Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Modifikasi Kurikulum di Sekolah Inklusi SDN Pasar

Lama 3 Banjarmasin
Dina Restiana, Husnul Khotimah, Indita, Lailatul Jannah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Pendidikan Khusus,
Banjarmasin
dinarestiana773@gmail.com, dalnimnim43@gmail.com, inditadita07@gmail.com, lailatul.jannah9988@gmail.com

ABSTRAK

Kurikulum yang digunakan Sekolah Dasar Negeri Pasar Lama 3 yang merupakan sekolah inklusi adalah
Kurikulum 2013 (K13). Untuk siswa ABK telah diduplikasi dan dimodifikasi untuk penerapannya..
Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen modifikasi kurikulum
di Sekolah Inklusi SDN Pasar Lama 3. Hasil Penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen guru
dalam proses memodifikasi model kurikulum bisa dibilang cukup baik. Hal ini dikarenakan kurikulum
untuk anak ABK tidak ada, mungkin karena sekolah inklusi, tetapi setidaknya ada PPI Pembelajaran bagi
anak ABK. Dalam pembelajaran sendiri di SDN Pasar Lama 3 anak ABK mengikuti kurikulum regular
dari tujuan, isi/materi, dan proses pembalajaran, hanya pada evaluasi yaitu soal ujian diturunkan menjadi
C1.

Kata Kunci: Manajemen, modifikasi, kurikulum, inklusi

PENDAHULUAN Proses pendidikan yang


berlangsung di sekolah memerlukan suatu
Pendidikan adalah sebagai usaha
cara, pedoman, dan rencana untuk
sadar keluarga, masyarakat, dan
menempuhnya untuk mencapai tujuan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan,
pendidikan tersebut yang disebut
pengajaran dan latihan langsung disekolah
kurikulum.
dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk
Dalam berbagai sumber referensi
mempersiapkan peserta didik agar dapat
disebutkan bahwa definisi kurikulum
memainkan peranan dalam berbagai
memiliki ragam pengertian, seperti
lingkungan hidup secara tetap untuk masa
menurut Nurgiantoro, bahwa kurikulum,
depan yang akan datang.
yaitu alat untuk mencapai tujuan tertentu

Pendidikan sebagai proses yang dalam pendidikan.

