Anda di halaman 1dari 49

BAHAN SKB KESEHATAN UMUM DAN GIZI

1. UU Kes / Permenkes

Undang-Undang 40 - 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional


Undang-Undang 44 - 2009 RS
Undang-Undang 24 – 2011 BPJS
Undang-Undang 36 – 2009 Kesehatan
Undang-Undang 36 – 2014 Tenaga Kesehatan
Perpres 72 – 2012 Sistem Kesehatan Nasional
Permenkes 75 – 2014 Puskesmas
Permenkes 32 – 2018 Penyelenggaraan Pelayanan Sel Punca
Perpres 12 – 2013 Jaminan Kesehatan
Perpres 1 – 2017 Germas

2. Visi dan misi Kemenkes mengikuti vismis Indonesia


Visi:
TERWUJUDNYA INDONESIA MAJU YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG

Misi
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia.
a. Mengembangkan Sistem Jaminan Gizi dan Tumbuh Kembang Anak
b. Mengembangkan Reformasi Sistem Kesehatan
c. Mengembangkan Reformasi Sistem Pendidikan
d. Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
e. Menumbuhkan Kewirausahaan
f. Menguatkan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.


a. Memantapkan Penyelenggaraan Sistem Ekonomi Nasional yang
Berlandaskan Pancasila
b. Meningkatkan Nilai Tambah dari Pemanfaatan Infrastruktur
c. Melanjutkan Revitalisasi Industri dan Infrastruktur Pendukungnya untuk
Menyongsong Revolusi Industri 4.0.
d. Mengembangkan Sektor-Sektor Ekonomi Baru
e. Mempertajam Reformasi Struktural dan Fiskal
f. Mengembangkan Reformasi Ketenagakerjaan

1
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.
a. Redistribusi Aset demi Pembangunan Berkeadilan
b. Mengembangkan Produktivitas dan Daya Saing UMKM Koperasi
c. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan
d. Mengembangkan Reformasi Sistem Jaminan Perlindungan Sosial
e. Melanjutkan Pemanfaatan Dana Desa untuk Pengurangan Kemiskinan
dan Kesenjangan di Perdesaan
f. Mempercepat Penguatan Ekonomi Keluarga
g. Mengembangkan Potensi Ekonomi Daerah untuk Pemerataan
Pembangunan Antarwilayah

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.


a. Pengembangan Kebijakan Tata Ruang Terintegrasi
b. Mitigasi Perubahan Iklim
c. Penegakan Hukum dan Rehabilitasi Lingkungan Hidup

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.


a. Pembinaan Ideologi Pancasila
b. Revitalisasi Revolusi Mental
c. Restorasi Toleransi dan Kerukunan Sosial
d. Mengembangkan Pemajuan Seni-Budaya
e. Meningkatkan Kepeloporan Pemuda dalam Pemajuan Kebudayaan
f. Mengembangkan Olahraga untuk Tumbuhkan Budaya Sportivitas dan
Berprestasi

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya.


a. Melanjutkan Penataan Regulasi
b. Melanjutkan Reformasi Sistem dan Proses Penegakan Hukum
c. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
d. Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan HAM
e. Mengembangkan Budaya Sadar Hukum

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga.
a. Melanjutkan Haluan Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif
b. Melanjutkan Transformasi Sistem Pertahanan yang Modern dan TNI
yang Profesional
c. Melanjutkan Reformasi Keamanan dan Intelijen yang Profesional dan
Tepercaya

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya.


a. Aktualisasi Demokrasi Pancasila
b. Mengembangkan Aparatur Sipil Negara yang Profesional

2
c. Reformasi Sistem Perencanaan, Penganggaran, dan Akuntabilitas
Birokrasi
d. Reformasi Kelembagaan Birokrasi yang Efektif dan Efisien
e. Percepatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
f. Reformasi Pelayanan Publik

9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.


a. Menata Hubungan Pusat dan Daerah yang Lebih Sinergis
b. Meningkatkan Kapasitas Daerah Otonom dan Daerah Khusus/Daerah
Istimewa dalam Pelayanan Publik dan Peningkatan Daya Saing Daerah
c. Mengembangkan Kerja Sama Antar-Daerah Otonom dalam Peningkatan
Pelayanan Publik dan Membangun Sentra-Sentra Ekonomi Baru

5 Visi Jokowi untuk 2019-2024


1. Mempercepat dan melanjutkan pembangunan infrastruktur
2. Pembangunan SDM
3. Undang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan pekerjaan
4. Reformasi birokrasi
5. APBN Fokus dan tepat sasaran

3. 2 tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, sesuai RPJMN yaitu:


1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan fnansial di bidang kesehatan.

4. Target Indonesia Sehat


Rencana Pembagnuan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan 4
target utama kesehatan yang harus dicapai pada 2019.

a. meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat,


b. meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
c. meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan, dan
d. meningkatkan perlindungan finansial, ketersediaan, penyebaran, mutu obat serta
sumber daya kesehatan.

5. SDGs dalam sektor kesehatan


Goals:

3
1. tanpa kemiskinan

2. tanpa kelaparan

3. kehidupan sehat dan sejahtera

4. pendidikan berkualitas

5. kesetaraan gender

6. air bersih dan sanitasi layak

7. energi bersih dan terjangkau

8. pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi

9. industri,inovasi dan infrastruktur

10. berkurangnya kesenjangan

11. kota dan komunitas berkelanjutan

12. konsumen dan produsen yg bertanggungjawab

13. penanganan perubahan iklim

14. ekosistem laut

15. ekosistem daratan

16. perdamaian,keadilan dan kelembagaan yg tangguh

17. kemitraan untuk mencapai tujuan

SDGs Kesehatan: 4 Goals, 19 Target dan 31 Indikator;

SDGs Terkait Kesehatan: 4 Goals, 21 Target dan 18 Indikator.

a. Goals Kedua: Nol Kelaparan (Gizi Kesehatan Masyarakat).

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta


mendorong pertanian yang berkelanjutan [2 target kesehatan], yaitu:

1) Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses pangan yang aman,
bergizi, dan mencukupi bagi semua orang, khususnya masyarakat miskin dan
rentan termasuk bayi, di sepanjang tahun.
2) Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target
internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan

4
mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta
lansia.

a. Goals Ketiga: Kesehatan yang Baik (Sistem Kesehatan Nasional)

Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di
segala usia [13 Target, 4 Diantaranya MoI]

b. Goals Kelima: Kesetaraan Gender (Akses Kespro, KB)

Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan [2


Target Kesehatan], yaitu:

1) 5.3. Menghilangkan segala bentuk praktik berbahaya, seperti pernikahan anak-


anak, usia dini dan terpaksa, serta sunat perempuan;
2) 5.6. Menjamin akses semesta kepada kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-
hak reproduksi;

c. Goals Keenam: Air Bersih dan Sanitasi

Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua
orang [2 Target Kesehatan], yaitu:

1) 6.1. Mencapai akses air minum aman yang universal dan merata;
2) 6.2 Mencapai akses sanitasi dan higiene yang cukup dan merata bagi semua orang
serta mengakhiri defekasi terbuka, memberi perhatian khusus pada kebutuhan
perempuan dan wanita serta orang-orang yang berada pada situasi rentan.

