Anda di halaman 1dari 5

Berawal dari seorang pegawai yang bekerja di KPI, ia menuliskan kisahnya di media masa tentang

perlakuan pelecehan yang ia alami dari rekan kerjanya yang sama sama bekerja di KPI. Ia menuliskan
bahwa hal ini sudah ia alami dari beberapa tahun yang lalu. Ia awal bekerja pada tahun 2011, pada awal
ia bekerja ia juga sudah dilakukan semena-mena dan dilecehkan oleh rekan kerjanya. Bentuk
perundungan yang dilakukan ialah pemukulan, pemakian, dan dilecehkan tanpa sebab. Pada tahun
2012-2014, selama dua tahun ia dianggap laykanya pesuruh bagi pelaku yang terdiri dari beberapa
pegawai KPI lainnya. Ia dibully secara verbal dan non-verbal, dipaksa untuk membelikan makanan bagi
rekan senior bahkan direndahkan layaknya budak pesuruh. T ahun 2015, Para pelaku beramai-ramai
memegangi kepala, tangan, dan kaki korban. Mereka secara paksa menelanjangi MSA, beberapa
memiting, serta melecehkan kemaluan MSA dengan mencoret-coret buah zakar korban menggunakan
spidol. Mengerikannya lagi, kegiatan ini didokementasikan melalui salah satu ponsel pelaku. Tahun
2016, MSA mengalami trauma berat sejak kejadian yang terjadi pada tahun 2015, ia merasa frustasi,
stress, cemas berlebihan sehingga kekebalan tubuhnya menurun. Stress berkepanjangan ini membuat
MSA sering jatuh sakit. Tahun 2017, Di pertengahan tahun 2017, tepatnya pada bulan Juli, MSA
didiagnosa mengalami “Hiperseksi Cairan Lambung” oleh Rumah Sakit PELNI. Menurutnya hal ini
diakibatkan dari trauma berkepanjangan yang dialami MSA sehingga menganggu aktivitas dan nafsu
makan sehari-hari. Kejadian mengerikan tak berhenti di sini. Melalui acara Bimtek di Resort Prima
Cipayung, pada tengah malam, korban yang tertidur dilempar secara beramai-ramai ke kolam renang.

Hal ini membuat MSA memutuskan untuk melaporkan serangkaian pelecehan dan perundungan
yang terjadi ke Komnas HAM melalui email. Ia melaporkan kejadian ini pada tanggal 11 Agustus 2017
dan mendapat balasan pada 19 September 2017. Komnas HAM menyimpulkan bahwa kejadian yang
dialami MSA merupakan tindak yang bisa dipidana, sehingga menyarankannya untuk membuat laporan
resmi ke kepolisian.

Stress dan trauma berkepanjangan pun memengaruhi mental MSA secara


mendalam. Sehingga MSA memutuskan untuk berobat ke psikiater RS Sumber Waras
dan akhirnya diberikan obat penenang.

Tahun 2018

Walaupun MSA telah menunjukkan tanda-tanda kelelahan berkepanjangan secara


mental, para pelaku tidak segera menyadari tindakan keji tersebut.

Mereka tetap merundung MSA dengan berbagai kalimat kotor dan porno. Bahkan MSA
juga difitnah oleh pelaku dengan dugaan tidak mengerjakan tugas kantor dengan baik.

Tahun 2019

MSA membuat laporan kedua kalinya ke  Polsek Gambir, tetapi petugas menyarankan
MSA untuk menyelesaikan masalah ini secara internal dengan atasan.
MSA pun mencoba menceritakan dan melaporkan kejadian yang terjadi dengan atasan,
tetapi pelaku tidak mendapat sangsi serius. MSA hanya dipindahkan ke ruang kerja
lain.

Sayangnya, sejak kejadian pemindahan ini, perundungan dan pelecehan yang dialami
MSA justru semakin memburuk.

Tas MSA seringkali dilempar keluar dan kursi MSA ditulis dengan, “Bangku ini tidak ada
orangnya,”

Sebagai akibat dari bentuk penindasan secara verbal dan non-verbal, MSA divonis
mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) oleh psikolog di Puskesmas Taman
Sari.

Tahun 2020

MSA berharap bahwa laporannya diperiksa oleh Polsek Gambir, sehingga ia kembali ke
kepolisian.

Sayangnya, laporan memang diproses dan pelaku diperiksa, tetapi pertugas kepolisian
tidak menanggapi cerita MSA dengan serius.

“Begini saja Pak, mana nomor orang yang melecehkan Bapak? Biar saya telepon
orangnya,” tanggapan polisi seperti yang ditulis MSA.

