Anda di halaman 1dari 46

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK

TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK


KOTA BALIKPAPAN

Mata Kuliah:
Teknik Analisis Kualitatif

Dosen Pengampu
Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T., M.T., M.Sc.
Anggit Suko Rahajeng, S.T., M.T.
Dwiana Novianti Tufail, S.T., M.T.

Disusun Oleh:

Cyntia Risky Hartanti 08161017


Destin Priciliia Gokmauli 08161019
Erman Saputra 08161027
Sartika Yosepin Naibaho 08161075
Sri Riani 08161081

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2. Tujuan.......................................................................................................................... 2

1.3. Sasaran ........................................................................................................................ 2

1.4. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 2

1.4.1. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................... 2

1.4.2. Ruang Lingkup Wilayah ...................................................................................... 2

1.4.3. Ruang Lingkup Pembahasan................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3

2.1. Definisi dan Manfaaat Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik ................ 3

2.2. Elemen Fisik Taman sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik ....................................... 3

2.3. Kebijakan Pengembangan Taman Kota Menurut Literatur ........................................ 5

2.4. Kebijakan Pengembangan Taman Kota Balikpapan Menurut RTRW........................ 5

2.5. Pengambilan Sampel: Purposive Sampling................................................................. 5

2.6. Sintesa Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 8

3.1. Variabel Penelitian ...................................................................................................... 8

3.2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 8

3.3. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 9

3.3.1. Analisis Relevansi Objek Penelitian dan Kondisi Eksisting Taman Lalu Lintas 9

3.3.2. Analisis Potensi dan Permasalahan Taman Lalu Lintas ...................................... 9

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 11

4.1. Gambaran Umum Taman Lalu Lintas ....................................................................... 11

4.1.1. Kondisi Fasilitas................................................................................................. 11

4.1.2. Kondisi Vegetasi ................................................................................................ 11

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK i
4.1.3. Kondisi Aksesibilitas ......................................................................................... 11

4.2. Analisis Triangulasi Metodologi ............................................................................... 13

4.3. Analisis SWOT .......................................................................................................... 14

4.4. Rekomendasi Strategi ................................................................................................ 17

BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 19

5.1. Kesimpulan................................................................................................................ 19

5.2. Rekomendasi ............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 22

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Sintesa Variabel dan Indikator Penelitian................................................................. 6

Tabel 3. 1 Skala Pemeringkatan Rating pada Matriks IFAS ................................................... 10

Tabel 3. 2 Skala Pemeringkatan Rating pada Matriks EFAS .................................................. 10

Tabel 3. 3 Matriks SWOT ........................................................................................................ 10

Tabel 4. 1 Perumusan Variabel Penelitian ............................................................................... 13

Tabel 4. 2 Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) .............................................. 14

Tabel 4. 3 Matriks EFAS (External Factors Analysis Summary) ............................................ 15

Tabel 4. 4 Matriks SWOT ........................................................................................................ 15

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Tahap Analisis SWOT .......................................................................................... 9

Gambar 4. 1 Peta Lokasi Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan .............................................. 12

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


John Brickerhoff Jackson (1984) dalam Taufik (2013) menyatakan bahwa
perkembangan suatu kota tidak hanya terpusat pada aspek fisik, sosial, ekonomi, politik
maupun budaya, namun juga merupakan manifestasi dari perencanaan berbagai unsur sarana
dan prasarana. Salah satu sarana yang memegang arti penting dan tidak dapat dipisahkan
keberadaannya dari suatu kota adalah ruang terbuka hijau. Menurut Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, ruang terbuka hijau terdiri atas ruang terbuka
hijau privat dan publik. Ruang terbuka hijau publik memiliki arti penting bagi kawasan
perkotaan karena memiliki peran utama sebagai penyelaras pola kehidupan masyarakat
(Kustianngrum, 2013). Hal tersebut juga berlaku pada ruang terbuka hijau publik di Kota
Balikpapan, misalnya taman kota.
Pada umumnya, taman di Kota Balikpapan menjadi alternatif masyarakat untuk
melakukan kegiatan rekreasi dan melepas kejenuhan dari segala aktivitas sehari-hari. Tidak
hanya menonjolkan fungsi rekreasi, di Kota Balikpapan terdapat pula taman yang turut
memberikan fungsi edukasi, seperti Taman Lalu Lintas yang terletak di Kelurahan
Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan. Taman tersebut dibuat atas prakarsa Pemerintah
Kota Balikpapan, Dinas Perhubungan dan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah
Kalimantan Timur untuk mewujudkan taman dengan nilai edukasi yang menyajikan
informasi mengenai lalu lintas. Berada pada sebuah persimpangan, taman tersebut dikelilingi
oleh jalan kolektor memutar yang seringkali mengalami tundaan ketika arus lalu lintas
mengalami peningkatan, sehingga di sekitar taman sering terjadi kemacetan terutama di jam
pulang kerja dan diperparah dengan tidak adanya tempat parkir mobil di taman tersebut.
Selain itu, Taman Lalu Lintas tersebut juga tidak memiliki sarana dan prasarana yang
memadai, di mana lampu taman tidak berfungsi, perkerasan pada taman rusak dan berlubang
serta kebersihan yang minim karena taman dipenuhi oleh dedaunan kering yang gugur dari
pohon lebat di dalam taman. Selain itu, kondisi vegetasi di taman tersebut juga kurang
terawat di mana terdapat rumput-rumput tinggi di dalam taman. Hal tersebut merupakan
kekurangan dari Taman Lalu Lintas di samping kelebihannya dalam memberikan nilai
edukasi bagi masyarakat. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kualitas Taman Lalu Lintas,

