Mata Kuliah:
Teknik Analisis Kualitatif
Dosen Pengampu
Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T., M.T., M.Sc.
Anggit Suko Rahajeng, S.T., M.T.
Dwiana Novianti Tufail, S.T., M.T.
Disusun Oleh:
1.2. Tujuan.......................................................................................................................... 2
2.1. Definisi dan Manfaaat Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik ................ 3
2.2. Elemen Fisik Taman sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik ....................................... 3
3.3.1. Analisis Relevansi Objek Penelitian dan Kondisi Eksisting Taman Lalu Lintas 9
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK i
4.1.3. Kondisi Aksesibilitas ......................................................................................... 11
5.1. Kesimpulan................................................................................................................ 19
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 22
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK ii
DAFTAR TABEL
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK iii
DAFTAR GAMBAR
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK iv
BAB I
PENDAHULUAN
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 1
diperlukan penelitian kualitatif yang selanjutnya akan memberikan rekomendasi strategi
untuk meningkatkan kualitas fisik taman tersebut.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi peningkatan
kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai ruang terbuka hijau publik Kota Balikpapan.
1.3. Sasaran
Berdasarkan tujuan di atas, adapun sasaran yang harus dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1 Mengidentifikasi stakeholder terkait peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas
sebagai ruang terbuka hijau publik Kota Balikpapan.
2 Mengidentifikasi relevansi antara objek penelitian dengan kondisi eksisting terkait
peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai ruang terbuka hijau publik Kota
Balikpapan.
3 Mengidentifikasi potensi dan kelemahan Taman Lalu Lintas sebagai ruang terbuka
hijau publik Kota Balikpapan.
4 Merumuskan strategi peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai ruang
terbuka hijau publik Kota Balikpapan.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan batasan permasalahan dan terdiri atas ruang lingkup
penelitian, ruang lingkup materi dan ruang lingkup studi.
1.4.1. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian pada penelitian ini adalah para ahli berupa Kepala
Bagian Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Balikpapan, Kepala Pengelola
Taman Lalu Lintas serta pengunjung Taman Lalu Lintas.
1.4.2. Ruang Lingkup Wilayah
Adapun ruang lingkup wilayah pada penelitian adalah Taman Lalu Lintas yang
terletak di Kelurahan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan.
1.4.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini meliputi kompilasi identifikasi
fisik Taman Lalu Lintas sebagai salah satu ruang terbuka hijau publik, rumusan serta
relevansi keunggulan, kelemahan, peluang serta ancaman dengan keadaan sebenarnya dalam
bentuk penskalaan serta rumusan strategi pengembangan Taman Lalu Lintas sebagai ruang
terbuka hijau publik Kota Balikpapan.
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi dan Manfaaat Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik
Menurut Frick (2006) menyatakan bahwa taman kota merupakan suatu tempat di
kawasan perkotaan yang mempunyai fungsi sebagai paru-paru kota dan sebagai tempat
beristirahat manusia. Supaya taman kota memenuhi tuntutannya sebagai tempat yang
nyaman, maka dibutuhkan ketersediaan vegetasi dan fasilitas, serta pemeliharaan keduanya.
Menurut Permendagri No.1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan manfaat ruang terbuka adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan.
b. Memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota.
c. Memberikan hasil berupa produk kayu, daun, bunga, dan buah.
Selain itu, menurut Permen PU No.5/PRT/M, 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan, manfaat RTH berdasarkan fungsinya
dibagi atas manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti
mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyaman fisik (teduh, segar),
keinginan dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat tangible) seperti
perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati
2.2. Elemen Fisik Taman sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik
Sementara itu, menurut Budihardjo (1997), taman kota mempunyai beberapa fungsi
baik untuk lingkungan perkotaan maupun masyarakat meliputi fungsi estetika, ekologi,
ekonomi dan sosial budaya. Berdasarkan empat fungsi tersebut, maka elemen fisik menurut
Frick (2006) dalam bukunya tentang kota ekologis di iklim tropis dan penghijauan kota agar
memenuhi tuntutan fungsi di atas adalah:
a. Ketersediaan fasilitas
Ketersediaan fasilitas digunakan untuk memenuhi fungsi taman kota yaitu sebagai
fungsi sosial, budaya dan ekonomi. Hal ini bertujuan supaya kegiatan sosial, budaya
dan ekonomi pengguna taman dapat terwadahi. Fasilitas taman kota yang dimaksud
adalah tempat duduk, fasilitas bermain, warung makan/ kios, panggung terbuka dan
gazebo.
