Anda di halaman 1dari 5

JURNAL KEDOKTERAN YARSI 27 (3): 090-094 (2019)

Gambaran Sindrom Ekstrapiramidal Pada Pasien


Skizofrenia Yang Mendapat Terapi Antipsikotik

Extrapyramal syndrome overview In schizophrenia


patients with antipsychotic therapy

Dita Hasni1,Muhammad Ridho2, Mutiara Anissa3


1BagianFarmakologi, Fakultas KedokteranUniversitas Baiturrahmah, Padang,
Indonesia
2Fakultas Kedokteran,Universitas Baiturrahmah, Padang, Indonesia
3Bagian Psikiatri, Fakultas Kedokteran,Universitas Baiturrahmah, Padang,

Indonesia

KATA KUNCI Antipsikotik, EPS, Skizofrenia


KEYWORDS Antipsychotics, EPS, Schizophrenia

ABSTRAK Prevalensi skizofrenia di Sumatra Barat adalah 1.9 per seribu


penduduk. Terap iutam askizofrenia adalah obat antipsikotik.
Penggunaan antipsikotik dapat menyebabkan efek samping
berupa sindrom ekstrapiramidal (EPS) pada pasien skizofrenia,
yang dapat meningkatkan morbiditas, menurunkan kepatuhan,
dan menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat gambaran kejadian efek samping sindrom
ekstrapiramidal yang terjadi pada pasien skizofrenia yang
mendapatkan terapi antipsikotik. Diikutsertakan 89 pasien pada
penelitian cross sectional ini. Pengambilan data dilakukan secara
consecutive sampling di polirawat jalan RSJ HB Saanin Padang
setelah memenuhi criteria inklusi dan ekslusi. Penelitian ini
menggunakan kuisioner Simpson Angus Extrapyramidal Side
Effect Scale sebagai penentuan kriteria EPS. Pada penelitian ini
diperoleh data pasien skizofrenia yang mengalami efek samping
EPS sebesar 41,6 %, dengan anti psikotiktipikal sebesar 60%,
anti psikotikatipikal sebesar 35.8%, dan anti psikotik kombinasi
sebesar 48.4% dari total responden. Pada penelitian ini diperoleh
EPS yang banyak diderita adalah parkinsonisme.

ABSTRACT The prevalence of schizophrenia in West Sumatra is 1.9 per


thousand inhabitants (Riskesdas, 2013). The main therapy for
schizophrenia is anti-psychotic medication. The use of
antipsychotics can cause the side effects of extrapyramidal
syndrome (EPS) in schizophrenic patients, which can increase
morbidity, decrease medication adherence, and decrease quality of
life. This study aims to see the illustration of the incidence of
extrapyramidal syndrome side effects occurring in schizophrenic
patients receiving antipsychotic therapy. Including 89 patients

90
GAMBARAN SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG MENDAPAT TERAPI
ANTIPSIKOTIK

in this cross-sectional study. The data were collected by


consecutive sampling at RSJ HB Saanin Padang outpatient
clinic after fulfilling the inclusion and exclusion criteria. This
research used Simpson Angus Extrapyramidal Side Effect Scale
questionnaire as determination of EPS criteria. Schizophrenia
patients with EPS side-effects were 41.6%, with typical
antipsychotics 60%, atypical antipsychotics 35.8%, and
combination antipsychotic 48.4% of total respondents. In this
study obtained EPS that suffered is Parkinsonisme

PENDAHULUAN dengan skizofrenia oleh psikiater


berdasarkan DSM V, telah
Skizofrenia merupakan salah mendapatkan terapi antipsikotik lebih
satu gangguan jiwa berat yang berupa dari 3 bulan, menjalani terapi rawat
kumpulan gejala klinis yang bervariasi jalan di Poli RSJ HB Saanin Padang dan
dan sangat mengganggu, serta bersedia menandatangani inform
psikopatologi yang melibatkan kognitif, concent setelah diberi penjelasan. Pasien
emosi, persepsi dan aspek lain dari diekslusikan jika dalam kondisi tidak
tingkah laku (Handayani et al., 2017). kooperatif. Penelitian ini bersifat
Prevalensi skizofrenia di Indonesia deskriptif kategorik, dengan rancangan
sebesar 1,7 per seribu penduduk, potong lintang. Data kategorik akan
sedangkan prevalensi skizofrenia di disajikan dalam bentuk frekuensi dan
sumatera barat sebesar 1,9 per seribu distribusi, data numerik akan disajikan
penduduk (Badan Penelitian dan dalam bentuk rerata dan standar
Pengembangan Kesehatan, 2013) deviasi.
Antipsikotik merupakan terapi utama
pada pasien Skizofrenia (Maria Jarut HASIL
and Wiyono, 2013). Penggunaan
antipsikotik dalam jangka panjang Penelitian ini melibatkan 89
dapat menyebabkan efek negatif yang pasien rawat jalan di RSJ HB.Saanin
tidak diinginkan, salah satunya adalah Padang yang telah didiagnosis dengan
sindrom ekstrapiramidal (EPS) Skizofrenia berdasarkan DSM V.
(Tandon, 2011). Penelitian ini memiliki Diperoleh hasil, subjek penelitian
tujuan untuk mendapatkan gambaran mayoritas berada pada kelompok usia
sindrom ekstrapiramidal pada pasien 31-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki,
skizofrenia yang mendapatkan terapi dan tidak bekerja. Data bisa dilihat
antipsikotik di RSJ HB Saa’nin Padang. pada tabel 1.

