FOTOSINTESIS
Kehidupan di bumi digerakkan oleh energi matahari. Kloroplas tumbuhan menangkap
energi cahaya yang telah menempuh jarak 160 juta kilometer dari matahari dan mengubahnya
menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam gula dan molekul organik lainnya. Proses ini
disebut fotosintesis
1. Fotosintesis di Alam
Tumbuhan dan autotrof lainnya adalah produsen biosfer. Fotosintesis
menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Organisme memperoleh senyawa organik yang digunakan untuk energi dan
rangka karbon dengan satu atau dua cara utama yaitu: nutrisi autotrofik atau heterotrofik.
Bahasa Yunani, autos berarti sendiri; hetero, berarti lain, berbeda dan trophos berarti
memberi makan. Autotrof bukanlah mencukupi diri sendiri secara total tetapi dalam
pengertian bahwa autotrof dapat mempertahankan diri sendiri tanpa memakan dan
menguraikan organisme lain. Autotrof membuat molekul organik mereka sendiri dari bahan
baku anorganik yang diperoleh dari lingkungannya. Oleh karena itu, mereka disebut produsen
biosfer.
Tumbuhan disebut autotrof karena nutrient satu-satunya yang mereka butuhkan
adalah karbondioksida dari atmosfer, dan air serta mineral dari tanah. Secara khusus
tumbuhan disebut fotoautotrof, yaitu organisme yang menggunakan cahaya sebagai sumber
energi untuk mensintesis karbohidrat, lipid, protein dan bahan organik lainnya. Fotosintesis
juga terjadi pada algae dan bakteri tetapi bakteri kemoautotrof menghasilkan senyawa
organik dengan mengoksidasi bahan organik seperti sulfur atau ammonia (Gambar 4.11)
Kloroplast adalah tempat fotosintesis pada tumbuhan. Semua bagian yang
berwarna hijau pada tumbuhan, termasuk batang hijau dan buah yang belum matang memiliki
kloroplas, tetapi daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis pada sebagian
besar tumbuhan. Terdapat kira-kira setengah juta kloroplas setiap mm2 permukaan daun.
Warna daun berasal dari klorofil pigmrn hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi
cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sintesis molekul organik di dalam
kloroplas. Karbondioksida masuk ke daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik
yang disebut stomata. Air yang diserap oleh akar akan dialirkan ke daun melalui berkas
pembuluh. Daun juga menggunakan berkas pembuluh untuk mengirimkan gula ke akar dan
bagian-bagian dari tumbuhan yang tidak berfotosintesis.
Hasil terpenting dari penguraian atom selama fotosintesis adalah ekstraksi hidrogen
dari air dan penggabungannya membentuk gula (Gambar 4.13 )
Siklus Calvin berasal dari pemasukan CO2 dari udara ke dalam molekul organik yang
telah disiapkan di dalam kloroplas. Peristiwa ini dikenal dengan istilah fiksasi karbon. Siklus
Calvin kemudian mereduksi karbon terfiksasi ini menjadi karbohidrat melalui penambahan
elektron. Tenaga pereduksi ini berasal dari NADPH, yang memperoleh elektron berenergi
dari raksi terang. Untuk mengubah CO2 menjadi kabohidrat, siklus Calvin juga membutuhkan
energi kimia untuk bentuk ATP yang juga dihasilkan selama reaksi terang, Dengan demikian,
siklus Calvin inilah yang mensintesis gula, tetapi hal ini hanya dapat terjadi karena bantuan
NADPH dan ATP yang dihasilkan dari reaksi terang. Siklus Calvin kadang-kadang disebut
reaksi gelap karena tidak satupun langkah dalam siklus Calvin terlaksana
membutuhkan cahaya secara langsung. Walaupun demikian siklus Calvin pada sebagian
besar tumbuhan berlangsung siang hari karena regenerasi NADPH dan ATP memerlukan
cahaya.
Reaksi terang mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia berupa ATP
dan NADPH: Pendalaman
Kloroplas merupakan pabrik kimia yang digerakkan oleh matahari. Tilakoid kloroplas ini
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH.
Untuk memahami pengubahan ini kita perlu mempelajari sifat-sifat penting cahaya.
