Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PEMBAHASAN

Uji Instrumen Penelitian


Uji Validiasi
Uji Validasi Instrumen digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu koesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengunggkapkan
suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji Validitas dapat dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor masing masing butir pertanyaan dengan total skor.
Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statiscal Package for
social science (SPSS) Versi 23 for windows.
Kreteria pengujian Validitas Manual :

Jika rhitung > rtabel = valid

Jika rtabel < rhitung = Tidak Valid

Pengukuran Valid tidaknya suatu instrumen ialah :

Valid = Corrected Item Total Colerration > 0,30


Tidak Valid = Corrected Item Total Colerration < 0,30

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk (X1)
Butir
Variabe Corrected Item Total
Pertanyaa Keterangan
l Colerration
n
1 0,669 Valid
2 0,685 Valid
Kualitas
3 0,729 Valid
Produk
4 0,817 Valid
5 0,729 Valid
Sumber :

Dari tabel diatas terlihat bahwa variabel Kualitas Produk semuanya Valid dikarekan hasil dari
setiap butir pertanyaan melebihi 0.30
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan ( X2)

Butir Corrected Item Total Keteranga


Variabel
Pertanyaan Colerration n
1 0,526 Valid
2 0,673 Valid
Kualitas
3 0,579 Valid
Pelayanan
4 0,577 Valid
5 0,607 Valid

Sumber : Data diolah oleh penulis menggunakan SPSS 23

Dari tabel diatas terlihatt bahwa variabel Kualitas Pelayanan


semuanya Valid dikarekan hasil dari setiap butir pertanyaan melebihi 0.30.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen ( Y)

Butir Corrected Item Total Keteranga


Variabel
Pertanyaan Colerration n
1 0,763 Valid
Kepuasan 2 0,708 Valid
Konsume 3 0,738 Valid
n 4 0,658 Valid
5 0,621 Valid

Sumber : Data diolah oleh penulis menggunakan SPSS 23

Dari tabel diatas terlihatt bahwa variabel Kepuasan Konsumen


semuanya Valid dikarekan hasil dari setiap butir pertanyaan melebihi 0.30.

Uji Reabilitas
Uji reabilitas instrumen digunakan untuk mengukur keandalan instrumen. keandalan
instrumen adalah konsistensi, stabilitas, kepercayaan dan daya prediksi terhadap hasil
pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut. Dengan demikian instrumen instrumen
tersebut dapat menjaring data untuk mengungkapkan penelitian. Instrumen penelitian
dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach's Alpha lebih besar dari 0, 60 ( Pramesti,
2017) untuk menguji reabilitas instrumen digunakan koefesien realibility Alpha Cronbach's
yang perhitungannya menggunakan prosedur reabilitas pada program SPSS Versi 23.

Tabel 4.11
Hasil Uji Reabilitas Kualitas Produk (X1)
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,763 5

Sumber : Data diolah oleh penulis dengan menggunakan SPSS 23


Dari tampilan output SPSS Diatas dapat dilihat bahwa variabel Kualitas Produk (X1)
memberikan nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,763 menurut Nunnaly (1994) melebihi nilai 0,6
dapat dikatakan reliabel.

Tabel 4.12
Hasil Uji Reabilitas Kualitas Pelayanan (X2)
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

, 667 5

Sumber : Data diolah oleh penulis dengan menggunakan SPSS 23

Dari tampilan output SPSS diatas dapat dilihat bahwa variabel Kualitas Pelayanan (X 2)
memberikan nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,667 atau menurut Nunnaly (1994) melebihi
nilai 0,6 dapat dikatakan reliabel .

Tabel 4.13
Hasil Uji Reabilitas Kepuasan Konsumen (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items

,807 5

Sumber : Data diolah oleh penulis dengan menggunakan SPSS 23

Dari tampilan output SPSS diatas dapat dilihat bahwa variabel Kepuasan Konsumen (Y)
memberikan nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,807 atau menurut Nunnaly (1994) melebihi
nilai 0,6 dapat dikatakan reliabel .

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 30
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 2,03263044
Most Extreme Differences Absolute ,217
Positive ,091
Negative -,217
Test Statistic ,217
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : Data diolah oleh penulis menggunakan SPSS 23


Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil pengujian normalitas dengan metode
one-sample kolmogrov-smirnov test dengan signifikansi 0,001 (Asymp. Sig. (2-tailed)) yang
lebih besar dari 0,05, dan dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas
yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Model regresi
dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila nilai VIF < 10, dan nilai tolerance > 0,1
(Ghozali, 2016).