METODE

Penelitian ini melibatkan 89


orang subjek yang direkrut dengan
Correspondence:
metode consecutive sampling setelah
Dita Hasni, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran,
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Universitas Baiturrahmah, Padang, Sumatera Barat.,
Subjek diinklusi jika telah didiagnosis Email: ditahasni@fk.unbrah.ac.id

91
DITA HASNI,MUHAMMAD RIDHO, MUTIARA ANISSA

Tabel.1 Karakteristik Tabel 3. Gambaran efek samping


DemografiSubjek Penelitian Ekstrapiramidal sindrom (EPS) pada
Variabel N % penggunaan antipsikotik
Usia Variable Ada Tidak
18-30 tahun 26 29,2 n(%) n(%)
31-40 tahun 40 44,9 Obat
37 (41,6) 52 (58,4)
41-50 tahun 14 15,7 antipsikotik
51-60 tahun 8 9,0 Tipikal 3 (60,0) 2 (40,0)
61-70 tahun 1 1,1 Atipikal 19 (35,8) 34 (64,2)
Jenis Kelamin Kombinasi 15 (48,4) 16 (51,6)
laki-laki 64 71,9
Perempuan 25 28,1 PEMBAHASAN
Bekerja
Ya 32 36,0 Pada penelitian ini didapatkan
Tidak 57 64,0 pasien skizofrenia yang mendapat
Total 89 100,0 antipsikotik dengan gejala EPS adalah
sebanyak 41,6 % dari total responden.
Subjek pada penelitian Penggunaan antipsikotik dapat
mayoritas didiagnosis skizofrenia menyebabkan EPS karena obat ini
paranoid dan mendapat terapi atipikal menimbulkan efek penurunan aktivitas
dibandingkan terapi tipikal dan neurotransmitter dopamin di jalur
kombinasi. nigrostriatal akibat blokade obat pada
reseptor dopamin. Sindrom
Tabel 2. Karakteristik Klinis Subjek
Penelitian ekstrapiramidal dapat muncul setelah
Variabel n % beberapa hari sampai beberapa minggu
Diagnosis setelah penggunaan antipsikotik
Skizofrenia (Stroup and Gray, 2018).
Paranoid
59 66,3 Pada Penelitian ini didapatkan
Skizofrenia tak data 60% darisubyek penelitian yang
16 18,0
terinci mendapat terapi antipsikotik tipikal
Skizofrenia lain mengalami efek samping sindrom
14 15,7
nya ekstrapiramidal. Hasil penelitian ini
Obat selaras dengan teori bahwa, efek
Tipikal 5 5,6 antipsikotik pada golongan tipikal ini
Atipikal 53 59,6 terjadi melalui antagonisme di reseptor
Kombinasi 31 34,8 dopaminergik D2 yang terdapat di
Total 89 100,0 traktus dopaminergik di otak yang
meliputi mesokortikal, mesolimbik,
Penelitian ini juga memperoleh tubero infundibular dan traktus
data terdapat 41,6% subjek penelitian nigrostriatal.. Mekanisme yang
yang mengalami gejala ekstrapiramidal menghambat reseptor dopamin D2
sindrom. Dan pasien yang mendapat dijalur nigrostriatal dapat
antipsikotik tipikal 60% mengalami menimbulkan gangguan di ganglia
EPS. basal yang menyebabkan terjadinya
efek samping sindrom ekstrapiramidal
(Meltzer, 2013). Kebanyakan peneliti
memperkirakan bahwa sindrom

