Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS DAN PERENCANAAN JALAN PADA RUAS


JALAN LEGOK - JIPANG

Oleh :

Dr. MARTINUS AGUS S., IR., MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNSWAGATI CIREBON
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Analisis dan Perencanaan Jalan Pada Ruas Jalan Legok -
Jipang

Ketua

1. Nama Lnegkap : Dr. Martinus Agus S., Ir., MT.

2. NIDN : 0429086207

3. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

4. Program Studi : Teknik Sipil

5. Pusat Penelitian : Lembaga Penelitian Unswagati

6. Alamat Institusi : Jl. Pemuda No. 32 Kota Cirebon

Biaya yang Diusulkan : Rp. 4.500.000

Biaya yang Direkomendasikan : Rp. 4.000.000

Menyetujui, Cirebon, Januari 2019


Kepala Lemlit Unswagati Cirebon Ketua Penelitian

Dr. H. Amran Jaenudin, Ir., M.S. Dr. Martinus Agus S., Ir., MT.

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Unswagatu Cirebon

Fathur Rahman R., ST., MT


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas perkenannya Penelitian
yang berjudul : “Analisis dan Perencanaan Jalan Pada Ruas Jalan Legok -
Jipang” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Melalui laporan Penelitian ini
kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan dan kesempatan
kepada:

1. Dekan Fakultas Teknik Unswagati Cirebon

2. Kaprodi Teknik Sipil

3. Mahasiswa/i Prodi Teknik Sipil

4. Semua pihak yeng telah memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran


hingga Penelitian ini dapat diselesaikann.
Kami menyadari hasil Penelitian ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mohon saran dan kritikannya untuk
pengembangan Penelitian selanjutnya. Dengan segala kerendahan hati kami juga
berharap semoga hasil Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pemikiran bagi
pengembangan masyarakat, ilmu , serta praktisi.

Cirebon, Januari 2019

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................iii


DAFTAR GAMBAR ..................................................................... v
DAFTAR TABEL ......................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................ 3
1.3 BATASAN MASALAH ................................................. 3
1.4 TUJUAN PENELITIAN ................................................ 3
1.5 URGENSI PENELITIAN .............................................. 4
1.6 MANFAAT PENELITIAN ............................................. 4
1.7 TARGET LUARAN ...................................................... 4
1.8 RENCANA TARGET PENCAPAIAN ........................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 6


2.1 STATE OF THE ART .................................................. 6
2.2 PENELITIAN PENDAHULU ........................................ 6
2.3 PEMILIHAN TRASE JALAN........................................ 12
2.4 ALINYEMEN HORIZONTAL ....................................... 13
2.5 ALINYEMEN VERTIKAL ............................................. 13
2.6 KOORDINASI ALINYEMEN ....................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN................................................... 17
3.1 METODE PERENCANAAN ......................................... 17
3.1.1 Desain Perencanaan ............................................ 17
3.1.2 Metode Perencanaan yang Digunakan ................ 17
3 1.3 Variabel Perencanaan dan Operasional Variabel17
3.1.4 Jenis dan Sumber Data........................................ 18
3.1.5 Metode Analisis Data ........................................... 19
3.1.6 Pengujian Keabsahan Data ................................. 19
iv

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................... 20


5. ANALISIS WILAYAH PENELITIAN ............................... 20
6.5.1 Trase Jalan Baru ..................................................20
6.5.2 Alinyemen Horizontal............................................21
6. PEMBAHASAN ............................................................. 27

BAB V PENUTUP ....................................................................... 32


5.1 KESIMPULAN ............................................................. 32
5.2 SARAN ........................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alinyemen Horizontal dan Vertikal ................................. 14


Gambar 2.2 Tikungan Terletak Dibagian Atas Lengkung Vertikal ..... 15
Gambar 2.3 Lengkung Vertikal Cekung Pada Bagian Jalan .............. 15
Gambar 4.1 Trase Jalan Rencana .................................................... 20
Gambar 4.2 Trase Jalan Rencana .................................................... 22
Gambar 4.3 Jenis Tikungan S-C-S pada Titik P1 .............................. 27
Gambar 4.4 Jenis Tikungan S-C-S pada Titik P2 .............................. 28
Gambar 4.5 Jenis Tikungan F-C pada Titik P3 .................................. 29
Gambar 4.6 Jenis Tikungan F-C pada Titik P4 .................................. 30
Gambar 4.7 Jenis Tikungan F-C pada Titik P5 .................................. 31
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Rencana Target Pencapaian ............................................... 5


Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 18
Tabel 4.1. Pemilihan Trase Jalan ........................................................20
Tabel 4.2. Titik Koordinat..................................................................... 21
Tabel 4.3. Perhitungan Jarak Antar Titik (d) ........................................ 23
Tabel 4.4. Perhitungan Sudut Azimuth (α) .......................................... 24
Tabel 4.5. Perhitungan Sudut Tikungan (Δ) ........................................ 25
Tabel 4.6. Pemilihan Jenis Tikungan ....................................................26
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P1 ....................................27
Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P2 ....................................28
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P3....................................29
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P4 ....................................30
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P5 ....................................31
ABSTRAK
Transportasi darat (jalan raya dan jalan berbasis rel) adalah
pergerakan arus manusia, kendaraan dan barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan jaringan jalan. Jalan adalah bentuk
infrastruktur utama yang memiliki peran vital dalam kehidupan karena
aspek distribusi adalah satu dari tiga aspek pembentuk ekonomi selain
produksi dan konsumsi.
Brebes merupakan kota kecil di pesisir utara ujung paling barat
wilayah Jawa Tengah. Letaknya yang berada di jalur lalu-lintas pantai
utara (Pantura) dan merupakan pintu gerbang ke Jawa Tengah dari arah
barat di samping berbatasan dengan wilayah Jawa Barat, menjadikan
daerah ini sebagai kota lintasan yang cukup penting. Kabupaten Brebes
terdiri atas dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan dan perbukitan
dengan iklim tropis yang bercurah hujan rata-rata 18,94 mm; curah hujan
maksimum 347 mm dan curah hujan minimum 2 mm. Kondisi itu
menjadikan kawasan tesebut sangat potensial untuk pengembangan
produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan,
perikanan, peternakan dan banyak lagi. Kota Brebes dengan letaknya
yang strategis, yaitu di persimpangan jalan utama pada pertengahan
Pulau Jawa, Kabupaten Brebes memegang peranan penting bagi
kelancaran transportasi darat di Pulau Jawa. Mengingat pentingnya
peranan Kabupaten Brebes bagi kelancaran transportasi darat, maka
kelayakan prasarana transportasi yang terdapat di kota tersebut harus
benar-benar diperhatikan.
Pada ruas jalan Legok - Jipang yang berlokasi di Kecamatan
Bantarkawung adalah ruas jalan yang berada di Kabupaten Brebes
tepatnya di jalur Provinsi Kec. Bantarkawungyang memiliki ketinggian
±323 meter diatas permukaan laut. Oleh karena itu volume lalu lintas di
daerah tersebut tidak cukup padat, dikarnakan kurangnya prasarana
tranportasi d jalan tersebut kurang di perhatikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas kabupaten Brebes atau tepatnya di
jalan Legok - Jipang perlu di adakan pembangunan jalan baru, dengan
adanya pembangunan jalan baru akan lebih mendukung kelancaran
tranportasi, kenyamanan dan keselamatan di jalan tersebut.

Kata kunci : Transportasi, Lalu Lintas, Geometrik Jalan.

vii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan era globalisasi di berbagai sektor, diantaranya
sektor ekonomi, pendidikan, pariwisata dan teknologi yang begitu
pesat harus didukung dengan transportasi yang cepat dan nyaman.
Untuk memenuhi hal tersebut perlu perencanaan jalan yang dititik
beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi
fungsi dasar dari jalan, yaitu memberikan pelayanan yang optimal
pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke berbagai tujuan. Suatu
jalan dikatakan baik, jika bisa memberikan rasa aman, nyaman dan
teratur arus lalu lintasnya.
Transportasi darat (jalan raya dan jalan berbasis rel) adalah
pergerakan arus manusia, kendaraan dan barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan jaringan jalan. Jalan adalah
bentuk infrastruktur utama yang memiliki peran vital dalam kehidupan
karena aspek distribusi adalah satu dari tiga aspek pembentuk
ekonomi selain produksi dan konsumsi.
Brebes merupakan kota kecil di pesisir utara ujung paling
barat wilayah Jawa Tengah. Letaknya yang berada di jalur lalu-lintas
pantai utara (Pantura) dan merupakan pintu gerbang ke Jawa Tengah
dari arah barat di samping berbatasan dengan wilayah Jawa Barat,
menjadikan daerah ini sebagai kota lintasan yang cukup penting.
Kabupaten Brebes terdiri atas dataran rendah, dataran tinggi,
pegunungan dan perbukitan dengan iklim tropis yang bercurah hujan
rata-rata 18,94 mm; curah hujan maksimum 347 mm dan curah hujan
minimum 2 mm. Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat
potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman
padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan banyak
lagi. Kota Brebes terletak sekitar 177 Km ke arah barat.Sedang dari

