yaitu sebagai berikut :
1. Menyediakan statistik berkualitas yang berstandar nasional dan
internasional.
2. Membina K/L/D/I melalui SIstem Statistik Nasional yang
berkesinambungan.

9
3. Mewujudkan pelayanan prima statistik untuk terwujudnya Sistem
Statistik Nasional.
4. Membangun SDM yang unggul dan adaptif berlandaskan nilai
profesional, integritas dan amanah.

2.1.3 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistika


Tugas, fungsi dan kewenangan BPS telah ditetapkan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan
Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan Pusat Statistik.

2.1.3.1 Tugas
Tugas dari BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan dibidang
statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
2.1.3.2 Fungsi
Fungsi didirikannya Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai berikut :
a) Pengkajian, penyusunan dan perumusan kebijakan dibidang
statistik;
b) Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional;
c) Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar;
d) Penetapan sistem statistik nasional;
e) Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah
dibidang kegiatan statistik.
f) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan bps1306istrasi umum
dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan
tatalaksana kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum,
perlengkapan dan rumah tangga.

2.1.3.3 Kewenangan
a) Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya.
b) Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara
makro.
c) Penetapan sistem informasi dibidangnya.

10
d) Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional.
e) Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yaitu :
1. Perumusan dan pelaksaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan
statistik.
2. Penyusunan pedoman penyelanggaraan survey statistic sektoral.

2.2 Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Barat

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat


Statistik dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah.
Susunan organisasi BPS Provinsi Sumatera Barat terdiri dari :

11
1. Kepala;
2. Kepala Bagian Tata Usaha;
3. Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik;
4. Kepala Bidang Statistik Sosial;
5. Kepala Bidang Statistik Produksi;
6. Kepala Bidang Statistik Distribusi;
7. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik;

Untuk melaksanakan tugas, fungsi, kewenangan, susunan, organisasi dan


tata kerja tersebut, sesuai keputusan kepala BPS Nomor 121 Tahun 2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di daerah, telah
ditentukan struktur organisasi BPS Provinsi Sumatera Barat yaitu :

1. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)

BPS Provinsi dipimpin oleh seorang Kepala yang mempunyai tugas, sbb :

Memimpin BPS Provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan


perundangundangan yang berlaku;
Menyiapkan kebijakan Provinsi dan kebijakan umum sesuai dengan tugas
BPS;
Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPS Provinsi yang menjadi
tanggung jawabnya;
Serta membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan
organisasi lain.
2. Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengkoordinasikan
perencanaan, pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya di
lingkungan BPS Provinsi.
Kepala Bagian Tata Usaha terdiri dari Sub Bagian Bina Program, Sub Bagian
Keuangan, Sub Bagian Umum, Sub Bagian Pengadaan Barang/Jasa, dan Sub
Bagian Kepegawaian dan Hukum.
Berikut kegiatan dari bidang tata usaha antara lain :

12
a) Pembinaan pegawai, hukum dan perundang-undangan, organisasi dan tata
laksana, kesejahteraan pegawai, serta administrasi jabatan fungsional dan
memanfaatkan system Informasi Mananajen Kepegawaian (SIMPEG).
b) Mengatur dan melaksanakan surat menyurat, kersipan, rumah tangga,
pemeliharaan gedung, keamanan dan ketertiban lingkungan, serta
penggandaan/ percetakan.
c) Mengatur dan melaksanakan kegiatan pelayanan administrasi lainnya
kepada semua satuan organisasi di lingkungan BPS provinsi.
3. Bidang Statistik Sosial
Bidang Statistik Sosial bertugas melakukan pengumpulan, pengolahan,
analisis, evaluasi, dan pelaporan statistik sosial.
Bidang Statistik Sosial terdiri dari Seksi Statistik Kependudukan, Seksi
Statistik Kesejahteraan Rakyat, dan Seksi Statistik Ketahanan Sosial.
Berikut kegiatan dari bidang statistik sosial antara lain :
a) Melaksanakan kegiatan pengumpulan statistik sosial yang mencakup
kegiatan statistik kependudukan, kesejahteraan rakyat, ketahanan sosial
lainnya yang ditentukan.
b) Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program pendidikan dan
pelatihan dalam kegiatan statistic social.
c) Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas
lapangan kegiatan statistik sosial dipusat pelatihan serta mengatur
pembagiaan instruktur.
4. Bidang Statistik Produksi
Bidang Statistik Produksi bertugas melakukan pengumpulan, pengolahan,
analisis, evaluasi, dan pelaporan statistik produksi.
Bidang Statistik Produksi terdiri dari Seksi Statistik Pertanian, Seksi Statistik
Industri, dan Seksi Statistik Pertambangan, Energi dan Konstruksi.
Berikut kegiatan dari bidang statistik produksi antara lain :
a) Melaksanakan kegiatan pengumpulan statistik produksi yang mencakup
kegiatan statistik pertanian, industri, pertambangan , energi, konstruksi,
dan kegiatan statistik produksi lainnya yang ditentukan.