6. Sistem JKN

a. Apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial
yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat
yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh Pemerintah.

d. Apa itu SJSN?


Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah suatu tata cara penyelenggaraan program
jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 

5
e. Apa itu DJSN?
Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) adalah Dewan yang berfungsi untuk membantu
Presiden dalam perumusan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan Sistem
Jaminan Sosial Nasional. 

f. Kapan BPJS Kesehatan mulai operasional?


BPJS Kesehatan mulai operasional pada tanggal 1 Januari 2014.

g. Apa saja jenis jaminan sosial?


Jaminan sosial meliputi:
1) Jaminan Kesehatan  BPJS Kesehatan
2) Jaminan Kecelakaan Kerja  BPJS Ketenagakerjaan
3) Jaminan Hari Tua  BPJS Ketenagakerjaan
4) Jaminan Pensiun  BPJS Ketenagakerjaan
5) Jaminan Kematian  BPJS Ketenagakerjaan

h. Apa itu BPJS Kesehatan?


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. 

i. Siapa saja yang menjadi peserta BPJS Kesehatan?


Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh
BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan
telah membayar iuran. 

j. Ada berapa kelompok peserta BPJS Kesehatan?


Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok yaitu:

1) PBI Jaminan Kesehatan.


Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan
orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari
Pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin
yang ditetapkan oleh Pemerintah dan diatur melalui Peraturan Pemerintah. 

6
2) Bukan PBI jaminan kesehatan.
Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri dari:
a) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya.
b) Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya.
c) Buka pekerja dan anggota keluarganya

k. UU BPJS Kesehatan
Undang-Undang 40 - 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional
Undang-Undang 24 – 2011 BPJS

l. Program Promotif dan Preventif BPJS

Sesuai dengan peraturan presiden no.19 tahun 2016

1) Penyuluhan kesehatan perorangan, 


2) imunisasi rutin, 
3) keluarga berencana dan 
4) skrining kesehatan.

m. Yang TIDAK ditanggung BPJS Kes

 Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur yang berlaku.


 Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat.
 Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja
hingga besaran biayanya mencapai kesepakatan maksimal.
 Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu
lintas yang bersifat wajib hingga besaran biayanya mencapai kesepakatan
maksimal.
 Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
 Pelayanan kesehatan dengan tujuan estetika atau mempercantik tampilan diri
seperti operasi plastik atau memutihkan gigi.
 Pelayanan kesehatan untuk mengatasi infertilitas (masalah kesuburan) seperti bayi
tabung.
 Pelayanan kesehatan untuk meratakan gigi (ortodontis).
 Penyakit dan gangguan kesehatan akibat ketergantungan obat-obatan atau
alkohol.

7
 Masalah kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat dari hobi yang
membahayakan diri sendiri.
 Pengobatan tambahan, alternatif, dan tradisional seperti akupuntur, shin she,
chiropractic dan berbagai jenis pengobatan lainnya yang belum dinyatakan efektif
berdasar pada penilaian teknologi kesehatan.
 Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
(eksperimen).
 Pembayaran untuk alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu.
 Perbekalan kesehatan rumah tangga.
 Pelayanan kesehatan akibat bencana dan kejadian luar biasa atau wabah yang
sedang menyerang.
 Biaya pelayanan lainnya yang tidak berhubungan dengan manfaat jaminan
kesehatan yang diberikan.
 Klaim perorangan.

7. SKN
Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012
TENTANG SISTEM KESEHATAN NASIONAL
 pengertian bentuk pokok SKN :
bentuk organisasi dan kerja sama yg dinamis,terarah,berguna dan berdayaguna dr upaya
kesehatan berdasar pemikiran dasar SKN

 fungsi bentuk pokok SKN :


mengumpulkan informasi,mengolah informasi,dan merumuskan kebijaksanaan

8. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

a. Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa
Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.

Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia
Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera.

8
Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan
Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan


dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan.

Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu:

1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,

2) meningkatnya pengendalian penyakit,

3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan


terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,

4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu


Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan,

5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta

6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,


yaitu:

1) penerapan paradigma sehat,

2) penguatan pelayanan kesehatan, dan

3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).

Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi:


1) pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
2) penguatan upaya promotif dan preventif, serta
3) pemberdayaan masyarakat.
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi:
1) peningkatan akses pelayanan kesehatan,
2) optimalisasi sistem rujukan, dan
3) peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan.
9
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi:
1) perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
2) kendali mutu dan biaya.

Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

 Konsep Keluarga

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan


jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.

Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat


karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:

1. Fungsi afektif (The Affective Function)

adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

2. Fungsi sosialisasi

yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang


menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya.
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada
anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function)

adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan


keluarga.

4. Fungsi ekonomi (The Economic Function)

yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi


dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

10
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)

adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap


memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan.

Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya,

b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,

d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan


perkembangan kepribadian anggota keluarganya,

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan


pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut.1.
Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan
Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.2. Kunjungan keluarga
dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif.3.
Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.4.
Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.

 Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan
anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah
tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga
tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu
keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator.

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12


indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
11
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat


(IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator,
mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.

12
9. UU Kes ttg Aborsi

Ada dalam UU No.36 ttg Kesehatan

Pasal 75
1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan…
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis….
3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya
dapat dilakukan setelah melalui konseling….
4) Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Pemerintah….

10. Hari Cuci Tangan Sedunia

Dicanangkan oleh PBB setiap tanggal 15 Oktober, sejak tahun 2008.

13
11. 6 Langkah CUci Tangan

1) Tuang cairan handrub (sabun cair) pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2) Gosok kedua punggung tangan. Telapak tangan kanan menggosok punggung
tangan kiri. Lakukan pada tangan sebaliknya.
3) Menggosok sela-sela jari dengan cara menyilangkan jari tangan kanan dengan kiri.
4) Gosok bagian dalam dan punggung jari dengan posisi ujung jari saling mengunci.
5) Bersihkan ibu jari. Gosok ibu jari tangan kiri secara memutar dalam genggaman
tangan kanan. Lakukan pada tangan sebaliknya.
6) Membersihkan kuku dan ujung jari dengan cara menguncupkan ujung-ujung jari
sehingga saling bertemu. Kemudian gosokkan pada telapak tangan yang
berlawanan. Lakukan pada tangan sebaliknya.

