MUTASI GENETIK
SINDROM PRADER-WILLI
Oleh:
dr. Yuyun Romaria Simanjuntak
Pembimbing:
dr. Nyayu Fauziah Zen, M.Kes
1
SINDROM PRADER-WILLI
I. DEFINISI
Gambar 1. Pasien dengan Prader-Willi Syndrome akibat mikrodelesi dari kromosom 15 yang
diturunkan secara paternal, jika secara maternal maka disebut sebagai Angelman
Syndrome. Individu dengan PWS dikarakterisasikan dengan adanya hipotonia,
obesitas, retardasi mental, hipogonadisme, dan cryptorchidism
II. SEJARAH
Pada tahun 1887, Langdon-Down menemukan seorang gadis remaja dengan
gangguan mental, perawakan pendek, hipogonadisme, dan obesitas dan
2
disebabkan gejala-gejala ini untuk polysarcia. Pada tahun 1956, Prader dan
kawan-kawan, melaporkan beberapa pasien dengan fenotipe yang sama. Pada
tahun 1981, Ledbetter dan kawan-kawan mengidentifikasi mikrodelesi dalam
kromosom 15.
III. PREVALENSI
Perkiraan prevalensi untuk PWS adalah 1:10.000 sampai 1:30.000 dalam
suatu populasi.
V. GAMBARAN KLINIS
Holm et al. (1993) memberikan gambaran berikut dan tanda-tanda sebagai
indikator PWS:
Dalam Kandungan:
Berkurangnya gerakan janin
Posisi janin sering tidak normal
3
Kadang terjadi polihidramnion (cairan ketuban berlebihan)
Saat lahir:
Seringkali sungsang atau caesar kelahiran
Lethargy atau Kelesuan
Hypotonia atau kelemahan otot
Kesulitan makan (karena otot yang buruk mempengaruhi refleks
mengisap)
Kesulitan membangun respirasi
Hipogonadisme
Masa bayi:
Gagal tumbuh (kesulitan makan berlanjut)
Keterlambatan intelektual
Berlebihan tidur
Strabismus (‘mata juling’)
Scoliosis (sering tidak terdeteksi saat lahir)
Kriptorkismus
Masa kecil:
Keterlambatan bicara
Koordin
asi fisik buruk
Hyperphagia (makan) berlebihan untuk anak usia 2 – 8 tahun. Perhatikan
perubahan dari kesulitan makan pada masa bayi.
Berlebihan berat badan
Gangguan tidur
Scoliosis
Masa remaja:
4
Delayed puberty atau keterlambatan pubertas
Short stature atau Pendek perawakan
Kegemukan
Fleksibilitas ekstrim
Masa dewasa:
Infertilitas (pria dan wanita)
Hipogonadisme
Rambut kemaluan jarang
Kegemukan
Hipotonia (tonus otot yang rendah)
Gangguan belajar dan gangguan kecerdasan tapi pada beberapa kasus
didapatkan kecerdasan rata-rata
Beresiko diabetes mellitus (NIDDM)
Fleksibilitas ekstrim
5
Keterlambatan perkembangan motoric
Neuro-kognitif
6
Perilaku
PWS juga sering dikaitkan dengan nafsu makan yang ekstrim dan tak
terpuaskan, sering mengakibatkan obesitas morbid . Saat ini belum ada
konsensus mengenai penyebab tertentu dari gejala ini, meskipun kelainan
genetik pada kromosom 15 mengganggu fungsi normal dari hipotalamus.
Mengingat bahwa hipotalamus mengatur proses dasar, termasuk nafsu
makan, mungkin ada suatu hubungan. Di hipotalamus pasien PWS, sel saraf
yang memproduksi oksitosin , hormon yang memberikan kontribusi
pemikiran untuk kenyang, telah menjadi abnormal.
Gangguan utama dari kesehatan mental yang dialami oleh penderita PWS
meliputi perilaku kompulsif dan kecemasan. Gejala psikiatrik, misalnya,
halusinasi, paranoia dan depresi telah dijelaskan dalam beberapa kasus dan
mempengaruhi sekitar 5-10% dari dewasa muda. Masalah psikiatrik dan
perilaku adalah penyebab paling umum dari rawat inap.
Endokrin
Ada beberapa aspek dari PWS yang mendukung konsep kekurangan hormon
pertumbuhan pada individu dengan PWS. Secara khusus, individu dengan
PWS memiliki perawakan pendek dan gemuk.
7
Ophthalmologic
PWS umumnya terkait dengan terjadinya strabismus . Dalam satu studi,
ditemukan lebih dari 50% pasien mengalami strabismus.
VI. Patofisiologi
Prader-Willi Syndrome (PWS) adalah abnormalitas kromosom pada
bagian struktur. Dalam hal ini bagian struktur dimaksud adalah regio q 11-13
dari kromosom 15 yang terhapus atau tak terekspresikan. Sering disebut juga
dengan mikrodelesi kromosom 15q11-13. Pada PWS delesi bersifat paternal.
Sebagai akibat adanya delesi ini, fungsi dari struktur otak yang disebut
hipotalamus menjadi terdampak. Sehingga sebagian besar gejala klinis atau
gangguan yang terjadi adalah dampak dari terganggunya fungsi hipotalamus.
Rasa lapar yang tak terpuaskan yang berdampak pada obesitas, tidak
komplitnya perkembangan seksual dan infertil saat dewasa, bentuk mata
berbentuk almond dan garis mata tidak sejajar, bentuk mulut agak turun,
beberapa masalah perilaku serta bentuk tangan yang kecil adalah beberapa
tanda-tanda yang sering dilaporkan untuk Prader-Willi Syndrome.
