PROSES KOAGULASI
1. TUJUAN
- Untuk mengetahui pengaruh penambahan kapur dan tawas terhadap kandungan zat padat
total pada limbah cair
- Untuk mengetahui efisiensi pemakaian kombinasi koagulasi flokulasi kapur dan tawas
terhadap kandungan zat padat total pada limbah cair.
2. PRINSIP KERJA
- Melakukan analisa zat padat total influent
- Proses pengolahan limbah cair dengan penambahan kapur dan tawas (variasi
perbandingan volume dosis kapur dan tawas)
- Melakukan analisa zat padat total effluent
3. ALAT
Gelas kimia
Pipet Volume 10 ml dan Bola isap
Cawan porselin
Oven
Desikator
Neraca/timbangan
Alat pengaduk
pH Meter/kertas lakmus
Peralatan bioreaktor
4. BAHAN
Sampel limbah cair
Tawas
Kapur
Aquadest
4. DASAR TEORI
A. Pemakaian Tawas
Senyawa A12(SO4)3 disebut juga tawas, dan tawas tersebut merupakan bahan koagulan
yang paling banyak digunakan, karena bahan ini paling murah dan mudah didapatkan di pasaran
serta mudah penyimpanannya. Pemakaian tawas yang semakin banyak, menyebabkan pH makin
turun karena hasilnya asam sulfat, sehingga perlu dicari dosis tawas optimum yang harus
ditambahkan. Pemakaian tawas paling efektif antara pH 5,8 – 7,4 atau 5,9 – 7, pemakaian yang
pernah diteliti adalah setiap 150 gr/l menjadi air minum yang memenuhi persyaratan. Dengan
kualitas air yang ada di Amerika Serikat pH = 6, kadar karbonat sebagai CaCO3 dan MgCO3.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya flok pada proses koagulasi flokulasi
adalah :
a. Dosis dan jenis bahan koagulasi;
b. Kondisi pH;
c. Alkalinitas;
d. Kekeruhan air baku;
e. Type Suspended Solid;
f. Pengadukan
Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi zat padat terapung yang selalu
bersifat organic dan zat padat terendap yang dapat bersifat organic dan inorganic. Dimensi dari
zat-zat padat tersebut adalah mg/l atau g/l.
5. Prosedur Kerja
A. Pengolahan Limbah
a. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan
b. Mengambil sampel untuk analisis awal (influent) (membuat sampel limbah dengan
memasukkan pasir dan debu ke dalam air sebanyak 600 mL)
c. Memasukkan masing-masing 100 mL air limbah ke dalam gelas ukur 100 mL
sebanyak 4 gelas ukur
d. Menambahkan tawas berurutan 2,4,6, dan 8 gram ke dalam setiap gelas ukur
e. Mengocok secara cepat kira-kira 5 menit dan mengocok secara lambat sekitar 3 menit
untuk setiap sampel
f. Mendiamkan air koagulasi flokulasi selama 60 menit, hingga flok-flok yang terbentuk
mengendap pada dasar gelas ukur
g. Menganalisis sampel hasil pengolahan
B. Analisis Limbah (Kadaar TSS)
a. Memanaskan cawan porselen kosong yang telah dibersihkan pada suhu 105⁰C
dalam oven selama 1 jam
b. Mendinginkan selama 15 menit dalam desikator lalu menimbang cawan
c. Mengulangi sampai diperoleh bobot konstan
d. Memisahkan padatan dan cairan dari prosedur A (pemisahan bisa dengan
menyaring atau menuangkan cairannya saja asalkan padatan tidak ikut tertuang),
lalu mengocok cairan yang diperoleh dan memipet sebanyak 5 mL
e. Cairan yang telah dipipet diamsukkan ke dalam cawan penguap dan dipanaskan
dalam oven pada suhu 105⁰C selama 1 jam
f. Mendinginkan cawan berisi residu dalam desikator
g. Menimbang cawan yang berisi residu
h. Mengulangi pemanasan sampai diperoleh bobot konstan
i. Menghitung kadar TSS