92
GAMBARAN SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG MENDAPAT TERAPI
ANTIPSIKOTIK

ekstrapiramidal muncul pada sekitar paling sering muncul adalah sindrom


90% dari pasien yang diobati dengan ekstrapiramidal, efek antikolinergik
antipsikotik generasi pertama, seperti dan sedasi (Gallego et al., 2012; Lally
haloperidol (Duma and Fung, 2019). and MacCabe, 2015).
Pada penelitian ini didapatkan
hasil pasien yang mendapatkan terapi SIMPULAN DAN SARAN
antipsikotik atipikal dan mengalami
sindrom ekstrapiramidal sebanyak Simpulan
35,8%. Hasil penelitian ini selaras Pada penelitian ini dapat
dengan teori yang disampaikan kaplan disimpulkan bahwa gejala
bahwa antipsikotik atipikal dimana ekstrapiramidal sindrom ditemukan
mekanisme kerja obat ini rendah pada sebagian penderita skizofrenia
terhadap reseptor dopamin sedangkan yang mendapat terapi antipsikotik di
terhadap 5HT2 tinggi, hal ini yang RSJ JB. Saanin Padang.
menyebabkan rendahnya efek sindrom
ekstrapiramidal (Rofman, 2009). Saran
Pada penelitian ini didapatkan Penelitian ini dapat dilanjutkan
data pasien yang mendapat terapi mengenai hubungan kepatuhan
antipsikotik kombinasi yang mengkonsumsi obat dengan derajat
mengalami sindrom ekstrapiramidal keparahan ekstrapiramidal sindrom.
adalah sebanyak 35,8%. Hasil
penelitian ini selaras dengan hasil KEPUSTAKAAN
penelitian Siwi yang melaporkan
bahwa terapi antipsikotik kombinasi Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan 2013. ‘Riset Kesehatan
merupakan terapi yang banyak
Dasar 2013’,Riset Kesehatan Dasar 2013.
diberikan kepada pasien (Padmasari
Duma SR and FungVSC 2019. ‘Drug-
and Sugiyono, 2017). induced movement disorders’,
Antipsikotik kombinasi yang Australian Prescriber. doi:
paling sering digunakan adalah 10.18773/austprescr.2019.014.
antipsikotik kombinasi antara GallegoJAet al., 2012. ‘Safety and
antipsikotik generasi pertama dan tolerability of antipsychotic
antipsikotik generasi kedua. Semakin polypharmacy’, Expert Opinion on Drug
banyak kombinasi yang digunakan Safety. doi:
maka semakin besar pula kemungkinan 10.1517/14740338.2012.683523.
terjadinya resiko efek samping, efek Handayani L et al., 2017. ‘FAKTOR RISIKO
KEJADIAN SKIZOFRENIA DI
samping yang terjadi berdasarkan
RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
kekuatan afinitas pada setiap reseptor
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
yang diduduki dari masing-masing (DIY)’, HUMANITAS. doi:
obat yang dikombinasikan. Terapi 10.26555/humanitas.v13i2.6069.
kombinasi dapat menguntungkan Lally Jand MacCabe JH 2015.
karena bekerja secara sinergis, namun ‘Antipsychotic medication in
hal tersebut kemungkinan schizophrenia: A review’, British
menimbulkan peningkatan efek Medical Bulletin. doi:
samping. Keseluruhan efek samping 10.1093/bmb/ldv017.
yang terjadi pada setiap penggunaan Maria Jarut Y and Wiyono WI 2013.
obat antipsikotik kombinasi ini yang ‘TINJAUAN PENGGUNAAN
ANTIPSIKOTIK PADA

93
DITA HASNI,MUHAMMAD RIDHO, MUTIARA ANISSA

PENGOBATAN SKIZOFRENIA DI GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA


RUMAH SAKIT PROF. DR. V. L. TENGAH’, Acta Holist. Pharm, 1(1), pp.
RATUMBUYSANG MANADO 25–32. Available at:
PERIODE JANUARI 2013-MARET https://ojs.farmasimahaganesha.ac.id
2013’, PHARMACON Jurnal Ilmiah /index.php/AHP/article/view/10.
Farmasi-UNSRAT, 2(03), pp. 54–57. Rofman ES 2009. ‘Kaplan and Sadock’s
Meltzer HY 2013. ‘Update on Typical and Synopsis of Psychiatry’, The Journal of
Atypical Antipsychotic Drugs’, Annual Clinical Psychiatry. doi:
Review of Medicine, 64(1), pp. 393–406. 10.4088/jcp.09bk05044.
doi: 10.1146/annurev-med-050911- Stroup TS and GrayN 2018. ‘Management
161504. of common adverse effects of
Padmasari Sand Sugiyono S2017. antipsychotic medications’, World
‘EVALUASI RASIONALITAS Psychiatry, 17(3), pp. 341–356. doi:
PENGGUNAAN OBAT 10.1002/wps.20567.
ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN TandonR2011. ‘Antipsychotics in the
SKIZOFRENIA PARANOID DI treatment of schizophrenia: An
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH overview’, Journal of Clinical Psychiatry.
SAKIT DR. AMINO doi: 10.4088/JCP.10075su1.01.

94

Anda mungkin juga menyukai