b. Kondisi fasilitas
Kondisi fasilitas menekankan pada kondisi riil fasilitas yang tersedia, tingkat
keterawatan, dan umur/lamanya fasilitas berada di taman kota. Hal ini bertujuan
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 3
supaya kondisi fisik fasilitas tetap terjaga. Indikator ini berkaitan dengan nilai estetika
taman kota dimana dapat mempengaruhi keindahan taman kota.
c. Ketersediaan vegetasi
Ketersediaan vegetasi menekankan pada jenis vegetasi, jumlah pohon, tingkat
keterawatan, keteraturan penataan tanaman, keberadaan tanaman perindang dan
tingkat kerapatan vegetasi. Elemen tersebut berkaitan dengan fungsi taman kota yaitu
fungsi ekologi dan estetika. Menurut Dahlan (1992) fungsi ekologi taman kota berupa
peredam kebisingan kota, paru-paru kota, penahan angin, pelestarian air tanah,
penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen yang berkaitan dengan keberadan
vegetasi. Contoh tanaman yang mempunyai fungsi ekologi adalah pohon beringin,
mangga, jambu biji, sengon, asam dan palm. Sementara itu, fungsi estetika
menempatkan tumbuhan sebagai komponen utama yang dapat menciptakan keindahan
melalui tata letak, bentuk dan jenis tanaman. Contoh tanaman yang mempunyai fungsi
estetika adalah bougenvil, melati, kembang sepatu dan kembang kenikir.
d. Aksesibilitas
Aksesibilitas menekankan pada dua aspek yaitu aksesibilitas internal/di dalam
kawasan (taman kota) dan aksesibilitas eksternal/ di luar kawasan. Pada aksesibilitas
internal, difokuskan pada sarana prasarana yang ada di dalam taman seperti jalan
setapak, pedestrian dan trek lari. Ketiga sarana tersebut diidentifikasi kondisi dan
keterawatan. Sementara itu, aksesibilitas eksternal difokuskan pada moda transportasi
yang tersedia, prasarana transportasi pendukung, jaringan jalan yang menuju taman
dan waktu tempuh taman kota ke tempat publik lainnya atau sebaliknya. Menurut
Budihardjo (1997) dalam bukunya mengenai kota berkelanjutan, aspek aksesibilitas
ini terkait dengan fungsi sosial taman kota agar taman kota dapat digunakan/dijangkau
oleh semua pengguna baik anak-anak sampai lansia.
Selain itu, terdapat konsep-konsep yang melandasi keinginnan dan kepuasan
pengguna dalam memanfaatkan taman menurut Gold (1980), yakni meliputi:
a. Mengharapkan pengalaman yang menyenangkan dalam suatu taman kota.
b. Menyadari adanya suatu range pilihan menyangkut bagaimana dan dimana mereka
menggunakan waktu luangnya.
c. Memiliki keinginan social/ psikologis yang harus bias ditampung sebagai bagian
dalam pemanfaatan taman.
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 4
2.3. Kebijakan Pengembangan Taman Kota Menurut Literatur
Secara kualitas, RTH perlu dibangun dan dikembangkan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan dasar penghuninya. Menurut Budi Santoso (2012) faktor-faktor pertimbangan itu
mencakup pertimbangan sebagai berikut;
a. Fisik atau dasar eksistensi lingkungan dengan membuat bentuk-bentuk geografis
sesuai geotopograsinya.
b. Sosial, untuk medorong penghuninya bersosialisasi.
c. Ekonomi, untuk memberi peluang pengembangkan sumber produk yang bisa dijual
(misalnya berupa bahan makanan seperti bunga, buah, dedaunan/sayur mayur, bahkan
untuk dipanen umbi dan atau akarnya.
d. Budaya, sebagai ruang untuk mengekspresikan seni-budaya masyarakat.
e. Kebutuhan akan terlayaninya hak-hak manusia (penduduk) untuk mendapatkan
lingkungan yang aman (termasuk dari segi pentingnya kesehatan), nyaman, indah dan
lestari yaitu fungsional dan estetis.
