Han, kekuasaan di Cina terpecah menjadi tiga. Masa itu kita kenal
dengan zaman tiga kerajaan atau Samkok, yang terdiri dari
Kerajaan Wei, Shu, dan Wu. Kerajaan Wei dipimpin oleh seorang
raja yang bernama Cao Cao. Raja Cao Cao adalah seorang
politikus dan jenderal yang jago berperang. Pernah terjadi di
dalam satu peperangan yang dipimpinnya ketika pasukannya
mengejar musuh. Kala itu perjalanan sangat jauh dan cuaca terik
sekali namun tidak terdapat persediaan air minum.
Akibatnya semua pasukannya menjadi loyo dan kehilangan
semangat. Mereka haus sekali. Melihat hal itu Raja Cao Cao tidak
kehilangan akal. Beliau berkata kepada para prajuritnya, “Setelah
bukit ini kita akan tiba di perkebunan persik. Di sana ada buah-
buah persik yang sudah ranum menunggu kita. Kita boleh
melepas lelah dan makan buah persik dengan sepuasnya.”
Mendengar itu semangat pasukannya langsung kembali. Mereka
membayangkan buah persik yang ranum, membayangkan
manisnya, airnya, segarnya, maka semangat mereka kembali.
Tetapi sesungguhnya di balik bukit sama sekali tidak ada kebun
persik, akan tetapi ketika para prajurit membayangkan buah
persik yang ranum, air liur mereka keluar dan air liur itu telah
melepaskan dahaga mereka sehingga mereka tidak lagi merasa
haus.
1
akan tetapi ketika di dalam bayangan mereka ada suatu
pengharapan akan buah-buah persik yang dapat melepaskan
dahaga mereka, maka rasa lelah itu pun diganti dengan
“pengharapan” dan “pengharapan” itu membangkitkan semangat
mereka.
Cerita ini mirip dengan Timotius yang pada waktu itu
Timotius bertugas pelayanan di kota Efesus , Ia sangat-
sangat ketakutan karena yang lebih mengerikan zaman itu
adalah Kekristenan dikejar di mana-mana dan dibunuh oleh,
dibantai oleh Kaisar Romawi dan juga dimusuhi oleh orang-
orang Yahudi, Yudaisme, ya, dan dimusuhi juga oleh orang-
orang kafir, penyembah berhala. Jadi musuhnya sangat
banyak sekali, padahal Kekristenan itu baru berkembang
Dan juga Timotius ini anak yang masih muda sekali dan
masih baru, baru dibimbing oleh Rasul Paulus
Saudara, 2 Timotius ini ditulis oleh Rasul Paulus dalam keadaan
yang sangat memprihatinkan sebenarnya, dan sangat
menegangkan juga karena ini adalah tulisan, ditafsirkan, tulisan
terakhir dari Rasul Paulus sebelum dia mati, dihukum mati, dan
dia sedang dipenjara saat itu Paulus sorang diri dalam penjara
Romawi yang keras dan dingin. Ketika Paulus menunggu
hukuman mati atas dirinya ia mempergunkan kesempatan ini
untuk menulis suratnya yang mungkin merupakan surat yang
terakhir untuk ditulis.”
2
Waktu itu Kaisar memang menuntut semua orang harus mau
menyembah dia sebagai dewa, kalau tidak di bantai habis. dalam
kondisi seperti ini Paulus akan dihukum mati
Orang dipenjara biasanya yang mau diperjuangkan adalah keluar
dan lepas dari penjara. Lalu pada waktu orang mau mati, yang
mau diperjuangkan adalah bagaimana supaya tidak mati. Ini
adalah suatu yang wajar Tetapi kalau kita perhatikan apa yang
ditulis oleh Rasul Paulus, ternyata sama sekali tidak ada dua hal
ini yang diperjuangkan oleh Rasul Paulus.
Rasul Paulus tidak memperjuangkan dirinya untuk lepas dari
penjara dan supaya tidak mati. Kita bisa tahu karena kita dapat
melihat dari pesan-pesan Rasul Paulus. Orang yang mau mati
biasanya memberikan pesan-pesan yang sangat penting dan
fokus dalam hidupnya. Rasul Paulus demikian juga mau mati dan
memberikan pesan-pesan.
Pesan-pesan itu menunjukan fokus dari hidup Rasul Paulus.
Rasul Paulus pada waktu mau mati dia juga tidak pikir dan tidak
mengalami ketakutan mau mati. Dia tidak takut menghadapi
kematian. Malah ia bermaksud memberikan tongkat estafet tugas
pelayanannya kepada Timotius. Demikian juga Paulus
menasihatkan Timotius, anak rohaninya, agar mempercayakan
apa yang telah ia peroleh dari Paulus kepada orang lain yang
dapat dipercaya, yang juga cakap untuk mengajar orang lain (ay.
2).
3
Paulus ingin agar Timotius mempercayakan Firman Tuhan dan
ajaran Tuhan kepada orang lain. Tentunya, Paulus dan juga
Tuhan menginginkan agar Firman Tuhan itu tidak berhenti hanya
di satu generasi saja,
Pernahkah kita menonton film kungfu yang menceritakan kisah
pendekar kungfu di Cina? Dalam film tersebut kita dapat melihat
bagaimana pada zaman dahulu orang-orang Cina memiliki ilmu
kungfu yang luar biasa. Mereka bisa memukul dengan tenaga
dalam, mereka bisa memiliki ilmu yang memperingan tubuh
sehingga bisa meloncat atau “terbang” menghindari musuhnya,
bahkan dalam beberapa film digambarkan bahwa si tokoh jagoan
dapat melawan puluhan orang tanpa terluka sedikitpun. Saya
sangat yakin bahwa memang jaman dulu memang para jagoan
kungfu tersebut pernah hidup, tetapi pertanyaannya, kemana para
jagoan kungfu tersebut? Seharusnya jika orang-orang Cina
memiliki ilmu yang setinggi itu, tidak akan mungkin mereka bisa
dijajah oleh bangsa-bangsa lain.
4
kelamaan ilmu kungfu yang awalnya sangat sakti akan menjadi
hilang satu persatu dan lama-lama pun akan punah.
5
alasan bagi kita untuk berkata tidak, melainkan kita harus berkata
“Ini aku, utuslah aku” (Yes 6:8).
6
keadaan sebagai manusia Ia tetap merendahkan diriNya dan
taat sampai Mati di Kayu Salib
Tuhan Yesus memberkati kita semua yang setia untuk
melakukan firmanNya. Tetap setia dan jangan pernah undur
dalam pelayanan, jadilah prajurit-prajurit Kristus, olahragwan-
olahragawan Kristus, dan petani-petani Kristus. Tuhan Yesus
memberkati