13
b) Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik produksi sesuai
dengan sistem dan program yang ditetapkan, bekerja sama dengan
organisasi terkait dan menyiapkan naskah publikasi statistik produksi serta
penyebarannya.
c) Menyusun laporan kegiatan Bidang Statistik Produksi secara berkala dan
sewaktu-waktu.
5. Bidang Statistik Distribusi
Bidang Statistik Distribusi bertugas melakukan pengumpulan, pengolahan,
analisis, evaluasi, dan pelaporan statistik distribusi.
Bidang Statistik Distribusi terdiri dari Seksi Statistik Harga Konsumen dan
Perdagangan Besar, Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen, dan Seksi
Statistik Niaga dan Jasa.
Berikut kegiatan dari bidang statistik distribusi antara lain :
a) Mengatur menyiapkan dokumen dan bahan yang diperlukan untuk
kegiatan pengumpulan statistik distribusi yang mencakup kegiatan statistik
harga konsumen dan perdagangan besar, keuangan dan harga produsen,
niaga dan jasa serta kegiatan statistik distribusi lainnya yang ditentukan.
b) Menyusun laporan kegiatan Bidang Statistik Produksi secara berkala dan
sewaktu-waktu.
c) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung.
6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis)
Bidang Statistik Nerwilis bertugas melakukan pengumpulan, kompilasi data,
pengolahan, analisis, evaluasi, dan pelaporan neraca wilayah dan analisis statistik
lintas sektor.
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik terdiri dari Seksi Neraca
Produksi, Seksi Neraca Konsumsi, dan Seksi Analisis Statistik Lintas Sektor.
Berikut kegiatan dari bidang neraca wilayah dan analisis statistik antara lain :
a) Menyusun program kerja tahunan Bidang Nerwilis
b) Melaksanakan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan
lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan penyusunan neraca produksi
dan neraca konsumsi.

14
c) Mengatur dan melaksanakan penerimaan serta pemeriksaan dokumen
hasil pengumpulan data neraca produksi dan neraca konsumsi.
7. Bidang Integrasi Pengolahan dan Deseminasi Statistik
Bidang statistik IPDS bertugas melakukan pengintegrasian pengolahan data,
pengolahan jaringan dan rujukan statistik, serta diseminasi dan layanan statistik.
Kegiatannya yaitu percetakan publikasi, berdasarkan dari keputusan, tugas, fungsi,
dan kewenangan.
Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik terdiri dari Seksi
Jaringan dan Rujukan Statistik, Seksi Integrasi Pengolahan Data dan Seksi
Diseminasi dan Layanan Statistik.
Berikut kegiatan dari bidang integrasi pengolahan dan deseminasi statistik
antara lain :
a) Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan
dan pengembangan system jaringan komunikasi data sesuai dengan
aturan yang ditetapkan serta membantu penerapan teknologi informasi.
b) Mengatur dan melaksanakan penerimaan, pengelolaaan, serta
pengolahan semua dokumen yang berkaitan dengan rujukan statistik
dan penyermpurnaan format yang berkaitan dengan rujukan statistik
c) Mengatur pengolahan bahan pustaka dan dokumen statistik sesuai
dengan pedoman yang ditetapkan.

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

3.1 Waktu dan Tempat PKL


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan pada tanggal
22 Juni s.d 7 Agustus 2020 yang bertempat di Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Sumatera Barat dengan jadwal masuk One day WFH (Work From Home)
– One day WFO (Work From Office) mulai pukul 09.00 s.d 15.00 WIB.
Keterangan lengkap tempat PKL tersebut, sebagai berikut :
Nama : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat

Alamat : Jl. Khatib Sulaiman No.48, Padang

15
Telp : (0751) 442158-442159

Email : sumbar@bps.go.id

Website : https://sumbar.bps.go.id/

Bidang : Statistik Sosial


3.2 Pelaksanaan Kegiatan
Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Bidang Statistik Sosial,
penulis mengerjakan beberapa tugas dan kegiatan harian, yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :

Tabel 1. Kegiatan Harian Praktik Kerja Lapangan di Badan Pusat Statistik


Provinsi Sumatera Barat
Minggu
Hari Tanggal Kegiatan
ke-
1 2 3 4
Senin 22 Juni 2020 Work From Home (WFH)