2.4. Kebijakan Pengembangan Taman Kota Balikpapan Menurut RTRW
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2012-2032, pengembangan fisik
taman Kota Balikpapan harus memperhatikan hal berikut:
a. Diperbolehkan kegiatan bidang fasilitas umum dan sosial
b. Dilengkapi dengan area bermain non perkerasan, bangku taman, dan toilet umum
c. Diperbolehkan pengembangan kegiatan bidang ruang terbuka hijau
d. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang kehutanan
e. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang pertanian
f. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang industri
g. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang perekonomian
h. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang perumahan
i. Tidak diperbolehkan pengadaan kegiatan di bidang pariwisata
j. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal 15%
2.5. Pengambilan Sampel: Purposive Sampling
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi pemilihan purposive sampling ini dalam
penelitian. Salah satunya adalah agar kriteria atau syarat sampel yang dibutuhkan bisa benar-
benar terpenuhi dan sesuai dengan kriteria dari sampel yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian tersebut. Menentukan sampel dalam metode pengambilan sampel satu ini juga
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 5
dibutuhkan banyak kriteria. Purposive sampling adalah salah satu metode pengambilan
contoh atau sampel yang paling sering digunakan. Selain karena tidak adanya batasan yang
akan menghalangi peneliti dalam mengambil sampel seperti pada pengambilan sampel acak,
metode ini juga memungkinkan peneliti untuk mendapatkan sampel yang paling sesuai.
Banyaknya peneliti yang menggunakan metode ini bisa dilihat dari banyaknya contoh
purposive sampling yang diterapkan pada beberapa kasus atau masalah yang diteliti.
Pengambilan sampel berdasarkan "penilaian" peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas
memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel. oleh karena itu latar belakang pengetahuan
tertentu mengenai sampel dimaksud tentu juga populasinya agar benar-benar bisa
mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan atau tujuan peneliti yangsehingga
mendapat atau memperoleh data yang akurat. Syarat-syarat menentukan sampel pada
purposive sampling
1. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi
pendahuluan.
2. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri, sifat-sifat atau karakteristik rtertentu,
yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
3. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakansubyek yang paling
banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
2.6. Sintesa Tinjauan Pustaka
Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, maka diperoleh rumusan variabel
dan indikator penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Sintesa Variabel dan Indikator Penelitian
- Lapangan terbuka
- Tempat sampah
- Area parkir
- Kios
Ketersediaan dan kondisi - Panggung terbuka
1 Frick (2006)
fasilitas - Area bermain
- Kursi
- Toilet umum
- Gazebo
- Pos penjaga
- Jenis vegetasi
2 Ketersediaan vegetasi Frick (2006)
- Tingkat keterawatan
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 6
No Variabel Indikator Sumber
- Keteraturan tanaman
- Keberadaan tanaman perindang
- Tingkat kerapatan vegetasi
- Jalur pejalan kaki
- Jalur lari
3 Aksesibilitas Frick (2006)
- Jaringan jalan
- Jalur transportasi
Sumber: Analisis Penulis, 2018
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 8
a. Kepala Bagian Pertamanan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota
Balikpapan sebagai pihak ahli yang memiliki latar belakang pendidikan dan
pengalaman terkait pertamanan.
b. Kepala Pengelola Taman Lalu Lintas sebagai pihak ahli yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman tentang Taman Lalu Lintas.
c. Pengunjung Taman Lalu Lintas sebagai narasumber validasi yang akan
mengonfirmasi teori atau data yang diperoleh.
3 Kuesioner
Pada metode ini, peneliti menggunakan seperangkat pertanyaan tertulis pada kertas
dan ditujukan kepada narasumber sebagai bagian untuk pengumpulan data terkait
Taman Lalu Lintas.
3.3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini dijelaskan pada penjelasan
sebagai berikut:
3.3.1. Analisis Relevansi Objek Penelitian dan Kondisi Eksisting Taman Lalu Lintas
Analisis mengenai relevansi data dan kondisi eksisting bertujuan untuk mengetahui
karakteristik objek penelitian berdasarkan kondisi eksisting menggunakan teknik triangulasi.
Analisis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis triangulasi metodologi.
Dengan menggunakan triangulasi metodologi, akan dibandingkan hasil penelitian yang
diperoleh dari metode pengumpulan data yang berbeda, yakni observasi, wawancara dan
kuesioner.