1
2

Jakarta berjarak sekitar 230 Km ke arah timur dengan sarana


transportasi umum yang memadai dan tersedia sepanjang
hari.Dengan letaknya yang strategis, yaitu di persimpangan jalan
utama pada pertengahan Pulau Jawa, Kabupaten Brebes memegang
peranan penting bagi kelancaran transportasi darat di Pulau Jawa.
Mengingat pentingnya peranan Kabupaten Brebes bagi kelancaran
transportasi darat, maka kelayakan prasarana transportasi yang
terdapat di kota tersebut harus benar-benar diperhatikan.
Pada ruas jalan Legok - Jipang yang berlokasi di Kecamatan
Bantarkawung adalah ruas jalan yang berada di Kabupaten Brebes
tepatnya di jalur Provinsi Kec. Bantarkawungyang memiliki ketinggian
±323 meter diatas permukaan laut. Oleh karena itu volume lalu lintas
di daerah tersebut tidak cukup padat, dikarnakan kurangnya
prasarana tranportasi d jalan tersebut kurang di perhatikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas kabupaten Brebes atau
tepatnya di jalan Legok - Jipang perlu di adakan pembangunan jalan
baru, dengan adanya pembangunan jalan baru akan lebih
mendukung kelancaran tranportasi, kenyamanan dan keselamatan di
jalan tersebut.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang
permasalahan diatas untuk menganalisis lebih lanjut, maka
mengambil judul mengenai “ANALISIS DAN PERENCANAAN
JALAN PADA RUAS JALAN LEGOK - JIPANG”
3

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana merencanakan Jalan baru Pada Ruas Jalan


Legok – Jipang.
2. Kondisi topografi ruas jalan rencana Legok – Jipang yang
bervariasi (datar, bukit dan pegunungan).
3. Opsi pembuatan trase jalan baru.
4. Penentuan kelandaian berdasarkan kondisi topografi.
5. pekerjaan galian timbunan.

1.3 BATASAN MASALAH

Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai


berikut:
a. Lokasi perencanaan pada ruas jalan Legok - Jipang.

b. Merencanakan jalan baru Legok - Jipang.

c. Perencanaan geometrik jalan menggunakan Metode Bina Marga


dan AASHTO (American Association of State Highway and
Transportation Officials).
d. Tidak merencanakan tebal perkerasan.

e. Tidak merencanakan perhitungan biaya.

f. Tidak melakukan pengujian CBR.

1.4 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. mengetahui jenis kerusakan yang terjadi di Jalan
2. menentukan besar tebal lapis perkerasan (overlay) pada ruas
Jalan
4

1.5 URGENSI PENELITIAN


Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting
untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah
memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat ke tempat lain.
Pembangunan transportasi diarahkan untuk mewujudkan sistem
transportasi yang andal, tertib, aman, efisien dalam menunjang
pembangunan. Seiring dengan kemajuan teknologi, sistem
transportasi di Indonesia sangat berpengaruh untuk penunjang
sarana dan prasarana transportasi secara efektif dan efisien. Jalan
juga harus diusahakan agar dapat mendorong kearah terwujudnya
keseimbangan antar daerah dalam tingkat pertumbuhannya. Semakin
tinggi aktifitas untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka makin
tinggi kebutuhan transportasinya, sehingga beban pada jalan akan
bertambah. Hal ini dapat berakibat timbulnya masalah kemacetan,
kepadatan, dan antrian.

1.6 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah antara lain sebagi
berikut.
1. Mendapatkan pemecahan masalah lalu lintas yang terjadi,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi arus
yang melintasi kawasan tersebut.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara penanganan
setiap kerusakan.

1.7 TARGET LUARAN


Adapun yang menjadi luaran pada penelitian ini adalah:
1. Informasi bagi Jaringan Irigasi Primer dan Sekunder.