dibangun masyarakat untuk membawa Menurut Skillbeck (1993), kurikulum

generasi-generasi baru kearah kemajuan digunakan untuk acuan pengalaman

dengan cara-cara tertentu sesuai dengan pembelajaran siswa, diperlihatkan dalam

kemampuan yang berguna untuk mencapai pembentukan tujuan, rencana, dan

tingkat kemajuan yang paling tinggi rancangan untuk pembelajaran dan

(Abdurrahman Saleh Abdullah 2007:15). pengimplementasian dari rencana-rencana


tersebut dan rancangan dalam lingkungan pembelajaran untuk mencapai tujuan
sekolah. Sementara Nasution menjelaskan pendidikan tertentu (BSNP, 2008: 6).
bahwa kurikulum adalah suatu rencana Dari para pendapat ahli di atas maka dapat
yang disusun untuk melancarkan proses di simpulkan bahwa kurikulum adalah
belajar-mengajar di bawah bimbingan dan seperangkat isi, bahan ajar, tujuan yang
tanggung-jawab sekolah atau lembaga akan ditempuh sebagai pedoman
pendidikan beserta staf pengajarnya. penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dari definisi kurikulum diatas, kurikulum
Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal
berarti sebuah cara yang dipilih untuk
yang sangat erat kaitannya, tidak dapat
memantapkan model pembelajaran untuk
dipisahkan satu sama yang lain
proses belajar dan mengajar, tentunya cara
(Nurgiantoro, 1988 :2). Nurgiantoro
yang disebutkan harus punya landasan
menggarisbawahi bahwa relasi antara
yang sesuai dengan kepribadian suatu
pendidikan dan kurikulum adalah relasi
budaya contohnya dalam konteks
tujuan dan isi pendidikan. Karena ada
Indonesia, kurikulum harus
tujuan, maka harus ada alat yang sama
memperhatikan kebutuhan mendasar dari
untuk mencapainya, dan cara untuk
masyarakat yang akan mengkonsumsi
menempuh adalah kurikulum.
pendidikan sesuai amanat UndangUndang
Demikian juga dengan sekolah yang
Dasar 1945. ( Dedi Ilham Perdana : 2013 )
menyelenggarakan Pendidikan Inklusi.
Menurut Nasution kurikulum adalah suatu
Dewasa ini, pendidikan inklusif telah
rencana yang disusun untuk melancarkan
menjadi perhatian serius dunia
proses belajar mengajar di bawah
internasional yang dipelopori oleh
bimbingan dan tanggung jawab sekolah
berbagai organisasi internasional. Banyak
atau lembaga pendidikan beserta staf
negara yang telah memiliki kebijakan
pengajarnya (Nasution, 1989: 5)
perundang-undangan untuk pendidikan
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
inklusif berdasarkan perjanjian hak asasi
2003 tentang sistem pendidikan nasional
manusia internasional seperti Pernyataan
dan Peraturan Pemerintah Republik
Salamanca dan Kerangka Aksi (UNESCO,
Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang
1994) dan Konvensi PBB tentang Hak-
Standar Nasional Pendidikan di sana
Hak Penyandang Disabilitas (United
dijelaskan, bahwa kurikulum adalah
Nations, 2006). Konsep pendidikan
seperangkat rencana dan pengaturan
inklusif bertujuan untuk memasukkan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
anak-anak penyandang cacat ke dalam
serta cara yang digunakan sebagai
kelas reguler dimana guru harus
pedoman penyelenggaraan kegiatan
menggunakan berbagai pendekatan dengan dana sekolah dan bantuan orang
pengajaran, bekerja secara kolaboratif, dan tua
menggunakan berbagai metode penilaian dari anak berkebutuhan khusus.
(Rouse, 2007) Keterbatasan
Pendidikan inklusif adalah sistem pembiayaan menyebabkan GPK menerima
penyelenggaraan pendidikan yang honor
memberikan kesempatan kepada semua kecil yang tidak sesuai standar. Kendala
peserta didik yang memiliki kelainan dan lain
memiliki potensi kecerdasan dan atau adalah masih sangat kecilnya jumlah
bakat istimewa untuk mengikuti lulusan GPK
pendidikan atau pembelajaran dalam satu sehingga guru umum banyak yang
lingkungan pendidikan secara bersama- diberdayakan
sama dengan peserta didik pada umumnya. dengan cara memberikan pelatihan
Pada pendidikan dasar, kehadiran pendidikan
pendidikan inklusi perlu mendapat khusus. Dengan kata lain, pelatihan
perhatian lebih. Pendidikan inklusif diberikan
sebagai layanan pendidikan yang kepada guru non lulusan sarjana
mengikutsertakan anak berkebutuhan pendidikan
khusus (ABK) belajar  bersama anak khusus sehingga kompetensi belum
normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas optimal.
biasa yang terdekat dengan tempat Selain itu, pemerintah tidak menyediakan
tinggalnya. formasi
Provinsi Kalimantan Selatan masih untuk pegawai negeri sipil (PNS) GPK di
menghadapi sejumlah kendala dalam sekolah
penerapan penyelenggara pendidikan inklusif (Amka
pendidikan inklusif. Kendala dimaksud 2019:90)
antara lain SD Inklusi yang sudah “terlanjur”
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menerima tidak langsung dengan
