Anda di halaman 1dari 6

Bintang Alvin

Syaifullah
041911233153
E3-1 Activity Level Cost

High.....................................................2,600 hours $1,300


Low......................................................2,100 1,100
Difference............................................ 500 hours $ 200

Varible Rate: $200 ÷ 500 machine hours = $.40 / machine hour

High Low
Total cost ................................... $1,300 $1,100
Variable cost:
$.40 × 2,600 hours...................1,040
$.40 × 2,100 hours........ 840
Fixed cost .................................. $ 260 $ 260

E3-2

$1,000

$900

$800

$700
SUPPLIES COST

$600

$500

$400

$300

$200

$100

$0
0 200 400 600 800

DIRECT LABOR HOURS

Average cost ($7,575 total ÷ 10 months)....................................$757.50


Fixed cost / months ............................................................. 350.00
Average total variable cost........................................................ $407.50
$ 407.50 average total variable cost
1 = $.6936 variable cost / direct labor hour
5,875total direct labor hours x
10 months

Resume Akuntansi Biaya


Perilaku biaya (cost behavior) merupakan istilah untuk menjelaskan perubahan biaya seiring
dengan perubahan output atau suatu pola yang menggambarkan bagaimana jumlah biaya
bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis.
Beberapa jenis perilaku biaya antara lain :
 Biaya Variabel ( Variable Cost )
Biaya variable adalah Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan aktivitas dan volume produksi, sementara jumlah perunitnya tidak berubah.
Berdasarkan definisi di atas dapat ditekankan bahwa :
- Biaya variabel total berubah proporsional dengan perubahan aktivitas
- Biaya variabel per unit tidak berubah walaupun aktivitas berubah
 Biaya Tetap ( Fixed Cost )
Biaya yang jumlah totalnya tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas dalam kisaran
relevan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa :
- Jumlah biaya tetap total tidak berubah dalam kisaran relevan tertentu meski
tingkat aktivitas berubah
- Biaya tetap per unit berubah dengan berubahnya tingkat aktivitas

Pola Perilaku Dan Fungsi Biaya


Perubahan biaya total sebagai akibat dari perubahan volume kegiatan perusahaan,
sebagaimana telah dibahas dimuka, ada 3 macam pola, yaitu :

 Jumlahnya tetap, meskipun volume kegiatan berubah (biaya tetap)


 Jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan (biaya
variable)
 Jumlahnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan (biaya semi
variable)
Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian baiaya, manajemen harus mengetahui pola
perilaku masing-masing biaya. Untuk menggambarkan hubungan antara biaya total dengan
volume kegiatan perusahaan, pada umumnya dinyatakan dengan fungsi biaya berikut :

Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel

Total Biaya total merupakan gabungan antara biaya yang berpola tetap (biaya tetap) dan
berpola variable ( biaya variable). Umumnya untuk penyederhanaan dianggap pola tersebut
berbentuk garis lurus dan linier, untuk hal tersebut, diperlukan beberapa asumsi, yaitu :

 Hubungan teknis antara input dan output bersifat linier, misalnya setiap satuan output
memerlukan jumlah input yang sama besarnya.
 Jumlah input yang diperlukan harus sama dengan jumlah input yang digunakan
 Harga perolehan input bersifat linier dengan kuantitas input yang digunakan
Asumsi tersebut hampir tanpa pengecualian dapat diterima oleh para akuntan dan manajer
dalam menentukan pola tingkah laku biaya. Pada kenyataannya banyak hal yang membuat
sesuatu biaya mutlak berperilaku tetap atau variable.

Misalnya biaya bahan baku tidak mutlak biaya variable, karena suatu pembelian bahan baku
dalam kuantitas yang lebih banyak kemungkinan besar akan mempunyai harga yang lebih
rendah disbanding jika dibeli dalam jumlah yang lebih sedikit. Karena asumsi tersebut maka
pola tingkah laku biaya yang tidak linear (nonlinear) tidak dikemukakan pada pembahasan
ini.