2. Jurnal/Publikasi SSN.

3. Memperkaya bahan ajar.


5

1.8 RENCANA TARGET PENCAPAIAN

Tabel 1.1. Rencana Target Pencapaian

Jenis Luaran Indikator Capaian Riset


No.
Kategori Sub Kategori TS TS+1 TS+2
Internasional
Publikasi
1. Nasional
Ilmiah v
Terakreditasi
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 STATE OF THE ART


Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari
suatu ruas jalan, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan
kelengkapan dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survey
lapangan dan telah dianalisis serta mengacu pada ketentuan yang
berlaku. (Shirley, 2000, dalam Pramudiana D., 2007).
Perencanaan geometrik Jalan merupakan suatu perencanaan
route dari suatu ruas jalan secara lengkap, menyangkut beberapa
komponen jalan yang dirancang berdasarkan data dasar, yang
didapatkan dari hasil survey dilapangan, kemudian dianalisis
berdasarkan acuan persyaratan perencanaan geometrik yang
berlaku. (Saodang, H.,2004).
Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari
perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik
sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan
pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses
kerumah-rumah. (Sukirman, S.,1999).
Dalam perencanaan geometrik jalan, terdapat 2 (dua)
permasalahan yang ada yaitu :
1. Alinyemen Horizontal (situasi/trase jalan).
2. Alinyemen Vertikal (potongan memanjang/profile).

2.2 PENELITIAN TERDAHULU


Analisa Dan Perencanaan Jalan Raya Dan Jembatan Pada
Ruas Jalan Panawuan-Ancaran Kabupaten Kuningan (Ade
Triyadani, 2014), merencanakan panjang trase 11450,74 m atau 11,45
km, dengan 6 tikungan dengan Tipikal pekerasan jalan rencana, dan
jenis tikungan :
10

a. P1 (S-C-S) 70 km/jam
b. P2 (S-C-S) 60 km/jam
c. P3 (F-C) 80 km/jam
d. P4 (S-C-S) 80 km/jam
e. P5 (S-C-S) 60 km/jam
f. P6 (S-C-S) 80 km/jam

1. Perencanaan Geometrik Jalan Ruas Jalan


Kertawangunan - Kadugede Kabupaten Kuningan (Egi
Rizky Yuono 2016). Transportasi adalah pergerakan
manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan kendaraan dan jaringan
jalan. Terdapat hubungan erat antara transportasi
dengan jangkauan dan lokasi kegiatan manusia,
barang dan jasa. Dalam kaitan dengan kehidupan
manusia, transportasi memiliki peranan penting dalam
pembangunan politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
Kabupaten Kuningan dipandang perlu pembangunan
infrastruktur jalan baru penghubung jalan lingkar luar
Kuningan rute Kertawangunan-Kadugede, dengan
asumsi setelah adanya perencanaan lanjutan jalan
lingkar luar Kuningan ini akan lebih mendukung kinerja
jalan yang telah direncanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Kuningan dan akan memudahkan akses
khususnya kendaraan umum baik dari arah
Kabupaten/Kota Cirebon menuju Kabupaten Ciamis
maupun sebaliknya tanpa melewati daerah Kuningan
kota.
11

2. Analisis Dan Perencanaan Jalan Ruas Jalan Salem –


Legok Kabupaten Brebes (M Faisal Firdaus 2016).
Transportasi darat (jalan raya) adalah pergerakan arus
manusia, kendaraan dan barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan jaringan jalan.
Jalan adalah bentuk infrastruktur utama yang memiliki
peran vital dalam kehidupan karena aspek distribusi
adalah satu dari tiga aspek pembentuk ekonomi selain
produksi dan konsumsi.
Ruas Jalan Salem - Legok yang berlokasi di
Kecamatan Bantarkawung adalah ruas jalan yang
berada di Kabupaten Brebes tepatnya di jalur Provinsi
Kec. Salem dan Banterkawung yang memiliki
ketinggian ±448 meter di atas permukaan laut. Oleh
karena itu volume lalu lintas di daerah tersebut tidak
cukup padat. Dikarenakan kondisi jalan yang curam,
tikungan yang berbahaya dan kerusakan pada jalan,
ruas jalan tersebut merupakan jalur akses utama ( Jalan
Provinsi ) untuk melakukan perjalanan antar kota dan
luar kota.
Ruas jalan Salem - Legok yang termasuk jalan
Provinsi Jawa Tengah ini merupakan jalur tercepat dari
arah Brebes menuju kota Tegal maupun sebaliknya,
Maka dari itu ruas jalan ini perlu dilakukan perencanaan
jalan baru untuk memberikan kenyamanan,dan
keselamatan aktifitas masyarakt dan pengemudi yang
melewati jalan tersebut.
12