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics

Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF

1 (Constant) 4,409 4,693 ,940 ,356

Kualitas Produk ,454 ,146 ,483 3,109 ,004 ,996 1,004

Kualitas Pelayanan ,381 ,187 ,316 2,036 ,052 ,996 1,004

a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen

Sumber : Data diolah oleh penulis menggunakan SPSS 23

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan
nilai VIF variabel kualitas produk adalah 1,004, dan nilai VIF variabel kualitas layanan
adalah 5,677. Hal Ini menunjukkan tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara
variabel independen dalam model regresi.

Jika dilihat dari nilai tolerance, nilai tolerance variabel kualitas produk 0, 996 dan
nilai tolerance variabel kualitas pelayanan 0, 996. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas dari penilaian tolerance karena memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Untuk menguji bahwa data bebas dari heteroskedastisitas,
data akan diuji dengan uji Glejser, uji ini digunakan untuk memberikan angka-angka yang
lebih detail untuk menguatkan apakah data yang akan diolah mengalami heterokedastisitas
atau tidak. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel
bebas terhadap variabel terikat

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 7,149 3,263 2,191 ,037

Kualitas Produk -,059 ,102 -,106 -,584 ,564 ,996 1,004

Kualitas Pelayanan -,225 ,130 -,314 -1,732 ,095 ,996 1,004

a. Dependent Variable:

Sumber : Data diolah oleh penulis menggunakan SPSS 23

Berdasarkan Tabel Uji Heterokedastisitas Glesjer diatas terlihat bahwa nilai signifikansi dari
semua variabel independen > 0,05, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kualitas
produk adalah 0, 564, nilai signifikansi dari kualitas pelayanan adalah 0,095. Maka dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada terjadi heteroskedastisitas.
1.3 Analisis Pengaruh Variabel Kualitas Produk (X1) Terhadap Kepuasan
Konsumen (Y)

1. koefisien Korelasi

Dalam menentukan ada atau tidaknya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel
terikat , maka dalam hal ini peneliti menggunakan alat bantu SPSS untuk mengelola data,
yaitu dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.14
Koefesien Korelasi Variabel Kualitas Produk (X1) terhadap Kepuasan Konsumen (Y)

Model Summary
Sumber : Data
Adjusted R Std. Error of the
Diolah penulis
Model R R Square Square Estimate
dengan 1 ,503a ,253 ,226 2,222 menggunakan
SPSS 23 a. Predictors: (Constant), kualitas Produk

Pada tabel Tabel 4.14


menunjukan hasil koefesien korelasi antara Variabel Kualitas Produk (X1) dan Kepuasan
Konsumen (Y). Dari hasil korelasi diatas tampak bahwa korelasi antara Kualitas Produk (X1)
Terhadap Kepuasan Konsumen (Y) adalah 0,503. Hal ini menunjukan adanya korelasi yang
‘Positif ‘ dan cukup kuat antara kedua variabel. Dibawah ini adalah interprestasi tingkat
hubungan Variabel X dan Y.
Tabel 4.15
Interprestasi Tingkat Hubungan Variabel X dan Y
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Cukup kuat
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono 2015

2. Koefesien Determinasi/ Penentu ( KP)

Koefesien Penentu merupakan Koefisien yang menentukan kelayakan penggunaan


variabel dalam penelitian. Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi yang diberikan oleh
variabel independen terhadap variabel dependen yang biasanya dalam bentuk presentase.

Berdasarkan perhitungan didapakan R Square sebesar 0,503 adalah pengkuadratan


dari koefisien korelasi dan koefisien penentu (KP) sebesar 25,3%. Hal ini menunjukan
Konstribusi positif dari Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen dan sisanya sebesar
74,7 % (100% - 25,3 %) dipengaruhi oleh faktor - faktor lain.