Provinsi tidak mudahnya menangani anak-anak yang
menyediakan Guru Pendidikan Khusus sekolah dengan kebutuhan khusus itu.
(GPK) di Kurikulum harus dapat disesuaikan dengan
sekolah-sekolah, kalaupun ada pada kelas yang heterogen dengan karakteristik
umumnya ABK dan regular. Guru belum siap untuk
masih merupakan inisiatif sekolah yang menangani anak-anak dikelasnya dengan
dibiayai karakteristik yang berbeda. Akhirnya,
guru-guru yang berhadapan langsung belajar dan proses pembelajaran serta
dengan ABK di kelas mengeluh dan sulit mencapai tujuan pendidikan dimulai dari
untuk mengajar satu metode yang sama perencanaan, pengorganisasian,
dan dengan perlakuan yang sama sehingga pelaksanaan dan pengawasan dengan
tujuan pembelajaran tidak tercapai seperti menggunakan sumber daya manusia dan
yang diharapkan. Untuk itu pengembangan sumber daya yang lain untuk mencapai
ataupun modifikasi kurikulum dapat tujuan organisasi (Daroni dkk, 2018)
dilakukan sebagai upaya menciptakan Manajemen Kurikulum menurut
pembelajaran yang menyenangkan dan Rusman, sebagai suatu sistem pengelolaan
tujuan pembelajaran dapat tercapai dalam kurikulum yang kooperatif, komprehensif,
pendidikan inklusi. sistemik dan sistematik dalam rangka
Manajemen adalah proses mewujudkan ketercapaian tujuan
perencanaan, pengorganisasian, kurikulum. Dalam pelaksanaannya,
pemimpinan dan pengendalian upaya manajemen harus dikembangkan sesuai
anggota organisasi dan penggunaan semua dengan konteksnya. Oleh karena itu,
sumber daya organisasi untuk mencapai otonomi yang diberikan kepada
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif lembaga pendidikan dalam mengelola
dan efisien (Sufyarma, 2003: 188-189). kurikulum secara mandiri dengan
Manajemen didefinisikan sebagai suatu memprioritaskan kebutuhan dan
proses sosial, yang direncanakan untuk ketercapaian sasaran dalam visi dan misi
menjamin kerjasama, partisipasi, lembaga pendidikan dengan tidak
intervensi dan keterlibatan orang lain mengabaikan kebijaksanaan nasional yang
dalam mencapai sasaran terentu atau yang telah ditetapkan.
telah ditetapkan dengan efektif (Sukiswa Manajemen kurikulum bertujuan
1986: 13). untuk: 1 Pencapaian pengajaran dengan
Manajemen pendidikan juga dapat menitik beratkan pada peningkatan
diartikan sebagai segala sesuatu yang kualitas interaksi belajar mengajar. 2.
berkenaan dengan pengelolaan proses Mengembangkan sumber daya manusia
pendidikan untuk mencapai tujuan yang dengan mengacu pada pendayagunaan
telah ditetapkan, baik tujuan jangka seoptimal mungkin. 3. Pencapaian visi dan
pendek, menengah, maupun tujuan jangka misi pendidikan nasional. 4. Meningkatkan
panjang (Moh. Yamin 2009:19). kualitas belajar mengajar di suatu
Manajemen pendidikan adalah sebuah pendidikan tertentu.
proses yang dilaksanakan secara sadar dan Ruang lingkup manajemen
terencana untuk menciptakan suasana kurikulum
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengajaran yang akan disampaikan kepada
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. murid.
Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan 3. Pelaksanaan kurikulum, berkenaan
kurikulum lebih mengutamakan untuk dengan semua tugas yang memungkinkan
merealisasikan dan merelevansikan antara terlaksananya kurikulum. Pelaksanaan
kurikulum nasional (standar kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan
kompetensi/kompetensi dasar) dengan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat
kebutuhan daerah dan kondisi sekolah sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat
yang bersangkutan, sehingga kurikulum sekolah yang berperan adalah kepala
tersebut merupakan kurikulum yang sekolah dan pada tingkatan kelas yang
integritas dengan peserta didik maupun berperan adalah guru.
dengan lingkungan di mana sekolah itu Walaupun dibedakan antara tugas kepala
berada. sekolah dan tugas guru dalam
Ruang lingkup manajemen kurikulum, pelaksanaan kurikulum serta diadakan
meliputi: perbedaan tingkat dalam pelaksanaan
1) Perencanaan kurikulum, adalah manajemen, yaitu tingkat kelas dan tingkat
perencanaan kesempatan kesempatan sekolah, namun antara kedua tingkat
belajar untuk membina siswa ke arah dalam pelaksanaan manajemen kurikulum
perubahan tingkah laku yang diinginkan tersebut senantiasa bergandengan dan
dan menilai sampai mana perubahan- bersama-sama bertanggung jawab
perubahan telah terjadi pada diri siswa. melaksanakan proses manajemen
Sehingga perencanaan kurikulum kurikulum. 4. Pengawasan kurikulum,
berfungsi sebagai pedoman atau alat dilaksanakan evaluasi kurikulum untuk
manajemen yang berisi petunjuk tentang memberikan informasi terhadap pembuat
jenis dan sumber individu yang keputusan, atau untuk penggunanya dalam