Sifat-sifat cahaya matahari. Cahaya merupakan bentuk energi yang dikenal sebagai
elektromagnetik, yang juga disebut radiasi. Energi elektromagnetik bergerak dalam
gelombang berirama. Mempunyai panjang gelombang antara < 1 nm (untuk sinar gamma_ - 1
km (untuk gelombang radio). Keseluruhan kisaran ini disebut spektrum elektromegnetik
(Gambar 4.15).
Segmen yang paling penting bagi kehidupan adalah pita sempit yang panjang
gelombangnya antara 380-750 nm. Radiasi ini disebut cahaya tampak. Model cahaya
sebagai panjang gelombang menerangkan banyak sifat cahaya, tetapi dalam hal tertentu
cahaya itu berperilaku seperti partikel-partikel diskrit yang memiliki jumlah energi yang
tetap yang disebut foton. Jumlah energi berbanding terbalik dengan panjang gelombang
cahaya; semakin pendek panjang gelombangnya, semakin tinggi energi setiap foton cahaya
tersebut. Radiasi yang menggerakkan fotosintesis adalah cahaya tampak tetapi bagian
spektrum yang paling efektif dalam reaksi terang yang diabsorbsi klorofil adalah spektrum
biru dan merah.
Pigmen fotosintetik: Reseptor cahaya. Cahaya yang mengenai materi, cahaya ini dapat
dipantulkan, diteruskan (ditransmisikan), atau diabsorbsi. Materi yang mengabsorbsi cahaya
tampak adalah pigmen. Pigmen yang berbeda akan mengabsorbsi cahaya dengan panjang
gelombang yang bebeda pula, dan panjang gelombang yang diabsorbsi akan menghilang. Jika
suatu pigmen diterangi dengan suatu cahaya putih, warna yang terlihat adalah warna yang
paling dipantulkan atau ditransmisikan oleh pigmen yang berasngkutan. Jika suatu pigmen
menyerap semua panjang gelombang, pigmen itu akan tampak hitam. Kita melihat warna
hijau pada daun karena klorofil mengabsrobsi cahaya biru dan merah ketika mentransmisikan
dan memantulkan cahaya hijau (Gambar 4.16).
Kemampuan pigmen mengabsorbsi berbagai panjang gelombang cahaya dapat diukur dengan
spektrofotometer.
Gambar 4.16 a. Menunjukkan spektra absorbsi klorofil a dan sejumlah pigmen lain dalam
kloroplast. Spektrum absorbsi untuk klorofil a memberikan petunjuk tentang keefektifan
panjang gelombang dalam menggerakkan fotosintesis, karena cahaya dapat melakukan kerja
dalam kloroplas hanya jika ia diabsrobsi. Spektrum aksi (b) menggambarkan kinerja relatif
dari panjang gelombang yang berbeda, dengan cara yang lebih akurat daripada spektrum
absorbsi. Spektrum absorbsi biasanya terlalu rendah memeperkirakan keefektifan panjang
gelombang tertentu dalam menggerakkan fotosintesis. Hal ini sebagian disebabkan karena
klorofil a bukan satu-satunya pigmen yang penting secara fotosintetik dalam kloroplas.
Hanya klorofil a (biru-hijau) yang berperan langsung dalam reaksi terang untuk
mengubah energi cahaya menjadi energi kimia tetapi pigmen lain dalam membran
tilakoid dapat mengabsorbsi cahaya dan mentransfer energinya ke klorofil a. Pigmen-
pigmen tersebut antara lain klorofil b (kuning-hijau), dan karetonoid yang bertindak sebagai
fotoproteksi, yakni mengabsorbsi dan melepaskan energi cahaya yang berlebihan dan tidak
mentransmisikan energi ke kloroplas.
Fotoeksitasi klorofil. Ketika klorofil dan pigmen lainnya menabsorbsi foton, warna
yang bersesuaian dengan panjang gelombang yang diabsorbsi akan hilang dari spektrum
cahaya tetapi energinya tidak hilang. Ketika molekul mengabsorbsi suatu foton, salah satu
elektron molekul dinaikkan ke suatu orbital dimana elektron tersebut memiliki energi
potensial yang lebih tinggi, dan molekul pigmen dikatakan dalam keadaan tereksitasi. Ketika
elektron berada pada orbital normalnya, molekul pigmen dikatakan berada dalam keadaan
dasar. Satu-satunya foton yang diabsorbsi ialah foton yang energinya tepat sama dengan
perbedaan energi antara keadaan dasar dengan keadaan tereksitasi, dan selisih energi ini
beragam dari satu jenis atom atau molekul ke jenis lainnya. Dengan demikian, senyawa
tertentu mengabsorbsi hanya foton yang bersesuaian dengan panjang gelombang tertentu,
karena itulah setiap pigmen memiliki spektrum absorbsi yang unik.
