Disusun Oleh
KELOMPOK 2
NAZMASAVIRA (J1A119051)
NUR INDAH SRI WAHYUNI ARIPIN (J1A119058)
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................ 20
B. Saran .................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepuasan pasien ialah salah satu indikator penting yang harus
diperhatikan dalam pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien adalah hasil
penilaian dari pasien terhadap pelayanan kesehatan dengan membandingkan
apa yang diharapkan sesuai dengan kenyataan pelayanan kesehatan yang
diterima di suatu tatanan kesehatan rumah sakit. Dengan demikian kepuasan
pasien di rumah sakit tergantung bagaimana pelayanan yang diberikan oleh
pihak rumah sakit tersebut. Namun pelayanan yang diberikan masih ada yang
belum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pasien dan kepuasan pasien
masih belum sesuai dengan standar.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepuasan pasien?
2. Apa aspek kepuasan pasien?
3. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien?
4. Apa indikator kepuasan pasien?
5. Apa hubungan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan?
6. Apa konsep penyelenggaraan layanan kesehatan?
7. Apa landasan hukum penyelenggaraan layanan kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepuasan pasien.
2. Untuk mengetahui aspek kepuasan pasien.
3. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien.
4. Untuk mengetahui indicator kepuasan pasien.
5. Untuk mengetahui hubungan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan.
6. Untuk mengetahui konsep penyelenggaraan layanan kesehatan.
7. Untuk mengetahui landasan hukum penyelenggaraan layanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
pelayanan rumah sakit (Prakash, 2010). Pasien yang merasa tidak puas dengan
komunikasi yang ditunjukkan oleh perawat akan menolak terhadap seluruh
tindakan keperawatan yang diberikan Pasien tentu memiliki berbagai harapan saat
memperoleh layanan kesehatan, salah satunya melalui komunikasi yang efektif
dengan tenaga kesehatan. Komunikasi buruk yang diberikan oleh tenaga
kesehatan tentunya dapat mengarah pada rasa tidak puas pasien. Secara praktis
penelitian terkait kepuasan pasien telah banyak dilakukan pada beberapa dekade
terakhir dengan berbagai variasi pengukuran. Namun variable komunikasi masih
memerlukan penelitian lebih lanjut karena melibatkan banyak pihak tenaga
kesehatan yang ada di sebuah rumah sakit. Selain itu kajian kepuasan pasien
bersifat praktis dan berorientasi pada masalah (Worthington, 2005) sehingga
membutuhkan pembaharuan data yang lebih cepat.
Empathy
Reliability
Assurance
Tangible
Responsivenes
beli adalah kegiatan yang terjadi setelah pembelian. Dalam penelitian ini, purna
beli adalah bagaimana pelayanan pendukung diberikan kepada pasien, mencakup:
informasi, garansi, nasihat, peringatan, latihan, umpan balik dan tanggapan
terhadap keluhan; (d) Budaya.Budaya adalah segala bentuk sikap dan pandangan
karyawan dalam berperilaku yang harus sesuai dengan tujuan perusahaan.Dalam
penelitian ini, budaya adalah bagaimana manajemen menerapkan bahwa kepuasan
pasien merupakan tujuan utama bukan sekedar janji tetapi sudah tercermin dari
sikap seluruh karyawan dalam memperlakukan pasiennya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari pasien terhadap
pelayanan kesehatan dengan membanding kanapa yang diharapkan sesuai
dengan kenyataan pelayanan kesehatan yang diterima disuatu tatanan
kesehatan rumah sakit atau puskesmas. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien meliputi dimensi kepuasan itu sendiri yang diantaranya
adalah bukti Fisik (Tengible), kehandalan (Reliability), ketanggapan
(Responsiveness), jaminan (Assurance)dan empati (Emphaty).
Aspek-aspek yang mungkin mempengaruhi kepuasan pasien dalam
pelayanan kesehatan dasar, antara lain penampilan bangunan puskesmas
meyakinkan dan menarik, lingkungan puskesmas bersih dan nyaman,
Puskesmas buka tepat waktu, kursi tempat menunggu giliran tersedia
dengan cukup, petugas menyapa dengan sopan, ramah dan ingin
membantu, petugas kesehatan mendengarkan keluhan pasien, petugas
kesehatan memeriksa dengan teliti dan menyeluruh, petugas kesehatan
memberikan informasi yang lengkap, serta obat kebutuhan pasien tersedia
di puskesmas. Indikator berupa dimensi mutu pelayanan kesehatan dapat
membantu pola piker dalam menetapkan masalah yang ada untuk
mengukur sampai sejauh mana telah dicapai standar dan efektivitas
pelayanan kesehatan yang ada. Terdapat lima dimensi silang yang
berhubungan dengan efektivitas pelayanan kesehatan yaitu kompetensi
dari petugas, kontinuitas dari pelayanan, manajemen informasi yang
mendukung kearah pengambilan keputusan, pendidikan dan pelatihan
untuk mutu, serta akreditasi dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan diatur dalam undang-
undang nomor 32 tahun 2009 yang telah diperbaharui dari undang-undang
sebelumnya, dalam undang-undang nomer 32 tahun 2009 menjelaskan
21
B. Saran
Alangkah baiknya jika semua penyelenggaraan layanan kesehatan
di Indonesia, segera menerapkan system informasi yang berbasis
komputerisasi, hal tersebut tidak lain untuk meningkatkan pelayanan suatu
fasilitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat (pasiennya). Dan halter
sebut juga dapat menjadikan fasilitas layanan kesehatan khususnya Rumah
Sakit dan Puskesmas yang diindonesia tidak kalah bersaing dengan
fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di luar indonesia. Apalagi untuk
rumah sakit yang di daerah-daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Ameln, Fred, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, Jakarta, Grafika Tama, 1991
Khairani Maya, Desi Salviana, Abu Bakar. 2021, Kepuasan Pasien Ditinjau dari
Komunikasi Perawat-Pasien, Jurnal Penelitian Psikologi.
22
23
Sesrianty Vera, Rizanda Machmud, Fitra Yeni, 2019, Analisa Kepuasan Pasien
Terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan, Jurnal Kesehatan Perintis
(Perintis’s Health Journal)