8
VII. DETEKSI
Analisis sitogenetika tetap merupakan langkah deteksi awal. Sekitar 70% dari
individu dengan PWS memiliki penghapusan pada satu nomor 15 kromosom
yang melibatkan band 15q11.2-Q13, yang dapat dideteksi dengan
menggunakan highresolution studi kromosom dan tes hibridisasi in situ
fluoresensi(FISH).
Gambar 2. Pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan diagnosis PWS dengan FISH. FISH = Fluorescence In Situ
Hybridization. Tampak bintik merah dan bintik hijau yang menandakan abnormalitas kromosom. Sumber:
Langman’s Medical Embryology, 12th ed.
9
Strategi deteksi untuk PWS dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Jika individu sudah memenuhi kriteria diagnostik klinis untuk PWS,
maka methylation testing dapat dilakukan segera.
2. Jika PWS adalah salah satu kemungkinan diagnosis maka dilakukan
analisis sitogenetik dengan FISH (Fluorescence in situ Hybridization)
untuk delesi 15q11.2-q13 segera.
3. Jika tidak ada delesi kromosom 15 atau tidak ada abnormalitas
sitogenetik anomali yang ditemukan maka tetap dilakukan methylation
testing. Jika positif maka tipe mutasi dapat dideteksi dan ditentukan
sesuai tabel di bawah ini.
Tabel 1. Pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan diagnosis PWS. FISH = Fluorescence In Situ
Hybridization. PWCR = Prader-Willi critical region. Sumber: Cassidy S.B, Schwartz S, 2008. Prader-Willi
VIII. DIAGNOSIS
Syndrome. Gene Reviews. NIH developed at genetest www.genetest.org University of Washington,
Seattle.
10
mengkonfirmasi diagnosis PWS di semua individu, terutama mereka yang
terlalu muda namun menunjukkan gambaran yang cukup nyata untuk
membuat diagnosis berdasarkan gejala klinis atau pada individu yang
memiliki temuan atipikal. Karena bayi PWS memiliki tingkat kesulitan lebih
tinggi saat lahir (termasuk kelahiran sungsang dan gangguan pernapasan)
,sehingga kemungkinan mengalami cedera lahir dan kekurangan oksigen
yang dapat memperberat cacat genetik, sehingga PWS menjadi atipikal.
Tabel 2. Ringkasan diagnosis secara klinis untuk PWS yang dimodifikasi dari kriteria Holm et al.
Sumber: Cassidy S.B et al, 2012. Prader-Willi Syndrome. Genetics in Medicine Vol. 14
No. 1. Genetest Review, American College of Medical Genetics.
IX. TERAPI
11
seks sekunder sekaligus memperbaiki isi mineral tulang dan kepadatan
mineral tulang.
X. PROGNOSIS
Dengan terapi yang baik penderita PWS dapat hidup lama dan mempunyai
kualitas hidup yang baik.
XI. TINJAUAN KASUS
Seorang anak sebelas tahun datang dengan keluhan peningkatan berat badan
dan nafsu makan sejak lahir. Berat badan sekitar 42 kg, tampak besar dan
lebih berat dibandingkan dengan tinggi dan usianya. Dia tidak mampu
berbicara dalam artikulasi yang jelas. Pemeriksaan fisik menunjukkan
penampilan wajah bengkak dengan leher pendek, pantat dengan lemak yang
12
berlebihan, deposisi pada paha dan perut yang menonjol. Ada penumpukan
lemak berlebih, terutama di bagian tengah tubuh.
Mata kecil dengan gambaran hyper telluric dan almond shape dengan bibir
tipis, bibir bawah berbalik (down-turned lips), hidung dengan prominent
nasal bridge, dahi yang tinggi dan sempit, serta kulit lembut yang mudah
memar. Dia sering memetik (picking) kulitnya yang mengakibatkan stria
yang ada pada permukaan kulit di perut bagian bawah dan pinggang.
Frenulum lidahnya pendek. Tungkainya pendek. Bagian genitalia eksternal
(penis) kecil dengan testis kecil yang jika dipalpasi teraba seperti tali tipis.
Distribusi rambut kemaluan tidak mengikuti perkembangan seksual yang
umum. Otot-otot tipis dan hipotonik. Ketidakmampuan untuk belajar dan
fungsi intelektual di ambang batas dicatat. MRI otak mengungkapkan fossa
hipofisis kecil, rahang kecil, ventriculomegaly ringan dan polip kecil di sinus
maksilaris kiri. X ray dari tangan dan panggul sesuai dengan usia kronologis
pasien. Gambaran darah masih dalam batas normal kecuali adanya anemia
ringan dan hiperglikemia.
13
Gambar 3. Tinjauan kasus PWS pada anak laki-laki berumur 11 tahun di Bangladesh.
Sumber: Hamid S. et al, 2010. Prader-Willi Syndrome – Case Report, JAFMC
Bangladesh Vol. 6 No. 2 December 2010.
Pasien ini kemudian dipulangkan selepas perawatan lima hari di rumah sakit
dengan diagnosis:
DAFTAR PUSTAKA
14
Dorn B., 2012. Issues in Developmental Disabilities Prader Willy Syndrome,
PowerPoint Presentation, BSN PWS Consultant, PWSA of WI, Inc. Crisis
Intervention Counselor, PWSA
Faradz MH. Cytogenetic analysis and genetic counseling. In: Faradz MH,
Juniarto AZ, Darmana E, editors. The Indonesian course in genetic
counseling. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2003.
Mueller RF, Young ID. Emery’s Elements of Medical Genetics. 12th ed. London:
Churchill Livingstone; 2001.
15