Energi dari foton yang diabsorbsi, diubah menjadi energi potensial elektron yang
dinaikkan dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi, tetapi keadaan ini bersifat labil. Elektron
tereksitasi kembali jauh ke orbital dasarnya dalam waktu sepermiliar detik dengan melepas
energi berlebih sebagai panas. Sebagian pigmen, termasuk klorofil, selain melompat ke
keadaan energi yang lebih tinggi dan ketika elektron itu kembali ke keadaan dasarnya, foton
dilepas. Pijar-pijar ini disebut fluorosensi (Gambar 4.18)
Siklus Calvin menggunakan ATP dan NADPH untuk mengubah CO2 menjadi
gula: pendalaman
Siklus ini menggunakan ATP sebagai sumber energi dan mengkonsumsi NADPH
sebagai tenaga pereduksi untuk perubahan electron berenergi tinggi dalam mensintesis gula.
Karbohidrat yang dihasilkan langsung dari siklus Calvin sebenarnya bukan glukosa, tetapi
gula berkarbon tiga yang disebut gliseraldehida – 3 – fosfat (G3P). Untuk mensintesis 1
molekul gula ini, siklus harus 3 kali untuk mengikat molekul CO2. (Gambar 4.23), sehingga
siklus Calvin dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap reaksi yaitu; 1) fiksasi karbon; 2)
reduksi; 3) regenerasi akseptor CO2 (RuBP).
Siklus calvin terbatas pada kloroplas sel seludang, tetapi siklus ini didahului oleh
masuknya CO2 ke dalam senyawa organik dalam mesofil. Langkah pertama adalah
penambahan CO2 pada fosfoenolpiruvat (PEP) untuk membentuk produk berkarbon empat
yaitu oksaloasetat. Enzim PEP karboksilase menambahkan CO2 pada PEP. Dibandingkan
dengan rubisco, PEP karboksilase memiliki afinitas yang jauh lebih tinggi terhadap CO2.
Oleh karena itu PEP karboksilase dapat memfiksasi CO2 secara efisien. ketika rubisco tidak
dapat melakukannya yakni ketika hari panas dan kering, dan stomata tertutup sebagian,
menyebabkan konsentrasi CO2 dalam daun berkurang dan konsentrasi O2 meningkat. Setelah
tumbuhan C4 memfiksasi CO2, sel mesofil mengirim keluar produk berkarbon empat ke sel
seludang melalui plasmodesmata. Dalam sel seludang, senyawa berkarbon empat melepaskan
CO2, yang diasimilasi ulang ke dalam materi organik oleh rubisco dan siklus calvin.
Hasilnya, sel mesofil memompa CO2 ke dalam sel seludang, mempertahankan
konsentrasi CO2 yang tinggi agar rubisco dapat memfiksasi CO2 dan bukan O2. Dengan cara
inilah tumbuhan C4 meminimalkan fotorespirasi dan meningkatkan produk fotosintesis
berupa gula. Adaptasi ini sangat bermanfaat di daerah panas dengan cahaya matahari yang
banyak, dan lingkungan ini tumbuhan C4 muncul dan tumbuh subur.
Tumbuhan CAM. Adaptasi fotosintetik kedua untuk kondisi yang gersang telah
berkembang pada tumbuhan sukulen (tumbuhan penyimpan air termasuk tumbuhan es),
bermacam-macam kaktus, nenas dan beberapa famili tumbuhan lainnya. Tumbuhan
kelompok ini membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari dan
merupakan kebalikan perilaku kebanyakan tumbuhan lain. Stomata yang menutup selama
siang hari, membantu tumbuhan gurun menghemat air tetapi mengakibatkan CO2 tidak dapat
masuk ke daun. Selama malam hari stomata membuka, akibatnya CO2 masuk ke dalam daun
dan membentuk berbagai asam organik. Cara fiksasi karbon seperti ini dikenal sebagai
metabolisme asam krasulase atau crasulacean acid metabolism (CAM). Sel mesofil
tumbuhan CAM menyimpan asam organik yang dibuat selama malam hari di vakuola sampai
pagi hari ketika stomata tertutup. Pada siang hari ketika reaksi terang dapat memasok ATP
dan NADPH untuk siklus Calvin, CO2 dilepaskan memasuki siklus Calvin untuk
mensintentesis gula dalam kloroplast. Jalur fiksasi karbon ini serupa dengan tumbuhan C4,
yakni didahului sintesis senyawa intermediet sebelum CO2 memasuki siklus Calvin.