3. Analisi Regresi Linier Sederhana

Tabel 4.16
Analisi Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1(Constant) 11,808 3,132 3,770 ,001

Kualitas
,473 ,154 ,503 3,077 ,005
produk

a. Dependent Variable: kepuasan konsumen

Sumber : Data diolah oleh penulis dengan menggunakan SPSS 23

Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, nilai konstanta (intercept) Kepuasan Konsumen
sebesar 11,808 dan koefisien regresi (slope) kualitas produk 0,473 maka dapat diperoleh
persamaan linier sederhana sebagai berikut :
Y= 11,808 + 0, ,473 x
Artinya apabila tidak ada kualitas produk maka nlai Kepuasan Konsumen hanya 11,808
apabila kualitas produk naik atau turun 1 point maka kepuasan konsumen naik atau turun
sebanyak 11,808.

4. Uji Hipotesis (Uji T)


Tabel 4.17
Uji Hipotesis
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) 11,808 3,132 3,770 ,001

Kualitas
,473 ,154 ,503 3,077 ,005
produk

a. Dependent Variable: kepuasan konsumen

Berdasarkan output Coefficients diatas, diketahui bahwa nilai koefisien regresi


Variabel kualitas produk (X1) adalah sebesar 0,473 bernilai positif, sehingga dapat dikatakan
bahwa kualitas produk (X1) berpengaruh positif terhadap Kepuasan Konsumen (Y).

Uji Hipotesis Kualitas Produk (X1)

Ho = 0 : Tidak ada berpengaruh Kualitas produk terhadap Kepuasan Konsumen


Bakmi Kepiting Ahok 36 Kelapa Gading
Ha > 0 : Ada berpengaruh Kualitas produk terhadap Kepuasan Konsumen Bakmi
Kepiting Ahok 36 Kelapa Gading

Dasar dari pengambilan keputusan adalah membandingkan Thitung dengan Ttabel .


a. Jika Thitung < Ttabel, maka Ha ditolak, Ho diterima
b. Jika Thitung > Ttabel, maka Ha diterima, Ho ditolak

Dari perhitungan SPSS v23 Thitung variabel kualitas produk yang diperoleh adalah sebesar
3,077 dengan df 28 pada α (0,05) diperoleh Ttabel sebesar 2,048
Ttabel t
= (α) (n-2)

= t (0,05) (30-2)
= t(0,05)(28)
= 2,048

Dengan demikian diperoleh nilai t hitung variabel Kualias produk (X1) sebesar 3,077
sedangkan nilai t tabel sebesar 2,048 Maka dapat diketahui t hitung > t tabel, dengan nilai sig.
0,005 < 0,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen Bakmi Kepiting Ahok Kelapa
Gading. Nilai positif menjelaskan adanya pengaruh yang searah, yaitu apabila kualitas
produk meningkat maka Kepuasan konsumen pun akan meningkat.

4. 5 Analisis Pengaruh Variabel Kualitas pelayanan (X2) Terhadap Kepuasan konsumen


(Y)

1. koefisien Korelasi

Dalam menentukan ada atau tidaknya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel
terikat , maka dalam hal ini peneliti menggunakan alat bantu SPSS untuk mengelola data,
yaitu dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.18
Koefesien Korelasi Variabel kualitas pelayanan (X2) terhadap Kepuasan Konsumen
(Y)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,583 ,340 ,317 2,087
a. Predictors: (Constant), kualitas pelayanan
Sumber :
Data Diolah
penulis dengan menggunakan SPSS 23
Pada tabel Tabel 4.18 menunjukan hasil koefesien korelasi antara Variabel kualitas pelayanan
(X2) dan Kepuasan konsumen (Y). Dari hasil korelasi diatas tampak bahwa korelasi antara
kualitas pelayanan (X2) Terhadap kepuasan konsumen(Y) adalah 0,583 . Hal ini menunjukan
adanya korelasi yang ‘Positif dan cukup kuat‘ antara kedua variabel. Dibawah ini adalah
interprestasi tingkat hubungan Variabel X dan Y
Tabel 4.19
Interprestasi Tingkat Hubungan Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Cukup kuat
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono 2015

2. Koefesien Determinasi/ Penentu ( KP )

Koefesien Penentu merupakan Koefisien yang menentukan kelayakan penggunaan variabel


dalam penelitian. Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi yang diberikan oleh variabel
independen terhadap variabel dependen yang biasanya dalam bentuk presentase.

Berdasarkan perhitungan didapakan R Square sebesar 0,583 adalah pengkuadratan dari


koefisien korelasi dan koefisien penentu (KP) sebesar 34,0% . Hal ini menunjukan
Konstribusi positif dari kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dan sisanya sebesar
66% (100% - 34,0%) dipengaruhi oleh faktor faktor lain.