Di akhir tahun 2020, tepatnya pada bulan Oktober, MSA memberanikan diri untuk DM
pengacara kondang Hotman Paris dan Youtuber terkenal Deddy Corbuzier. Namun, kedua
pesan tersebut tidak direspon.

“Mungkin mereka sibuk dan tidak punya waktu membantu saya yang hanya karyawan
rendahan di KPI pusat,” tulis MSA.

Akhirnya MSA bercerita dengan seorang aktivis dan pengacara LSM yang juga
mendorong MSA untuk membeberkan kisahnya ke publik.

Kisahnya pun viral di jagat maya sampai mendapat perhatian khusus dari KPI. Nuning
sebagai perwakilan dari  KPI juga membentuk tim investigasi khusus untuk menyelidiki
kasus ini.

2 hari ms dipanggil secara internal oleh kpi dan kuasa hukum tdk sizinkan utk
mendampingi.

Pengacara dari terlapor mengatakan bbrp hal yg disampaikan korban hanya ceng-
cengan atau hal yg biasa. (ini akan mendoktrin bahwa hal ini boleh saja dilakukan karna
ini hanya ceng cengan)
Pencemaran nama baik Uu ite

Apa yg harus dilakukan institusi

Kpi harus melakukan evaluasi, mereka harus punya laporan pengaduan terhadap perlakuan yg tdkwajar
jika tdk mampu stdkanya melibatkan pihak eksternal seperti LBH

Akibat menggunakan headphone, sambung Tegar, antar karyawan kesulitan memanggil satu
sama lain. Biasanya, mereka melemparkan kertas kecil yang dibulatkan.

Tetapi, kliennya mengakui pernah menarik baju MS. Tidak hanya MS, ada beberapa
orang lainnya. Tegar menceritakan, MS sehari hari selalu berpakaian rapih. Baju
dimasukin ke dalam celana sementara temen-temen yang lain tak demikian.

"Klien kami atas nama EO itu pernah iseng tarik bajunya gitu kan bukan tarik dengan
kekuatan penuh tarik keluarin dari celana itu, terus klien kami bilang 'rapih amat lu'
Kemudian saya tanya apa respons yang bersangkutan respons MS. Responnya biasa
aja enggak ada tampak raut muka kesal atau sebel apa gak ada," ujar dia.

Pengacara dari terlapor mengatakan bbrp hal yg disampaikan korban hanya ceng-
cengan atau hal yg biasa. (ini akan mendoktrin bahwa hal ini boleh saja dilakukan karna
ini hanya ceng cengan)

. kasus ini termasuk pelanggaran sila pancasila ke dua “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” dimana di
sila ini menjelaskan mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia. Saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak
semena-mena terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan

Undang-Undang Dasar 1945 pada Bab XA tentang Hak asasi manusia, pasal 28B ayat (2) disebutkan
bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Selanjutnya pada pasal 28G ayat (1) disebutkan bahwa
“Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda
yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. Hal ini diperkuat pula pada ayat (2)
disebutkan bahwa “Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia...”. Selain itu, pada pasal 28H ayat (1) “setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.”

Adapun dasar hukum yang menjamin mengenai hak-hak kemanusiaan bagi warga negaranya, disebutkan
dalam Pasal 28G ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.

Hal ini sangat bertentangan dengan nilai Pancasila khususnya sila ke-2, Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Sila Kemanusiaan mempunyai pengertian bahwa komunikasi antar manusia di semua tingkat
yang manusiawi serta hubungan antar manusia senantiasa adil. Dalam arti ini, kebaikan apa pun apabila
tidak adil itu tidak baik, dan perbuatan yang tidak adil tidak pernah benar. Demikian pula makna
beradab mengandaikan tuntutan paling dasar Pancasila agar manusia membawa diri selalu secara
beradab. Sebaliknya, kelakuan yang tidak beradab tidak pernah bisa benar.
https://zonabanten.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-232520916/kronologi-terlengkap-pelecehan-
pegawai-kpi-mulai-dari-melapor-di-kepolisian-sampai-dm-instagram-hotman-paris

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210910201424-12-692749/lbh-pastikan-proses-hukum-
pelecehan-kpi-berlanjut-meski-damai

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210909105620-12-691864/korban-pelecehan-di-kpi-
disebut-dipaksa-damai-oleh-pelaku

https://www.merdeka.com/peristiwa/korban-perundungan-dan-pelecehan-di-kpk-kecewa-akan-
dilaporkan-balik-terduga-pelaku.html?page=2

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/77344/Dewi%20R_Buku_ISBN%20978-602-
229-651-5_PANCASILA%20Kekerasan%20pada%20Anak%20dan%20Ancaman_%28FKM%29.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai