PEMBAHASAN
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk (X1)
Butir
Variabe Corrected Item Total
Pertanyaa Keterangan
l Colerration
n
1 0,669 Valid
2 0,685 Valid
Kualitas
3 0,729 Valid
Produk
4 0,817 Valid
5 0,729 Valid
Sumber :
Dari tabel diatas terlihat bahwa variabel Kualitas Produk semuanya Valid dikarekan hasil dari
setiap butir pertanyaan melebihi 0.30
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan ( X2)
Uji Reabilitas
Uji reabilitas instrumen digunakan untuk mengukur keandalan instrumen. keandalan
instrumen adalah konsistensi, stabilitas, kepercayaan dan daya prediksi terhadap hasil
pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut. Dengan demikian instrumen instrumen
tersebut dapat menjaring data untuk mengungkapkan penelitian. Instrumen penelitian
dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach's Alpha lebih besar dari 0, 60 ( Pramesti,
2017) untuk menguji reabilitas instrumen digunakan koefesien realibility Alpha Cronbach's
yang perhitungannya menggunakan prosedur reabilitas pada program SPSS Versi 23.
Tabel 4.11
Hasil Uji Reabilitas Kualitas Produk (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,763 5
Tabel 4.12
Hasil Uji Reabilitas Kualitas Pelayanan (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
, 667 5
Dari tampilan output SPSS diatas dapat dilihat bahwa variabel Kualitas Pelayanan (X 2)
memberikan nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,667 atau menurut Nunnaly (1994) melebihi
nilai 0,6 dapat dikatakan reliabel .
Tabel 4.13
Hasil Uji Reabilitas Kepuasan Konsumen (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,807 5
Dari tampilan output SPSS diatas dapat dilihat bahwa variabel Kepuasan Konsumen (Y)
memberikan nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,807 atau menurut Nunnaly (1994) melebihi
nilai 0,6 dapat dikatakan reliabel .
1. Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 30
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 2,03263044
Most Extreme Differences Absolute ,217
Positive ,091
Negative -,217
Test Statistic ,217
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001c
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas
yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Model regresi
dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila nilai VIF < 10, dan nilai tolerance > 0,1
(Ghozali, 2016).
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan
nilai VIF variabel kualitas produk adalah 1,004, dan nilai VIF variabel kualitas layanan
adalah 5,677. Hal Ini menunjukkan tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara
variabel independen dalam model regresi.
Jika dilihat dari nilai tolerance, nilai tolerance variabel kualitas produk 0, 996 dan
nilai tolerance variabel kualitas pelayanan 0, 996. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas dari penilaian tolerance karena memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Untuk menguji bahwa data bebas dari heteroskedastisitas,
data akan diuji dengan uji Glejser, uji ini digunakan untuk memberikan angka-angka yang
lebih detail untuk menguatkan apakah data yang akan diolah mengalami heterokedastisitas
atau tidak. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel
bebas terhadap variabel terikat
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
a. Dependent Variable:
Berdasarkan Tabel Uji Heterokedastisitas Glesjer diatas terlihat bahwa nilai signifikansi dari
semua variabel independen > 0,05, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kualitas
produk adalah 0, 564, nilai signifikansi dari kualitas pelayanan adalah 0,095. Maka dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada terjadi heteroskedastisitas.
1.3 Analisis Pengaruh Variabel Kualitas Produk (X1) Terhadap Kepuasan
Konsumen (Y)
1. koefisien Korelasi
Dalam menentukan ada atau tidaknya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel
terikat , maka dalam hal ini peneliti menggunakan alat bantu SPSS untuk mengelola data,
yaitu dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.14
Koefesien Korelasi Variabel Kualitas Produk (X1) terhadap Kepuasan Konsumen (Y)
Model Summary
Sumber : Data
Adjusted R Std. Error of the
Diolah penulis
Model R R Square Square Estimate
dengan 1 ,503a ,253 ,226 2,222 menggunakan
SPSS 23 a. Predictors: (Constant), kualitas Produk
Tabel 4.16
Analisi Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Kualitas
,473 ,154 ,503 3,077 ,005
produk
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, nilai konstanta (intercept) Kepuasan Konsumen
sebesar 11,808 dan koefisien regresi (slope) kualitas produk 0,473 maka dapat diperoleh
persamaan linier sederhana sebagai berikut :
Y= 11,808 + 0, ,473 x
Artinya apabila tidak ada kualitas produk maka nlai Kepuasan Konsumen hanya 11,808
apabila kualitas produk naik atau turun 1 point maka kepuasan konsumen naik atau turun
sebanyak 11,808.
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Kualitas
,473 ,154 ,503 3,077 ,005
produk
Dari perhitungan SPSS v23 Thitung variabel kualitas produk yang diperoleh adalah sebesar
3,077 dengan df 28 pada α (0,05) diperoleh Ttabel sebesar 2,048
Ttabel t
= (α) (n-2)
= t (0,05) (30-2)
= t(0,05)(28)
= 2,048
Dengan demikian diperoleh nilai t hitung variabel Kualias produk (X1) sebesar 3,077
sedangkan nilai t tabel sebesar 2,048 Maka dapat diketahui t hitung > t tabel, dengan nilai sig.
0,005 < 0,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen Bakmi Kepiting Ahok Kelapa
Gading. Nilai positif menjelaskan adanya pengaruh yang searah, yaitu apabila kualitas
produk meningkat maka Kepuasan konsumen pun akan meningkat.
1. koefisien Korelasi
Dalam menentukan ada atau tidaknya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel
terikat , maka dalam hal ini peneliti menggunakan alat bantu SPSS untuk mengelola data,
yaitu dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.18
Koefesien Korelasi Variabel kualitas pelayanan (X2) terhadap Kepuasan Konsumen
(Y)
Model Summary
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Kualitas
,739 ,194 ,583 3,802 ,001
pelayanan
a. Dependent Variable: kepuasan konsumen
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, nilai konstanta (intercept) kepuasan konsumen
sebesar 6,270 dan koefisien regresi (slope) kualitas pelayanan 0,739 maka dapat diperoleh
persamaan linier sederhana sebagai berikut :
Y= 6,270+ 0,739 x
Artinya apabila tidak ada kualitas pelayanan maka nilai kerjanya hanya 6,270 apabila kualitas
pelayanan naik atau turun 1 point maka kepuasan naik atau turun sebanyak 6,270.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Kualitas
,739 ,194 ,583 3,802 ,001
pelayanan
Berdasarkan output Coefficients diatas , diketahui bahwa nilai koefisien regresi kualitas
pelayanan (X2) adalah sebesar 0,739 bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa
kualitas pelayanan (X2) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y).
Dari perhitungan SPSS v23 T hitung variabel kualitas pelayanan yang diperoleh adalah sebesar
3,802 dengan df 28 pada α (0,05) diperoleh Ttabel sebesar 2,048
= t (0,05) (30-2)
= t(0,05)(28)
= 2,048
Dengan demikian diperoleh nilai t hitung variabel Kualitas Pelayanan (X2) sebesar 3,802
sedangkan nilai t tabel sebesar 2,048 Maka dapat diketahui t hitung > t tabel, dengan nilai sig.
0,001 < 0,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel Kualitas Pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Bakmi Kepiting Ahok 36 Kelapa
Gading. Nilai positif menjelaskan adanya pengaruh yang searah, yaitu apabila kualitas
pelayanan meningkat maka kepuasan konsumen pun akan meningkat.
Dengan melakukan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS v23 dapat dilihat bahwa
nilai koefisien korelsi (R) = 0,684 yang berarti hubungan kualitas produk (X1) dan variabel
kualitas pelayanan (X2) dengan Kepuasan Konsumen (Y) adalah ‘kuat dan positif’. Lebih
jelasnya dilihat pada tabel 4.22 berikut.
Tabel 4.22
Koefisien Korelasi (X1) dan (X2) terhadap Y
Model Summary
Dari hasil korelasi diatas tampak bahwa Kepuasan Konsumen (Y) adalah 0,684 dengan
tingkat signifikan 0,653. Hal ini menunjukan adanya korelasi yang positif dan “kuat” antara
ketiga variabel.
Tabel 4.23
Interprestasi Tingkat Hubungan Variabel X dan Y
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Cukup kuat
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono 2015
2. Koefesien Determinasi/ Penentu ( KP) Variabel (X1) dan (X2) terhadap Variabel
Y
Untuk mendapatkan kadar konstribusi variabel bebas terhadap variable terikat. Nilai ini
menyatakan proposi variasi dalam nilai variabel dependen yang dapat atau diakibatkan oleh
hubungan linier dengan nilai variabel independen.
3. Analisi Regresi Linier Berganda Variabel (X1) dan (X2) terhadap Variabel Y
Analisi ini merupakan teknik yang digunakan untuk melihat hubungan antara ketiga variabel ,
yaitu Variabel (X1) dan (X2) terhadap variabel Y. Tabel dibawah ini menunjukan koefisien
dari variabel (X1) dan (X2) terhadap variabel Y.
Tabel 4.24
Analisi Regrensi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Kualitas
,349 ,137 ,371 2,542 ,017
produk
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat dibuatkan model persamaan nya yakni :
Y = a + bX1 + bX2
Dimana :
Y = Kepuasan konsumen
a = Konstanta
b = koefisien regresi
X1 = Kualitas Produk
X2 = Kualitas Pelayanan
Persamaan linier nya adalah :
Y = 1,839+ 0,349X1 + 0,610X2
a. Nilai konstanta (α) yang diperoleh sebesar 1,839 artinya jika variabel Kualitas Produk
(X1) dan variabel Kualitas Pelayanan (X2) adalah 0, maka kepuasan konsumen yang
dihasilkan nilainya adalah 1,839 dengan asumsi variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan dianggap tetap
b. Koefisien regresi variabel Kualitas Produk (X1) sebesar 0,349 artinya jika Motivasi
naik sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kepuasan konsumen (Y). Arah Kualitas
Produk terhadap kepuasan konsumen adalah positif.
c. Koefisien regresi variabel Kualitas Pelayanan (X2) sebesar 0,610 artinya jika Kualitas
Pelayanan naik sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kepuasan konsumen (Y). Arah
Kualitas Pelayanan terhadap kepuasan konsumen adalah positif.
4. Uji F atau Anovates Variabel (X1) dan Variabel (X2) terhadap Variabel Y
Uji F bertujuan menguji signifikan model regresi Kualitas Produk (X1) dan kualitas
Pelayanan (X2) terhadap Kepuasan Konsumen (Y). Hasil uji F seperti yang terdapat pada
table 4.23 berikut :
Tabel 4.25
Fhitung Variabel Kualitas Produk (X1) dan kualitas Pelayanan (X2) terhadap Kepuasan
Konsumen (Y).
ANOVAa
Total 184,967 29
Hasil penegolahan data dengan SPSS v23 di peroleh Fhitung > Ftabel sebesar 11,868 > 3,35 tingkat
signifikan 0,000 < 0,05 sehingga jelas Ho ditolah Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa
model regresi Variabel Kualitas Produk (X1) dan kualitas Pelayanan (X2) signifikan terhadap
Kepuasan Konsumen (Y) Bakmi Ahok 36 Kelapa Gading.