12. HKN – Hari Kesehatan Nasional


Diperingati setiap tgl 12 November .

14
Latar Belakang Sejarah HKN

Menilik kembali pada sejarah, pada era tahun 50-an, penyakit malaria merupakan
penyakit yang banyak diderita masyarakat indonesia. Ratusan ribu jiwa terenggut akibat
malaria, Karena itulah, pemerintah berupaya melakukan pemberantasan malaria atau
malaria eradication di seluruh penjuru Tanah Air.

Guna mencapai hal tersebut, tahun 1959 dibentuklah Dinas Pembasmian Malaria yang
pada bulan Januari 1963 berubah namanya menjadi Komando Operasi Pemberantasan
Malaria (KOPEM). Pembasmian malaria dilakukan dengan menggunakan insektisida
Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal ke rumah-
rumah di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung. Penyemprotan secara simbolis dilakukan oleh
presiden Soekarno pada tanggal 12 November 1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta.
Selanjutnya, kegiatan penyemprotan DDT juga dibarengi dengan kegiatan pendidikan
kesehatan atau penyuluhan kepada masyarakat.

Lima tahun kemudian, lebih kurang 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari
penyakit malaria. Karena itu, pada tanggal 12 November 1964, keberhasilan
pemberantasan malaria tersebut diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN)
pertama. Hal inilah yang menjadi titik awal kebersamaan seluruh komponen bangsa dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia.

Tema2 peringatan HKN

2011 : Indonesia Cinta Sehat

Ke-51  2015 : Indonesia Cinta Sehat:

Generasi Cinta Sehat Siap Membangun Negeri

Ke-52  2016 : Indonesia Cinta Sehat

(SubTema: Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat)

Ke-53  2017 : Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku

Ke-54  2018 : Aku Cinta Sehat

(Subtema: Ayo Hidup Sehat, Mulai dari Kita)

Diharapkan melalui momentum HKN ke-54, masyarakat


lebih bersemangat
untuk melakukan gerakan masyarakat hidup sehat dalam

15
kehidupan sehari-hari sebagai
upaya mewujudkan Indonesia Sehat

Pesan Pendukung
• SALAM SEHAT, SEHAT INDONESIA
• Keluarga Sehat, Indonesia Kuat
• Wujudkan Indonesia Sehat dengan promotif dan preventif
• Sehatkan diri dan sekitar, mulai dari kita
• INTEGRITAS: “Sehat Tanpa Korupsi”. Jaga Diri, Jaga Teman, Jaga Kementerian
Kesehatan
• Etos Kerja : “Sehat Melayani.” Cepat (No Delay), Tepat (No Error), Bersahabat
(No Complaint)
• Gotong royong:“Indonesia Sehat”. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia
Kuat
• Budaya Kerja Harian:
1T : Minimal 1 pekerjaan tuntas setiap hari
2K : Minimal 2 kebaikan setiap hari
3S : Senyum, Sapa, Salam
4M : Hadir 4 menit sebelum kegiatan dimulai
5R : Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin

Pesan yang disampaikan dalam HKN ke-51 (2015) adalah:

 Makanan sehat untuk keluarga dengan gizi seimbang agar terhindar dari obesitas
dan stunting (masalah gizi kurang dan badan pendek).
 Perilaku hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik.
 Perilaku hidup bersih untuk menciptakan lingkungan sehat.
 Hidup sehat tanpa rokok, alkohol, dan napza.
 Penggunaan obat sesuai resep dokter.
 Menjaga kesehatan reproduksi sejak dini.
 Pencegahan penyakit dengan imunisasi.
 Bagi pengambil keputusan, dapat memanfaatkan momen HKN untuk mendapat
dukungan publik, meningkatkan nilai kinerja yang semakin baik di mata
masyarakat, serta bukti dalam menjalankan pemerintahan yang bersih dan
melayani.
 Bagi petugas kesehatan, mengingatkan tugas dan kewajiban mereka untuk
melayani kesehatan masyarakat, dan berkarya semakin giat.
 Bagi lintas sektoral kementerian, organisasi masyarakat dan dunia usaha,
memberikan kesempatan tugas membangun kesehatan tidak bisa dilakukan
sendiri, namun bekerja sama dengan berbagai pihak

16
 Bagi masyarakat, mengajak untuk terus melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat, mencegah penyakit dan memiliki jaminan kesehatan.

13. Bulan Pemberian Obat Cacing


 Agustus
 Vit A : Feb dan Agu

14. Bulan Pemberian Imunisasi MR


 Mulai Agustus September
 Sejak anak 9 bulan

15. PHBS

 PHBS di Rumah tangga


 PHBS di Sekolah
 PHBS di Tempat kerja
 PHBS di Sarana kesehatan
 PHBS di Tempat umum

a. PHBS di Rumah Tangga


1) Persalinan di tolong tenaga kesehatan
2) Pemberian ASI Eks
3) Menimbang bayi balita secara berkala
4) CUci tangan dengan sabun dan air bersih
5) Menggunakan air bersih
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik nyamuk
8) Konsumsi buah dan sayur
9) Melakukan Aktivitas fisik tiap hari
10) Tidak merokok di dalam rumah

b. Contoh PHBS di Sekolah


1) Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan,
2) Mengkonsumsi jajanan sehat,
3) Menggunakan jamban bersih dan sehat
4) Olahraga yang teratur

17
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Tidak merokok di lingkungan sekolah
7) Membuang sampah pada tempatnya, dan
8) Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.

16. 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)


 Mengurangi stunting (pendek)
 270 hari dikandungan + 730 hari (sampai 2 tahun)  perioden emas
 Program : Gizi bumil; TTD selama hamil; Periksan kandungan; Melahirkan oleh
nakes; IMD; ASI Eks; Timbang; MP ASI; Vaksin; Vitamin

Selanjutnya, dalam rangka percepatan perbaikan gizi pemerintah telah mengeluarkan

Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan


Perbaikan Gizi yang fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Pada tgl 29 Mei 2013

Masa SBY

Gerakan ini mengedepankan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui
penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan
terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada 1000
HPK
Sasaran global tahun 2025 disepakati adalah sebagai berikut:

1) Menurunkan proporsi anak balita yang pendek (stunting) sebesar 40%;

2) Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus (wasting) < 5%; 

3) Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah (BBLR) sebesar 30%;

4) Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih;

5) Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50%;

6) Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan lebih
kurang 50%.

Untuk mencapai sasaran global tersebut, pemerintah Indonesia melalui Rencana

18
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Kementerian Kesehatan
memfokuskan 4 program prioritas yaitu,

1. percepatan penurunan kematian ibu dan bayi,


2. perbaikan gizi khususnya stunting,
3. penurunan prevalensi penyakit menular dan
4. penyakit tidak menular.

17. Nakes menolak gratifikasi


Diatur dalam UU 36 2009 ttg Kes Pasal 23 ayat 4

18. CERDIK
 Untuk mencegah dari PTM

C (Cek Kesehatan Secara Teratur)

E (Enyahkan asap rokok)

R (Rajin aktifitas fisik)

D (Diet sehat dengan kalori seimbang)

I (Istirahat yang cukup)

K (Kendalikan stress)

19. Penyakit Menular Prioritas Pemerintah


 HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, filariasis

20. Virus Penyebab Intotoksi


 Bakteri campylobackter biasa ditularkan melalui unggas mentah atau kurang
matang
 Salmonella
 E.Coli

19
 Norovirus, Atau disebut juga Norwalk-like virus (NLVs) atau calicivirus. Virus ini
ditularkan melalui makanan, peralatan dan lantai yang terkontaminasi.
 Botulism

21. Germas
Kolaborasi antar kementerian dan lembaga menuju pembangunan sehat
diwujudkan dalam

Inpres Nomor 1 Tahun 2017 tentang


Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

22. Pencegahan dan penanggulangan pemakai narkoba

23. Rehabilitasi paling lama adalah rehabilitasi

24. Profesi yg tidak boleh tidak ada di puskesmas

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya


kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan
puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistim pelayanan kcsehatan di Indonesia. Sebagai
sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab

20
dalam menyelenggarakan pelayartan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab
dalatn menyelenggarakan pelayanan kedokteran.

Visi dan Misi Puskesmas 

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Indikator
utama yakni:

1. Lingkungan sehat. 
2. Perilaku sehat. 
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu. 
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Misi puskesmas, yaitu:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. 


2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. 
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan. 
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
berserta lingkungannya.

Kegiatan Pokok Puskesmas

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan
pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula. Namun
demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
: KIA, Keluarga Berencana, Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular, Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena
kecelakaan, penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga,
Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan
Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Pencatatan Laporan
dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia Lanjut dan Pcmbinaan
Pengohatan Tradisional.

Fungsi puskesmas 

Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut serta
memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak
positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam
menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya pembangunan di luar bidang

21
kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat. Upaya pelayanan
yang diselenggarakan meliputi :

1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif


dan preventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan
bersama masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,kuratif dan
rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui
upaya rawat jalan dan rujukan ( Depkes RI, 2007).

Fungsi dari Puskesmas adalah:

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. 


2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka kemampuan
untuk hidup sehat. 
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di wilayah
kerjanya. 

Jangkauan Pelayanan Puskesmas

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan, dan kepadatan
penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas. Agar jangkauan pelayanan Puskesmas lebih
merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang dengan Puskesmas pembantu,
penempatan bidan di desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada, dan
Puskesmas keliling. Disamping itu pergerakkan peran serta masyarakat untuk mengelola
posyandu.

25. Tujuan KB
 MAntap = paling lama
 IUD (dimasukkan ke vag) = 5 tahun
 Implan = 3 tahun
 SUntik = 1 bulan, 3 bulan

22
26. Imunisasi campak

27. Obat termasuk "host/ enviromental/agent"

28. Pelayanan rujukan primer/sekunder/tersier

29. Terciptanya kecamatan yg sehat adalah tujuan dari


"puskesmas/dinkes/kemenkes"?

30. Imunisasi yg diulang pada saat SD


Imunisasi Anak di Sekolah

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) diadakan 2 kali dalam setahun, serentak di seluruh
kota di Indonesia. Hanya 3 imunisasi wajib berulang yang akan diberikan pada saat BIAS,
yakni:

• Imunisasi Campak
23
Sebanyak 28,3%-nya anak berusia 5-7 tahun masih terkena campak meski sudah
mendapatkan vaksinasi sewaktu bayi. Atas dasar ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
membuat rekomendasi imunisasi ulang pada anak kelas 1 di seluruh Sekolah Dasar (SD).

• Imunisasi Difteri Tetanus (DT)

Bersamaan dengan campak, imunisasi DT juga turut diberikan ulang pada anak sekolah
kelas 1 SD. Selanjutnya, mengingat masih dijumpainya kasus difteria pada umur >10
tahun, imunisasi DT dapat diberikan lagi saat anak berusia 12 tahun.

• Imunisasi Tetanus

Imunisasi tetanus direkomendasikan untuk diberikan ulang pada anak sekolah kelas 2 dan
3 SD.

31. RP3JPK - Rencana Pokok Program Pembangunan Jangka Panjang Bidang


Kesehatan
 bahwa informasi kesehatan perlu dimantapkan dan dikembangkan untuk
menunjang sepenuhnya pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan.

32. Hari Diabetes


 14 November, sejak 2006

33. Pencegahan Penyakit Menular


a. Cuci tangan
b. Vaksin/imunisasi
c. OR
d. Jauhi peralatan makannya

34. Napza
NARKOTIKA PSIKOTROPIKA
Undang-Undang No. 35 tahun 2009 Undang-Undang No. 5 tahun 1997
zat atau obat yang berasal dari tanaman zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif

24
semi sintetis yang dapat menyebabkan melalui pengaruh selektif pada susunan
penurunan atau perubahan kesadaran, saraf pusat yang menyebabkan perubahan
hilangnya rasa nyeri dan dapat pada aktivitas mental dan perilaku
menimbulkan ketergantungan
Narkotika ada 3 golongan: Golongan Psikotropika:
a. Tanaman papaver, opium mentah, Hanya gol III dan IV
opium masak (candu, jicing, Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon,
jicingko), opium obat, morfina, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin,
kokaina, ekgonina, tanaman ganja, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital,
dan damar ganja. Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD
b. Garam-garam dan turunan-turunan (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan
dari morfina dan kokaina, serta sebagainya.
campuran-campuran dan
c. sediaan-sediaan yang mengandung
bahan tersebut di atas

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun
sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat
mengganggu sistem saraf pusat, seperti:

• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat
organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

Sabu Putaw/heroin Ganja


 detak jantung cepat Gejala emosional: Gejala emosional:
 denyut jantung tak teratur
 peningkatan tekanan  Sulit fokus  Mudah marah/mood
darah  Gelisah swing
 kejang-kejang  Keresahan dan  Cemas dan gugup
 peningkatan suhu tubuh ketegangan  Depresi
 Depresi  Gelisah
Gejala Emosional:  Kecemasan  Perubahan pola tidur
 Gangguan tidur (misal: insomnia,
 Nafsu makan  Sulit merasa bahagia terbangun tengah malam,
meninggi  Ngidam heroin mimpi buruk, kelelahan)
 Depresi (umumnya  Perubahan pola
kebal terhadap Gejala fisik: makan (nafsu makan
pengobatan terkait) berkurang dan berat
 Mood swing (mudah  Mual badan menurun drastis)
marah, perilaku  Muntah
berbahaya)  Diare Gejala fisik:
 Kesulitan  Sakit perut

25
berkonsentrasi  Hidung berair
 Ngidam sabu  Mata berair  Mual
 Paranoid  Berkeringat  Sakit perut
 Psikosis (cenderung  Panas dingin  Berkeringat
skizofrenia)  Sering menguap  Panas dingin
 Halusinasi  Nyeri otot dan tulang  Ngidam
 Kecemasan  Tremor  Demam
 Gelisah  Merinding (bulu  Gemetaran
 Tidur terlalu lama kuduk berdiri)
dan sering, terlalu nyenyak  Kelelahan
sulit dibangunkan, siklus  Tekanan darah tinggi
tidur terganggu  Jantung berdetak
 Kecenderungan cepat
bunuh diri  Kejang otot
 Menarik diri (isolasi)  Sistem pernapasan
 Emosi datar dan rusak
inaktifitas
 Miskin wawasan,
dan proses penilaian buruk

Gejala fisik:

 Kulit pucat, kumal


 Penampilan fisik
berantakan
 Pergerakan lambat
 Kontak mata yang
buruk
 Berbicara terlalu
halus
 Sakit kepala
 Kelelahan ekstrem
 Badan ngilu

26
SKB Gizi

35. Cara menghitung kebutuhan energy

Formula (rumus) yang banyak digunakan dalam menghitung kebutuhan energi seseorang
adalah :

           Energi Requirement = BMR + SDA + Aktifitas Fisik + Faktor Pertumbuhan

Besarnya penggunaan energi untuk Basal Metabolisme Rate (BMR) dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti :

Faktor Primer :

 luas permukaan tubuh (tinggi dan berat badan)


 umur, jenis kelamin
 cuaca, ras
 aktifitas hormonal

Faktor Sekunder :

 status gizi
 penyakit
 aktifitas fisik

Beberapa cara untuk menentukan BMR seperti :

1.  Rumus Harris Benedict :

Laki-laki     = 66 + (13,7 BB) + (5 TB) – (6,8 U)

Perempuan  = 65,5 + (9,6 BB) + (1,8 TB) – (4,7 U)

2.  Cara Cepat I :

Laki-laki     = 1 kkal x kgBB x 24 jam

Perempuan  = 0,95 kkal x kgBBx 24 jam

3.  Cara Cepat II :


27
Laki-laki     = 30 kkal x kg BB

Perempuan  = 25 kkal x kg BB

Specific Dynamic Action (SDA) diperkirakan besarnya 10 % dari BMR. Beberapa faktor yang
mempengaruhi besarnya SDA :

 Suhu tubuh (panas atau demam)


 Suhu lingkungan
 Termik makanan
 Jenis konsumsi makanan
 Status gizi
 Aktifitas tubuh (olehragawan)

Kegiatan Fisik diperhitungkan sesuai dengan berat ringannya pekerjaan karena makin
berat maka penggunaan energi akan lebih banyak, dan makin ringan pekerjaan
penggunaan energi akan lebih sedikit. Sehingga kegiatan fisik tersebut dapat dikategorikan
sebagai :

o       sangat ringan       = 1,4 BMR

o       ringan                  = 1,6 BMR

o       sedang                 = 2,5 BMR

o       berat                     = 6,0 BMR

WHO/FAO/UNU juga merekomendasikan pengelompokan kegiatan fisik menjadi :

o       Kerja ringan            = 20% BMR

o       Kerja sedang           = 30% BMR

o       Kerja berat              = 40% BMR

o       Kerja sangat berat   = 50% BMR

Kegiatan ringan contohnya : seorang profesional (guru, dokter, arsitek, pengacara,


akuntan, dll), pekerja kantor, penjaga toko, dan pengangguran. Kegiatan sedang
contohnya : pekerja industri, pelajar, pemancing, polisi dalam keadaan aman, tentara
tidak dalam peperangan, pekerja bangunan. Kegiatan berat contohnya : pekerja kasar,
sebagian besar pekerjaan petani, pekerja tambang, atlet (pelari, pemain sepak bola,
perenang), pekerja kehutanan. Kegiatan sangat berat contohnya : pandai besi, penebang
pohon, penarik becak/gerobak barang, buruh bangunan, kuli pabrik, pekerja pembongkar
muatan di pelabuhan.

28
 

Keperluan energi untuk faktor pertumbuhan diperhitungkan sesuai dengan golongan


umur, karena faktor umur menentukan sedang terjadinya pertumbuhan yang menyeluruh
dari jaringan tubuh, seperti pertumbuhan tulang baru, pertumbuhan organ baru seperti
gigi, serta pertambahan volume cairan tubuh. Berdasarkan kelompok umur, besar
pertambahan energi untuk faktor pertumbuhan adalah :

 10 – 14 tahun         =  2 kkal/KgBB


 15 tahun                 =  1 kkal/KgBB
 16 – 18 tahun         =  0,5 kkal/KgBB

  

DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN KECUKUPAN GIZI USIA TERTENTU (REMAJA)

Kecukupan gizi Remaja

Dasar perhitungan kecukupan gizi pada adalah :

1.  Menetapkan berat badan patokan untuk masing-masing kelompok umur; sesuai


dengan anjuran WHO untuk kelompok umur remaja di Indonesia memakai patokan
berat badan seperti berikut :

Pria :

10 – 12 tahun                           : 30 kg

13 – 15 tahun                           : 40 kg

16 – 19 tahun                           : 55 kg

Wanita :

10 – 12 tahun                           : 39 kg

13 – 15 tahun                           : 42 kg

16 – 19 tahun                           : 45 kg

Bila dibandingkan denganAKG maka kecukupan zat gizi remaja tersebut adalah:

    Kecukupan Energi : 1418/2500 x 100% = 56,72% AKG

29
    Kecukupan Karbohidrat : 60% x 2500  =  1500 kalori = 1500/4 =375 gram

                                              217,575/375 x 100%  = 58,02% AKG

    Kecukupan Protein      :  37,62/58 x 100%  = 64,8% AKG

    Kecukupan Lemak       : 10% x 2500 kal = 250 kal = 250/9 = 27,7 gram

                                            37,94/27,7 x 100% = 136,9% AKG

    Kecukupan Calsium   : 217,2/600 x 100%  = 36% AKG

    Kecukupan Vit A       :  8360,5/4000 x 100% = 209%AKG

    Kecukupan Vit B1     :  0,289/1,0 x 100% = 28,9% AKG

    Kecukupan Fe           :  8,045/18 x 100% = 44,7% AKG

    Kecukupan Vit C       : 32,5/30 x 100% = 108,3% AKG

Kesimpulan bila hasil recall 24 hours remaja tersebut benar maka kecukupan zat gizi yang
dikonsumsi adalah rata-rata belum memenuhi AKG, hanya kecukupan Lemak, Vit.A, dan
Vit C sudah melebihi Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan.

Kebutuhan Gizi Remaja

Cara ringkas untuk memperkirakan kebutuhan energi remaja :

1. Tentukan BMR dengan patokan yang digariskan oleh WHO/FAO, atau dengan
menggunakan rumus Harris-Benedict, Cara cepat I, atau Cara cepat II.

Berat badan yang digunakan dalam menghitung BMR adalah menggunakan Berat
badan IMT(Indeks Massa Tubuh)/BMI(Boddy Mass Indeks) normal

1. Tentukan perkiraan derajat kegiatan fisik


2. Tentukan SDA, biasanya 10% dari BMR
3. Perkiraan tambahan energi untuk pertumbuhan sesuai umur

Contoh : Bila  contoh remaja diatas dihitung kebutuhan gizi adalah seperti berikut ini :

Berat Badan = 54 Kg, Tinggi Badan = 156 cm, Umur 17 tahun, Aktifitas Ringan

IMT saat ini  =  BB(kg)/TB²(m)                     =   54/ (1,56)²                     =   22,18

30
Bila dilihat dari IMT saat ini maka remaja tersebut termasuk kategori normal, maka berat
badan yang digunakan untuk menghitung BMR adalah berat badan saat ini.

Perhitungan BMR dengan rumus Harris Benedict :

BMR = 66 + (13,7 BB) + (5 TB) – (6,8 U)

          = 66 + (13,7x54) + (5x156) – (6,8x17)

          = 66 + 739,8 + 780 – 115,6

          = 1470,2 kkal/cm/24 jam

SDA dihitung 10 % dari BMR

         = 10% x 1470,2

         = 147,02 kkal

Remaja diatas beraktifitas ringan, maka faktor aktifitas akan menambah kebutuhan nergi
sebesar 1,6 x BMR

         = 1,6 x 1470,2 kkal

         =  2352,32 kkal

Umur 17 thn maka tambahan energi untuk pertumbuhan adalah sebanyak 0,5 kkal/Kg BB:

         = 0,5 x 54 kkal

         = 27 kkal

Untuk energi oleh raga, tidak diperhitungkan karena remaja diatas sangat jarang
melakukan olah raga

Kebutuhan Energi Remaja diatas adalah :

        = BMR + SDA + Aktifitas Fisik + Olah Raga + Pertumbuhan

        = 1470,2 kkal + 147,02 kkal  + 2352,32 kkal + 0 kkal + 27 kkal

        = 3996,54 kkal

31
Kebutuhan Energi dari Karbohidrat ( 60 – 75 % energi total) :

        =  60 % x 3996,54        =  2397,92 kkal

Kebutuhan karbohidrat dari makanan sebanyak (jumlah kalori/4):       

        =  2397,92/4 gram        =  599,48 gram

Kebutuhan Energi dari Protein ( 10 – 15 % energi total) :

        =  15 % x 3996,54        =  599,48 kkal

Kebutuhan protein dari makanan sebanyak (jumlah kalori/4):

        =  599,48/4 gram        =  149,87 gram

Kebutuhan Energi dari Lemak ( 10 – 25 % energi total):

        =  25 % x 3996,54        =  999,14 kkal

Kebutuhan lemak dari makanan sebanyak (jumlah kalori/9):       

        =  999,14/9 gram        =  111,02 gram

36. Kebutuhan Cairan

32
37. Serapan Minyak

Jumlah serapan Minyak = % serapan x Berat Matang

F konversi x Berat Bersih


Serapan minyak =
100

Seorang ibu menggoreng kentang. Berat kentang mentah bersih = 2000 g, bahan yang
dapat
dimakan = 60%, faktor konversi penyerapan minyak goreng = 2,9.
Berapakah berat minyak goreng yang diserap?

F konversi x Berat Bersih


Serapan minyak =
100
33
2,9 x 2000
= = 58 gram
100

38. HGN
Tema besar HGN tahun 2018 adalah ''Mewujudkan Kemandirian Keluarga dalam 1000 HPK
untuk Pencegahan Stunting'', dengan slogannya adalah adalah Bersama Keluarga Kita Jaga
1000 HPK.

39. ASI Eks


PP 33 tahun 2012

40. Keb Energi 1800 kal


Kebutuhan dari KH nya adalah

= 60% x 1800 kal = 1080 kal = 1080/4 = 270 g Kh

41. Status Gizi

Cara penilaian status gizi anak balita


Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).
Berat
badan anak balita ditimbang menggunakan timbangan digital yang memiliki presisi 0,1 kg,
panjang atau tinggi badan diukur menggunakan alat ukur panjang/tinggi dengan presisi
0,1 cm.
Variabel BB dan TB/PB anak balita disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri, yaitu
BB/U,
TB/U, dan BB/TB.

34
Untuk menilai status gizi anak balita, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap
anak balita dikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore) menggunakan baku
antropometri anak balita WHO 2005. Selanjutnya berdasarkan nilai Zscore dari masing-
masing indikator tersebut ditentukan status gizi anak balita dengan batasan sebagai
berikut :

a. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/U :


Gizi buruk : Zscore < -3,0
Gizi kurang : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
Gizi baik : Zscore ≥ -2,0
b. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator TB/U:
Sangat pendek : Zscore <-3,0
Pendek : Zscore ≥- 3,0 s/d Zscore < -2,0
Normal : Zscore ≤-2,0
c. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/TB:
Sangat kurus : Zscore < -3,0
Kurus : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
Normal : Zscore ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0
Gemuk : Zscore > 2,0
d. Klasifikasi status gizi berdasarkan gabungan indikator TB/U dan BB/TB:
Pendek-kurus : Zscore TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB < -2,0
Pendek-normal : Zscore TB/U < -2,0 dan
Zscore BB/TB antara -2,0 s/d 2,0

Pendek-gemuk : Zscore ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0


TB Normal-kurus : Zscore TB/U ≥ -2,0 dan Zscore BB/TB < -2,0
TB Normal-normal : Zscore TB/U ≥ -2,0 dan
35
Zscore BB/TB antara -2,0 s/d 2,0

TB Normal-gemuk : Zscore TB/U ≥ -2,0 dan Zscore BB/TB > 2,0

Sifat-sifat indikator status gizi


Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara
umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis
ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan.
Indikator BB/U yang rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau
sedang menderita diare atau penyakit infeksi lain (masalah gizi akut).

36
Indikator status gizi berdasarkan indeks TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang
sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama. Misalnya: kemiskinan,
perilaku hidup tidak sehat, dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak
anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek.
Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/TB memberikan indikasi masalah gizi yang
sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama
(singkat). Misalnya: terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang
mengakibatkan anak menjadi kurus. Indikator BB/TB dan IMT/U dapat digunakan untuk
identifikasi kurus dan gemuk. Masalah kurus dan gemuk pada umur dini dapat berakibat
pada risiko berbagai penyakit degeneratif pada saat dewasa (Teori Barker).
Masalah gizi akut-kronis adalah masalah gizi yang memiliki sifat masalah gizi akut dan
kronis. Sebagai contoh adalah anak yang kurus dan pendek.

 KEP ringan
Bila berat badan menurut umur (BB/U) 70-80% baku median WHO-NCHS dan/atau
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 80-90% baku median WHO-NCHS
 KEP sedang
Bila BB/U 60-70% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB 70-80% baku median
WHO-NCHS
 KEP berat
Bila BB/U < 60% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB < 70% baku median
WHO-NCHS
KEP berat terdiri dari Marasmus, Kwashiorkor, Marasmic-kwashiorkor

42. AMonia
Amonia adalah hasil metabolisme PROTEIN

37
43. Koles terbanyak pada

 LDL (> koles)

44. Garam empedu diproduksi di…


 Hati

45. Karbohidrat sebagai zat…


1) Zat tenaga  Kh
2) Zat pembangun  LEmak, Protein
3) Zat Pengatur  Vit, Mineral

38
46. Tumpeng Gizi Seimbang

39
47. Enzim liposikdase menyebabkan buah menjadi…
 aktivitas enzim lipoksidase (penyebab bau langu pada kedelai)
 Enzim peroksidase, Enzim ini dapat menyebabkan pencoklatan pada sayuran dan
buah-buahan

48. Kebutuhan protein pada fase rehabilitasi

KEP II (KEP sedang)


- Rawat jalan : Nasehat pemberian makanan dan vitamin serta teruskan ASI, selalu
dipantau kenaikan BB.
- Tidak rawat jalan : Dapat dirujuk ke puskesmas untuk penanganan masalah gizi
- Rawat inap : Makanan tinggi energi dan protein dengan kebutuhan energi 20-50% di
atas AKG. Diet sesuai dengan penyakitnya dan dipantau berat badannya setiap hari, beri
vitamin dan penyuluhan gizi. Setelah penderita sembuh dari penyakitnya, tapi masih
menderita KEP ringan atau sedang rujuk ke puskesmas untuk penanganan masalah gizinya

Anak KEP berat yang pulang sebelum rehabilitasi tuntas, di rumah harus diberi makanan
tinggi energi (150 Kkal/kgBB/hari) dan tinggi protein (4-6 gram/kgBB/hari):
o Memberi makanan untuk anak yang sesuai (energi dan protein) dengan porsi paling
sedikit 5 kali sehari.
o Memberi makanan selingan diantara makanan utama.
o Mengupayakan makanan selalu dihabiskan.
o Memberi suplementasi vitamin dan mineral atau elektrolit.
o Meneruskan ASI

TATA LAKSANA DIET PADA BALITA KEP BERAT/GIZI BURUK


Tata laksana diet pada balita KEP berat/gizi buruk ditujukan untuk memberikan makanan
tinggi energi, tinggi protein serta cukup vitamin dan mineral secara bertahap, guna
mencapai status gizi optimal.
Ada 4 kegiatan penting dalam tata laksana diet, yaitu pemberian diet, pemantauan dan
evaluasi, penyuluhan gizi, serta tindak lanjut.

3.2.1 Pemberian diet


Pemberian diet pada KEP berat/gizi buruk harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Melalui 3 periode yaitu periode stabilisasi, periode transisi, dan periode rehabilitasi.
2. Kebutuhan energi mulai dari 80 sampai 200 kalori per kg BB/hari.
3. Kebutuhan protein mulai dari 1 sampai 6 gram per kg BB/hari.

40
4. Pemberian suplementasi vitamin dan mineral bila ada defisiensi atau pemberian bahan
makanan sumber mineral tertentu, sebagai berikut :
Bahan makanan sumber mineral khusus :
 Sumber Zn : daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur ayam.
 Sumber Cuprum : tiram, daging, hati
 Sumber Mangan : beras, kacang tanah, kedelai
 Sumber Magnesium : daun seledri, bubuk coklat, kacang-kacangan, bayam,
 Sumber Kalium : jus tomat, pisang, kacang-kacangan, kentang, apel, alpukat, bayam,
daging tanpa lemak.
5. Jumlah cairan 130-200 ml per kg BB/hari, bila terdapat edema dikurangi.
6. Cara pemberian : per oral atau lewat pipa nasogastrik (NGT).
7. Porsi makanan kecil dan frekuensi makan sering.
8. Makanan fase stabilisasi hipoosmolar/isoosmolar dan rendah laktosa dan rendah serat
(lihat tabel formula WHO dan modifikasi).
9. Meneruskan pemberian ASI.
10. Membedakan jenis makanan berdasarkan berat badan, yaitu:
BB<7 kg diberikan kembali makanan bayi dan BB >7 kg dapat langsung diberikan makanan
anak secara bertahap.
11. Mempertimbangkan hasil anamnesis riwayat gizi.