diperlukan, media pembelajaran yang proses
digunakan, tindakan-tindakan yang perlu menggambarkan hasil, dan memberikan
dilakukan, sumber biaya tenaga dan sarana informasi yang berguna untuk membuat
yang diperlukan, sistem pertimbangan sebagai alternatif keputusan.
monitoring dan evaluasi, peran unsur- Tujuan utama evaluasi adalah
unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan penyempurnaan kurikulum dengan cara
manajemen lembaga pendidikan. 2. mengungkapkan proses pelaksanaan
Pengorganisasian kurikulum, adalah kurikulum yang telah berhasil mencapai
struktur program kurikulum yang berupa tujuan yang telah ditetapkan. Pada
kerangka umum program-program hakikatnya evaluasi
mencakup dua hal, yaitu evaluasi hambatan belajar yang dialami semaksimal
digunakan untuk menilai efektivitas mungkin dalam setting sekolah inklusif,
program dan evaluasi dapat digunakan 2.        Membantu guru dan orangtua dalam
sebagai alat bantu dalam implementasi mengembangkan program pendidikan bagi
kurikulum atau pembelajaran. (Rusman, peserta didik berkebutuhan khusus baik
2012) yang diselenggarakan di sekolah maupun
di rumah. 3.   Menjadi pedoman bagi
Modifikasi kurikulum yakni sekolah, dan masyarakat dalam
kurikulum siswa rata-rata atau regular mengembangkan, menilai dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan menyempurnakan program pendidikan
kemampuan atau potensi ABK. Modifikasi inklusif.
kurikulum ke bawah diberikan kepada
peserta didik tunagrahita dan modifikasi Dalam pembelajaran inklusif, model
kurikulum ke atas untuk peserta didik kurikulum bagi ABK dapat dikelompokan
gifted and talented. Modifikasi kurikulum menjadi empat, yakni: duplikasi
ini dilakukan terhadap alokasi waktu, isi kurikulum, modifikasi kurikulum,
atau materi kurikulum, proses belajar- substitusi kurikulum, dan omisi kurikulum
mengajar, sarana prasarana, lingkungan
belajar, dan pengelolaan kelas. Model duplikasi artinya salinan
Dalam pendidikan inklusif, yang serupa benar dengan aslinya. Dalam
kurikulum yang digunakan adalah kaitannya dengan model kurikulum,
kurikulum sekolah regular atau kurikulum duplikasi berarti mengembangkan dan atau
nasional yang dimodifikasi sesuai dengan memberlakukan kurikulum untuk peserta
tahap perkembangan anak berkebutuhan didik berkebuthan khusus secara sama atau
khusus, dengan mempertimbangkan serupa dengan kurikulum yang digunakan
karakteristik (ciri-ciri) dan tingkat untuk siswa pada umumnya (regular). Jadi
kecerdasannya. Kurikulum nasional terdiri model duplikasi adalah cara dalam
dari 3 model yaitu model kurikulum pengembangan kurikulum, dimana peserta
regular, model kurikulum regular dengan didik ABK menggunakan kurikulum yang
modifikasi dan model kurikulum Program sama seperti yang dipakai oleh anak-anak
Pembelajaran Individual (PPI). pada umumnya. Model duplikasi dapat
Tujuan modifikasi atau pengembangan diterapkan pada empat komponen utama
kurikulum dalam pendidikan inklusif, kurikulum, yaitu tujuan, isi, proses dan
yaitu: 1. Membantu peserta didik dalam evaluasi .
mengembangkan potensi dan mengatasi
Model modifikasi berarti merubah
atau menyesuaikan. Dalam kaitan dengan substitusi bisa terjadi dalam
model kurikulum untuk peserta didik ABK komponen utama kurikulum
maka model modifikasi berarti cara Model omisi berarti
pengembangan dimana kurikulum umum menghapus/menghilangkan. Dalam kaitan
yang diberlakukan bagi peserta didik dengan model kurikulum, omisi berarti
ABK. Dengan demikian, peserta didik upaya untuk menghapus atau
ABK menjalani kurikulum yang menghilangkan sesuatu, baik sebagian atau
disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan keseluruhan dari kurikulum umum, karena
dan kemampuan mereka. Modifikasi dapat hal tersebut tidak mungkin diberikan
diberlakukan pada empat komponen utama kepada peserta didik ABK. Dengan kata
kurikulum. Model substitusi berarti lain, omisi berarti sesuatu yang ada dalam
mengganti. Dalam kaitannya dengan kurikulum umum tetapi tidak disampaikan
model kurikulum, maka substansi berarti atau tidak diberikan kepada peserta didik
mengganti sesuatu yang ada dalam ABK, karena sifatnya terlalu sulit atau
kurikulum umum dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan peserta didik
lain. Pengganti dilakukan karena hal ABK. Bedanya dengan substitusi adalah
tersebut tidak mungkin dilakukan oleh jika dalam substitusi ada materi pengganti
peserta didik ABK, tetapi masih bisa yang sebobot, sedangkan dalam model
diganti dengan hal lain yang sebobot omisi tidak ada materi pengganti (Yusuf
dengan yang digantikan. Model Munawir, 2011).
kurikulum. Data penelitian diambil dari