I
Selasa 23 Juni 2020
Statistik Sosial

Rabu 24 Juni 2020 Work From Home (WFH)

Para Staff di BPS Bagian

Kamis 25 Juni 2020

“Pengeluaran Konsumsi
Penduduk Sumbar”
Jumat 26 Juni 2020 Work From Home (WFH)
II
Buku “Pengeluaran
Senin 29 Juni 2020
Konsumsi Penduduk
Sumbar”
Selasa 30 Juni 2020 Work From Home (WFH)
Rabu 01 Juli 2020
Buku “Pengeluaran
Konsumsi Penduduk
Sumbar”

16
Kamis 02 Juli 2020 Work From Home (WFH)

Pengetika
n
Jumat 03 Juli 2020
Buku “Pengeluaran
Konsumsi Penduduk
Sumbar”
Senin 06 Juli 2020 Work From Home (WFH)

Buku “Pengeluaran
Selasa 07 Juli 2020
Konsumsi Penduduk
Sumbar”
III Rabu 08 Juli 2020 Work From Home (WFH)
Melanjutkan Pengetikan
Buku “Pengeluaran
Kamis 09 Juli 2020 Konsumsi Penduduk
Sumbar”
Jumat 10 Juli 2020 Work From Home (WFH)

Buku “Pengeluaran
Konsumsi Penduduk
Senin 13 Juli 2020 Sumbar”
IV
Pernyataan Melakukan
Kegiatan Penyediaan Data
dan Informasi Statistik”
Selasa 14 Juli 2020 Work From Home (WFH)

Rabu 15 Juli 2020


Label Buku
Kamis 16 Juli 2020 Work From Home (WFH)

Jumat 17 Juli 2020 Approved” Updating Podes


2020”
V Senin 20 Juli 2020 Work From Home (WFH)

17
sumbar.bps.go.id

“Banyaknya Desa/Kelurahan
Menurut Sumber
Penerangan Jalan Utama
Desa” dan “Banyaknya
Desa/Kelurahan Menurut
Keberadaan Keluarga
Selasa 21 Juli 2020 Pengguna Listrik”

Data TPT (Tingkat


Pengangguran Terbuka
Menurut Kabupaten/Kota)
dan TPAK (Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja
Menurut Kabupaten/Kota)

IDI di
Sumatera Barat
Rabu 22 Juli 2020 Work From Home (WFH)

Kamis 23 Juli 2020 Approved” Updating Podes


2020”
Jumat 24 Juli 2020 Work From Home (WFH)

Senin 27 Juli 2020 Resmi Statistik BPS


Sumbar”
VI Selasa 28 Juli 2020 Work From Home (WFH)
Rabu 29 Juli 2020 Izin Sakit
Kamis 30 Juli 2020 Work From Home (WFH)
Jumat 31 Juli 2020 Libur Idul Adha

VII Senin 03 Agustus 2020 Approved” Updating Podes


2020”
Selasa 04 Agustus 2020 Work From Home (WFH)

Rabu 05 Agustus 2020 Approved” Updating Podes


2020”
Kamis 06 Agustus 2020 Work From Home (WFH)

18
Jumat 07 Agustus 2020
Mahasiswa/i Magang di BPS
Provinsi Sumatera Barat

3.3 Kendala dan Solusi pada saat PKL


Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Barat terdapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu :

Kendala :

1. Penulis diminta untuk membuat infografis, sedangkan penulis belum


menguasai aplikasi desain seperti CorelDraw dan PhotoShop.
2. Penulis merasa belum terbiasa dengan suasana kantor dan sedikit merasa
canggung.
3. Ilmu yang dipelajari di perkuliahan tidak terlalu banyak dipakai pada saat
pelaksanaan kegiatan PKL. Kebanyakan yang dipakai adalah keterampilan
berkomputer, mengolah data, dan juga eksplorasi data.

Solusi :
1. Penulis meminta bantuan mahasiswa magang lain yang berasal dari STIS
yang menguasai aplikasi desain tersebut, dia juga menyatakan sanggup
untuk menyelesaikan tugas membuat infografis tersebut sehingga penulis
diminta untuk menyelesaikan tugas lain yang dianggap penulis mampu dan
menguasai dalam pengerjaannya.
2. Penulis sebisa mungkin mencoba beradaptadi dan bersosialisasi, bersikap
sopan dan ramah kepada para karyawan yang berada dikantor.
3. Penulis berusaha untuk melatih diri untuk lebih terampil lagi.
BAB IV STUDI KASUS

4.1 Latar Belakang Masalah


Selama PKL berlangsung penulis pernah ditugaskan untuk mengentry data
mengenai TPAK di Provinsi Sumatera Barat. Selama penulis membuat tugas