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 1
diperlukan penelitian kualitatif yang selanjutnya akan memberikan rekomendasi strategi
untuk meningkatkan kualitas fisik taman tersebut.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi peningkatan
kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai ruang terbuka hijau publik Kota Balikpapan.
1.3. Sasaran
Berdasarkan tujuan di atas, adapun sasaran yang harus dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1 Mengidentifikasi stakeholder terkait peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas
sebagai ruang terbuka hijau publik Kota Balikpapan.
2 Mengidentifikasi relevansi antara objek penelitian dengan kondisi eksisting terkait
peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai ruang terbuka hijau publik Kota
Balikpapan.
3 Mengidentifikasi potensi dan kelemahan Taman Lalu Lintas sebagai ruang terbuka
hijau publik Kota Balikpapan.
4 Merumuskan strategi peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai ruang
terbuka hijau publik Kota Balikpapan.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan batasan permasalahan dan terdiri atas ruang lingkup
penelitian, ruang lingkup materi dan ruang lingkup studi.
1.4.1. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian pada penelitian ini adalah para ahli berupa Kepala
Bagian Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Balikpapan, Kepala Pengelola
Taman Lalu Lintas serta pengunjung Taman Lalu Lintas.
1.4.2. Ruang Lingkup Wilayah
Adapun ruang lingkup wilayah pada penelitian adalah Taman Lalu Lintas yang
terletak di Kelurahan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan.
1.4.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini meliputi kompilasi identifikasi
fisik Taman Lalu Lintas sebagai salah satu ruang terbuka hijau publik, rumusan serta
relevansi keunggulan, kelemahan, peluang serta ancaman dengan keadaan sebenarnya dalam
bentuk penskalaan serta rumusan strategi pengembangan Taman Lalu Lintas sebagai ruang
terbuka hijau publik Kota Balikpapan.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi dan Manfaaat Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik
Menurut Frick (2006) menyatakan bahwa taman kota merupakan suatu tempat di
kawasan perkotaan yang mempunyai fungsi sebagai paru-paru kota dan sebagai tempat
beristirahat manusia. Supaya taman kota memenuhi tuntutannya sebagai tempat yang
nyaman, maka dibutuhkan ketersediaan vegetasi dan fasilitas, serta pemeliharaan keduanya.
Menurut Permendagri No.1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan manfaat ruang terbuka adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan.
b. Memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota.
c. Memberikan hasil berupa produk kayu, daun, bunga, dan buah.
Selain itu, menurut Permen PU No.5/PRT/M, 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan, manfaat RTH berdasarkan fungsinya
dibagi atas manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti
mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyaman fisik (teduh, segar),
keinginan dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat tangible) seperti
perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati
2.2. Elemen Fisik Taman sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik
Sementara itu, menurut Budihardjo (1997), taman kota mempunyai beberapa fungsi
baik untuk lingkungan perkotaan maupun masyarakat meliputi fungsi estetika, ekologi,
ekonomi dan sosial budaya. Berdasarkan empat fungsi tersebut, maka elemen fisik menurut
Frick (2006) dalam bukunya tentang kota ekologis di iklim tropis dan penghijauan kota agar
memenuhi tuntutan fungsi di atas adalah:
a. Ketersediaan fasilitas
Ketersediaan fasilitas digunakan untuk memenuhi fungsi taman kota yaitu sebagai
fungsi sosial, budaya dan ekonomi. Hal ini bertujuan supaya kegiatan sosial, budaya
dan ekonomi pengguna taman dapat terwadahi. Fasilitas taman kota yang dimaksud
adalah tempat duduk, fasilitas bermain, warung makan/ kios, panggung terbuka dan
gazebo.
b. Kondisi fasilitas
Kondisi fasilitas menekankan pada kondisi riil fasilitas yang tersedia, tingkat
keterawatan, dan umur/lamanya fasilitas berada di taman kota. Hal ini bertujuan

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 3
supaya kondisi fisik fasilitas tetap terjaga. Indikator ini berkaitan dengan nilai estetika
taman kota dimana dapat mempengaruhi keindahan taman kota.
c. Ketersediaan vegetasi
Ketersediaan vegetasi menekankan pada jenis vegetasi, jumlah pohon, tingkat
keterawatan, keteraturan penataan tanaman, keberadaan tanaman perindang dan
tingkat kerapatan vegetasi. Elemen tersebut berkaitan dengan fungsi taman kota yaitu
fungsi ekologi dan estetika. Menurut Dahlan (1992) fungsi ekologi taman kota berupa
peredam kebisingan kota, paru-paru kota, penahan angin, pelestarian air tanah,
penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen yang berkaitan dengan keberadan
vegetasi. Contoh tanaman yang mempunyai fungsi ekologi adalah pohon beringin,
mangga, jambu biji, sengon, asam dan palm. Sementara itu, fungsi estetika
menempatkan tumbuhan sebagai komponen utama yang dapat menciptakan keindahan
melalui tata letak, bentuk dan jenis tanaman. Contoh tanaman yang mempunyai fungsi
estetika adalah bougenvil, melati, kembang sepatu dan kembang kenikir.
d. Aksesibilitas
Aksesibilitas menekankan pada dua aspek yaitu aksesibilitas internal/di dalam
kawasan (taman kota) dan aksesibilitas eksternal/ di luar kawasan. Pada aksesibilitas
internal, difokuskan pada sarana prasarana yang ada di dalam taman seperti jalan
setapak, pedestrian dan trek lari. Ketiga sarana tersebut diidentifikasi kondisi dan
keterawatan. Sementara itu, aksesibilitas eksternal difokuskan pada moda transportasi
yang tersedia, prasarana transportasi pendukung, jaringan jalan yang menuju taman
dan waktu tempuh taman kota ke tempat publik lainnya atau sebaliknya. Menurut
Budihardjo (1997) dalam bukunya mengenai kota berkelanjutan, aspek aksesibilitas
ini terkait dengan fungsi sosial taman kota agar taman kota dapat digunakan/dijangkau
oleh semua pengguna baik anak-anak sampai lansia.
Selain itu, terdapat konsep-konsep yang melandasi keinginnan dan kepuasan
pengguna dalam memanfaatkan taman menurut Gold (1980), yakni meliputi:
a. Mengharapkan pengalaman yang menyenangkan dalam suatu taman kota.
b. Menyadari adanya suatu range pilihan menyangkut bagaimana dan dimana mereka
menggunakan waktu luangnya.
c. Memiliki keinginan social/ psikologis yang harus bias ditampung sebagai bagian
dalam pemanfaatan taman.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 4
2.3. Kebijakan Pengembangan Taman Kota Menurut Literatur
Secara kualitas, RTH perlu dibangun dan dikembangkan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan dasar penghuninya. Menurut Budi Santoso (2012) faktor-faktor pertimbangan itu
mencakup pertimbangan sebagai berikut;
a. Fisik atau dasar eksistensi lingkungan dengan membuat bentuk-bentuk geografis
sesuai geotopograsinya.
b. Sosial, untuk medorong penghuninya bersosialisasi.
c. Ekonomi, untuk memberi peluang pengembangkan sumber produk yang bisa dijual
(misalnya berupa bahan makanan seperti bunga, buah, dedaunan/sayur mayur, bahkan
untuk dipanen umbi dan atau akarnya.
d. Budaya, sebagai ruang untuk mengekspresikan seni-budaya masyarakat.
e. Kebutuhan akan terlayaninya hak-hak manusia (penduduk) untuk mendapatkan
lingkungan yang aman (termasuk dari segi pentingnya kesehatan), nyaman, indah dan
lestari yaitu fungsional dan estetis.
2.4. Kebijakan Pengembangan Taman Kota Balikpapan Menurut RTRW
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2012-2032, pengembangan fisik
taman Kota Balikpapan harus memperhatikan hal berikut:
a. Diperbolehkan kegiatan bidang fasilitas umum dan sosial
b. Dilengkapi dengan area bermain non perkerasan, bangku taman, dan toilet umum
c. Diperbolehkan pengembangan kegiatan bidang ruang terbuka hijau
d. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang kehutanan
e. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang pertanian
f. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang industri
g. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang perekonomian
h. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang perumahan
i. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang pariwisata
j. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal 15%
2.5. Pengambilan Sampel: Purposive Sampling
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi pemilihan purposive sampling ini dalam
penelitian. Salah satunya adalah agar kriteria atau syarat sampel yang dibutuhkan bisa benar-
benar terpenuhi dan sesuai dengan kriteria dari sampel yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian tersebut. Menentukan sampel dalam metode pengambilan sampel satu ini juga