Perbedaannya bahwa langkah awal fiksasi karbon terpisah secara structural pada tumbuhan
C4 sementara pada tumbuhan CAM kedua langkah tersebut terjadi pada waktu yang berbeda.
Gambar 4.25
5 . Fotosintesis sebagai dasar metabolism biosfer: tinjauan
Dari foton – ke makanan. Reaksi terang menangkap energy matahari dan
menggunakannya untuk mensintesis ATP dan mentransfer elektron dari air ke NADP+. Siklus
Calvin menggunakan ATP dan NADPH untuk mensintesis gula dari CO2. Energi cahaya
yang memasuki kloroplas disimpan sebagai energi kimia dalam senyawa organik.
Bagaimana nasib produk fotosintesis? Hasil fotosintesis didistribusikan ke seluruh
bagian tumbuhan untuk mensintesis semua senyawa organik utama sel tumbuhan. Kira-kira
50% materi organik yang dihasilkan fotosintesis dikonsumsi sebagai bahan bakar respirasi
seluler dalam mitokondria sel tumbuhan tersebut, tapi kadang-kadang hilang dalam peristiwa
fotorespirasi.
Sebagian besar tumbuhan setiap hari berusaha untuk membuat lebih banyak materi
organik daripada yang dibutuhkannya, sebagai bahan bakar untuk respirasi dan prekursor
biosintesis. Tumbuhan menimbun gula berlebih di dalam kloroplas dan sebagian disimpan di
akar, batang dan sebagian besar tumbuhan kehilangan akar, batang, daun buah dan biji atau
bahkan seluruh bagian tumbuhan itu untuk organisme heterotrof termasuk manusia.
Pada skala yang lebih luas, produktivitas kolektif dari kloroplas yang kecil itu luar
biasa; diduga bahwa fotosintesis memproduk kira-kira 160 metrik ton karbohidrat tiap tahun.
Tidak ada proses kimia lain di planet ini yang dapat menyamai keluaran fotosintesis. Selain
itu tidak ada proses yang lebih penting daripada fotosintesis untuk kesejahteraan kehidupan di
bumi.
RANGKUMAN
Metabolisme berdasarkan reaksinya dibedakan menjadi anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme merupakan reaksi biosintesis, yaitu pembentukan senyawa kompleks dari
senyawa sederhana. Contoh anabolisme adalah fotosintesis, yaitu pembentukan zat makanan
dari karbondioksida dan air dengan bantuan cahaya dan terjadi di dalam kloroplast.
Berdasarkan fiksasi karbondioksidanya dikenal tumbuhan C3, C4 dan CAM. Katabolisme
merupakan reaksi pemecahan, yaitu pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana dan dihasilkan energi. Contoh katabolisme adalah respirasi sel, yaitu pemecahaqn
glukosa menjadi CO2 dan H2O dan dihasilkan energi. Respirasi dapat terjadi tanpa adanya
oksigen yang disebut respirasi anaerob maupun dengan adanya oksigen (respirasi aerob).
LATIHAN
1. Jelaskan mekanisme fotosintesis berdasarkan keterkaitan antara reaksi gelap dan reaksi
terang.
2. Jelaskan perbedaan kemiosmosis yang terjadi pada kloroplast dan mitokondria.
3. Jelaskan 4 tahapan utama pada respirasi seluler dalam hal sumber bahan dan produknya.
4. Jelaskan perbedaan antara fermentasi alkohol dengan fermentasi homolaktat dalam hal
mekanisme reaksinya
5. Jelaskan peran ATP dalam mekanisme kerja seluler
DAFTAR PUSTAKA
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L. 1., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson, R., &
Campbell, N. A. 2014. Campbell biology (Tenth edition.). Boston: Pearson.