guru pendamping khusus sebanyak dua
METODE PENELITIAN
orang, satu orang guru kelas dan dua orang
Penelitian ini merupakan penelitian tim penyusun
deskriptif yang bertujuan untuk untuk Setelah data terkumpul, dilakukanlah
mengetahui bagaimana implementasi
analisis data secara lebih terperinci melalui
modifikasi kurikulum di sekolah inklusi SDN
metode kualitatif deskriptif
Pasar Lama 3 terhadap murid-murid yang
berkebutuhan khusus. HASIL PENELITIAN
Metode pengumpulan data ini diambil
Berdasarkan data yang didapat
dengan cara wawancara yaitu pertanyaan
melalui proses wawancara dan
secara terbuka dan juga dokumentasi.
dokumentasi disekolah Inklusi SDN Pasar
Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun
Lama 3 menerapkan model pengembangan
berdasarkan dari aspek apa yang
kurikulum duplikasi dan modifikasi. Untuk
diperlukan dalam manajemen modifikasi
perencanaan kurikulum bagi siswa ABK
sendiri tidak ada perencanaan yang secara akan menyesuaikannya senidir, namun
khusus, siswa ABK akan mengikuti tidak keluar konteks kurikulum bagi siswa
kurikulum siswa regular, karna memang regular.
tujuan inklusi sendiri tidak membedakan Pengawasan kurikulum, terletak
siswa ABK dalam pembelajaran dikelas, pada proses evaluasi pembelajaran, di
kurikulum dan komponen lainnya dengan SDN Pasar Lama 3 bagi siswa ABK yang
siswa regular. tidak mampu melaksanakan evaluasi
Pengorganisasian kurikulum pembelajaran (soal ujian akhir) seperti
merupakan pola atau desain bahan siswa regular, maka proses evaluasinya
kurikulum yang bertujuan untuk akan di modifikasi, jika siswa regular
memudahkan siswa dalam mempelajari diberikan soal ujian C3, maka untuk siswa
bahan peajaran dan memudahkan siswa ABK akan soalnnya akan diturunkan
melakukan kegiatan belajar sehingga tingkatannya menjadi C1, agar siswa ABK
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara juga bisa mencapai KKM sama seperti
aktif, disekolah inklusi SDN Pasar Lama 3 siswa regular meskipun soal ujiannya akan
untuk pengorganisasiaannya pun berbeda.
mengikuti siswa regular, jika siswa tidak Dalam hal penyusunan kurikulum
mampu maka guru didalam kelas akan sekolah menyusun kurikulum setiap
langsung memodifikasi cara tahunnya dengan melibatkan tim penyusun
pengorganisasiaannya, agar siswa ABK kurikulum seperti kepala sekolah dan guru
lebih mudah dalam melakukan kegiatan kelas, dalam penyusunan kurikulum GPK
pembelajaran, modifikasi tersebut bisa saja (Guru Pendamping Kelas) tidak diikut
dari media dan dari guru GPK siswa ABK sertakan, sehingga GPK tidak tahu menahu
itu sendiri soal model pengembangan kurikulum apa
Pelaksanaan kurikulum, sama yang diterapkan oleh guru kelas saat
halnya dengan perencanaan tidak ada pembelajaran. GPK hanya menyusun
pelaksanaan khusus untuk siswa ABK, Program Pengembangan Individu untuk
guru hanya akan menyesuaikan kedaan sat Activity of Daily Living bagi ABK ketika
pembelajaran berlangsung. Lebih tepatnya disekolah, dan PPI tersebut pun tidak ada
inisiatif guru di tuntut untuk memudahkan bukti secara tertulis.
siswa ABK dalam penyesuaian kurikulum Kurikulum yang digunakan pada
untuck siswa regular. Karna pada semua sekolah SDN Pasar Lama 3 adalah K13.
aspek kurikulum dari tujua, isi/materi, dan Yang pada intinya disekolah SDN Pasar
proses tidak ada penyesuaian secara Lama 3 menggunakan model
tertulis, maka dari itulah guru kelas yang pengembangan kurikulum duplikasi pada
tujuan, isi/materi, dan proses sedangkan Untuk fasilitas cuci tangan disekolah
untuk evaluasi menggunakan model belum diketahui karna saat melakukan
modifikasi tapi hanya pada soal ujiannya wawancara kami tidak ikut masuk kedalam
saja. kelas, hanya melakukan proses wawancara
Di sekolah tersebut terdapat 25 didalam ruang kepala sekolah, untuk
jumlah guru umum dan 44 jumlah GPK. diruang kepala sekolah sendiri belum
Untuk jenis hambatan di sekolah SDN terlihat adanya wastafel atau alat-alat
Pasar Lama 4 ada beberapa jenis hambatan untuk mencuci tangan
seperti Tunanetra Low vision, Autis,
PEMBAHASAN
Tunagrahita sedang dan lamban belajar. Di
Secara perencanaan, perencanaan
SDN Pasar Lama 3 hanya menerima siswa
kurikulum inklusi dilakukan dengan
berkebutuhan khusus yang memang masih
membuat struktur kurikulum mulai dari
mampu mengikuti pembelajaran di kelas
latar belakangnya, tujuan kurikulum,
dengan baik. Siswa-siwa tersebut harus
standar kompetensi, dan kompetensi dasar
menjalani tes akademik sbagai penentu
yang akan berkaitan langsung pada proses
apakah ia diterima disekolah atau tidak.
pembelajaran. Adapun perencanaan
Tes tersebut dilakukan bertujuan untuk
kurikulum dilakukan oleh pihak sekolah
mengetahui tingkat kemampuan atau
sendiri dengan melibatkan pihak