3.3.2. Analisis Potensi dan Permasalahan Taman Lalu Lintas
Adapun metode yang digunakan dalam menganalisis potensi dan permasalahan
Taman Lalu Lintas adalah analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi,
mengetahui dan menganalisis faktor internal berupa kekuatan (strength) dan kelemahan
(weaknesse) serta faktor eksternal berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
Tahapan analisis SWOT yang dilakukan adalah sebagai berikut:
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 9
Berdasarkan diagram alir di atas, tahapan analisis SWOT dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Proses masukan data yang berdasarkan komponen SWOT yakni faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman).
b. Pembobotan data, di mana tahap ini dilakukan dengan menggunakan sistem
pembobotan dalam Analitycal Hierarchy Process (AHP) dengan menggunakan Super
Decision untuk memperoleh bobot setiap variabel.
c. Penyusunan matriks IFAS dan EFAS yang berisi bobot, rating serta hasil perkalian
bobot dan rating. Adapun menurut Rangkuti (1997) rating pada matriks IFAS dan
EFAS berisi:
Tabel 3. 1 Skala Pemeringkatan Rating pada Matriks IFAS
Rating Kekuatan Kelemahan
1 Kekuatan kecil Kelemahan kecil
2 Kekuatan sedang Kelemahan sedang
3 Kekuatan besar Kelemahan besar
4 Kekuatan sangat besar Kekuatan sangat besar
Sumber: Rangkuti, 1997
Tabel 3. 2 Skala Pemeringkatan Rating pada Matriks EFAS
Rating Peluang Ancaman
1 Peluang rendah, respon kurang Ancaman sangat besar
2 Peluang sedang, respon rata-rata Ancaman besar
3 Peluang tinggi, respon di atas rata-rata Ancamana sedang
4 Peluang tinggi, respon superior Ancamana kecil
Sumber: Rangkuti, 1997
d. Penyusunan matriks SWOT berdasarkan komponen internal dan eksternal hingga
akhirnya dapat dirumuskan strategi berdasarkan SO, ST, WO dan WT di bawah ini.
Tabel 3. 3 Matriks SWOT
IFAS
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
EFAS
Strategi S - O (menggunakan kekuatan untuk Strategi W - O (meminimalkan kelemahan
Peluang (O)
mendukung peluang). untuk memanfaatkan peluang).
Strategi S - T (menggunakan kekuatan untuk Strategi W – T (meminimalkan kelemahan
Ancamana (T)
mengatasi ancaman). untuk menghindari ancaman).
Sumber: Rangkuti, 1997
e. Perumusan strategi berdasarkan matriks SWOT menjadi strategi S – O, W - O, S – T,
dan W - T seperti pada tabel di atas.
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 10
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Taman Lalu Lintas
Taman Lalu Lintas merupakan salah satu taman Kota Balikpapan. Taman Lalu Lintas
merupakan prakarsa Pemerintah Kota Balikpapan, Dinas Perhubungan dan Direktorat Lalu
Lintas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur untuk mewujudkan taman dengan nilai edukasi
yang menyajikan informasi mengenai lalu lintas. Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan terletak
di Jalan Sepinggan Baru Nomor 85, Kelurahan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan,
Kota Balikpapan. Adapun lokasi Taman Lalu Lintas dapat dilihat pada Gambar 4.1. Adapun
gambaran umum kondisi fisik Taman Lalu Lintas adalah sebagai berikut:
4.1.1. Kondisi Fasilitas
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Taman Lalu Lintas antara lain
lintasan/lapangan terbuka, gazebo (2 unit), tempat parkir (1 unit), tempat sampah (9 unit; 8
dalam kondisi baik dan 1 dalam kondisi rusak), lampu taman (12 unit; 10 unit dalam kondisi
rusak, 2 unit dalam kondisi baik), banmgku taman (24 unit), toilet (2 unit), pintu gerbang
taman (6 unit), kantor pengawas taman (2 unit), prasarana miniatur lalu lintas (lintasan jalan
raya, marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, lampu lalu lintas, papan informasi mengenai lalu
lintas, zebra cross) dan hidran.
4.1.2. Kondisi Vegetasi
Adapun kondisi vegetasi di Taman Lalu Lintas didominasi oleh pohon berbatang
besar bertajuk lebar, tetapi berdaun kecil, sehingga ketika berguguran menyebabkan
banyaknya sampah di taman. Adapun vegetasi yang terdapat di Taman Lalu Lintas terdiri atas
pohon peneduh dan tanaman hias.
4.1.3. Kondisi Aksesibilitas
Taman Lalu Lintas berada di persimpangan Jalan Sepinggan. Berada di tengah
permukiman padat penduduk membuat sirkulasi/aksesibilitas di sekitar taman cukup
dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas yang terjadi. Berdasarkan observasi yang dilakukan,
pada jam pulang kerja akan terjadi tundaan di sekitar taman yang menyebabkan penumpukan
kendaraan di sekitar taman. Selain itu, kondisi jalan yang berlubang dan rusak membuat
aksesibilitas menuju Taman Lalu Lintas memperparah tundaan.