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 5
dibutuhkan banyak kriteria. Purposive sampling adalah salah satu metode pengambilan
contoh atau sampel yang paling sering digunakan. Selain karena tidak adanya batasan yang
akan menghalangi peneliti dalam mengambil sampel seperti pada pengambilan sampel acak,
metode ini juga memungkinkan peneliti untuk mendapatkan sampel yang paling sesuai.
Banyaknya peneliti yang menggunakan metode ini bisa dilihat dari banyaknya contoh
purposive sampling yang diterapkan pada beberapa kasus atau masalah yang diteliti.
Pengambilan sampel berdasarkan "penilaian" peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas
memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel. oleh karena itu latar belakang pengetahuan
tertentu mengenai sampel dimaksud tentu juga populasinya agar benar-benar bisa
mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan atau tujuan peneliti yangsehingga
mendapat atau memperoleh data yang akurat. Syarat-syarat menentukan sampel pada
purposive sampling
1. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi
pendahuluan.
2. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri, sifat-sifat atau karakteristik rtertentu,
yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
3. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakansubyek yang paling
banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
2.6. Sintesa Tinjauan Pustaka
Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, maka diperoleh rumusan variabel
dan indikator penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Sintesa Variabel dan Indikator Penelitian

No Variabel Indikator Sumber

- Lapangan terbuka
- Tempat sampah
- Area parkir
- Kios
Ketersediaan dan kondisi - Panggung terbuka
1 Frick (2006)
fasilitas - Area bermain
- Kursi
- Toilet umum
- Gazebo
- Pos penjaga
- Jenis vegetasi
2 Ketersediaan vegetasi Frick (2006)
- Tingkat keterawatan

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 6
No Variabel Indikator Sumber

- Keteraturan tanaman
- Keberadaan tanaman perindang
- Tingkat kerapatan vegetasi
- Jalur pejalan kaki
- Jalur lari
3 Aksesibilitas Frick (2006)
- Jaringan jalan
- Jalur transportasi
Sumber: Analisis Penulis, 2018

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian


Sugiyono (2011) menjelaskan bahwa variabel peneliltian adalah suatu atribut atau
sifat dari objek yang mempunyai variasi untuk dipelajari oleh peneliti, kemudian ditarik
kesimpulannya. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Ketersediaan dan kondisi fasilitas taman
Variabel penelitian ini difokuskan pada indikator meliputi ketersediaan dan kondisi
dari beberapa fasilitas meliputi lapangan terbuka, tempat sampah, area parkir, kios,
panggung terbuka, area bermain, kursi, toilet umum, gazebo dan pos penjaga.
2 Ketersediaan vegetasi
Variabel penelitian ini difokuskan pada aspek vegetasi yang ada di taman meliputi
jenis vegetasi, tingkat keterawatan, keteraturan tanaman dan keberadaan tanaman
perindang.
3 Aksesibilitas
Variabel penelitian ini digunakan untuk menunjukkan ketersediaan dan kondisi
aksesibilitas taman, baik aksesibilitas internal maupun eksternal. Adapun indikator
variabel ini adalah meliputi ketersediaan dan kondisi jalur pejalan kaki, jalur lari,
jaringan jalan dan jalur transportasi.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1 Observasi
Pada metode ini, peneliti melakukan tinjauan langsung untuk memperoleh
karakteristik Taman Lalu Lintas yang meliputi ketersediaan dan kondisi fasilitas,
vegetasi dan aksesibilitas.
2 Wawancara
Pada penelitian ini, stakeholder yang dipilih adalah berdasarkan purposive sampling.
Setiap stakeholder yang dipilih berdasarkan kriteria pemahaman dan pengalaman
mengenai Taman Lalu Lintas. Adapun stakeholder yang diwawancarai adalah
meliputi:

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 8
a. Kepala Bagian Pertamanan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota
Balikpapan sebagai pihak ahli yang memiliki latar belakang pendidikan dan
pengalaman terkait pertamanan.
b. Kepala Pengelola Taman Lalu Lintas sebagai pihak ahli yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman tentang Taman Lalu Lintas.
c. Pengunjung Taman Lalu Lintas sebagai narasumber validasi yang akan
mengonfirmasi teori atau data yang diperoleh.
3 Kuesioner
Pada metode ini, peneliti menggunakan seperangkat pertanyaan tertulis pada kertas
dan ditujukan kepada narasumber sebagai bagian untuk pengumpulan data terkait
Taman Lalu Lintas.
3.3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini dijelaskan pada penjelasan
sebagai berikut:

3.3.1. Analisis Relevansi Objek Penelitian dan Kondisi Eksisting Taman Lalu Lintas
Analisis mengenai relevansi data dan kondisi eksisting bertujuan untuk mengetahui
karakteristik objek penelitian berdasarkan kondisi eksisting menggunakan teknik triangulasi.
Analisis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis triangulasi metodologi.
Dengan menggunakan triangulasi metodologi, akan dibandingkan hasil penelitian yang
diperoleh dari metode pengumpulan data yang berbeda, yakni observasi, wawancara dan
kuesioner.
3.3.2. Analisis Potensi dan Permasalahan Taman Lalu Lintas
Adapun metode yang digunakan dalam menganalisis potensi dan permasalahan
Taman Lalu Lintas adalah analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi,
mengetahui dan menganalisis faktor internal berupa kekuatan (strength) dan kelemahan
(weaknesse) serta faktor eksternal berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
Tahapan analisis SWOT yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Tahap Analisis SWOT