Biaya variable total jumlahnya dipengaruhi oleh besar-kecilnya volume kegiatan. Dengan
perkataan lain biaya variable total merupakan hasil perkalian antara biaya variable per unit
dengan volume kegiatan. Dengan demikian fungsi biaya tersebut diatas dapat pula dinyatakan
sebagai berikut :

Jika,
Biaya total dinyatakan dengan symbol Y
Volume kegiatan dinyatakan dengan symbol X
Biaya tetap total dinyatakan dengan symbol a
Biaya variable per unit dinyatakan dengan symbol b
Maka fungsi biaya tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :
Y = a + b.X

Metode Penentuan Pola Perilaku Biaya


Terdapat tiga pendekatan dalam menentukan Pola Perilaku Biaya :
 Pendekatan Intuisi
Merupakan pendekatan yang didasarkan intuisi manajemen.
Intuisi tersebut bisa didasari atas surat-surat keputusan, kontrak-kontrak kerja dengan
pihak lain dan sebagainya. contoh : Manajemen menetapkan bahwa biaya penyusutan
merupakan biaya tetap, biaya komisi merupakan biaya variable dan lain sebagainya.
 Pendekatan Analisis Engineering
Yang didasarkan pada hubungan fisik yang jelas antara masukan (input) dengan
keluaran (output).
Misalnya: sebuah perusahaan yang memproduksi mobil, maka sebuah mobil secara
fisik dapat diketahui bahwa akan memerlukan sebuah mesin, 4 buah ban, dan lain
sebagainya. Dengan demikian harga ban merupakan harga yang membentuk biaya
variable. Insinyur dan atau tenaga kerja yang terlibat langsung dengan pengolahan
fisik mobil tersebut, biaya gaji atau upah mereka merupakan biaya variable.
 Pendekatan Analisis Data Biaya Masa Lalu
Pendekatan ini berasumsi bahwa biaya dimasa yang akan datang sama perilakunya
dengan biaya di masa yang lalu. Data biaya masa lalu dianalisis untuk mengetahui
perilaku masing-masing biaya.

Ada beberapa metode untuk menentukan pola perilaku biaya dengan analisis perilaku biaya
masa lalu, antara lain :

- Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah

Merupakan sebuah cara /metode untuk menganalisis biaya masa lalu pada volume kegiatan
yang tertinggi dan volume kegiatan yang terendah. Contoh : Biaya reparasi dan pemeliharaan
aktiva tetap pabrik tahun 1988 adalah sebagai berikut :

Berdasarkan data diatas, volume produksi tertinggi adalah bulan April 1988 yaitu, 1.300 unit
dengan biaya Rp. 250.000, sedangkan volume produksi terendah adalah bulan September
1988 yakni 100 unit dengan biaya Rp. 150.000. Selanjutnya volume produksi dan biaya pada
kedua titik tertinggi dan terendah tersebut dianalisis dengan cara menghitung selisih diantara
keduanya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Selisih tersebut merupakan unsure variable dari biaya yang bersangkutan. Selisih per unit
yakni dengan membagi selisih biaya dengan selisih volume merupakan biaya variable per
unit atau dalam fungsi biaya tersebut diatas dinyatakan dalam symbol b. Untuk a (biaya tetap
total) dihitung dengan cara menghitung selisih antara total biaya dengan total biaya variable,
sebagai contoh untuk biaya pada bulan April 1988 :
Total biaya (Y) = Rp. 250.000
Total biaya variable (Rp. 500.000 x 300) = Rp. 150.000
Total biaya tetap (a) = Rp. 100.000

Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan dapat dinyatakan sbg berikut :
Y = 100.000 + 500 . x

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa dalam metode titik tertinggi dan titik terendah
yang pertama kali ditentukan adalah biaya variable. Setelah biaya variable per unit dapat
ditentukan baru ditentukan biaya tetapnya.

- Metode Biaya Cadangan

Analisis perilaku biaya dalam metode ini adalah dengan terlebih dahulu menentukan unsur
biaya tetap dari biaya yang bersangkutan. Hal ini berbeda dengan metode pertama yang
menentukan unsure variable terlebih dahulu.

Penentuan unsur biaya tetap dilakukan dengan cara menghentikan kegiatan perusahaan untuk
sementara waktu. Dengan cara ini diketahui besarnya biaya yang terjadi jika perusahaan
berhenti kegiatannya. Biaya yang timbul selama kegiatan perusahaan dihentikan disebut
biaya cadangan (standby cost), yang merupakan unsure biaya tetap dari biaya yang dianalisis.
Selisih antara biaya cadangan dengan biaya yang terjadi selama kegiatan perusahaan berjalan
merupakan unsure biaya variable.

Contoh :
Biaya listrik pada tingkat produksi 100.000 unit adalah Rp. 1.200.000 sedangkan biaya listrik
yang harus dibayar pada saat kegiatan produksi dihentikan (produksi sama dengan nol)
adalah sebesar Rp. 800.000. dari data tersebut diatas penentuan pola perilaku biaya listrik
adalah sbb :

dengan demikian fungsi biaya listrik adalah : Y = 800.000 + 4x

Anda mungkin juga menyukai