Sap Ensefalitis 1
Sap Ensefalitis 1
“ENSEFALITIS”
OLEH :
NI MADE ANASARI
NIM : P07120216008
I. LATAR BELAKANG
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan
oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab tersering dari ensefalitis
adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus,
mumps, dan adenovirus. Ensefalitis bisa juga terjadi pasca infeksi campak, influenza,
varicella, dan pasca vaksinasi pertusis.
Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya. Ensefalitis suparatif akut
dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, Streptococus, E.Colli,
Mycobacterium, dan T.Pallidium. Sedangkan ensefalitis virus penyebab adalah virus RNA
(Virus Parotitis), virus morbili, virus rabies, virus Rubela, virus dengue, virus polio,
cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan varicella.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran diharapkan mampu
memahami tentang penyakit Ensefalitis.
2. Tujuan Khusus
IV. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam penyuluhan tentang stroke non hemoragik ini antara
lain :
A. Ceramah
B. Tanya jawab
B. MEDIA
1. Leaflet
C. SUMBER
Tarwoto, Wartonah & Eros Siti Suryati (2007). Keperawatan medikak bedah Gangguan
system persarafan. Jakarta : Sagung seto
Smeltzer, Suzanne C. Dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC
Anania, et all. 2008. Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta : Media
Aeseolapius.
Corwin, E. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/japanese-encephalitis-penyakit-berbahaya-
akibat-nyamuk-di-indonesia/pdf
VI. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan ini adalah keluarga penderita penyakit stroke non hemoragik.
VII. WAKTU
Hari / Tanggal : Kamis, 14 Juni 2018
Pukul : 10.00 WITA s/d 10.30 WITA
Durasi : 30 menit
VIII. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani.
Setting tempat
Penyuluh
Audien Audien
IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN
X. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
a. Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan semua lengkap atau
dalam kondisi baik dan bisa digunakan saat ceramah dan tanya jawab.
Media sudah dipersiapkan, yaitu leaflet mengenai penyakit ensefalitis 2 hari
sebelum pemberian penyuluhan
b. Pemberi Penyuluhan
Pemberi materi sudah siap dalam melakukan penyuluhan
c. Undangan
Keluarga pasien penderita penyakit ensefalitis. Undangan sudah disampaikan
pada tanggal 13 juni 2018.
d. Pengorganisasian
Adapun Kewajiban dari pengorganisasian dalam acara promosi kesehatan antara
lain :
1) Moderator
a) Mampu memimpin jalannya diskusi sesuai dengan runtutan acara.
b) Mampu mengendalikan jalannya penyuluhan agar sesuai dengan
topik.
c) Mampu membimbing peserta agar suasana tetap tenang namun tidak
tegang.
d) Melakukan tindakan agar diskusi tetap fokus dan kondusif.
e) Mampu memberikan arahan kepada peserta.
2) Penyaji
a) Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
b) Mampu menjelasakan materi secara sistematis
c) Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
d) Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
3) Notulen
a) Mencatat semua hal yang disampaikan olehmoderator, penyaji, atau
peserta.
4) Observer
b) Mampu mengukur ketepatan waktu
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Misalnya:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali pengertian,
penyebab, dan tanda gejala dari penyakit ensefalitis mencapai 80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang
pencegahan dan komplikasi dari penyakit ensefalitis mencapai 75%.
LAMPIRAN 1 (MATERI)
A. PENGERTIAN ENSEFALITIS
Ensefalitis menurut (Tarwoto 2007) adalah radang jaringan otak yang dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, protozoa. penyakit yang di sebabkan oleh virus dan
menularkan penyakit tersebut melalui vektor nyamuk, sehingga akan tejadi gangguan di
susunan syaraf pusat.
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan
oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab tersering dari ensefalitis
adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh
enterovarius, mumps, dan adenovirus. Ensefalitis bias juga terjadi pascainfeksi campak,
influenza, varicella, dan pascavaksinasi pertusis.
Ensefalitis adalah infeksi jaringan perenkim otak oleh berbagai macam
mikroorganisme. Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai
selaput pembungkus otak sampai dengan medula spinalis (Smeltzer, 2002).
Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau
mikroorganisme lain yang menyebabkan infliltrasi limfositik yang kuat pada jaringa otak
dan leptomeningen menyebabkan edema serebral, degenarasi sel ganglion otak dan
kehancuran sel saraf difusi (Anania, 2008).
B. PENYEBAB ENSEFALITIS
1. Virus
Sebagian besar ensefalitis disebabkan oleh infeksi virus. Berbagai macam jenis virus
dapat menjadi penyebab, antara lain :
a. Albovirus
Albovirus dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk dan serangga.
Masa inkubasinya antara 5-15 hari.
b. Enterovirus
Termasuk dalam enterovirus adalah poliovirus, herpes zooster.
c. Herpeks simpleks
d. Cytomegalovirus
e. virus varisela – zoster
f. virus Epstein – Barr
g. virus campak
h. virus mumps
i. virus rubela
Paparan terhadap virus dapat terjadi melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi, gigitan nyamuk atau serangga lain, titik – titik air liur (droplet) dari
orang yang menderita infeksi virus, dan kontak kulit.
2. Bakteri
Bakteri penyebab ensefalitis antara lain :
a. sifilis
b. Tuberkulosis
c. penyakit Lyme dapat menyebabkan ensefalitis
3. Jamur dan parasit
Ensefalitis akibat jamur dan parasit umumnya ditemukan pada penderita penyakit
gangguan sistem imun.
4. Ensefalitis autoimun terjadi 2 – 3 minggu setelah infeksi virus ringan di organ lain,
dimana sistem imun tubuh menyerang jaringan otak sendiri karena adanya kemiripan
struktur jaringan otak dengan struktur virus tertentu.
5. Rabies
Penyakit rabies akibat gigitan binatang yang terkena rabies setelah masa inkubasi yang
berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
(Tarwoto,2007)
C. TANDA DAN GEJALA ENSEFALITIS
Gejala-gejalanya umum dari ensefalitis adalah :
1. Demam.
2. Pusing.
3. Lemah.
4. Nyeri pada sendi.
Pada kasus yang parah, ensefalitis menunjukkan gejala seperti :
1. Kejang.
2. Sakit kepala yang parah.
3. Gangguan kesadaran.
4. Pandangan kabur.
5. Halusinasi.
6. Gangguan bicara dan pendengaran.
Gejala ensefalitis pada bayi dan balita, yaitu :
1. Bagian atas kepala mengembung.
2. Mual dan muntah.
3. Badan menjadi kaku.
4. Rewel.
(Tarwoto,2007)
D. KOMPLIKASI ENSEFALITIS
Komplikasi yang terjadi pada ensefalitis adalah :
1. Pasien dapat mengalami ketidakmampuan permanen, kerusakan otak atau meninggal
akibat ensefalitis,
2. Dapat timbul kejang
3. Retardasi mental
4. Gangguan motorik
5. Emosi tidak stabil
6. Sulit tidur
7. Halusinasi
( Corwin, 2001 ).
E. PENGOBATAN ATAU PENATALAKSANAAN ENSEFALITIS
Pengobatan ensfalitis adalah pemberian obat sesuai gejala dan sesuai penyebab.
Untuk ensefalitis virus, diberikan obat anti-virus dan kortikosteroid. Anti-virus yang
diberikan adalah asiklovir selama 14 – 21 hari, bertujuan untuk meringankan gejala,
mencegah komplikasi, dan mencegah timbulnya gejala sisa. Kortikosteroid yang
diberikan adalah deksametason, digunakan untuk mengurangi peradangan. Ensefalitis
bakteri diobati dengan pemberian antibiotik sesuai penyebab, ensefalitis parasit dan
jamur juga diobati dengan obat anti-parasit dan anti-jamur.
Selain itu dapat pula diberikan terapi supportif untuk menunjang daya tahan tubuh
seperti bed rest atau istirahat total, pemberian cairan tambahan melalui infus, terapi
rehabilitasi untuk mengembalikan kemampuan gerak, berbicara, psikologis, dan
sebagainya.
1. Menjaga kebersihan.
Misalnya, mencuci tangan dengan sabun setelah dari kamar kecil, sebelum dan
sesudah makan.
2. Tidak berbagi pakai barang-barang pribadi.
3. Mendapatkan vaksinasi.
4. Mengurangi pertumbuhan nyamuk.
5. Menggunakan obat anti nyamuk atau pakaian tertutup.
LAMPIRAN 2
EVALUASI
………………………................... …………………………..
NIP. NIM :
Nama Pembimbing / CT
…………………………..................
NIP.