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 11
Gambar 4. 1 Peta Lokasi Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan
Sumber: Pemerintah Kota Balikpapan,
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 12
4.2. Analisis Triangulasi Metodologi
Setelah melakukan observasi terhadap kondisi eksisting, maka dilanjutkan dengan
wawancara dengan Kepala Bagian Pertamanan Bagian Pertamanan Dinas Perumahan dan
Permukiman Kota Balikpapan dan Kepala Pengelola Taman Lalu Lintas mengenai Taman
Lalu Lintas. Tahap berikutnya adalah melakukan triangulasi dengan menggunakan metode
kuesioner yang ditujukan kepada 17 pengunjung taman. Setelah membandingkan hasil dari
ketiga metode di atas, maka maka didapatkan 28 variabel penelitian yang dikelompokkan ke
dalam kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesse), peluang (opportuniti) dan ancaman
(threat) sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Perumusan Variabel Penelitian
No Faktor
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 13
No Faktor
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 14
bahwa total bobot x rating untuk matriks IFAS adalah sebesar 3,211 (> 2,5) yang berarti
bahwa kondisi internal dari Taman Lalu Lintas cenderung kuat.
Tabel 4. 3 Matriks EFAS (External Factors Analysis Summary)
No. Komponen IFAS Bobot Rating Bobot x Rating
1. Faktor kekuatan
0,4453 20 1,3131
(strength)
2. Faktor kelemahan
0,5548 21 1,6778
(weakness)
Total 1,0000 40 2,9909
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Sama seperti matriks IFAS, Rangkuti (1997) menjelaskan apabila total bobot x rating
bernilai kurang dari 2,5 maka kondisi internal lemah dan sebaliknya. Tabel di atas
menunjukkan bahwa total bobot x rating matriks EFAS adalah sebesar 2,9909 (> 2,5) yang
berarti bahwa kondisi eksternal Taman Lalu Lintas cenderung kuat, namun apabila
dibandingkan dengan kondisi internal yang bernilai 3,211 maka kondisi internal Taman Lalu
Lintas lebih kuat dari kondisi eksternal Taman Lalu Lintas tersebut. Adapun pembobotan
pada masing-masing matriks, baik IFAS maupun EFAS memperoleh total sama dengan 1,
yang berarti bahwa pembobotan tersebut telah sesuai.
Setelah menentukan nilai matriks IFAS dan EFAS, maka selanjutnya adalah
menyusun matriks SWOT yang merupakan kombinasi antara faktor internal dan eksternal.
Matriks SWOT mempertemukan komponen internal dan eksternal untuk merumuskan
strategi seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. 4 Matriks SWOT
IFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
EFAS
Strategi S - O (2,755) Strategi W - O (3,082)
Strategi ini menggunakan kekuatan Strategi ini meminimalkan kelemahan
untuk mendukung peluang. untuk memanfaatkan peluang.
1. Menyediakan lapangan terbuka 1. Menyediakan tempat parkir
Peluang dan tempat duduk untuk untuk memaksimalkan
(Opportunity) mendukung fungsi edukasi pada kunjungan, terutama bagi
Taman Lalu Lintas. Lapangan keluarga yang berada di
terbuka digunakan untuk permukiman di sekitar taman
menambah wahana bermain yang serta memaksimalkan potensi
ramah bagi anak sekaligus taman yang terletak di
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 15
IFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
EFAS
sebagai pembelajaran untuk persimpangan, sehingga mudah
menambah pengetahuan di temukan oleh pengunjung
mengenai lalu lintas (S1,6 ; O1). (W1 ; O2, 3).
2. Penyediaan/penambahan tempat 2. Mengendalikan keberadaan
parkir kendaraan untuk sarana perdagangan dan jasa di
mengurangi jumlah kendaraan sekitar taman agar tidak
pengunjung yang parkir di menghambat lalu lintas
pinggir jalan dan memakan sekaligus menjadi lapangan
badan jalan serta mengurangi kerja bagi masyarakat sekitar,
tundaan pada persimpangan ma,um tetap memperhatikan
jalan, terutama pada jam pergi ketentuan pengembangan taman
kerja dan jam pulang kerja (S3 ; kota berdasarkan RTRW (W2 ;
O2, 3). O4).
3. Meningkatkan kualitas dan 3. Meningkatkan kuantitas dan
kuantitas prasarana tempat kualitas prasarana penerangan,
sampah, tempat duduk sebagai sarana beristirahat (gazebo)
sarana beristirahat dan serta sarana hiburan (panggung
meningkatkan kebersihan toilet terbuka) sebagai bentuk
umum sebagai bentuk pengembangan fisik taman
pelaksaanaan keleluasaan untuk sebagai sarana rekreasi dan
meningkatkan kualitas prasarana edukasi serta untuk menambah
dan sarana di Taman Lalu Lintas jumlah kunjungan Taman Lalu
(S2, 4, 5 ; O4, 5). Lintas (W3, 5, 6 ; O5, 6).
4. Menyediakan dan menambah 4. Memperbaiki jalan yang rusak
vegetasi penghias tamana dan dan berlubang untuk
pohon rindang sebagai daya tarik mempertahankan dan
bagi pengunjung agar meningkatkan minat bagi
mengunjungi Taman Lalu Lintas masyarakat untuk mengunjungi
(S7 ; O6, 7). taman (W7 ; O7).
Stretegi S - T (3,120) Strategi W - T (3,447)
Strategi ini menggunakan kekuatan Strategi meminimalkan kelemahan
Ancaman
untuk mengatasi ancaman. untuk menghindari ancaman.
(Threath)
1. Meningkatkan kualitas dan 1. Menyediakan lahan parkir untuk
kuantitas sarana dan prasarana mengurangi masalah umum
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 16
IFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
EFAS
taman untuk menarik transportasi, memperbaiki jalan
pengunjung, sehingga tidak untuk memudahkan aksesibilitas
kalah kualitas dan kuanntitas bagi kendaraan (W1 ; T1, 2, 4).
fisiknya dengan taman lainnya 2. Mengendalikan kegiatan di
(S1, 2, 4, 5 ; T5, 6). dalam dan sekitar taman, seperti
2. Menyediakan dan kios pedagang, untuk
ameningkatkan kualitas tempat menghindari terjadinya
parkir untuk mengurangi pengalihfungsian lahan taman
permasalahan aksesibilitas, menjadi peruntukan lain (W2 ;
seperti tundaan kemacetan, dan T7).
sebagainya terutama pada jam 3. Meningkatkan kualitas dan
sibuk (S3 ; T1, 2, 3, 4). kuantitas sarana dan prasarana
3. Mengendalikan pengembangan taman, meliputi lampu
taman agar tidak terjadi penerangan, gazebo dan
pengalihfungsian taman menjadi panggung serta meningkatkan
peruntukan lain (S6, 7 ; T7). kebersihan taman (W3, 4, 5, 6 ;
T5, 6).
4. Meningkatkan kualitas lintasan
kendaraan dengan memperbaiki
lintasan yang berlubang dan
rusak (W7 ; T3).
Sumber: Analisis Penulis, 2018
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 17
perlu ditambah, diperbaiki atau dijaga kebersihannya. Hal tersebut akan membuat
keadaan taman menjadi lebih baik dan rapi. Selain itu, dapat ditambah pula sarana
edukasi mengenai lalu lintas karena beberapa miniatur rambu-rambu lalu lintas dan
perlangkapan jalan telah rusak dan tidak berfungsi lagi. Dapat pula disediakan area
bermain ramah anak yang tidak membahayakan dan dapat memberikan pengetahuan
mengenai lalu lintas, sehingga Taman Lalu Lintas tidak hanya memberikan fungsi
rekreasi, namun juga ddapat dimanfaatkan sebagai fungsi edukasi bagi masyarakat.
2. Memperbaiki kondisi jalan yang rusak dan berlubang untuk meningkatkan
kemudahan aksesibilitas menuju taman.
Hal tersebut dapat dilakukan guna menunjang aksesibilitas yang baik bagi taman.
Adapun Taman Lalu Lintas terletak pada kawasan permukiman padat penduduk. Pada
jam-jam sibuk (jam berangkat kerja dan pulang kerja) ditambah dengan kondisi jalan
yang rusak dan berlubang menyebabkan terjadinya tundaan pada persimpangan di
mana taman tersebut berada, sehingga kondisi aksesibilitas di sekitar taman menjadi
tidak lancar. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerjasama antara kepala pengelola Taman
Lalu Lintas bersama Dinas Perhubungan Kota Balikpapan serta masyarakat sekitar
untuk dapat bersama-sama menangani masalah tundaan yang sering kali terjadi di
sekitar Taman Lalu Lintas. Salah satu strategi yang direkomendasikan adalah
perbaikan kondisi jalan yang rusak dan berlubang.
3. Menyediakan vegetasi peneduh bertajuk lebar dan tanaman hias yang dapat berperan
sebagai ikon Taman Lalu Lintas.
Vegetasi merupakan salah satu indikator penentu kualitas fisik taman. Adapun
vegetasi yang berada di Taman Lalu Lintas cenderung meninggalkan sampah
dedaunan kering berukuran kecil ketika berguguran, sehingga dibutuhkan tanaman
peneduh bertajuk lebar, selain untuk melindungi dari matahari juga tidak
meninggalkan terlalu banyak sampah dedaunan ketika berguguran. Selain itu, dapat
ditambah tanaman penghias taman.
4. Mengendalikan kegiatan perdagangan dan jasa sebagai lapangan kerja masyarakat
sekitar taman.
Di sekitar taman juga terdapat perdagangan dan jasa yang dilakukan oleh masyarakat
di sekitar taman. Agar penggunaan lahan di taman tersebut dapat terus sesuai dengan
peruntukannya, maka diperlukan pengendalian yang dapat dilakukan oleh mayarakat
sekitar. Hal tersebut dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pengalihfungsian
lahan ruang terbuka hijau menjadi peruntukan lain secara.
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 18
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melalui proses penentuan variabel, stakeholder, melakukan pengumpulan
data, kemudian menganalisis hasil data, maka dihasilkan strategi peningkatan kualitas fisik
Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan sebagai ruang terbuka hijau publik. Berdasarkan potensi
dan permasalahan yang telah dianalisis ke dalam matriks SWOT, diperoleh strategi
berdasarkan kondisi faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan tujuan yang telah
dikemukakan dalam laporan penelitian ini yakni merumuskan strategi peningkatan kualitas
fisik Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan sebagai ruang terbuka hijau publik, maka
disimpulkan bahwa strategi peningkatan kualitas fisik Taman Lalu Lintas sebagai ruang
terbuka hijau publik difokuskan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fisik Taman Lalu
Lintas meliputi fasilitas, vegetasi dan aksesibilitas sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Taman Lalu Lintas Kota
Balikpapan dengan cara menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana.
2. Memperbaiki kondisi jalan yang rusak dan berlubang untuk meningkatkan
kemudahan aksesibilitas menuju taman.
3. Menyediakan vegetasi peneduh bertajuk lebar dan tanaman hias yang dapat berperan
sebagai ikon Taman Lalu Lintas.
4. Mengendalikan kegiatan perdagangan dan jasa sebagai lapangan kerja masyarakat
sekitar taman
5.2. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti ditujukan kepada pemerintah
dan masyarakat pada umumnya.
a. Bagi Pemerintah
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan kepada Pemerintah Kota Balikpapan dan
jajaran dinas yang menaungi pertamanan antara lain:
1. Pengembangan dan peningkatan terhadap Taman Lalu Lintas sebagai ruang
terbuka hijau dan sarana sosial bagi masyarakat yang memberikan dampak
rekreasi dan edukasi bagi masyarakat.
2. Pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana Taman Lalu Lintas
untuk menunjang fungsi rekreasi dan edukasi bagi masyarakat.
3. Pengawasan terhadap pengelolaan Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan.
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 19
b. Bagi masyarakat
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan kepada masyarakat pada umumnya antara
lain:
1. Menjaga dan melestarikan sarana dan prasarana Taman Lalu Lintas Kota
Balikpapan serta ikut berperan dalam melindungi keberadaan taman.
2. Menggunakan sarana dan prasarana Taman Lalu Lintas secara baik dan
bertanggungjawab demi mengurangi kerusakan terhadap sarana dan prasarana
tersebut.
3. Melakukan pengawasan terhadap Taman Lalu Lintas Kota Balikpapan
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 20
DAFTAR PUSTAKA
Alifia, Nada., Yudi, Purnomo. 2016. Identifikasi Letak dan Jenis Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Permukiman Perkotaan. Jurnal Langkau Betang, Vol.3, No.2 Universitas
Tanjungpura, Indonesia.
Budihardjo, E. 1997. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Andi
Dahlan, E. 1992. Hutan Kota: Untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan
Hidup. Jakarta: Publisher.
Frick, H. 2006. Arsitektur Ekologis: Konsep arsitektur ekologis di iklim tropis, penghijauan
kota. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supriyatna, Sendy Aristiana. 2017. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Daya Tarik Kunjungan Masyarakat Pada Taman Tematik Di Kota Bandung.
Bandung: Universitas Pasundan.