49. Marasmus – Kwashiorkor

Malnutrisi Berat
1. Marasmus: kekurangan energi
a) Gejala Klinis
• Wajah seperti orang tua
• Sering terdapat penurunan kesadaran
• Kulit kering, dingin dan kendor
• Otot-otot mengecil sehingga tulang-tulang terlihat jelas
• Sering disertai diare atau konstipasi
• Tekanan darah, frekuensi jantung dan frekuensi pernafasan berkurang
• Terlihat tulang belakang lebih menonjol dan kulit di pantat berkeriput (baggy pant)

2. Kwashiorkor: kekurangan protein


a) Gejala Klinis
• Penampilan seolah-olah seperti anak gemuk (gemuk air)
• Bentuk muka bulat seperti bulan (moon face)
• Penurunan kesadaran (lebih sering dari anak dengan marasmus)
• Edema pada seluruh tubuh
41
• Otot-otot mengecil, anak berbaring terus-menerus
• Anak sering menolak segala jenis makanan
• Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
• Gangguan kulit berupa bercak merah dan meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas
• Kulit kering, hiperpigmentasi dan bersisik, serta ada tanda lain  crazy pavement
dermatosis (bercak-bercak putih/merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan pada
bagian tubuh yang sering mendapat tekanan)
• Pembesaran hati (hepatomegali)

3. Marasmus Kwashiorkor: kekurangan energi dan protein


• Gabungan dari tanda marasmus dan kwashiorkor
• Gangguan pertumbuhan
• Crazy pavement dermatosis
• Rambut tipis, pirang dan mudah dicabut
• Muka seperti orang tua
• Oedema hanya pada anggota gerak bagian bawah

ENERGI PROTEIN CAIRAN (ml/kg


FASE FORMULA WHO
(kkal/kg/hari) (gr/kg bb/hari) bb/hari)
Stabilitasi 75/modifikasi/ 100 1-1.5 130
Modisco ½ (jika ada edema
berat 100)
Transisi 100/pengganti/ 150-220 4-6
Modisco 1
Rehabilitasi WHO-F 150-220 4-6
135/pengganti/
Modisco 1½
Tindak Lanjut

http://hmpd.fk.ub.ac.id/malnutrisi-energi-protein/

50. Kasus DM 2 Macem


DM type 1 dan 2 hahaha

51. Pada penderita kanker mengalami kakeksia, mana yg bukan termasuk gejala
kakeksia?

 Mengalami penurunan berat badan lebih dari 5% dari berat badannya


 Memiliki persentase lemak tubuh kurang dari 10%
 Merasa mual

42
 Merasa kenyang meski baru makan dengan porsi yang sedikit
 Mengalami anemia
 Merasa sangat lelah dan lemah
 Tidak nafsu makan

52. Hubungan penyakit ginjal dgn protein


Kurangi proteinnya

53. Pemberian makan pada pasien pra bedah


untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat
pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stress dan penyembuhan luka.

a.    Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB.

b.    Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% di bawah kebutuhan
energy normal.

c.    Bagi pasien dengan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal
ditambah factor stress sebanyak 15% dari AMB (Angka metabolism basal).

2.    Protein

a.    Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (<2,5 mg/dl) diberikan
protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.

b.    Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg
BB.

3.    Lemak ckup, yaitu 15-25% dari kebutuhan energy total

4.    Karbohidrat cukup, sesuai dari sisa dari kebutuhan energy total untuk menghindari
hipermetabolisme.

43
5.    Vitamin cukup terutama vitamin B, C, dan K.

6.    Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma, sehingga
tidak mengganggu proses pembedahan.

Catatan : Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
Diet Sisa Rendah

 Hari ke-4 sebelum pembedahan diberi makanan lunak.


 Hari ke-3 sebelum pembedahan diberi makanan saring.
 Hari ke-2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberi Formula Enternal Sisa Rendah

54. Kandungan natrium pada garam 6×400 = 2400gr

55. Makanan yg tidak boleh dikonsumsi oleh busui


Alkohol, kafein

56. Berat badan pada pasien penyakit hati dipengaruhi oleh factor
Assites (perut) dan oedema (kaki tangan)

44
57. Pengertian hiperglikemia/hipoglikemia

mengatasi hypoglycemia : air + 2 sdm gula/sirup

58. Nasi jika di URT bahan penukar setara dengan....gelas


50 g beras = ½ gelas

100 g nasi = ¾ gelas

59. Pelajari PES pada ncp

60. Wawancara menggunakan metode sq-ffq

61. Untuk mengetahui konsumsi zat besi perhari digunakan metode survei konsumsi
apa
 Food recall 24

62. Gula yg paling manis


 fruktosa

45
63. Asam amino esensial

Feni Trimakasih Melihat Lima Lusin Vas Istimewanya Threo

Feni :    Fenilalanin

Trimakasih :    Tripotofan

Melihat           :    Metionin

Lima               :    Lisin

Lusin :   Leusin

Vas              :   Valin

Istimewanya  : Isoleusin

Threo :   Threonin

64. Diet gizi seimbang

65. Olahraga yg dapat meningkatkan kepadatan tulang

66. Pelajari KVA

46
67. Ester retinol diubah menjadi...

68. Untuk mengetahui seseorang menderita GAKY adalah dgn melakukan palpasi,
hal tersebut adalah pemeriksaan secara "klinis/fisik/kimia"

69. Pada perempuan terdapat hormon

70. Pada ibu hamil terjadi perubahan scr fisiologis yaitu

71. Pemeriksaan scr biofisik berupa....

72. Ibu yg bekerja di kebun teh dpt mengakibatkan kekurangan mikromineral..

73. Zat besi diserap oleh tubuh dlm bentuk

47
74. Zat besi yg mudah diserap tubuh adalah
 Fero

75. Pantangan makanan pasien gout adalah

76. Pada pasien luka bakar dianjurkan makan makanan berikut ini kecuali

77. vitamin yg berperan dlm prmbentukan koenzim FAD :


 riboflavin (B2)

78. Vitamin A
Feb Agu

Vit A kapsul biru (6-11bln) dosis 100.000 IU

Vit A kapsul merah (12-59 bln ) dosis 200.000 IU

79. Asam lemak rantai pendek gugus C/karbon berjumlah 2-5

80. prinsip diet rendah serat :


asupan serat dibatasi 10-15 gram sehari

81. status gizi klien dgn BB : 83 kg TB : 158 cm = IMT 33,2 ~ obesitas

48
82. Cara perhitungan cairan tubuh berdasarkan RDA :
dewasa : 2 cc/kg BB/jam

anak² :

10 kg I = 4 cc/kg BB/jam

10 kg II = 2 cc/kg BB/jam

10 kg III = 1 cc/kg BB/jam

83. Berapa gram natrium dalam 6 gr garam ?


 2400 gram Na,
1 gram garam = 400 mg natrium

84. Pengertian AKG :


Kecukupan rata² zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat (97,5%) menurut golongan
umur,jenis kelamin,ukuran tubuh, aktivitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis u/
mencapai derajat kesehatan yg optimal

85. Bentuk karbohidrat yg paling mudah diserap :


 monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa)

86. Hemochromatosis :
Penyakit genetik yg mnyebabkan tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari mkanan yg
kita konsumsi. kelebihan zat besi disimpan di hati, jantung dan pancreas.

87.

88. pedoman bagi penyusunan rencana 5 tahunan dan juga rencana tahunan di
bidang kesehatan baik dlm bentuk program² dan proyek pembangunan maupun
dlm bentuk kegiatan rutin

89. Perhitungan Mifflin

49

Anda mungkin juga menyukai