3. Analisi Regresi Linier Sederhana


Tabel 4.20
Analisi Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) 6,270 3,989 1,572 ,127

Kualitas
,739 ,194 ,583 3,802 ,001
pelayanan
a. Dependent Variable: kepuasan konsumen

Sumber : Data diolah oleh penulis dengan menggunakan SPSS 23

Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, nilai konstanta (intercept) kepuasan konsumen
sebesar 6,270 dan koefisien regresi (slope) kualitas pelayanan 0,739 maka dapat diperoleh
persamaan linier sederhana sebagai berikut :

Y= 6,270+ 0,739 x

Artinya apabila tidak ada kualitas pelayanan maka nilai kerjanya hanya 6,270 apabila kualitas
pelayanan naik atau turun 1 point maka kepuasan naik atau turun sebanyak 6,270.

5. Uji Hipotesis (Uji T)


Tabel 4. 21
Uji Hipotesis

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1(Constant) 6,270 3,989 1,572 ,127

Kualitas
,739 ,194 ,583 3,802 ,001
pelayanan

a. Dependent Variable: kepuasan konsumen

Sumber : Data diolah oleh penulis menggunakan SPSS 23

Berdasarkan output Coefficients diatas , diketahui bahwa nilai koefisien regresi kualitas
pelayanan (X2) adalah sebesar 0,739 bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa
kualitas pelayanan (X2) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y).

Uji Hipotesis kualitas pelayanan (X2)


Ho = 0 : Tidak ada berpengaruh Kualitas produk terhadap Kepuasan Konsumen
Bakmi Kepiting Ahok 36 Kelapa Gading
Ha > 0 : Ada berpengaruh Kualitas produk terhadap Kepuasan Konsumen Bakmi
Kepiting Ahok 36 Kelapa Gading

Dasar dari pengambilan keputusan adalah membandingkan Thitung dengan Ttabel .


a. Jika Thitung < Ttabel, maka Ha ditolak, Ho diterima
b. Jika Thitung > Ttabel, maka Ha diterima, Ho ditolak

Dari perhitungan SPSS v23 T hitung variabel kualitas pelayanan yang diperoleh adalah sebesar
3,802 dengan df 28 pada α (0,05) diperoleh Ttabel sebesar 2,048

Ttabel = t(α) (n-2)

= t (0,05) (30-2)
= t(0,05)(28)
= 2,048

Dengan demikian diperoleh nilai t hitung variabel Kualitas Pelayanan (X2) sebesar 3,802
sedangkan nilai t tabel sebesar 2,048 Maka dapat diketahui t hitung > t tabel, dengan nilai sig.
0,001 < 0,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel Kualitas Pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Bakmi Kepiting Ahok 36 Kelapa
Gading. Nilai positif menjelaskan adanya pengaruh yang searah, yaitu apabila kualitas
pelayanan meningkat maka kepuasan konsumen pun akan meningkat.

4. 6 Analisis Pengaruh Kualitas Produk (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2)


Terhadap Kepuasan konsumen (Y) Bakmi Kepiting Ahok 36 Kelapa Gading

1. Analisis koefisien korelasi variabel (X1) dan (X2) terhadap variabel Y

Dengan melakukan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS v23 dapat dilihat bahwa
nilai koefisien korelsi (R) = 0,684 yang berarti hubungan kualitas produk (X1) dan variabel
kualitas pelayanan (X2) dengan Kepuasan Konsumen (Y) adalah ‘kuat dan positif’. Lebih
jelasnya dilihat pada tabel 4.22 berikut.

Tabel 4.22
Koefisien Korelasi (X1) dan (X2) terhadap Y

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,684 ,468 ,428 1,909

a. Predictors: (Constant), kualitas pelayanan,kualitas produk

Sumber : data diolah penulis menggunakan SPSS 23

Dari hasil korelasi diatas tampak bahwa Kepuasan Konsumen (Y) adalah 0,684 dengan
tingkat signifikan 0,653. Hal ini menunjukan adanya korelasi yang positif dan “kuat” antara
ketiga variabel.
Tabel 4.23
Interprestasi Tingkat Hubungan Variabel X dan Y
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Cukup kuat
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono 2015

2. Koefesien Determinasi/ Penentu ( KP) Variabel (X1) dan (X2) terhadap Variabel
Y

Untuk mendapatkan kadar konstribusi variabel bebas terhadap variable terikat. Nilai ini
menyatakan proposi variasi dalam nilai variabel dependen yang dapat atau diakibatkan oleh
hubungan linier dengan nilai variabel independen.