19
tersebut, penulis menemukan masalah yang ada kaitannya dengan data tersebut.
Dimana, saat sekarang ini kemiskinan menjadi salah satu persoalan mendasar
yang menjadi pusat perhatian, termasuk Sumatera Barat. Kemiskinan merupakan
gambaran kehidupan dibanyak negara berkembang yang mencakup lebih dari satu
milyar penduduk dunia. Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang
diakibatkan oleh kondisi nasional suatu negara dan situasi global. Kemiskinan
merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan. Kemiskinan tidak hanya dipahami sebatas ketidakmampuan ekonomi,
tetapi juga kegagalan memenuhi hak hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi
seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
Kompleksnya masalah kemiskinan merupakan masalah yang bersifat universal.

Banyak dampak negatif yang disebabkan oleh kemiskinan, selain timbulnya


banyak masalah-masalah sosial, kemiskinan juga dapat mempengaruhi
pembangunan ekonomi suatu daerah. Tidak hanya merupakan tantangan dan
kesempatan bagi pertumbuhan ekonomi serta pembangunan suatu daerah, tetapi
juga mengandung resiko juga ketidakpastian masa depan perekonomian (Kunarjo
dalam Badrul Munir, 2002:10). Berbagai strategi pembangunan ekonomi
dilakukan oleh pemerintah untuk berorientasi pada peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan ekonomi yang berkeadilan yaitu dengan menurunkan
jumlah penduduk miskin, namun realitasnya masih terdapat diskrepansi antara
harapan dan kenyataan di lapangan berupa kemiskinan (Soejoto dan Karisma,
2011). Pemerintah mencanangkan upaya penanggulangan kemiskinan dari tahun
ke tahun. Kemiskinan yang tinggi akan menyebabkan biaya yang harus
dikeluarkan untuk melakukan pembangunan ekonomi menjadi lebih besar,
sehingga secara tidak langsung akan menghambat pembangunan ekonomi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat, persentase


penduduk miskin di Sumatera Barat pada Maret 2020 sebesar 6,28%. Angka
tersebut turun 0,14 persen poin dibandingkan Maret 2019 dan turun 0,23 persen
poin dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018. Sejak 2014 tingkat
kemiskinan di Indonesia, termasuk Sumatera Barat terus mengalami penurunan.
Pada Maret 2014 tingkat kemiskinan di Sumatera Barat mencapai 7,41%. Artinya

20
angka kemiskinan saat ini jika dibandingkan kala itu turun 1,13 persen poin.
Tingkat kemiskinan di perdesaan maupun perkotaan di Provinsi Sumatera Barat
tercatat turun sejak Maret 2014. Secara umum, tingkat kemiskinan di perdesaan
masih lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan yang dijumpai di perkotaan.

Selain dengan menekan angka kemiskinan, pemerintah di Provinsi Sumatera


Barat juga berupaya semaksimal mungkin dalam peningkatan pembangunan
ekonomi. Pembangunan Ekonomi digunakan sebagai ukuran atas perkembangan
atau kemajuan perekonomian dari suatu wilayah karena berkaitan dengan aktivitas
kegiatan ekonomi masyarakat khususnya dalam hal peningkatan produksi barang
dan jasa yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan
terjadinya pembangunan ekonomi tentu akan berimplikasi terhadap semua sektor
yang mempengaruhinya, selain tingkat kemiskinan, juga berpengaruh terhadap
ketenagakerjaannya. Pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir seluruh
lapangan usaha. Grafik pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat berfluktuasi tetapi
cenderung mengalami penurunan dan berjalan dengan stabil pada periode 2011
sampai pada tahun 2019. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Sumatera Barat (Persen)
7
6.34 6.31
6 6.08 5.88
5.52 5.29
5.26 5.14 5.05
5

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Barat (Persen)

Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi yang cukup stabil beberapa tahun


terakhir, diharapkan mampu menekan angka kemiskinan Selain itu perlu adanya
faktor pendorong lainnya, dimana pada dasarnya seseorang perlu bekerja untuk
21
memperoleh penghasilan sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut menjadi salah satu faktor juga
dalam melakukan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
pemerintah berupaya untuk meningkatkan Angka Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK). Jika TPAK meningkat, maka akan memberikan dampak terhadap
pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dan mengurangi masalah kemiskinan.

