Anda di halaman 1dari 4

Percobaan 9

PROSES KOAGULASI

1. TUJUAN
- Untuk mengetahui pengaruh penambahan kapur dan tawas terhadap kandungan zat padat
total pada limbah cair
- Untuk mengetahui efisiensi pemakaian kombinasi koagulasi flokulasi kapur dan tawas
terhadap kandungan zat padat total pada limbah cair.

2. PRINSIP KERJA
- Melakukan analisa zat padat total influent
- Proses pengolahan limbah cair dengan penambahan kapur dan tawas (variasi
perbandingan volume dosis kapur dan tawas)
- Melakukan analisa zat padat total effluent

3. ALAT
 Gelas kimia
 Pipet Volume 10 ml dan Bola isap
 Cawan porselin
 Oven
 Desikator
 Neraca/timbangan
 Alat pengaduk
 pH Meter/kertas lakmus
 Peralatan bioreaktor

4. BAHAN
 Sampel limbah cair
 Tawas
 Kapur
 Aquadest
4. DASAR TEORI

A. Pemakaian Tawas
Senyawa A12(SO4)3 disebut juga tawas, dan tawas tersebut merupakan bahan koagulan
yang paling banyak digunakan, karena bahan ini paling murah dan mudah didapatkan di pasaran
serta mudah penyimpanannya. Pemakaian tawas yang semakin banyak, menyebabkan pH makin
turun karena hasilnya asam sulfat, sehingga perlu dicari dosis tawas optimum yang harus
ditambahkan. Pemakaian tawas paling efektif antara pH 5,8 – 7,4 atau 5,9 – 7, pemakaian yang
pernah diteliti adalah setiap 150 gr/l menjadi air minum yang memenuhi persyaratan. Dengan
kualitas air yang ada di Amerika Serikat pH = 6, kadar karbonat sebagai CaCO3 dan MgCO3.

Reaksi yang terjadi :


Al2(SO4) 3 + Ca(HCO2) 2 Al (OH) 3 + 3CaSO4
Al2(SO4) 3 2Al+3 + 3 SO4-2
H2O H+ + OH-
Selanjutnya Al+3 + 6OH- Al (OH)3 Flok

Al(OH)3 + HF AlF3 + H2O


Dalam Reaksi Stokiometri :
Ca(OH)2 + HF CaF2 + 2H2O

Beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya flok pada proses koagulasi flokulasi
adalah :
a. Dosis dan jenis bahan koagulasi;
b. Kondisi pH;
c. Alkalinitas;
d. Kekeruhan air baku;
e. Type Suspended Solid;
f. Pengadukan

B. Zat Padat dalam Air


Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen air secara
lengkap, juga untuk perencanaan secara pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air
minum maupun dalam bidang air buangan.
Zat-zat padat yang berada dalam suspensi dapat dibedakan menurut ukurannya sebagai partikel
tersuspensi koloidal (partikel koloid) dan partikel tersuspensi biasa (partikel tersuspensi)
Jenis partikel koloid tersebut adalah penyebab kekeruhan dalam air (efek Tyndall) yang
disebabkan oleh penyimpangan sinar nyata yang menembus suspensi tersebut. Dalam metode
analisa zat pat, pengertian zat padat total adalah semua zat-zat yang tersisa sebagai residu dalam
suatu bejana/cawan, bila sample air tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total
terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang dapat bersifat organic dan inorganic :

Zat padat terlarut

Zat padat total Zat padat tersuspensi organik


Zat padat
tersuspensi
Zat padat tersuspensi organik

Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi zat padat terapung yang selalu
bersifat organic dan zat padat terendap yang dapat bersifat organic dan inorganic. Dimensi dari
zat-zat padat tersebut adalah mg/l atau g/l.

5. Prosedur Kerja
A. Pengolahan Limbah
a. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan
b. Mengambil sampel untuk analisis awal (influent) (membuat sampel limbah dengan
memasukkan pasir dan debu ke dalam air sebanyak 600 mL)
c. Memasukkan masing-masing 100 mL air limbah ke dalam gelas ukur 100 mL
sebanyak 4 gelas ukur
d. Menambahkan tawas berurutan 2,4,6, dan 8 gram ke dalam setiap gelas ukur
e. Mengocok secara cepat kira-kira 5 menit dan mengocok secara lambat sekitar 3 menit
untuk setiap sampel
f. Mendiamkan air koagulasi flokulasi selama 60 menit, hingga flok-flok yang terbentuk
mengendap pada dasar gelas ukur
g. Menganalisis sampel hasil pengolahan
B. Analisis Limbah (Kadaar TSS)
a. Memanaskan cawan porselen kosong yang telah dibersihkan pada suhu 105⁰C
dalam oven selama 1 jam
b. Mendinginkan selama 15 menit dalam desikator lalu menimbang cawan
c. Mengulangi sampai diperoleh bobot konstan
d. Memisahkan padatan dan cairan dari prosedur A (pemisahan bisa dengan
menyaring atau menuangkan cairannya saja asalkan padatan tidak ikut tertuang),
lalu mengocok cairan yang diperoleh dan memipet sebanyak 5 mL
e. Cairan yang telah dipipet diamsukkan ke dalam cawan penguap dan dipanaskan
dalam oven pada suhu 105⁰C selama 1 jam
f. Mendinginkan cawan berisi residu dalam desikator
g. Menimbang cawan yang berisi residu
h. Mengulangi pemanasan sampai diperoleh bobot konstan
i. Menghitung kadar TSS

Anda mungkin juga menyukai