Berdasarkan perhitungan didapakan R Square sebesar 0,684 adalah pengkuadratan dari


koefisien korelasi dan koefisien penentu (KP) sebesar 46,8%. Hal ini menunjukan
Konstribusi positif dari Kualitas Produk (X1) dan kualitas pelayanan (X2) terhadap Kepuasan
konsumen Y dan sisanya sebesar 53,2 % (100% - 46,8 %) dipengaruhi oleh faktor faktor
lain.

3. Analisi Regresi Linier Berganda Variabel (X1) dan (X2) terhadap Variabel Y

Analisi ini merupakan teknik yang digunakan untuk melihat hubungan antara ketiga variabel ,
yaitu Variabel (X1) dan (X2) terhadap variabel Y. Tabel dibawah ini menunjukan koefisien
dari variabel (X1) dan (X2) terhadap variabel Y.

Tabel 4.24
Analisi Regrensi Linier Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 1,839 4,044 ,455 ,653

Kualitas
,349 ,137 ,371 2,542 ,017
produk

Pelayanan ,610 ,185 ,482 3,303 ,003

a. Dependent Variable: kepuasan konsumen


Sumber :
data diolah penulis menggunakan SPSS 23

Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat dibuatkan model persamaan nya yakni :
Y = a + bX1 + bX2
Dimana :
Y = Kepuasan konsumen
a = Konstanta
b = koefisien regresi
X1 = Kualitas Produk
X2 = Kualitas Pelayanan
Persamaan linier nya adalah :
Y = 1,839+ 0,349X1 + 0,610X2
a. Nilai konstanta (α) yang diperoleh sebesar 1,839 artinya jika variabel Kualitas Produk
(X1) dan variabel Kualitas Pelayanan (X2) adalah 0, maka kepuasan konsumen yang
dihasilkan nilainya adalah 1,839 dengan asumsi variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan dianggap tetap
b. Koefisien regresi variabel Kualitas Produk (X1) sebesar 0,349 artinya jika Motivasi
naik sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kepuasan konsumen (Y). Arah Kualitas
Produk terhadap kepuasan konsumen adalah positif.
c. Koefisien regresi variabel Kualitas Pelayanan (X2) sebesar 0,610 artinya jika Kualitas
Pelayanan naik sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kepuasan konsumen (Y). Arah
Kualitas Pelayanan terhadap kepuasan konsumen adalah positif.

4. Uji F atau Anovates Variabel (X1) dan Variabel (X2) terhadap Variabel Y

Uji F bertujuan menguji signifikan model regresi Kualitas Produk (X1) dan kualitas
Pelayanan (X2) terhadap Kepuasan Konsumen (Y). Hasil uji F seperti yang terdapat pada
table 4.23 berikut :

Tabel 4.25
Fhitung Variabel Kualitas Produk (X1) dan kualitas Pelayanan (X2) terhadap Kepuasan
Konsumen (Y).

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1Regression 86,534 2 43,267 11,868 ,000b

Residual 98,433 27 3,646

Total 184,967 29

a. Dependent Variable: kepuasan konsumen


b. Predictors: (Constant), kualitas pelayanan, kualitas produk

Sumber : Data Diolah oleh penulis dengan menggunakan SPSS 23

Uji F dilakukan untuk menguji hipotesa ini adalah :


Ho = 0 ; atau model regresi tidak signifikan
Ho ≠ 0 ; atau model regresi signifikan
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha ditolak, Ho diterima
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, Ho ditolak
Ftabel = F (1 - α) (dk=k), (dk=n-k-1)
F (1 -0,05) (dk=2), (dk= 30-2-1)
= 27, sebagai angka penyebut
Ftabel = 3,35

Hasil penegolahan data dengan SPSS v23 di peroleh Fhitung > Ftabel sebesar 11,868 > 3,35 tingkat
signifikan 0,000 < 0,05 sehingga jelas Ho ditolah Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa
model regresi Variabel Kualitas Produk (X1) dan kualitas Pelayanan (X2) signifikan terhadap
Kepuasan Konsumen (Y) Bakmi Ahok 36 Kelapa Gading.

Anda mungkin juga menyukai