Anda di halaman 1dari 4

MODEL MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul


dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah
mengevaluasi berbagai alternatif. Dengan segala kemajuan yang telah diperoleh dalam
berbagai disiplin ilmu tentang manusia, seperti sosiologi, antropologi, kedokteran, dan
psikologi, masih saja belum diperoleh pemahaman final tentang proses berfikir yang terjadi
pada otak manusia. Kenyataan ini antara lain berakibat pada belum mungkin dipahaminya
kegiatan mental yang membantu manusia tiba pada suatu keputusan apabila ia menghadapi
suatu situasi problematis. Terkadang terdapat situasi problematis yang sederhana, yang tidak
menuntut terlalu banyak alternative dan informasi yang perlu diperhitugkan. Akan tetapi ada
juga situasi problematis yang dihadapi rumit, di mana berbagai alternative perlu dikaji
berdasarkan aneka ragam data dan informasi, timbullah kesukaran dalam memahami
bagaimana sesungguhnya otak manusia itu berfungsi.

Karena kenyataan inilah para ahli terus berusaha untuk mempelajari berbagai
pendekatan dan cara atau model yang digunakan oleh para pengambil keputusan, baik yang
berhasil maupun tidak, khususnya dalam menghadapi situasi problematis yang kompleks.
Sehingga muncullah model-model pengambilan keputusan yang akan kami bahas berikut ini.

Tidak hanya pemimpin, setiap karyawan juga terkadang harus melakukan


pengambilan keputusan di dalam pekerjaannya. Masalahnya, membuat keputusan tidak selalu
mudah untuk dilakukan terutama bila kita dihadapkan pada situasi yang kompleks dan waktu
yang mendesak.

Nah, agar kita lebih mudah dalam mengambil keputusan yang tepat di pekerjaan,
beberapa model pengambilan keputusan ini bisa jadi inspirasi untuk kita coba. 