Tenaga kerja merupakan modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah


dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan
berlangsungnya proses demografi. Pertumbuhan ekonomi yang baik harus
didukung dengan ketersediaan tenaga kerja yang baik juga baik itu tenaga ahli
maupun pekerja kasar (buruh). TPAK merupakan salah satu ukuran yang sering
dipakai untuk melihat fluktuasi dari partisipasi penduduk usia kerja dalam
kegiatan ekonomi. TPAK didefinisikan sebagai perbandingan antara penduduk
yang terlibat dalam kegiatan ekonomi atau disebut angkatan kerja (bekerja atau
mencari pekerjaan) terhadap seluruh penduduk usia kerja.
Sementara itu untuk kondisi perkembangan tingkat partisipasi angkatan
kerja yang ada di Provinsi Sumatera Barat terus berkembang dan cendrung
mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dalam
perkembangan grafik yang ada (BPS Sumbar, 2020).

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


Sumatera Barat (Persen)
80

75
72.8 72.41
70 69.98 70.33 70.58 70.34 70.42 70.27
68.58 68.73
65

60

55

50
2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022

Gambar 3. Grafik Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sumatera

22
Barat (Persen)

Grafik tingkat partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sumatera Barat


menunjukan bahwa cenderung mengalami peningkatan namun masih befluktuasi
sebanyak 3 kali. TPAK diharapkan mampu menunjang petumbuhan ekonomi dan
lebih mampu mengurangi angka kemiskinan.

Berdasarkan uraian diatas, untuk melakukan identifikasi terhadap pengaruh


TPAK terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan maka disusun model yang
lebih akurat untuk menentukan model pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan juga Kemiskinan di Provinsi Sumatera
Barat. Dengan terindentifikasinya pengaruh TPAK terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Sumatera Barat, pengambilan keputusan lebih mudah untuk
proses analisa dan peramalan yang menjadi acuan dalam pembuatan kebijakan
yang terkait.
Adapun metode yang cocok digunakan untuk memecahkan permasalahan
ini diantaranya analisis regresi linear berganda, analisis jalur, dan lainnya.
Analisis regresi linear berganda adalah metode analisis yang mengukur pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengukuran pengaruh ini melibatkan
lebih dari satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Namun, pada kasus
ini memiliki dua variabel terikat (Y) yaitu Pembangunan Ekonomi dan juga
Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat. Analisis jalur tidak jauh berbeda dari
analisis regresi berganda. Analisis jalur merupakan perluasan dari regresi linier
berganda, dan yang memungkinkan analisis model-model yang lebih kompleks
(Streiner, 2005). Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan
sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya
mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara
tidak langsung.

Perbedaan antara analisis jalur dan analisis regresi linear berganda tidak
hanya pada perhitungan pendugaan koefisiennya tetapi juga pada pembedaan
variabel (X) dan juga variabel terikat (Y). Dalam analisis jalur tidak digunakan
istilah variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) namun
menggunakan variabel eksogen dan endogen. Kelebihan analisis jalur
23
dibandingkan dengan analisis regresi linear berganda adalah dalam penentuan
koefisien jalur atau beta koefisien dengan menggunakan matriks korelasi atau
kovarian. Dalam analisis jalur peubah yang pada awalnya terikat (dependent)
dapat berubah menjadi variabel bebas (independent).

Pada kasus ini terdapat variabel langsung dan tidak langsung. Adapun
variabel langsung dari kasus ini adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di
Provinsi Sumatera Barat. Dimana TPAK berpengaruh paling dominan daripada
variabel lainnya. Dan variabel tidak langsung dari analisis ini adalah Kemiskinan.
Selain itu, di dalam analisis ini terdapat variabel antara atau intervening variable
yaitu Pertumbuhan Ekonomi. Dimana, Pertumbuhan ekonomi memberikan
pengaruh secara tidak langsung kedalam variabel kemiskinan . Untuk mengetahui
bagaimana pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan, maka metode yang paling cocok
digunakan untuk kasus ini adalah analisis jalur.

Sehingga berdasarkan uraian diatas penulis mengangkat permasalahan


dengan judul “Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat
Menggunakan Analisis Jalur”

4.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka
didapatkan rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap


pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat?
2. Bagaimana pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap tingkat
kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat?
3. Apakah tingkat partisipasi angkatan kerja berpengaruh secara signifikan
secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi
dan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat?

