Anda di halaman 1dari 2

Renungan Lukas 7 : 1-10

“Ya Tuhan..saya tidak pantas Tuhan datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh….”

Kalimat ini sering sekali kita ucapkan saat Perayaan Ekaristi dalam Liturgi Ekaristi ketika Imam mengangkat
hosti sedikit di atas patena sambal berkata : “Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia
berbahagialah kita yang diundang dalam perjamuannya” lalu umat menjawab “Ya Tuhan..saya tidak
pantas Tuhan datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh” seringkali saya dan
mungkin juga anda mengucapkannya sepintas saja dan seakan tanpa makna. Lalu apakah arti sebenarnya
dari kata-kata itu..? Mari bersama-sama melihat dan merenungkan perikop Yesus menyembuhkan hamba
seorang perwira di Kapernaum dari Injil Lukas 7 : 1-10.

Bapak/Ibu/ saudara-saudari terkasih untuk memahami sebuah perikop bacaan dalam Kitab Suci ada
baiknya kita juga membaca perikop sebelumnya dari teks yang kita akan renungkan. Perikop Lukas 7 :1-10
diawali dengan kalimat setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak masuklah Ia ke Kapernaum.
Apa yang Yesus bicarakan ? kita lihat pada Lukas 6 : 43-45.

6:43  "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada
pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.  6:44  Sebab setiap pohon dikenal pada
buahnya.  Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah
anggur.  6:45  Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya   1    yang baik
dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang
diucapkan mulutnya,  meluap dari hatinya."

Dikisahkan ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba yang sangat dihargainya dan sedang sakit
keras dan hampir mati. Kalau melihat seorang perwira pastinya adalah seorang yang mempunyai
kedudukan/jabatan yang sangat tinggi, pastinya mempunyai bawahan/prajurit dan hamba-hamba yang
menjadi budaknya. Pada jaman Yesus perwira ini adalah seorang bangsa Romawi yang saat itu menjadi
penjajah bangsa Isarel. Perwira itu bukan seorang Yahudi bukan pula seorang Israel dan ia mempunyai
hamba-hamba dari orang-orang pribumi dan perwira ini sangat mengasihi hambanya yang sedang sakit dan
mengusahakan agar hambanya itu menjadi sembuh. Perwira ini bisa dikatakan sebagai orang baik karena
seperti Lukas 6:45 katakan Orang yang baik mengeluarkan barangyang baik dari perbendaharaan hatinya.
Perwira ini berusaha agar hambanya menjadi sembuh tidak seperti penjajah pada umumnya yang selalu
menindas dan tidak peduli akan kesulitan bawahannya. Perwira itu adalah seorang yang baik yang mau
hambanya sembuh dari sakitnya.

Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh tua-tua Yahudi meminta Yesus untuk mau
datang dan mau menyembuhkan hambanya. Lalu tua-tua Yahudi datang kepada Yesus dan memohon
dengan sangat agar Yesus mau menolong hamba perwira itu dan berkata “Ia layak Engkau tolong”. Para
tua-tua Yahudi menyampaikan kebaikan-kebaikan dari perwira itu kepada Yesus bahwa perwira itu
mengasihi bangsa Yahudi dan banyak membantu menanggung pembangunan rumah-rumah ibadat bangsa
Yahudi. Tidak seperti kebanyakan penjajah yaitu seorang yang perwira yang kejam kepada bangsa
jajahannya. Perwira itu adalah perwira yang baik seperti halnya “Pohon yang baik akan menghasilkan
buah yang baik” (Lukas 6:43). Dan karena cerita tua-tua Yahudi itu pula akhirnya Yesus mau datang ke
rumah perwira itu. Ketika Yesus sudah hampir dekat rumah perwira itu, perwira itu kembali menyuruh
sahabat-sahabatnya untuk menghampiri Yesus dan mengatakan : “Tuan janganlah bersusah-susah sebab
aku tidak layak menerima tuan di dalam rumahku sebab aku menganggap diriku tidak layak datang
kepadaMu. Tetapi katakan saja sepatah kata maka hambaku itu akan sembuh” dalam hal ini perwira ini dua
kali memerintah baik para tua tua Yahudi dan sahabat-sahabatnya bukan karna ia seorang perwira yang
mempunyai pangkat tinggi dan mempunyai kuasa yang besar sehingga ia bebas menyuruh-nyuruh tetapi
itu ia lakukan karena ia merasa tidak pantas / tidak layak untuk bertemu dengan Yesus. Mengapa perwira
itu merasa tidak layak ? Karena mungkin statusnya sebagai penjajah bangsa Israel, jabatannya dan
pribadinya yang dianggap musuh orang Israel harus bertemu dengan Yesus yang ia yakini dapat
menyembuhkan sakit hambanya. Ada perasaan kerendahan hati dari perwira itu dengan mengatakan aku
ini hanyalah seorang bawahan dan dibawahku ada seorang prajurit ketika perwira itu berkata kepada
prajurit pergi maka parjurit itu akan pergi dan ketika berkata datang maka prajurit akan datang, ketika
berkata kerjakan maka prajurit itu akan mengerjakan apa yang diperintahkan.

Sikap hati seperti perwira inilah yang sampai saat ini layak dijadikan teladan bahwa kerendahan hati dan
iman yang kuat patut ada dalam diri seorang pengikut Kristus. Terkhusus pada saat merayakan perayaan
Ekaristi sikap kerendahan hati menyadarkan kita bahwa sejatinya dengan mengatakan tidaklah pantas
Tuhan datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh memiliki iman yang mendalam
bahwa Tuhan akan datang dan tinggal dalam diri kita sekalipun kita dipenuhi dengan dosa dan penuh
keyakinan dan percaya bahwa Tuhan yang akan mengampuni, menyembuhkan dan menyelamatkan hidup
manusia. Mari kita katakana dengan penuh kerendahan hati sehingga kata-kata seorang perwira kepada
Yesus ini menjadi penuh makna dan tidak berlalu begitu saja.

Sebagai seorang Katolik sikap rendah hati dan memiliki iman yang kuat akan kuasa Yesus yang dapat
menyembuhkan, menghibur, menolong dan menyelamatkan haruslah tetap ada sampai pada saatnya
Yesus kagum dan berkata kepada kita “Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai sekalipun diantara orang
Israel”.

Tuhan memberkati…..

Dibuat oleh :

Mercurius Setiawan
Lingkungan St. Andreas

Anda mungkin juga menyukai