Penelitian ini memiliki panjang trase 9705.98 m atau


9.70 km dan memiliki tiga tikungan yaitu :
a. Full Circle Untuk tikungan pertama (P1), 60
km/jam.
b. Spiral-Circle-Spiral untuk tikungan kedua (P2), 40
km/jam.
c. Spiral-Circle-Spiral untuk tikungan ketiga (P3), 50
km/jam.

2.3 PEMILIHAN TRASE JALAN


Trase Jalan merupakan rencana jalan yang akan terlihat apakah
jalan tersebut merupakan jalan lurus, menikung ke kiri, atau ke kanan.
(Sukirman, S,.1999).

a. Metode Pemilihan Trase Jalan


Untuk merencanakan, menempatkan, merancang,
membangun, mengoperasikan, dan memelihara fasilitas jalan raya
atau transportasi umum diperlukan pengumpulan, pengolahan,
dan pelaporan data yang sangat banyak. Sekarang, dikebanyakan
jawatan jalan raya, pengolahan dan pelaporan data dilakukan
sebagain besar dengan komputer. (Oglesby, C.H., Gary
H.R.,1999).

b. Tahap Pemilihan Trase Jalan


Tahap pemilihan trase jalan adalah bagian dalam pemilihan
rencana jalan dengan mempertimbangkan beberapa hal antara
lain :
1. Panjang Trase Rencana.
2. Jumlah Tikungan.
3. Jumlah Jembatan.
4. Elevasi Maksimal.
5. Elevasi Minimal
13

2.4 Alinyemen Horizontal


Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang
horizontal. Alinyemen horizontal dikenal juga dengan nama situasi
jalan atau trase jalan. Alinyemen horizontal ini terdiri dari garis-garis
lurus yang dihubungkan dengan garis- garis lengkung. Garis lengkung
tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah dengan lengkung
peralihan atau busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja.
(Saodang, H.,2004).
Pada perencanaan alinyemen horizontal, umumnya akan
ditemui dua jenis bagian jalan yaitu bagian lurus dan bagian lengkung
atau umum disebut tikungan yang terdiri dari tiga jenis tikungan yaitu
:
1. Lengkung busur lingkaran sederhana (full circle).
2. Lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan (spiral-
circle-spiral).
3. Lengkung peralihan (spiral-spiral).

2.5 Alinyemen Vertikal


Alinyemen vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan
pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang.
Pada perencanaan alinyemen veritkal akan ditemui kelandaian
positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga
kombinasinya akan berupa lengkung cekung dan lengkung cembung.
Disamping kedua jenis kelandaian tersebut, akan ditemui pula jenis
kelandaian = 0 (datar).
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh keadaan topografi yang
dilalui oleh route jalan yang direncanakan. Kondisi topografi ini tidak
hanya berpengaruh pada perencanaan alinyemen horisontal, akan
tetapi akan mempengaruhi pula pada perencanaan alinyemen vertikal.
14

2.6 Koordinasi Alinyemen


Koordinasi alinyemen pada perencanaan teknik jalan,
diperlukan untuk menjamin suatu perencanaan teknik jalan raya yang
baik dan menghasilkan keamanan serta rasa nyaman bagi pengemudi
kendaraan (pengguna jalan) yang melalui jalan tersebut.
Maksud koordinasi dalam hal ini yaitu penggabungan beberapa
elemen dalam perencanaan geometrik jalan yang terdiri dari
perencanaan:
 Alinyemen Horizontal,
 Alinyemen Vertikal dan
 Potongan Melintang.
sehingga menghasilkan produk perencanaan teknik yang
memenuhi unsur aman, nyaman dan ekonomis.
Beberapa ketentuan atau syarat sebagai panduan yang dapat
digunakan untuk proses koordinasi alinyemen, adalah sebagai berikut
:
a. Alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal terletak pada satu
phase, dimana alinyemen horizontal sedikit lebih panjang dari
alinyemen vertikal, demikian pula tikungan horizontal harus satu
phase dengan tanjakan vertikal.

