Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anisia Kamila

Npm : 2103202010020

Mata Kuliah: Peraturan Jabatan & Etika Profesi Notaris

Pasal 23

1) Notaris dapat mengajukan permohonan pindah wilayah jabatan Notaris secara tertulis
kepada Menteri.
2) Syarat pindah wilayah jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah setelah 3
(tiga) tahun berturut-turut melaksanakan tugas jabatan pada daerah kabupaten atau kota
tertentu tempat kedudukan Notaris.
3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan setelah mendapat
rekomendasi dari Organisasi Notaris.
4) Waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk cuti yang telah dijalankan
oleh Notaris yang bersangkutan.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara permohonan pindah wilayah jabatan Notaris
diatur dalam Peraturan Menteri.

Penjelasan:

 Notaris yang ingin mengajukan perpindahan wilayah kedudukan maka notaris harus
mengajukan permohonan pindah secara tertulis kepada Menteri Hukum dan HAM dan
telah mendapatkan rekomendasi dari Organisasi Notaris. Selain mengajukan permohonan
secara tertulis tersebut notaris harus menyiapkan dokumen-dokumen pendukung sesuai
dengan syarat yang telah dicantumkan dalam Peraturan Menteri No. 19 Tahun 2019
tentang Syarat dan Tata Cara Pengankatan, Cuti, Pindahan, Pemberhentian dan
Perpanjang Masa Jabatan Notaris. Pada saat ini dalam Peraturan Menteri No. 19 Tahun
2019 ini menyebutkan bahwa permohonan pindah wilayah kedudukan notaris ini dapat
diajukan secara elektronik kepada Menteri melalui laman resmi Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum.
 Syarat notaris untuk mengajukan permohonan pindah kedudukannya yaitu setelah notaris
menjalankan jabatannya selama 3 tahun berturut-turut tanpa dihitung cuti yang telah
dijalankan oleh notaris yang bersangkutan.

Pasal 24

Dalam keadaan tertentu atas permohonan Notaris yang bersangkutan, Menteri dapat
memindahkan seorang Notaris dari satu wilayah jabatan ke wilayah jabatan lain.

Penjelasan:
 Dalam pasal ini menjalaskan bahwa dimana seorang notaris dapat mengajukan
permohonan pindah dan dikabulkan oleh mentri apabila karena keadaan tertentu.
 Keadaan tertentu yang dimaksud adalah Notaris mengajukan permohonan pindah
disebabkan karena bencana alam situasi dan keamanan yang tidak terkendali.
Bencana alam situasi yang dimaksud adalah di tempat wilayah kerja notaris sering
terjadinya bencana alam seperti banjir atau longsor yang dapat membahayakan
lingkungan notaris. Sedangkan yang dimaksud dengan keamanan yang tidak
terkendali adalah yang mana ditempat kedudukan notaris wilayahnya tidak aman
sehingga menimbulkan keresahan untuk ditempati karna sering adanya kejahatan-
kejahatan disekitarnya. Contoh kejahataanya itu seperti sering terjadinya
pencurian atau Kawasan wilayah kerja notaris sering terjadinya aksi pembegalan
sehingga dapat meresahkan notaris dalam melaksanakan jabatannya. Maka notaris
dapat melakukan permohonan perpindahan wilayah yang akan ditetapkan oleh
Menteri.
 Penjelas mengenai perpindahan wilayah dalam keadaan tertentu juga dijelaskan
dalam Peraturan Menteri No. 19 Tahun 2019 tentang Syarat dan Tata Cara
Pengankatan, Cuti, Pindahan, Pemberhentian dan Perpanjang Masa Jabatan
Notaris, yaitu dalam Pasal 48.
Pasal 48
(1) Dalam keadaan tertentu atas permohonan Notaris yang bersangkutan, Menteri
dapat memindahkan seorang Notaris dari satu Wilayah Jabatan Notaris ke
Wilayah Jabatan Notaris lain.
(2) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. bencana alam;
b. situasi keamanan yang tidak terkendali; atau
c. pertimbangan kemanusiaan lainnya.
(3) Permohonan diajukan dengan melampirkan surat keterangan masing-masing
kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Jadi Notaris yang mengajukan perpindahan wilayah karena keadaan tertentu maka notaris
harus membuat permohonan dengan melampirkan surat keterangan kondisi keadaan tertentu
yang dimaksud. Dan apabila permohonan tersebut telah disetujui oleh mentri dan telah
mendapatkan rekomendasi dari organisasi notaris maka notaris dapat dipindahkan wilayah
kerjanya.