potensi anak. Sehingga pihak sekolah dan
manajemen sekolah, perwakilan guru,
guru dapat mempertimbangkan apakah si
GPK serta komite sekolah. Kurikulum
anak dapat diterima di sekolah tersebut
mengalami modifikasi yaitu anak dengan
atau tidak. Karena, dari pihak sekolah
kemampuan akademik rata-rata dan diatas
tidak dapat menerima siswa yang memilki
tinggi disiapkan kurikulum terpadu dengan
tingkat hambatan berat. Hanya siswa yang
kurikulum normal. Sedangkan, anak
memilki hambatan ringan atau sedang saja.
dengan kemampuan akademik sedang (di
Saat melakukan wawancara kepada
bawah rata-rata) disiapkan kurikulum
guru, kekurangan disekolah SDN Pasar
modifikasi fungsional. Dan yang terakhir
Lama 3 hanya pada ruang kelas yang
anak dengan kemampuan akademik sangat
kurang, karna selama kurang lebih 2 tahun
rendah disiapkan kurikulum
ini siswa bersekolah bergantian, misalnya
pengembangan bina diri. Akan tetapi,
siswa kelas 1-3 masuk di pagi hari dan
semua anak berkebutuhan khusus akan
siswa kelas 4-6 masuk pada siang hari.
mendapatkan kurikulum pengembanngan
Akan tetapi proses pembangunan untuk
bina diri agar siswa dapat melakukan atau
kelas baru sedang berjalan saat ini.
mengerjakan sesuatu dengan mandiri tanpa
bantuan orang lain.
Secara organisasi kurikulum, metode pembelajaran kooperatif dan
paling tidak di sekolah tersebut melibatkan partisipatif, memberi kesempatan yang
beberapa hal berikut seperti ruang lingkup, sama dengan siswa lainnya, menjadi
kontinuitas, keseimbangan bahan pelajaran tanggung jawab bersama dan dilaksanakan
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, secara kolaborasi anatara guru kelas
seperti keseimbangan terhadap substansi dengan GPK, serta dengan menggunakan
bahan dan isi kurikulum dan media, sumber daya dan lingkungan yang
keseimbangan yang berkaitan dengan beragam sesuai dengan kebutuhan
proses atau cara belajar. Substansi dan isi individu.
kurikulum bagi tiap peserta didik relative
Pada proses pembelajaran, peserta
sama, namun bagi siswa berkebutuhan
didik mengikuti proses pembelajaran
khusus proses dan cara dalam kegitan
seperti biasa bersama dengan murid-murid
belajar mengajar sewaktu-waktu berbeda
lain di jenjang kelas yang mereka tempati.
dengan lainnya, sesuai dengan kebutuhan
GPK melakukan tindakan dengan
dan gejala yang terjadi di dalam kelas
membantu proses pembelajaran guru yang
ketika pembelajaran. Terkait dengan
ada di kelas. Maka, tugas dan fungsi GPK
waktu, standar pembelajaran di dalam
salah satunya berjalan ketika ada perilaku
kelas dilakukan sama rata, namun ada
kesulitan belajar siswa yang Nampak, baik
pendamping khusus serta tindakan yang
dari segi kemampuan akademik maupun
dilakukan di ruang sumber.
dari segi sikap maupun emosi.
Pada strategi pembelajaran,
Dari pelaksanaan manajemen
penyusunan bahan ajar berhubungan erat
kurikulum, terdapat berbagai macam
dengan strategi atau metode mengajar.
faktor pendukung, antara lain ialah
Ketika seorang guru menyusun bahan ajar,
pertama, dukungan penuh dari kepala
ia harus memikirkan strategi yang dapat
sekolah sebagai pengampu kebijakan.
digunakan pada proses pembelajaran. Dari
Dukungan kepala sekolah tersebut dengan
proses pembelajaran, ada beberapa hal
memberikan kebebasan kepada guru atau
yang harus dipenuhi dalam
GPK untuk merencanakan, mengatur, serta
pelaksanaannya antara lain ialah pertama ,
mengevaluasi peserta didik. Kedua,adanya
perencanaan pembelajaran hendaknya
kesamaan dalam membantu anak
dibuat berdasarkan hasil asesmen dan di
berkebutuhan khusus dalam mengikuti
buat bersama antara guru kelas dengan
proses pembelajaran, baik di dalam kelas
GPK dalam bentuk pembelajaran
maupun di luar. Ketiga, interaksi dan sikap
individual (PPI). Kedua, pelaksanaan
saling tolong menolong. Termasuk dalam
pembelajaran leboih mengutamakan
kegiatan sosialisasi program sekolah
inklusi. Keempat, tercukupinya perangkat siswa yang lainnya. Tetap menggunakan
pendukung tindakan inklusi. Dalam standar nilai yang sudah ditetapkan. Akan
membantu kelancaran proses kegiatan tetapi, untuk pemberian tugas atau soal
belajar dan mengajar bagi siswa khusus bagi ABK dipermudah.
berkebutuhan khusus. Akan tetapi, dalam
Kurikulum di SDN Inklusi Pasar
pelaksanaan manajemen kurikulum,
Lama 3 menerapkan model pengembangan
terdapat pula faktor penghambat antara
kurikulum duplikasi dan modifikasi. Untuk
lain ialah proses perencanaan dan
kurikulum bagi anak ABK sendiri tidak
pembuatan program pembelajaran hanya
ada pembuktian secara tertulis, langsung
dilakukan oleh guru atau wali kelas tanpa
diterapkan di lapangan.
meikutsertakan GPK. Padahal sebaiknya,
perencanaan pembelajaran hendaknya SDN Inklusi Pasar Lama 3