Gambar 2.1. Alinyemen Horizontal dan Vertikal Terletak Pada


Satu Phase
(Sukirman, S.,1999).
15

b. Tikungan tajam yang terletak di atas lengkung vertikal cembung


atau di bawah lengkung vertikal cekung harus dihindarkan, karena
hal ini akan menghalangi pandangan mata pengemudi saat
memasuki tikungan pertama dan juga jalan terkesan putus.

Gambar 2.2. Tikungan Terletak Dibagian Atas Lengkung Vertikal


Cembung
(Sukirman, S.,1999)

c. Pada kelandaian jalan yang lurus dan panjang, sebaiknya tidak


dibuat lengkung vertikal cekung, karena pandangan pengemudi
akan terhalang oleh puncak alinyemen vertikal, sehingga sulit
untuk memperkirakan alinyemen dibalik puncak tersebut.

Gambar 2.3. Lengkung Vertikal Cekung Pada Bagian Jalan yang


Lurus dan Panjang
(Sukirman, S.,1999)
16

a. Lengkung vertikal dua atau lebih pada satu lengkung horizontal


sebaiknya dihindarkan.
b. Tikungan tajam yang terletak diantara bagian jalan yang lurus dan
panjang, harus dihindarkan.
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 METODOLOGI PERENCANAAN
3.1.1 Desain Perencanaan

Dalam melakukan perencanaan, desain dimulai dengan


mengadakan penyelidikan dan evaluasi terhadap perencanaan
yang sudah dikerjakan dan diketahui. Dari penyelidikan itu,
akan terjawab bagaimana hipotesis dirumuskan dan diuji
dengan data yang diperoleh untuk memecahkan suatu
masalah.

3.1.2 Metodologi Perencanaan yang Digunakan

Metodologi yang digunakan dalam perencanaan ini yaitu


metodologi kuantitatif, yaitu metodologi yang terukur yang
banyak menggunakan hitungan, grafik dan tabel dengan
kaidah- kaidah tertentu.

3.1.3 Variabel Perencanaan dan Operasional Variabel


a. Variabel Perencanaan

Dalam perencanaan ini menggunakan variabel


independent yang mempengaruhi atau mengakibatkan
masalah lain terjadi. Dalam hal ini keamanan dan
kenyamanan pengguna jalan yang mengacu terhadap
kerangka pemikiran merupakan variabel perencanaan.

b. Operasional Variabel

Dalam operasional variabel akan ditingkatkan keunggulan


perencanaan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggualan tersebut untuk memenuhi tujuan
perencanaan yang baik.

17
18

3.1.4 Jenis dan Sumber Data


a. Data Primer

Data primer yaitu data yang didapat oleh perencana untuk


maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang
sedang ditangani. Data dikumpulkan sendiri oleh
perencana langsung dari sumber pertama atau tempat
objek perencanaan dilakukan.

b. Data Sekunder

Data yang didapat dari Instansi terkait yang dapat


menunjang kegiatan perencanaan ini, ataupun dari pihak
lain dan sumber-sumber yang ada sehingga dapat
terkumpulnya data-data yang diperlukan.
Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Data Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer :

- Dokumentasi - Lapangan - Survei Langsung

2. Data Sekunder :

- Peta Topografi - Google earth

- Review Dokumen

Rumus-rumus yang - Buku Geometrik


Digunakan Jalan, Ir. Review Dokumen, Internet,
Hamirhan Perpustakaan Teknik
Saodang, 2004
- Peraturan- - MKJI 1997, Internet, Review Dokumen
peraturan yang
TPGJAK 1997
Berlaku
19

3.1.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang


digunakan untuk mengolah hasil perencanaan guna
memperoleh suatu kesimpulan. Dengan melihat kerangka
pemikiran teoritis, maka teknik analisis data yang digunakan
dalam perencanaan ini adalah analisis kuantitatif.

3.1.6 Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam perencanaan, sering hanya


menggunakan atau ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas.
Dalam perencanaan kuantitatif, kriteria utama terhadap data
hasil perencanaan adalah valid, reliabel dan objektif. Validitas
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek perencanaan dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
perencana. Dengan demikian pentingnya validitas dalam
sebuah perencanaan menentukan kebenaran dari objek yang
diteliti.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Trase Jalan Baru

Tabel 4.1. Data Trase Jalan

Parameter Trase

Panjang Trase Rencana 5912,88 m

Jumlah Tikungan 5

Jumlah Jembatan -

Elevasi Maksimal 598 m

Elevasi Minimal 223 m

Trase baru merupakan trase rencana dengan


pertimbangan empat parameter diatas.