Sumber: Analisis Penulis, 2018

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 9
Berdasarkan diagram alir di atas, tahapan analisis SWOT dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Proses masukan data yang berdasarkan komponen SWOT yakni faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman).
b. Pembobotan data, di mana tahap ini dilakukan dengan menggunakan sistem
pembobotan dalam Analitycal Hierarchy Process (AHP) dengan menggunakan Super
Decision untuk memperoleh bobot setiap variabel.
c. Penyusunan matriks IFAS dan EFAS yang berisi bobot, rating serta hasil perkalian
bobot dan rating. Adapun menurut Rangkuti (1997) rating pada matriks IFAS dan
EFAS berisi:
Tabel 3. 1 Skala Pemeringkatan Rating pada Matriks IFAS
Rating Kekuatan Kelemahan
1 Kekuatan kecil Kelemahan kecil
2 Kekuatan sedang Kelemahan sedang
3 Kekuatan besar Kelemahan besar
4 Kekuatan sangat besar Kekuatan sangat besar
Sumber: Rangkuti, 1997
Tabel 3. 2 Skala Pemeringkatan Rating pada Matriks EFAS
Rating Peluang Ancaman
1 Peluang rendah, respon kurang Ancaman sangat besar
2 Peluang sedang, respon rata-rata Ancaman besar
3 Peluang tinggi, respon di atas rata-rata Ancamana sedang
4 Peluang tinggi, respon superior Ancamana kecil
Sumber: Rangkuti, 1997
d. Penyusunan matriks SWOT berdasarkan komponen internal dan eksternal hingga
akhirnya dapat dirumuskan strategi berdasarkan SO, ST, WO dan WT di bawah ini.
Tabel 3. 3 Matriks SWOT
IFAS
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
EFAS
Strategi S - O (menggunakan kekuatan untuk Strategi W - O (meminimalkan kelemahan
Peluang (O)
mendukung peluang). untuk memanfaatkan peluang).
Strategi S - T (menggunakan kekuatan untuk Strategi W – T (meminimalkan kelemahan
Ancamana (T)
mengatasi ancaman). untuk menghindari ancaman).
Sumber: Rangkuti, 1997
e. Perumusan strategi berdasarkan matriks SWOT menjadi strategi S – O, W - O, S – T,
dan W - T seperti pada tabel di atas.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 10
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Taman Lalu Lintas
Taman Lalu Lintas merupakan salah satu taman Kota Balikpapan. Taman Lalu Lintas
merupakan prakarsa Pemerintah Kota Balikpapan, Dinas Perhubungan dan Direktorat Lalu
Lintas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur untuk mewujudkan taman dengan nilai edukasi
yang menyajikan informasi mengenai lalu lintas. Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan terletak
di Jalan Sepinggan Baru Nomor 85, Kelurahan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan,
Kota Balikpapan. Adapun lokasi Taman Lalu Lintas dapat dilihat pada Gambar 4.1. Adapun
gambaran umum kondisi fisik Taman Lalu Lintas adalah sebagai berikut:
4.1.1. Kondisi Fasilitas
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Taman Lalu Lintas antara lain
lintasan/lapangan terbuka, gazebo (2 unit), tempat parkir (1 unit), tempat sampah (9 unit; 8
dalam kondisi baik dan 1 dalam kondisi rusak), lampu taman (12 unit; 10 unit dalam kondisi
rusak, 2 unit dalam kondisi baik), banmgku taman (24 unit), toilet (2 unit), pintu gerbang
taman (6 unit), kantor pengawas taman (2 unit), prasarana miniatur lalu lintas (lintasan jalan
raya, marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, lampu lalu lintas, papan informasi mengenai lalu
lintas, zebra cross) dan hidran.
4.1.2. Kondisi Vegetasi
Adapun kondisi vegetasi di Taman Lalu Lintas didominasi oleh pohon berbatang
besar bertajuk lebar, tetapi berdaun kecil, sehingga ketika berguguran menyebabkan
banyaknya sampah di taman. Adapun vegetasi yang terdapat di Taman Lalu Lintas terdiri atas
pohon peneduh dan tanaman hias.
4.1.3. Kondisi Aksesibilitas
Taman Lalu Lintas berada di persimpangan Jalan Sepinggan. Berada di tengah
permukiman padat penduduk membuat sirkulasi/aksesibilitas di sekitar taman cukup
dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas yang terjadi. Berdasarkan observasi yang dilakukan,
pada jam pulang kerja akan terjadi tundaan di sekitar taman yang menyebabkan penumpukan
kendaraan di sekitar taman. Selain itu, kondisi jalan yang berlubang dan rusak membuat
aksesibilitas menuju Taman Lalu Lintas memperparah tundaan.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 11
Gambar 4. 1 Peta Lokasi Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan
Sumber: Pemerintah Kota Balikpapan,

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 12
4.2. Analisis Triangulasi Metodologi
Setelah melakukan observasi terhadap kondisi eksisting, maka dilanjutkan dengan
wawancara dengan Kepala Bagian Pertamanan Bagian Pertamanan Dinas Perumahan dan
Permukiman Kota Balikpapan dan Kepala Pengelola Taman Lalu Lintas mengenai Taman
Lalu Lintas. Tahap berikutnya adalah melakukan triangulasi dengan menggunakan metode
kuesioner yang ditujukan kepada 17 pengunjung taman. Setelah membandingkan hasil dari
ketiga metode di atas, maka maka didapatkan 28 variabel penelitian yang dikelompokkan ke
dalam kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesse), peluang (opportuniti) dan ancaman
(threat) sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Perumusan Variabel Penelitian

No Faktor

Faktor Internal Strength (Kekuatan)


1. Ketersediaan lapangan terbuka memadai
2. Ketersediaan tempat sampah memadai
3. Ketersediaan lahan parkir motor dan pos penjaga
4. Ketersediaan tempat duduk memadai
5. Ketersediaan toilet umum memadai
6. Terdapat area bermain bagi anak
7. Vegetasi yang tersedia rindang dan lebat
Faktor Internal Weakness (Kelemahan)
1. Lahan parkir untuk mobil tidak tersedia
2. Kios penjual makanan dan minuman tidak ada
3. Lampu penerangan taman rusak
4. Keadaan lapangan terbuka dipenuhi dedaunan kering
5. Jumlah gazebo sebagai tempat berteduh kurang memadai
6. Tidak terdapat panggung terbuka
7. Terdapat lintasan yang berlubang dan rusak
Faktor Eksternal Opportunity (Peluang)
1. Terdapat fungsi edukasi mengenai lalu lintas
2. Berada di kawasan padat penduduk/permukiman
3. Terdapat di persimpangan memutar, sehingga mudah ditemukan
4. Terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat yang ingin berjualan
5. Adanya keleluasaan untuk meningkatkan fasilitas di dalam taman
6. Terdapat papan nama di luar taman yang dapat mengundang pengunjung