1. Model pengambilan keputusan rasional


Model pengambilan keputusan rasional pada dasarnya dilakukan dengan
melalui 6 tahapan, yaitu: 
 Mendefinisikan masalah
 Mengidentifikasi kriteria yang ada untuk menilai kemungkinan solusi
 Memutuskan seberapa penting kriteria tersebut
 Menarik berbagai alternatif
 Evaluasi alternatif
 Memutuskan solusi terbaik 
Situasi yang cocok bagi model pengambilan keputusan rasional adalah ketika
kita harus membuat pilihan yang rumit dan berisiko, atau saat harus membuat
keputusan bersama orang lain. Meski demikian model ini tidak efektif bila dilakukan
ketika kamu berada di bawah kendala waktu dan situasi yang berubah cepat. 
2. Model pengambilan keputusan intuitif 
Pada dasarnya model ini memungkinkan kita membuat keputusan secara
intuitif atau naluriah. Ini berarti kamu dapat melakukan pengambilan keputusan
secara instan. 
Ini terjadi karena otak kamu sebenarnya melakukan pengenalan pola dengan
cepat ketika meninjau semua yang telah kamu pelajari dari situasi serupa yang
sebelumnya pernah dihadapi untuk membantu kamu membuat keputusan dalam
situasi saat ini. 
Bagaimana caranya? Secara intuitif kamu mendeteksi potensi masalah tersebut
dan menyelidiki pola dengan melihat pada pengalaman, keahlian, latar belakang, dan
informasi lainnya. Dari sinilah kamu dapat mengintegrasikan data dan fakta tadi ke
gambaran lengkap dari seluruh masalah sehingga kamu dapat memahami masalah dan
solusi tepat yang harus diambil.
Model pengambilan keputusan ini memberikan hasil yang baik ketika kamu
melakukannya saat berhadapan dengan masalah di bidang yang sesuai dengan
keahlian atau pengalamanmu. 
Itu sebabnya model ini kurang efektif dan efisien ketika dihadapkan pada
situasi atau masalah yang baru karena kamu belum memiliki cukup pengalaman untuk
melihat pola masalah yang ada. 
3. Model pengambilan keputusan berdasar pengenalan  
Model ini menggabungkan penilaian kontekstual dan evaluasi untuk
menghasilkan reaksi terbaik terhadap suatu masalah.  
Secara sederhana proses pengambilan keputusan dengan model ini dilakukan
dengan melihat isyarat dan indikator yang memungkinkan kamu mengenali pola
masalah yang ada. Berdasarkan pola ini kamu pun harus mengambil keputusan
dengan memilih satu tindakan yang dianggap akan berhasil. 
Bagaimana memperkirakan tindakan ini akan berhasil tidak?Caranya adalah
melakukan simulasi mental dengan  membayangkan skenario penyelesaian masalah
tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan yang dimiliki untuk melihat
apakah solusi itu akan berhasil dijalankan atau tidak.
Jika kamu menganggap skenario tadi akan berhasil, maka kamu tinggal
melanjutkannya dengan mengambil keputusan tersebut. Namun jika kamu
menganggap itu mungkin tidak berhasil karena potensi masalah lain, kamu dapat
mengubah skenario tersebut dengan beberapa cara. Ketika dalam bayanganmu
skenario itu masih belum berhasil juga, maka kamu harus membuang opsi tersebut
dan memilih skenario lainnya. 
Dari sini kamu bisa melihat bahwa dalam model ini kamu tidak
membandingkan beberapa alternatif solusi terhadap sebuah masalah sekaligus.
Model ini cocok diterapkan ketika kamu berada di bawah tekanan waktu.
Namun keberhasilannya akan berhubungan lagi pada keahlian dan pengalaman yang
kamu miliki pada bidang masalah tersebut. 
4. Model pengambilan keputusan TDODAR
Beberapa orang mungkin bisa melakukan pengambilan keputusan dengan
tenang di situasi penuh tekanan, namun tidak jarang kamu merasa mendadak buntu
hingga akhirnya cenderung mengambil keputusan terburu-buru. 
Agar hal ini tidak terjadi, kamu bisa mencoba model pengambilan keputusan
TDODAR. Model pengambilan keputusan ini dapat membantu kamu tetap tenang saat
mengambil keputusan tanpa terburu-buru dan panik di situasi darurat dan tidak pasti.
TDODAR sebenarnya populer digunakan di industri penerbangan untuk
membantu pilot memecahkan masalah di tengah penerbangan. Namun, kamu bisa
menerapkannya pada berbagai situasi lain di pekerjaan. 
TDODAR sendiri merupakan singkatan dari Time, Diagnosis, Options,
Decide, Act or Assign, dan Review. Untuk menggunakan model ini, kamu harus
mengikuti beberapa tahapan: 
 Time  Ketahui berapa waktu yang kamu miliki untuk pengambilan keputusan.
Memiliki informasi yang jelas tentang sisa waktu akan memengaruhi caramu
melakukan langkah selanjutnya. Kamu pun bisa lebih terbantu membuat prioritas. 
 Diagnosis  Cari  tahu masalah dan penyebab. Kumpulkan orang yang dapat
membantu, data yang dibutuhkan atau tools yang menunjang. Setelah itu gunakan
teknik 5Whys atau sebab akibat untuk mengetahui akar masalah. Diagnosis
menyeluruh penting agar kamu dapat menghindari bias konfirmasi saat membuat
keputusan. 
 Option Setelah mengetahui penyebab masalah dan sifatnya, pikirkan pilihan apa
yang terbuka bagi kamu dengan terstruktur. Pertimbangkan sebanyak mungkin pilihan
yang akan kamu ambil. 
 Decide  Pertimbangkan masing-masing opsi, pilih yang terbaik dan masuk akal lalu
sepakati untuk melanjutkannnya.  Dalam situasi penuh tekanan, kamu dapat
berkonsultasi pada orang lain untuk menghindari risiko terlalu percaya diri atau
terlalu terburu-buru. 
 Act or Assign  Terapkan keputusan itu. Perinci menjadi tugas dan delegasikan pada
orang yang paling memenuhi syarat untuk melakukannya. Misalnya siapa yang akan
memimpin proyek perbaikan tersebut, siapa yang bisa menangani siaran pers, siapa
yang bisa memotivasi orang. 
 Review Kamu perlu menilai kembali semuanya untuk melihat apakah sudah sesuai
dengan rencana dan hasil yang kamu butuhkan atau harapan. 
Jika sudah, maka keputusan yang telah kamu buat dan implementasikan telah
menyelesaikan masalah yang ada.  Jika masalah masih belum diperbaiki atau semakin
buruk, jalankan siklus TDODAR yang lain dengan mempertimbangkan opsi yang
tadinya kamu buang. 
5. Model pengambilan keputusan The Kepner-Tregoe 
Model ini didasarkan pada premis bahwa tujuan akhir dari pengambilan
keputusan apa pun adalah untuk membuat pilihan sebaik mungkin dengan
mengevaluasi dan mengurangi risiko  yang ada. 
Ada 4 langkah dasar di dalam penerapan model ini, yaitu:
 Penilaian situasi - mengidentifikasi masalah dan menguraikan prioritas.
 Analisis masalah - menggambarkan masalah dengan mengidentifikasi dan
mengevaluasi penyebab.
 Analisis keputusan - mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif dengan
melakukan analisis risiko untuk masing-masing alternatif dan kemudian
membuat putusan akhir. 
 Analisis masalah potensial - mengevaluasi keputusan akhir untuk  menilai
kemungkinan risiko dan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
meminimalkan risiko itu. 

Semua tahapan ini akan membantu kamu sampai pada pilihan terbaik akan
solusi dari masalah yang ada.

Itulah beberapa model pengambilan keputusan yang bisa kamu coba terapkan


dalam pekerjaan. Ingatlah bahwa setiap keputusan yang kamu ambil memiliki risiko
masing-masing. Itu sebabnya jangan pernah melakukan pengambilan keputusan
secara asal.

Kelompok 4

 Arif Sholekhudin
 Wulan Rahim

Anda mungkin juga menyukai