Gambar 4.1. Trase Jalan Rencana

20
21

4.1.2 Alinyemen Horizontal


Berikut ini adalah perhitungan alinyemen horizontal
perencanaan geometrik jalan ruas Salem-Legok.

a. Titik Koordinat
Tabel 4.2. Titik Koordinat

Titik X Y
A 261465 9202033
P1 262199 9202181
P2 262946 9201860
P3 264141 9202369
P4 265240 9202381
P5 266097 9202542
B 267175 9202452
22

Gambar 4.2. Trase Jalan Rencana


23

b. Jarak Antar Titik (d)

da-b = √(𝑋𝑏 − 𝑋𝑎)2 − (𝑌𝑏 − 𝑌𝑎)2 -------------- (41)

Tabel 4.3. Perhitungan Jarak Antar Titik (d)

Koordinat d
Titik
X Y (m)
A 261465 9202033
748
P1 262199 9202181
813
P2 262946 9201860
1298,89
P3 264141 9202369
1098,57
P4 265240 9202381
872,48
P5 266097 9202542
1081,45
B 267175 9202452
Panjang Jarak dari A-B (m) 5912,88
Panjang Jarak dari A-B (km) 5,9
24

c. Perhitungan Sudut Azimuth (α)


(𝑋𝑏−𝑋𝑎)
𝛼𝑎 − 𝑏 = 𝑎𝑟𝑐 𝑇𝑎𝑛 - - - - - - - (42)
(𝑌𝑏−𝑌𝑎)

Tabel 4.4. Perhitungan Sudut Azimuth (α)

Koordinat α
Titik
X Y (o)
A 261465 9202033
78,63
P1 262199 9202181
113,21
P2 262946 9201860
66,93
P3 264141 9202369
89,37
P4 265240 9202381
79,37
P5 266097 9202542
94,79
B 267175 9202452
25

d. Perhitungan Sudut Tikungan (Δ)

Δa-b = αb - αa ------------- (43)

Tabel 4.5. Perhitungan Sudut Tikungan (Δ)

No. α ∆
(o)
1 78,63
34,58
2 113,21
46,28
3 66,93
22,45
4 89,37
10,01
5 79,37
15,43
6 94,79
26

e. Pemilihan Jenis Tikungan


Pemilihan jenis tikungan didasarkan pada
besaran sudut tikungan yang telah dihitung
sebelumnya, dengan mencoba berbagai jenis
tikungan seperti Full Circle, Spiral-Circle-Spiral
dan Spiral- Spiral sehingga didapat Es/Ec yang
nilainya paling kecil/sesuai perencanaan.

Tabel 4.6. Pemilihan Jenis Tikungan

Keterangan

Jenis
Titik
tikungan

S-C-S P1

S-C-S P2

F-C P3

F-C P4

F-C P5
27

4.2 PEMBAHASAN

1. Titik P1 Digunakan Jenis Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)

Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P1

No. Titik P1 Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)


1 VR 50,00 km/jam Rumus (3)
2 D1 748,00 meter Rumus (41)
3 ∆1 34,58 o Rumus (43)
4 e 10,00 % Rencana
5 f 15,88 % Gambar (2.1.)
6 Ls 46,79 meter Rumus (9)
7 Rc 85,00 meter Tabel (2.2.)
8 θs 14,99 o Rumus (13)
9 p 1,40 meter Rumus (14)
10 k 22,16 meter Rumus (15)
11 Lc 6,83 meter Rumus (18)
12 Xs 46,44 meter Rumus (11)
13 Ys 3,87 meter Rumus (12)
14 Ts 49,05 meter Rumus (16)
15 Ec 5,49 meter Rumus (17)

Gambar 4.3. Jenis Tikungan SCS Pada Titik P1


28

2. Titik P2 Digunakan Jenis Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)

Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P2

No. Titik P2 Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)


1 VR 50,00 km/jam Rumus (3)
2 D2 813,00 meter Rumus (41)
3 ∆2 46,28 o Rumus (43)
4 e 10,00 % Rencana
5 f 15,88 % Gambar (2.1.)
6 Ls 49,79 meter Rumus (9)
7 Rc 85,00 meter Tabel (2.2.)
8 θs 15,79 o Rumus (13)
9 p 1,28 meter Rumus (14)
10 k 24,79 meter Rumus (15)
11 Lc 21,83 meter Rumus (18)
12 Xs 46,44 meter Rumus (11)
13 Ys 4,26 meter Rumus (12)
14 Ts 60,12 meter Rumus (16)
15 Ec 8,62 meter Rumus (17)

Gambar 4.4. Jenis Tikungan S-C-S Pada Titik P2


29

3. Titik P3 Digunakan Jenis Tikungan Full-Circle (FC)

Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P3

No. Titik P3 Full Circle (FC)


1 VR 60,00 km/jam Rumus (3)
2 D3 1298,89 meter Rumus (41)
3 ∆3 22,45 o Rumus (43)
4 e 10,00 % Rencana
5 f 15,25 % Gambar (2.1.)
6 Rc 115,00 meter Tabel (2.2.)
7 Tc 22,82 meter Rumus (5)
8 Ec 2,24 meter Rumus (6)
9 Lc 45,05 meter Rumus (7)

Gambar 4.5. Jenis Tikungan F-C Pada Titik P3


30

4. Titik P4 Digunakan Jenis Tikungan Full-Circle (FC)

Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P4

No. Titik P4 Full Circle (FC)


1 VR 60,00 km/jam Rumus (3)
2 D4 1098,57 meter Rumus (41)
3 ∆4 10,01 o Rumus (43)
4 e 10,00 % Rencana
5 f 15,25 % Gambar (2.1.)
6 Rc 115,00 meter Tabel (2.2.)
7 Tc 10,07 meter Rumus (5)
8 Ec 0,44 meter Rumus (6)
9 Lc 20,09 meter Rumus (7)

Gambar 4.6. Jenis Tikungan F-C Pada Titik P4


31

5. Titik P4 Digunakan Jenis Tikungan Full-Circle (FC)

Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Tikungan Titik P5

No. Titik P5 Full Circle (FC)


1 VR 60,00 km/jam Rumus (3)
2 D5 872,48 meter Rumus (41)
3 ∆5 15,43 o Rumus (43)
4 e 10,00 % Rencana
5 f 15,25 % Gambar (2.1.)
6 Rc 115,00 meter Tabel (2.2.)
7 Tc 15,58 meter Rumus (5)
8 Ec 1,05 meter Rumus (6)
9 Lc 30,96 meter Rumus (7)

Gambar 4.7. Jenis Tikungan F-C Pada Titik P5


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan geometrik jalan ruas Legok - Jipang
yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
diantaranya :
1. Panjang trase adalah 5912,88 m atau 6 km.
2. Untuk perencanaan jalan baru ruas jalan Legok - Jipang terdapat
dua tikungan Spiral-Circle-Spiral dan tiga tikungan Full Circle.
3. Pada aliyemen vertikal terdapat 2 buah lengkung vertikal
cekung dan 3 buah lengkung vertikal cembung.
4. Angka superelevasi terbesar (Full Circle) yaitu sebesar 9,99 %.

5. Volume galian sebesar 423737,22 m3.

6. Volume timbunan sebesar 219816,25 m3.

5.2 SARAN
1. Untuk pembuatan trase jalan harus mempertimbangkan kondisi
daerah dimana lokasi perencanaan tersebut.
2. Nilai kelandaian maksimal rencana harus disesuaikan dengan
jenis jalan yang direncanakan.
3. Agar lebih memperhatikan koordinasi alinyemen pada
perencanaan jalan.
4. Pada hasil perhitungan galian timbunan terdapat sisa tanah galian

sebesar 219816,25 m3 yang harus di buang dan untuk lokasi


pembuangannya terdapat di Desa Legok Kec. Salem Kab. Brebes
dan sisanya di pasok untuk pengrajin bata yang berada di desa
Bentar Kec. Salem Kab.Brebes.

32
33

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

(Egi Rizky Yuono, 2016), (Ade Triyadani, 2014), (M Faisal


Firdaus 2016) skripsi.

Saodang, H. 2004, Geometrik Jalan, Nova, Bandung.

Sukirman, S. 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova,


Bandung.
Oglesby, C.H., Gary H.R. 1999, Teknik Jalan Raya,
Erlangga, Jakarta.

B. Peraturan Perundang-undangan

Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI ) Departemen


Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Direktorat Bina Jalan Kota, Jalan – No. 036 / T / BM /
1997, Pebruari, 1997
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
No.038/TBM/1997

Anda mungkin juga menyukai