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 13
No Faktor

7. Tingginya keinginan penduduk untuk datang ke taman


Faktor Eksternal Threat (Ancaman)
1. Berada pada kawasan rawan tundaan
2. Aksesibilitas menuju taman rusak
3. Sulit mendapatkan angkot menuju taman
4. Hanya dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi
5. Terdapat taman lain dengan kualitas fisik lebih baik
6. Taman kurang memiliki fasilitas yang baik dan lengkap
7. Rawan terjadi pengalih-fungsian taman menjadi peruntukan lain
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa faktor internal, baik kekuatan dan
kelemahan masing-masing memiliki 7 variabel. Hal tersebut juga berlaku pada faktor
eksternal, baik peluang maupun ancaman. Variabel-variabel di atas kemudian digunakan
untuk menentukan bobot, rating dan bobot x rating. Adapun pembobotan dilakukan
berdasarkan keputusan responden yang mengisi kuesioner penelitian untuk setiap variabel
dalam faktor internal dan eksternal dengan menggunakan program Super Decision. Setelah
itu, dilakukan penentuan rating dengan membagi jumlah skor terhadap jumlah responden
kuesioner untuk setiap variabel. Adapun hasil perhitungan bobot, rating dan bobot x rating
dapat dilihat pada lampiran.
4.3. Analisis SWOT
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyusun matriks IFAS dan EFAS
sesuai dengan Rangkuti (1997). Setelah dilakukan penentuan bobot, rating dan bobot x rating,
maka diperoleh matriks IFAS dan EFAS sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
No. Komponen IFAS Bobot Rating Bobot x Rating
1. Faktor kekuatan
0,469 21 1,442
(strength)
2. Faktor kelemahan
0,531 23 1,769
(weakness)
Total 1,000 44 3,211
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Rangkuti (1997) menjelaskan bahwa apabila total bobot x rating pada matriks IFAS
bernilai kurang dari 2,5 maka kondisi internal lemah. Berdasarkan tabel di atas, diketahui

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 14
bahwa total bobot x rating untuk matriks IFAS adalah sebesar 3,211 (> 2,5) yang berarti
bahwa kondisi internal dari Taman Lalu Lintas cenderung kuat.
Tabel 4. 3 Matriks EFAS (External Factors Analysis Summary)
No. Komponen IFAS Bobot Rating Bobot x Rating
1. Faktor kekuatan
0,4453 20 1,3131
(strength)
2. Faktor kelemahan
0,5548 21 1,6778
(weakness)
Total 1,0000 40 2,9909
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Sama seperti matriks IFAS, Rangkuti (1997) menjelaskan apabila total bobot x rating
bernilai kurang dari 2,5 maka kondisi internal lemah dan sebaliknya. Tabel di atas
menunjukkan bahwa total bobot x rating matriks EFAS adalah sebesar 2,9909 (> 2,5) yang
berarti bahwa kondisi eksternal Taman Lalu Lintas cenderung kuat, namun apabila
dibandingkan dengan kondisi internal yang bernilai 3,211 maka kondisi internal Taman Lalu
Lintas lebih kuat dari kondisi eksternal Taman Lalu Lintas tersebut. Adapun pembobotan
pada masing-masing matriks, baik IFAS maupun EFAS memperoleh total sama dengan 1,
yang berarti bahwa pembobotan tersebut telah sesuai.
Setelah menentukan nilai matriks IFAS dan EFAS, maka selanjutnya adalah
menyusun matriks SWOT yang merupakan kombinasi antara faktor internal dan eksternal.
Matriks SWOT mempertemukan komponen internal dan eksternal untuk merumuskan
strategi seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. 4 Matriks SWOT
IFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
EFAS
Strategi S - O (2,755) Strategi W - O (3,082)
Strategi ini menggunakan kekuatan Strategi ini meminimalkan kelemahan
untuk mendukung peluang. untuk memanfaatkan peluang.
1. Menyediakan lapangan terbuka 1. Menyediakan tempat parkir
Peluang dan tempat duduk untuk untuk memaksimalkan
(Opportunity) mendukung fungsi edukasi pada kunjungan, terutama bagi
Taman Lalu Lintas. Lapangan keluarga yang berada di
terbuka digunakan untuk permukiman di sekitar taman
menambah wahana bermain yang serta memaksimalkan potensi
ramah bagi anak sekaligus taman yang terletak di

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 15
IFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
EFAS
sebagai pembelajaran untuk persimpangan, sehingga mudah
menambah pengetahuan di temukan oleh pengunjung
mengenai lalu lintas (S1,6 ; O1). (W1 ; O2, 3).
2. Penyediaan/penambahan tempat 2. Mengendalikan keberadaan
parkir kendaraan untuk sarana perdagangan dan jasa di
mengurangi jumlah kendaraan sekitar taman agar tidak
pengunjung yang parkir di menghambat lalu lintas
pinggir jalan dan memakan sekaligus menjadi lapangan
badan jalan serta mengurangi kerja bagi masyarakat sekitar,
tundaan pada persimpangan ma,um tetap memperhatikan
jalan, terutama pada jam pergi ketentuan pengembangan taman
kerja dan jam pulang kerja (S3 ; kota berdasarkan RTRW (W2 ;
O2, 3). O4).
3. Meningkatkan kualitas dan 3. Meningkatkan kuantitas dan
kuantitas prasarana tempat kualitas prasarana penerangan,
sampah, tempat duduk sebagai sarana beristirahat (gazebo)
sarana beristirahat dan serta sarana hiburan (panggung
meningkatkan kebersihan toilet terbuka) sebagai bentuk
umum sebagai bentuk pengembangan fisik taman
pelaksaanaan keleluasaan untuk sebagai sarana rekreasi dan
meningkatkan kualitas prasarana edukasi serta untuk menambah
dan sarana di Taman Lalu Lintas jumlah kunjungan Taman Lalu
(S2, 4, 5 ; O4, 5). Lintas (W3, 5, 6 ; O5, 6).
4. Menyediakan dan menambah 4. Memperbaiki jalan yang rusak
vegetasi penghias tamana dan dan berlubang untuk
pohon rindang sebagai daya tarik mempertahankan dan
bagi pengunjung agar meningkatkan minat bagi
mengunjungi Taman Lalu Lintas masyarakat untuk mengunjungi
(S7 ; O6, 7). taman (W7 ; O7).
Stretegi S - T (3,120) Strategi W - T (3,447)
Strategi ini menggunakan kekuatan Strategi meminimalkan kelemahan
Ancaman
untuk mengatasi ancaman. untuk menghindari ancaman.
(Threath)
1. Meningkatkan kualitas dan 1. Menyediakan lahan parkir untuk
kuantitas sarana dan prasarana mengurangi masalah umum