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 21
LAMPIRAN
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 22
Kondisi Eksisting Taman Lalu Lintas
Lintasan jalan rusak dan berlubang Drainase dengan sampah dedaunan kering
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 23
Lintasan jalan Bangku taman
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 24
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 25
Pembobotan Variabel dalam Matriks IFAS
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 26
Bobot Variabel Kekuatan dan Kelemahan
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 27
Pembobotan Variabel dalam Matriks IFAS
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 28
Bobot Variabel Kekuatan dan Kelemahan
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 29
Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
Penilaian Responden
No Faktor Bobot x
Jumlah Bobot Rating
Rating
a. Faktor Internal Strength (Kekuatan)
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 30
Matriks EFAS (External Factors Analysis Summary)
Penilaian Responden
No Faktor Bobot x
Jumlah Bobot Rating
Rating
a. Faktor Eksternal Opportunities (Peluang)
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 31
KUESIONER IDENTIFIKASI ELEMEN FISIK TAMAN LALU LINTAS
Penelitian “Strategi Peningkatan Kualitas Fisik Taman Lalu Lintas Sebagai Ruang
Terbuka Hijau Publik Kota Balikpapan”
Tim Surveyor
Mahasiswa PWK ITK – Kelompok 4
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 32
LEMBAR PERTANYAAN
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Penentuan Strategi Peningkatan Kualitas
Fisik Taman Lalu Lintas Sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik Kota Balikpapan
Penilaian Responden
No Faktor Sangat Tidak Sangat
Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai
a. Faktor Internal Strength (Kekuatan)
Ketersediaan lapangan
8.
terbuka memadai
Ketersediaan tempat
9.
sampah memadai
Ketersediaan lahan parkir
10.
motor dan pos penjaga
Ketersediaan tempat
11.
duduk memadai
Ketersediaan toilet umum
12.
memadai
Terdapat area bermain
13.
bagi anak
Vegetasi yang tersedia
14.
rindang dan lebat
b. Faktor Internal Weakness (Kekuatan)
Lahan parkir untuk mobil
8.
tidak tersedia
Kios penjual makanan
9.
dan minuman tidak ada
Lampu penerangan taman
10.
rusak
Keadaan lapangan
11. terbuka dipenuhi
dedaunan kering
Jumlah gazebo sebagai
12. tempat berteduh kurang
memadai
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 33
Penilaian Responden
No Faktor Sangat Tidak Sangat
Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai
Tidak terdapat panggung
13.
terbuka
Terdapat lintasan yang
14.
berlubang dan rusak
c. Faktor Eksternal Opportunities (Peluang)
Terdapat fungsi edukasi
8.
mengenai lalu lintas
Berada di kawasan padat
9.
penduduk/permukiman
Terdapat di persimpangan
10. memutar, sehingga
mudah ditemukan
Terbukanya lapangan
11. kerja bagi masyarakat
yang ingin berjualan
Adanya keleluasaan
12. untuk meningkatkan
fasilitas di dalam taman
Terdapat papan nama di
13. luar taman yang dapat
mengundang pengunjung
Tingginya keinginan
14. penduduk untuk datang
ke taman
d. Faktor Eksternal Thread (Ancaman)
Berada pada kawasan
8.
rawan tundaan
Aksesibilitas menuju
9.
taman rusak
Sulit mendapatkan angkot
10.
menuju taman
Hanya dapat diakses
11.
menggunakan kendaraan
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 34
Penilaian Responden
No Faktor Sangat Tidak Sangat
Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai
pribadi
Terdapat taman lain
12. dengan kualitas fisik
lebih baik
Taman kurang memiliki
13. fasilitas yang baik dan
lengkap
Rawan terjadi pengalih-
14. fungsian taman menjadi
peruntukan lain
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 35
IDENTIFIKASI ELEMEN FISIK TAMAN LALU LINTAS
Penelitian “Strategi Peningkatan Kualitas Fisik Taman Lalu Lintas Sebagai Ruang
Terbuka Hijau Publik Kota Balikpapan”
No Faktor
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 36
No Faktor
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 37
Berdasarkan tabel tersebut, responden diharapkan menentukan faktor yang merupakan
komponen internal dan eksternal berdasarkan pertanyaan berikut:
1. Manakah dari variabel tersebut yang merupakan faktor internal berupa kekuatan dari
Taman Lalu Lintas Balikpapan?
Jawaban:
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 38
2. Manakah dari variabel tersebut yang merupakan faktor internal berupa kelemahan dari
Taman Lalu Lintas Balikpapan?
Jawaban:
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 39
3. Manakah dari variabel tersebut yang merupakan faktor eksternal berupa peluang bagi
Taman Lalu Lintas Balikpapan?
Jawaban:
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 40
4. Manakah dari variabel tersebut yang merupakan faktor eksternal berupa ancaman bagi
Taman Lalu Lintas Balikpapan?
Jawaban:
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS FISIK TAMAN LALU LINTAS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK 41