dibuat berdasarkan hasil asesmen antara menggunakan model pengembangan

guru atau wali kelas dengan GPK dalam kurikulum duplikasi pada tujuan,

bentuk pembelajaran individual. Serta di isi/materi, dan proses sedangkan untuk

sekolah SDN Pasar Lama 3 tidak evaluasi menggunakan model modifikasi

mempunyai bukti atau file dari PPI tapi hanya pada soal ujiannya saja.

tersebut. Di SDN Pasar Lama 3 hanya

Kurikulum yang disiapkan di SDN menerima siswa berkebutuhan khusus

Inklusi Pasar Lama 3 Banjarmasin, yang memang masih mampu mengikuti

merupaka dokumen yang sangat pembelajaran di kelas dengan baik. Pihak

diperlukan untuk membantu memperlancar sekolah tidak dapat menerima siswa yang

layanan pendidikan bagi anak memiliki tingkat hambatan berat. Hanya

berkebutuhan khusus. Hal ini sejalan siswa yang memilki hambatan ringan atau

dengan pendapat Inlow (1966), yaitu sedang saja.

kurikulum adalah usaha menyeluruh yang Dari pelaksanaan manajemen


dirancang oleh pihak sekolah untuk kurikulum, terdapat berbagai macam
membimbing murid memperoleh hasil faktor pendukung, antara lain ialah :
pembelajaran yang sudah di tentukan. pertama, dukungan penuh dari kepala

KESIMPULAN sekolah sebagai pengampu kebijakan


dengan memberikan kebebasan kepada
Kurikulum yang digunakan pada
guru atau GPK untuk merencanakan,
sekolah SDN Inklusi Pasar Lama 3 adalah
mengatur, serta mengevaluasi peserta
K13. Dalam hal penilaian bagi siswa
didik, Kedua, adanya kesamaan dalam
ABK sendiri tidak ada perbedaan dengan
membantu anak berkebutuhan khusus
dalam mengikuti proses pembelajaran, maupun bukti dukung modifikasi
baik di dalam kelas maupun di luar, kurikulum dan Program Pengembangan
Ketiga, interaksi dan sikap saling tolong Individu (PPI) hendaknya tersedia di
menolong, termasuk dalam kegiatan sekolah.
sosialisasi program sekolah inklusi,
keempat, tercukupinya perangkat
REFERENSI
pendukung tindakan inklusi.

Terdapat faktor penghambat dalam


Abdurrahman Saleh Abdullah. Teoriteori
pelaksanaan manajemen modifikasi Pendidikan Berdasarkan Al-
kurikulum di SDN Inklusi Pasar Lama 3 Qur‟an. Jakarta: Rineka Cipta.
2007. hlm. 15
antara lain: 1. Proses perencanaan dan
Amka, Pendidikan Inklusif Bagi Siswa
pembuatan program pembelajaran hanya
Berkebutuhan Khusus di
dilakukan oleh guru atau wali kelas tanpa
Kalimantan Selatan Jurnal
mengikut sertakan GPK. 2. Belum adanya
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.
file maupun bukti pendukung tertulis
4, Nomor 1, Juni 2019. hlm. 90
berkaitan modifikasi kurikulum untuk
BSNP. (2008). . Departemen Pendidikan
siswa inklusi.
Nasional. Jakarta
Daroni, Ali Gangsar, Solihat Gina, Salim
Abdul. 2018. Manajemen
Pendidikan Khusus di Sekolah
Luar Biasa Untuk Anak Autis.
SARAN Manajemen Pendidikan. 5(2)

Sebagaimana dikemukakan pada H. Sufyarma M, Kapita Selekta


Manajemen Pendidikan, CV.
bagian simpulan bahwa terdapat faktor Alfabeta (Bandung : 2003), hal.
penghambat dalam pelaksanaan 188-189
manajemen modifikasi kurikulum di SDN Iwa Sukiswa, Dasar–Dasar Umum
Inklusi Pasar Lama 3 antara lain proses Manajemen Pendidikan, (Bandung:
TARSITO, 1986)
perencanaan dan pembuatan program
Perdana, Dedi Ilham. 2013. Kurikulum
pembelajaran hanya dilakukan oleh guru
dan Pendidikan di Indonesia:
atau wali kelas tanpa meikut sertakan Proses Mencari Arah Pendidikan
GPK. Disarankan sebagai berikut: 1. yang Ideal di Indonesia atau
Hegemoni Kepentingan Penguasa
Perencanaan pembelajaran hendaknya Semata ?. Pemikir Sosiologi, 2(1),
dibuat berdasarkan hasil asesmen antara 65
guru atau wali kelas dengan GPK dalam Rouse, M. (2007). Enhancing Effective
bentuk pembelajaran individual. 2. File Inclusive Practice: Knowing,
Doing and Believing.
Kairaranga, 7(special edition), 8– kurikulum.html, diakses tanggal 11
13. April 2020)
(Rusman, 2012) ( digilib.uinsby.ac.id, (https://asrulywulandari.wordpress.com/
diakses 2013/06/05/model-dan-kurikulum-
11 April 2020) pendidikan. diakses 04 April 2020)
Siswanto, Susanti Eli. 2019. Manajemen
Pengembangan Kurikulum Sekolah
Inklusi. 3(2) 116 (http://ristiyantihp25.wordpress.com/
2015/10/26/4-fungsi-utama-dalam-
Yusuf Munawir. 2011. Implementasi
Pendidikan Inklusif melalui manajemen-poac/ diakses pada 16
Adaptasi Kurikulum dan April 2020)
Pembelajaran.
(http://rinitarosalinda.blogspot.com/
(https://pgsd.binus.ac.id/2017/04/10/ 2015/10/4-kurikulum-jenis-tujuan-
pendidikan-inklusi/. Diakses model.html?m=1 diakses pada 16
tanggal 0 April 2020). April 2020)

(http://www.silabus.web.id/pengertian (https://www.seputarpengetahuan.co.id/
2015/06/25-pengertian-kurikulum-
kurikulum, diakses 03 April 2020).
menurut-para-ahli-dan-komponennya.html
(https://asrulywulandari.wordpress.com/ diakses 17 April 2020)
2013/06/05/model-dan-kurikulum-
pendidikan-diakses 04 April 2020)
(http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/
modifikasi-atau-pengembangan-
kurikulum.html), diakses tanggal
11 April 2020
(http://www.silabus.web.id/pengertian
kurikulum, diakses 03 April
2020).
(https://pgsd.binus.ac.id/2017/04/10/
pendidikan-inklusi/. Diakses
tanggal 03 April 2020).
(http://www.silabus.web.id/pengertian
kurikulum, diakses 03 April 2020).
(http://www.digilib.uinsby.ac.id. Diakses
11 April 2020)
(http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/
modifikasi-atau-pengembangan-

Anda mungkin juga menyukai