Pasal 25

1) Notaris mempunyai hak cuti.


2) Hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diambil setelah Notaris menjalankan
jabatan selama 2 (dua) tahun.
3) Selama menjalankan cuti, Notaris wajib menunjuk seorang Notaris Pengganti.

Penjelasan:

 Setiap notaris dapat mengajukan cuti kepada Menteri yaitu dengan syarat telah
menjalankan masa jabatannya selama 2 tahun dan saat menjanlankan cuti tersebut
notaris diwajibkan untuk menunjuk notaris pengganti, jadi Hak cuti ini juga dapat
diambil setiap tahun atau beberapa tahun sekaligus. Keseluruhan jumlah masa cuti
notaris paling lama yaitu selama dua belas tahun. Notaris yang mengajukan cuti
wajib menyerahkan protocol Notaris kepada Notaris Pengganti. Setelah masa cuti
selesai, notaris penggganti wajib menyerahkan Kembali Protokol Notaris kepada
Notaris bersangkutan.
 Apabila Notaris mengajukan permohonan cuti maka harus secara tertulis disertai
penunjukan Notaris Pengganti. Permohonan cuti tersebut diajukan kepada pejabat
yang berwenang, yaitu :
a. Majelis Pengawas Daerah (MPD), dalam hal jangka waktu cuti tidak lebih dari 6
bulan;

b. Majelis Pengawas Wilayah (MPW), dalam hal jangka waktu cuti lebih dari 6
bulan sampai dengan 1 tahun;
c. Majelis Pengawas Pusat (MPP), dalam hal jangka waktu cuti lebih dari 1 tahun.

 Surat permohonan cuti wajib melampirkan dengan dokumen-dokumen berupa:


a. Fotokopi surat keputusan pengangkatan atau pindah sebagai Notaris yang
disahkan oleh Notaris
b. Fotokopi yang disahkan dari berita acara sumpah/janji sebagai Notaris
c. Fotokopi surat yang menjadi dasar untuk cuti yang disahkan oleh Notaris
d. Asli sertifikat cuti Notaris

Permohonan cuti sudah harus diterima oleh Majelis Pengawas Daerah, Majelis
Pengawas Wilayah, atau Majelis Pengawas Pusat dalam jangka waktu paling lambat 30
hari sebelum cuti dilaksanakan, kecuali ada alasan lain yang sah. Jika disetujui, MPD,
MPW atau MPP menandatangani sertifikat cuti yang memuat data pengambilan cuti yang
dicatat dalam buku register cuti notaris.

Berdasarkan Surat Edaran Wakil Ketua Majelis Pengawas Pusat Notaris Nomor
C.MPPN.03.10-44 tentang Penunjukan Notaris Pengganti, proses pengajuan cuti
dilakukan sebagai berikut:

1. Notaris bersangkutan mengajukan permohonan cuti secara tertulis disertai usulan


penunjukan Notaris Penggantinya;
2. Notaris Pengganti yang ditunjuk harus merupakan Warga Negara Indonesia,
berpendidikan minimal Sarjana Hukum, sehat jasmani dan rohani, tidak ada catatan
pelanggaran hukum, berumur paling rendah 27 tahun, serta telah bekerja di kantor
Notaris tersebut selama 2 tahun;
3. Permohonan cuti ini wajib melampirkan dokumen –dokumen yang dibutuhkan.

Adapun dokumen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:


1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Notaris Pengganti yang sudah disahkan oleh Notaris
bersangkutan;
2. Fotokopi ijazah Notaris Pengganti yang sudah dilegalisasi perguruan tinggi;
3. Fotokopi Akta Kelahiran Notaris Pengganti;
4. Fotockopi akta nikah Notaris Pengganti (jika sudah menikah);
5. Surat Catatan Kepolisian Setempat
6. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani untuk Notaris Pengganti;
7. Pasfoto Notaris Pengganti;
8. Daftar Riwayat Hidup;
9. Surat keterangan kerja Calon Notaris di kantor Notaris;
10. Membayar biaya sebesar satu juta rupiah sebagai biaya penyumpahan Notaris
Pengganti.

Anda mungkin juga menyukai