24
4.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang
dicapai dalam analisis ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh TPAK terhadap pertumbuhan ekonomi di


Sumatera Barat
2. Untuk mengetahui pengaruh TPAK terhadap kemiskinan di Sumatera
Barat
3. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan
di Sumatera Barat
4. Untuk mengetahui pengaruh TPAK dan petumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan di Sumatera Barat
4.4 Metodologi

4.4.1 Jenis dan Sumber Data


Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, dengan teknik


pengambilan datanya secara sekunder yang didapatkan dari BPS Provinsi
Sumatera Barat. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari media perantara
atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau
arsip baik yang dipublikasi maupun yang tidak dipublikasi secara umum.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang menggunakan
data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui (Kasiram : 2008, 149) dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah berupa data time series dengan objeknya adalah
Provinsi Sumatera Barat. Dimana teknik pengambilannya berupa data sekunder
yaitu data yang diperoleh berdasarkan data yang tersedia dan yang telah disusun
dan dipublikasikan oleh lembaga atau instansi tertentu yang bersumber dari
laporan Badan Pusat Statistik, atau yang lainnya.
25
Data yang digunakan berupa :

a) Data persentase TPAK di Sumatera Barat tahun 2011-2020 (Badan Pusat


Statistik Sumatera Barat)
b) Data persentase Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat tahun 2011-2020
(Badan Pusat Statistik Sumatera Barat)
c) Data Persentase Kemiskinan di Sumatera Barat tahun 2011-2020 (Badan
Pusat Statistik Sumatera Barat)
4.5 Variabel
Variabel yang digunakan dalam kasus ini ada dua yaitu variabel endogen
dan variabel eksogen. Variabel endogen yang digunakan dalam kasus ini ada
dua variabel, yaitu :

Y1 : Pertumbuhan Ekonomi

Y2 : Tingkat Kemiskinan

Variabel eksogen yang digunakan dalam kasus ini, yaitu :

X1 : TPAK Laki-Laki

X2 : TPAK Perempuan

4.6 Teknik Analisis Data


Metode Analisis Jalur

Pada penelitian ini, peneliti menggunaka analisis jalur (Path Analysis).


Analisis Jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang
terjadi pada regresi linear berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel
tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung
(Sunyoto, 2012 : 249). Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk
regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan
(magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal
dalam seperangkat variabel (Sunyoto, 2012 : 11). Dimana pengaruh-pengaruh itu
tercermin dalam apa yang disebut dengan koefisien jalur, dimana secara

26
matematik analisis jalur mengikuti mode struktural, dengan tampilan model
sebagai berikut :

TPAK Laki -Laki

(X 1)

Pertumbuhan
Ekonomi (Y 1) Kemiskinan (Y 2)

TPAK Perempuan

(X 2)
Gambar 4. Model Analisis Jalur

Berdasarkan struktur model yang ada dapat dijelaskan bahwa variabel


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja mampu memberikan pengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan. dan variabel Pertumbuhan Ekonomi
dalam hal ini menjadi variabel perantara dan memiliki pengaruh secara tidak
langsung terhadap Kemiskinan.

Keterangan :

• X1 = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Laki-Laki


• X2 = Tingkat Partisipasi Kerja Perempuan
• Y1 = Pertumbuhan Ekonomi
• Y2 = Kemiskinan

Terlihat pada model diatas bahwa setiap variabel memiliki hubungan baik
secara langsung maupun tidak langsung dan memiliki variabel eksogen dan
endogen. Pengaruh tidak langsung suatu variabel eksogen terhadap variabel
endogen adalah melalui variabel lain yang disebut variabel antara (intervening
variable). Tampak pada model bahwa TPAK berpengaruh terhadap Pertumbuhan
Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan.

Manfaat Analisis Jalur

Ada beberapa manfaat dari model path analysis ini, antara lain :

27
1. Untuk penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan
yang diteliti;
2. Untuk memprediksi nilai variabel eksogen dan endogen dan prediksi ini
bersifat kualitatif;
3. Untuk menerangkan mengapa variabel-variabel berkorelasi dengan
menggunakan suatu model yang berurutan secara temporer
4. Mengidektifikasi jalur penyebab suatu variabel tertentu terhadap variabel
lain yang dipengaruhinya
Persamaan Analisis Jalur

 Persamaan 1

Dalam analisis ini persamaan model substruktur 1 dapat ditulis dengan


persamaan matematis berikut :

Y1 = a1X1 + a2X2 + e1

Dapat dilihat bahwa Y1 merupakan variabel dependen, sedangkan X1, dan X2


adalah variabel independen. Persamaan 1 digunakan untuk melihat pengaruh X1
dan X2 terhadap Y1.

 Persamaan 2

Dalam analisis ini persamaan model substruktur 2 dapat ditulis dengan


persamaan matematis berikut :

Y2 = a1X1 + a2X2 + a3Y1 + E2

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa Y2 merupakan variabel dependen,


sedangkan X1, X2, dan Y1 adalah variabel independen. Persamaan 2 digunakan
untuk melihat pengaruh variabel X1, X2, dan Y1 terhadap Y2.

Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Merancang model yang didasarkan pada teori

28
(dapat dilihat pada gambar 4)
2. Menguji semua asumsi pada analisis jalur, dengan membuat model yang
dihipotesiskan. Pada bagian ini kita membuat hipotesis yang menyatakan,
misalnya :
• H0 1 : variabel TPAK Laki-Laki dan Perempuan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
H1 1 : variabel TPAK Laki-Laki dan Perempuan berpengaruh secara
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

• H0 1 : variabel TPAK Laki-Laki dan Perempuan tidak berpengaruh


secara signifikan terhadap Kemiskinan

H1 1 : variabel TPAK Laki-Laki dan Perempuan berpengaruh secara


signifikan terhadap Kemiskinan

a) Pada model analisis jalur, hubungan antar variabel adalah bersifat


linier, adaptif, dan bersifat normal
b) Semua variabel residu tidak punya korelasi satu sama lin
3. Menghitung koefisien korelasi
4. Menguji analisis jalur berdasarkan sub struktur
a) Menerjemahkan hipotesis
b) Membentuk model persamaan struktural substruktur
c) Menghitung koefisien jalur
d) Menghitung koefisien determinasi dan faktor residu
e) Membuat diagram jalur awal substruktur
f) Membuat persamaan strukturtural substruktur
g) Menguji koefisien jalur substruktural substruktur
5. Analisis jalur model Trimming
a) Membentuk model persamaan struktural substruktur setelah
Trimming
b) Membentuk koefisien jalur setelah Trimming
c) Membentuk koefisien determinasi dan faktor residu setelah
Trimming

29
d) Membuat diagram jalur awal substruktur setelah Trimming
e) Membuat persamaan struktural substruktur setelah Trimming
f) Menguji koefisien jalur substruktural substruktur setelah Trimming
g) Merangkum kedalam tabel
h) Kesimpulan dari substruktur setelah Trimming
6. Interpretasikan
7. Menguji Koefisien Model

Analisis Data

Pengaruh TPAK Laki-Laki (X1) dan TPAK Perempuan (X2) terhadap


Pertumbuhan Ekonomi (Y1) di Sumatera Barat

Tabel 1

Hasil Perhitungan Regresi Berganda

Menggunakan Microsoft Excel

Gambar 5. Pengaruh TPAK Laki-Laki (X1) dan TPAK Perempuan (X2)

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y1) di Sumatera Barat

Persamaan : -0.526099449 + 0.164011958 - 0.12903299

30
Berdasarkan tabel hasil olahan menggunakan microsoft excel dapat dilihat
bahwa nilai dari konstanta / Y nya dari persamaan regresi adalah -0.526099449,
koefisien regresi variabel TPAK laki-laki (X1) sebesar 0.164011958, dan
persamaan koefisien regresi variabel TPAK perempuan (X2) sebesar -0.12903299.

Hipotesis :

H0 : variabel TPAK Laki-Laki / Perempuan tidak berpengaruh secara signifikan


terhadap Pertumbuhan Ekonomi

H1 : variabel TPAK Laki-Laki / Perempuan berpengaruh secara signifikan


terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Statistik Uji : thitung > ttabel → Artinya, Tolak H0

thitung < ttabel → Artinya, Terima H0


Interpretasi :

β1 = thitung = 157,5275 > ttabel = 2,22 → Artinya, variabel TPAK Laki-Laki


(X1) berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

β2 = thitung = 61,0106 > ttabel = 2,26 → Artinya, variabel TPAK perempuan


(X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Hal ini berarti koefisien X1 dan X2 memberikan pengaruh yang positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.

Pengaruh TPAK Laki-Laki (X1) dan TPAK Perempuan (X2) terhadap Kemiskinan
(Y2) di Sumatera Barat

Tabel 2

Hasil Perhitungan Regresi Berganda

Menggunakan Microsoft Excel

31
Gambar 6. Pengaruh TPAK Laki-Laki (X1) dan TPAK Perempuan (X2)

terhadap Kemiskinan (Y2) di Sumatera Barat

Persamaan : 19.2762256 - 0.132786787 - 0.02778297

Berdasarkan tabel hasil olahan menggunakan microsoft excel dapat dilihat


bahwa nilai dari konstanta / Y nya dari persamaan regresi adalah 19.2762256,
koefisien regresi variabel TPAK laki-laki (X1) sebesar -0.132786787, dan
persamaan koefisien regresi variabel TPAK perempuan (X2) sebesar -0.02778297.