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 16
IFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
EFAS
taman untuk menarik transportasi, memperbaiki jalan
pengunjung, sehingga tidak untuk memudahkan aksesibilitas
kalah kualitas dan kuanntitas bagi kendaraan (W1 ; T1, 2, 4).
fisiknya dengan taman lainnya 2. Mengendalikan kegiatan di
(S1, 2, 4, 5 ; T5, 6). dalam dan sekitar taman, seperti
2. Menyediakan dan kios pedagang, untuk
ameningkatkan kualitas tempat menghindari terjadinya
parkir untuk mengurangi pengalihfungsian lahan taman
permasalahan aksesibilitas, menjadi peruntukan lain (W2 ;
seperti tundaan kemacetan, dan T7).
sebagainya terutama pada jam 3. Meningkatkan kualitas dan
sibuk (S3 ; T1, 2, 3, 4). kuantitas sarana dan prasarana
3. Mengendalikan pengembangan taman, meliputi lampu
taman agar tidak terjadi penerangan, gazebo dan
pengalihfungsian taman menjadi panggung serta meningkatkan
peruntukan lain (S6, 7 ; T7). kebersihan taman (W3, 4, 5, 6 ;
T5, 6).
4. Meningkatkan kualitas lintasan
kendaraan dengan memperbaiki
lintasan yang berlubang dan
rusak (W7 ; T3).
Sumber: Analisis Penulis, 2018

4.4. Rekomendasi Strategi


Matriks SWOT di atas menjelaskan strategi yang dapat ditempuh berdasarkan faktor
internal dan eksternal. Secara umum, rekomendasi strategi yang dapat diberikan untuk
meningkatkan kualitas fisik Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Taman Lalu Lintas Kota
Balikpapan dengan cara menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana taman sangat menentukan keadaan kondisi fisik taman. Agar
dapat meningkatkan kualitas fisik Taman Lalu Lintas, maka perlu dilakukan
penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana. Sarana yang perlu ditambah antara
lain adalah tempat parkir, lampu penerangan taman, gazebo serta panggung terbuka
untuk memfasilitasi kegiatan sosial lainnya, sedangkan sarana dan prasarana lainnya

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 17
perlu ditambah, diperbaiki atau dijaga kebersihannya. Hal tersebut akan membuat
keadaan taman menjadi lebih baik dan rapi. Selain itu, dapat ditambah pula sarana
edukasi mengenai lalu lintas karena beberapa miniatur rambu-rambu lalu lintas dan
perlangkapan jalan telah rusak dan tidak berfungsi lagi. Dapat pula disediakan area
bermain ramah anak yang tidak membahayakan dan dapat memberikan pengetahuan
mengenai lalu lintas, sehingga Taman Lalu Lintas tidak hanya memberikan fungsi
rekreasi, namun juga ddapat dimanfaatkan sebagai fungsi edukasi bagi masyarakat.
2. Memperbaiki kondisi jalan yang rusak dan berlubang untuk meningkatkan
kemudahan aksesibilitas menuju taman.
Hal tersebut dapat dilakukan guna menunjang aksesibilitas yang baik bagi taman.
Adapun Taman Lalu Lintas terletak pada kawasan permukiman padat penduduk. Pada
jam-jam sibuk (jam berangkat kerja dan pulang kerja) ditambah dengan kondisi jalan
yang rusak dan berlubang menyebabkan terjadinya tundaan pada persimpangan di
mana taman tersebut berada, sehingga kondisi aksesibilitas di sekitar taman menjadi
tidak lancar. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerjasama antara kepala pengelola Taman
Lalu Lintas bersama Dinas Perhubungan Kota Balikpapan serta masyarakat sekitar
untuk dapat bersama-sama menangani masalah tundaan yang sering kali terjadi di
sekitar Taman Lalu Lintas. Salah satu strategi yang direkomendasikan adalah
perbaikan kondisi jalan yang rusak dan berlubang.
3. Menyediakan vegetasi peneduh bertajuk lebar dan tanaman hias yang dapat berperan
sebagai ikon Taman Lalu Lintas.
Vegetasi merupakan salah satu indikator penentu kualitas fisik taman. Adapun
vegetasi yang berada di Taman Lalu Lintas cenderung meninggalkan sampah
dedaunan kering berukuran kecil ketika berguguran, sehingga dibutuhkan tanaman
peneduh bertajuk lebar, selain untuk melindungi dari matahari juga tidak
meninggalkan terlalu banyak sampah dedaunan ketika berguguran. Selain itu, dapat
ditambah tanaman penghias taman.
4. Mengendalikan kegiatan perdagangan dan jasa sebagai lapangan kerja masyarakat
sekitar taman.
Di sekitar taman juga terdapat perdagangan dan jasa yang dilakukan oleh masyarakat
di sekitar taman. Agar penggunaan lahan di taman tersebut dapat terus sesuai dengan
peruntukannya, maka diperlukan pengendalian yang dapat dilakukan oleh mayarakat
sekitar. Hal tersebut dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pengalihfungsian
lahan ruang terbuka hijau menjadi peruntukan lain secara.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 18
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melalui proses penentuan variabel, stakeholder, melakukan pengumpulan
data, kemudian menganalisis hasil data, maka dihasilkan strategi peningkatan kualitas fisik
Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan sebagai ruang terbuka hijau publik. Berdasarkan potensi
dan permasalahan yang telah dianalisis ke dalam matriks SWOT, diperoleh strategi
berdasarkan kondisi faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan tujuan yang telah
dikemukakan dalam laporan penelitian ini yakni merumuskan strategi peningkatan kualitas
fisik Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan sebagai ruang terbuka hijau publik, maka
disimpulkan bahwa strategi peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai ruang
terbuka hijau publik difokuskan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fisik Taman Lalu
Lintas meliputi fasilitas, vegetasi dan aksesibilitas sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Taman Lalu Lintas Kota
Balikpapan dengan cara menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana.
2. Memperbaiki kondisi jalan yang rusak dan berlubang untuk meningkatkan
kemudahan aksesibilitas menuju taman.
3. Menyediakan vegetasi peneduh bertajuk lebar dan tanaman hias yang dapat berperan
sebagai ikon Taman Lalu Lintas.
4. Mengendalikan kegiatan perdagangan dan jasa sebagai lapangan kerja masyarakat
sekitar taman
5.2. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti ditujukan kepada pemerintah
dan masyarakat pada umumnya.
a. Bagi Pemerintah
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan kepada Pemerintah Kota Balikpapan dan
jajaran dinas yang menaungi pertamanan antara lain:
1. Pengembangan dan peningkatan terhadap Taman Lalu Lintas sebagai ruang
terbuka hijau dan sarana sosial bagi masyarakat yang memberikan dampak
rekreasi dan edukasi bagi masyarakat.
2. Pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana Taman Lalu Lintas
untuk menunjang fungsi rekreasi dan edukasi bagi masyarakat.
3. Pengawasan terhadap pengelolaan Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 19
b. Bagi masyarakat
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan kepada masyarakat pada umumnya antara
lain:
1. Menjaga dan melestarikan sarana dan prasarana Taman Lalu Lintas Kota
Balikpapan serta ikut berperan dalam melindungi keberadaan taman.
2. Menggunakan sarana dan prasarana Taman Lalu Lintas secara baik dan
bertanggungjawab demi mengurangi kerusakan terhadap sarana dan prasarana
tersebut.
3. Melakukan pengawasan terhadap Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 20
DAFTAR PUSTAKA

Alifia, Nada., Yudi, Purnomo. 2016. Identifikasi Letak dan Jenis Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Permukiman Perkotaan. Jurnal Langkau Betang, Vol.3, No.2 Universitas
Tanjungpura, Indonesia.
Budihardjo, E. 1997. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Andi
Dahlan, E. 1992. Hutan Kota: Untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan
Hidup. Jakarta: Publisher.
Frick, H. 2006. Arsitektur Ekologis: Konsep arsitektur ekologis di iklim tropis, penghijauan
kota. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supriyatna, Sendy Aristiana. 2017. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Daya Tarik Kunjungan Masyarakat Pada Taman Tematik Di Kota Bandung.
Bandung: Universitas Pasundan.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 21
LAMPIRAN

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 22
Kondisi Eksisting Taman Lalu Lintas

Lintasan jalan rusak dan berlubang Drainase dengan sampah dedaunan kering

Gerbang Tanaman di Taman Lalu Lintas

Tempat sampah Miniatur rambu lalu lintas

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 23
Lintasan jalan Bangku taman

Perdagangan dan jasa di sekitar taman Gazebo

Lampu taman yang rusak Tempat parkir

Toilet Lintasan di dalam taman yang rusak

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 24
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 25
Pembobotan Variabel dalam Matriks IFAS

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 26
Bobot Variabel Kekuatan dan Kelemahan

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 27
Pembobotan Variabel dalam Matriks IFAS

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 28
Bobot Variabel Kekuatan dan Kelemahan

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 29
Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

Penilaian Responden
No Faktor Bobot x
Jumlah Bobot Rating
Rating
a. Faktor Internal Strength (Kekuatan)

1 Ketersediaan lapangan terbuka memadai 47 0,068 3 0,188

2 Ketersediaan tempat sampah memadai 53 0,072 3 0,223

3 Ketersediaan lahan parkir motor dan pos penjaga 41 0,039 2 0,093

4 Ketersediaan tempat duduk memadai 53 0,069 3 0,214

5 Ketersediaan toilet umum memadai 50 0,059 3 0,174

6 Terdapat area bermain bagi anak 51 0,057 3 0,171

7 Vegetasi yang tersedia rindang dan lebat 61 0,106 4 0,379


Sub Total 356 0,469 21 1,442
b. Faktor Internal Weakness (Kelemahan)

1 Lahan parkir untuk mobil tidak tersedia 62 0,104 4 0,378

2 Kios penjual makanan dan minuman tidak ada 55 0,076 3 0,247


3 Lampu penerangan taman rusak 64 0,108 4 0,406
Keadaan lapangan terbuka dipenuhi dedaunan
4 46 0,047 3 0,127
kering
Jumlah gazebo sebagai tempat berteduh kurang
5 56 0,069 3 0,227
memadai
6 Tidak terdapat panggung terbuka 49 0,060 3 0,172
7 Terdapat lintasan yang berlubang dan rusak 53 0,068 3 0,213
Sub Total 385 0,531 23 1,769
Total 741 1,000 44 3,211

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 30
Matriks EFAS (External Factors Analysis Summary)

Penilaian Responden
No Faktor Bobot x
Jumlah Bobot Rating
Rating
a. Faktor Eksternal Opportunities (Peluang)

1 Terdapat fungsi edukasi mengenai lalu lintas 60 0,0990 4 0,3495

2 Berada di kawasan padat penduduk/permukiman 56 0,0803 3 0,2645


Terdapat di persimpangan memutar, sehingga
3 50 0,0577 3 0,1698
mudah ditemukan
Terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat yang
4 52 0,0667 3 0,2039
ingin berjualan
Adanya keleluasaan untuk meningkatkan fasilitas di
5 39 0,0464 2 0,1065
dalam taman

Terdapat papan nama di luar taman yang dapat


6 42 0,0494 2 0,1221
mengundang pengunjung

Tingginya keinginan penduduk untuk datang ke


7 36 0,0457 2 0,0968
taman
Sub Total 335 0,4453 20 1,3131
b. Faktor Eksternal Thread (Ancaman)

1 Berada pada kawasan rawan tundaan 56 0,0928 3 0,3058

2 Aksesibilitas menuju taman rusak 47 0,0650 3 0,1797


3 Sulit mendapatkan angkot menuju taman 54 0,0861 3 0,2736
Hanya dapat diakses menggunakan kendaraan
4 51 0,0758 3 0,2275
pribadi
5 Terdapat taman lain dengan kualitas fisik lebih baik 59 0,0985 3 0,3419
Taman kurang memiliki fasilitas yang baik dan
6 48 0,0809 3 0,2285
lengkap
Rawan terjadi pengalih-fungsian taman menjadi
7 37 0,0556 2 0,1210
peruntukan lain
Sub Total 352 0,5548 21 1,6778
Total 687 1,0000 40 2,9909

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 31
KUESIONER IDENTIFIKASI ELEMEN FISIK TAMAN LALU LINTAS
Penelitian “Strategi Peningkatan Kualitas Fisik Taman Lalu Lintas Sebagai Ruang
Terbuka Hijau Publik Kota Balikpapan”

Kepada responden yang terhormat,


Dalam rangka menyelesaikan tugas besar untuk mata kuliah Teknik Analisis Kualitatif di
Institut Teknologi Kalimantan, diperlukan dukungan Bapak/Ibu sekalian untuk berkenan
mengisi lembar kuesioner berikut. Adapun kuesioner ini dibuat untuk mendukung proses
pengolahan data guna menarik kesimpulan akhir penelitian.
Pengisian kuesioner ini bertujuan sebagai berikut:
1. Penentuan bobot dan rating pada matriks IFAS dan EFAS, dimana kuesioner
digunakan untuk mendapatkan penilaian dari para responden mengenai faktor-faktor
strategis internal maupun eksternal dengan cara pemberian bobot dan rating
(peringkat) terhadap pengaruh faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi dalam
penentuan strategi dan pemecahan masalah.
2. Hasil pembobotan kemudian akan digunakan untuk menyusun matrik IFAS dan EFAS
dan selanjutnya digunakan dalam penyusunan matriks SWOT. Matriks tersebut
menunjukkan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal
yang terdiri atas peluang dan ancaman. Setelah itu, akan dirumuskan strategi
berdasarkan komponen faktor internal dan eksternal tersebut.
3. Merumuskan strategi terkait peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai
ruang terbuka hijau publik Kota Balikpapan.
Pemilihan dna perumusan strategi dalam penelitian ini menjadi hal yang wajib
dipertimbangkan dengan sebaaik-baiknya. Oleh sebab itu, diharapkan pengisian kuesioner ini
dilakukan atas dasar pengetahuan, pengalaman dan penilaian yang dirasakan oleh Bapak/Ibu
dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi
kuesioner ini, kami mengucapkan terimakasih.

Balikpapan, 21 November 2018

Tim Surveyor
Mahasiswa PWK ITK – Kelompok 4

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 32
LEMBAR PERTANYAAN
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Penentuan Strategi Peningkatan Kualitas
Fisik Taman Lalu Lintas Sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik Kota Balikpapan

Penilaian Responden
No Faktor Sangat Tidak Sangat
Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai
a. Faktor Internal Strength (Kekuatan)
Ketersediaan lapangan
8.
terbuka memadai
Ketersediaan tempat
9.
sampah memadai
Ketersediaan lahan parkir
10.
motor dan pos penjaga
Ketersediaan tempat
11.
duduk memadai
Ketersediaan toilet umum
12.
memadai
Terdapat area bermain
13.
bagi anak
Vegetasi yang tersedia
14.
rindang dan lebat
b. Faktor Internal Weakness (Kekuatan)
Lahan parkir untuk mobil
8.
tidak tersedia
Kios penjual makanan
9.
dan minuman tidak ada
Lampu penerangan taman
10.
rusak
Keadaan lapangan
11. terbuka dipenuhi
dedaunan kering
Jumlah gazebo sebagai
12. tempat berteduh kurang
memadai

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 33
Penilaian Responden
No Faktor Sangat Tidak Sangat
Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai
Tidak terdapat panggung
13.
terbuka
Terdapat lintasan yang
14.
berlubang dan rusak
c. Faktor Eksternal Opportunities (Peluang)
Terdapat fungsi edukasi
8.
mengenai lalu lintas
Berada di kawasan padat
9.
penduduk/permukiman
Terdapat di persimpangan
10. memutar, sehingga
mudah ditemukan
Terbukanya lapangan
11. kerja bagi masyarakat
yang ingin berjualan
Adanya keleluasaan
12. untuk meningkatkan
fasilitas di dalam taman
Terdapat papan nama di
13. luar taman yang dapat
mengundang pengunjung
Tingginya keinginan
14. penduduk untuk datang
ke taman
d. Faktor Eksternal Thread (Ancaman)
Berada pada kawasan
8.
rawan tundaan
Aksesibilitas menuju
9.
taman rusak
Sulit mendapatkan angkot
10.
menuju taman
Hanya dapat diakses
11.
menggunakan kendaraan

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 34
Penilaian Responden
No Faktor Sangat Tidak Sangat
Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai
pribadi
Terdapat taman lain
12. dengan kualitas fisik
lebih baik
Taman kurang memiliki
13. fasilitas yang baik dan
lengkap
Rawan terjadi pengalih-
14. fungsian taman menjadi
peruntukan lain

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 35
IDENTIFIKASI ELEMEN FISIK TAMAN LALU LINTAS
Penelitian “Strategi Peningkatan Kualitas Fisik Taman Lalu Lintas Sebagai Ruang
Terbuka Hijau Publik Kota Balikpapan”

Panduan bagi responden:

Berikut adalah rumusan variabel-variabel yang mempengaruhi penentuan strategi


peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai ruang terbuka hijau publik Kota
Balikpapan.

No Faktor

1. Ketersediaan lapangan terbuka memadai


2. Ketersediaan tempat sampah memadai
3. Ketersediaan lahan parkir motor dan pos penjaga
4. Ketersediaan tempat duduk memadai
5. Ketersediaan toilet umum memadai
6. Terdapat area bermain bagi anak
7. Vegetasi yang tersedia rindang dan lebat
8. Lahan parkir untuk mobil tidak tersedia
9. Kios penjual makanan dan minuman tidak ada
10. Lampu penerangan taman rusak
11. Keadaan lapangan terbuka dipenuhi dedaunan kering
12. Jumlah gazebo sebagai tempat berteduh kurang memadai
13. Tidak terdapat panggung terbuka
14. Terdapat lintasan yang berlubang dan rusak
15. Terdapat fungsi edukasi mengenai lalu lintas
16. Berada di kawasan padat penduduk/permukiman
17. Terdapat di persimpangan memutar, sehingga mudah ditemukan
18. Terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat yang ingin berjualan
19. Adanya keleluasaan untuk meningkatkan fasilitas di dalam taman
20. Terdapat papan nama di luar taman yang dapat mengundang pengunjung
21. Tingginya keinginan penduduk untuk datang ke taman
22. Berada pada kawasan rawan tundaan

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 36
No Faktor

23. Aksesibilitas menuju taman rusak


24. Sulit mendapatkan angkot menuju taman
25. Hanya dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi
26. Terdapat taman lain dengan kualitas fisik lebih baik
27. Taman kurang memiliki fasilitas yang baik dan lengkap
28. Rawan terjadi pengalihfungsian taman menjadi peruntukan lain

Berdasarkan tabel di atas, responden diharapkan menentukan variabel-variabel yang berperan


sebagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terkait Taman Lalu Lintas. Hasil
wawancara dari responden selanjutnya akan digunakan sebagai panduan dalam mengolah
data dan merumuskan strategi peningkatkan Taman Lalu Lintas sebagai ruang terbuka hijau
publik Kota Balikpapan.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 37
Berdasarkan tabel tersebut, responden diharapkan menentukan faktor yang merupakan
komponen internal dan eksternal berdasarkan pertanyaan berikut:
1. Manakah dari variabel tersebut yang merupakan faktor internal berupa kekuatan dari
Taman Lalu Lintas Balikpapan?
Jawaban:

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 38
2. Manakah dari variabel tersebut yang merupakan faktor internal berupa kelemahan dari
Taman Lalu Lintas Balikpapan?
Jawaban:

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 39
3. Manakah dari variabel tersebut yang merupakan faktor eksternal berupa peluang bagi
Taman Lalu Lintas Balikpapan?
Jawaban:

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 40
4. Manakah dari variabel tersebut yang merupakan faktor eksternal berupa ancaman bagi
Taman Lalu Lintas Balikpapan?
Jawaban:

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 41

Anda mungkin juga menyukai