Hipotesis :

H0 : variabel TPAK Laki-Laki / Perempuan tidak berpengaruh secara signifikan


terhadap Kemiskinan

H1 : variabel TPAK Laki-Laki / Perempuan berpengaruh secara signifikan


terhadap Kemiskinan
Statistik Uji : thitung > ttabel → Artinya, Tolak H0

thitung < ttabel → Artinya, Terima H0

Interpretasi :

β1 = thitung = 185,6633 > ttabel = 2,57 → Artinya, variabel TPAK Laki-Laki


(X1) berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.
32
β2 = thitung = 71,42497 > ttabel = 2,77 → Artinya, variabel TPAK perempuan
(X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

Hal ini berarti koefisien X1 dan X2 memberikan pengaruh yang positif terhadap
Kemiskinan di Sumatera Barat.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (Y1) terhadap Kemiskinan (Y2) di Sumatera


Barat

Hipotesis :

H0 : variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap


Kemiskinan

H1 : variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap


Kemiskinan
Statistik Uji : thitung > ttabel → Artinya, Tolak H0

thitung < ttabel → Artinya, Terima H0


Interpretasi :

β = thitung = -10,1934 < ttabel = 2,77 → Artinya, Pertumbuhan Ekonomi


tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

Hal ini berarti Pertumbuhan Ekonomi memberikan pengaruh yang negatif


terhadap Kemiskinan di Sumatera Barat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Penelitian


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa :

 TPAK laki-laki mampu memberikan pengaruh yang positif dan signifikan


terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat.
33
 TPAK perempuan juga mampu memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat.
 TPAK laki-laki mampu memberikan pengaruh terhadap pengurangan
angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat.
 TPAK perempuan juga mampu memberikan pengaruh terhadap
pengurangan angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat.
 Sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak mampu memberikan pengaruh
terhadap penurunan angka kemiskinan yang ada di Sumatera Barat.

5.1.2 Kesimpulan PKL


Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan selama 7
minggu yakni tanggal 22 Juni s.d 7 Agustus 2020 di Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Barat dapat disimpulkan bahwa :

1. Terpenuhinya syarat akademik pada Program Diploma III Jurusan


Statistika Universitas Negeri Padang
2. Dapat mempelajari dan memahami secara langsung penerapan ilmu yang
didapatkan dibangku perkuliahan pada dunia kerja
3. Mendapatkan tambahan ilmu yang sebelumnya tidak didapatkan di bangku
perkuliahan
4. Dapat meningkatkan pengetahuan seputar pengolahan dan analisis data
5. Menambah wawasan dan pengalaman di dunia kerja
6. Dapat meningkatkan keterampilan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan baik pada saat di dunia kerja
7. Memiliki kesempatan untuk mengetahui segala aktifitas operasional pada
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat

5.2 Saran

5.2.1 Saran Penelitian


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penulis ingin menyampaikan
saran terkait penelitian yang penulis buat, diantaranya :

 Dengan hasil penelitian tersebut, penulis berharap Pemerintah

34
Provinsi Sumatera Barat dapat lebih meningkatkan lagi Partisipasi
Kerja baik itu dari pihak laki-laki mapun perempuan dengan
berbagai upaya seperti diadakannya pelatihan kerja atau penyediaan
lapangan kerja yang lebih luas dimana dapat meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat dan mengurangi Tingkat
Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat

5.2.2 Saran PKL


Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan terkait pelaksaan Praktik
Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan PKL diperpanjang karena penulis mengalami keterbatasan


waktu terkait mendalami pekerjaan yang terdapat di instansi dimana
penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
2. Sebaiknya instansi penerima mahasiswa PKL memberikan pengarahan dan
perkenalan terlebih dahulu terkait bidang-bidang yang akan ditempatkan
dan sub bidang yang terdapat di dalamnya
3. Untuk peserta PKL selanjutnya, diharapkan dapat melaksanakan PKL
dengan lebih baik dan memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya
4. Mengharapkan dengan adanya laporan PKL ini dapat menjadi pedoman
bagi pelaksanaan PKL selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Negeri Padang. (2020). “Buku Pedoman PKL Program Studi


Statistika”, Padang.

Deskripsi Badan Pusat Statistik, https://bps.go.id

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jpekd/article/view/29882/28938

http://repository.upi.edu/401/6/S_MTK_0905783_CHAPTER3.pdf

http://www.jonathansarwono.info/aj/analisis_jalur.htm file:///C:/Users/Home-

35
User/Downloads/37696-157-78889-1-10-20180423.pdf http://eprints.ums.ac.id/58528/16/BAB

%201%20ACC.pdf

36
LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Konsultasi dengan Supervisor


Lampiran 2. Catatan Konsultasi dengan Dosen Pembimbing
Lampiran 3. Absensi Kehadiran PKL
Lampiran 4. Lembar Penilaian Kegiatan PKL Oleh Supervisor
Lampiran 5. Lembar Penilaian Laporan PKL

37
38
39
40
41
42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai