Anda di halaman 1dari 9

Metodologi Ekonometrika

Dipublikasi pada 10 Februari 2016 oleh arstics

Pengukuran ekonomi atau ekonometrika merupakan pengukuran ilmiah sehingga


untuk melakukan pengukuran ekonomi atau menganalisis masalah ekonomi harus
didasarkan pada metode ilmiah. Metodologi ekonometrika merupakan tahapan yang
harus dilalui untuk melakukan analisis terhadap fenomena ekonomi secara ilmiah.
Tahapan pada metodologi ekonometrika adalah sebagai berikut:

1. Peryataan teori atau hipotesis


Teori Keynesian berkaitan dengan konsumsi, menyatakan bahwa orang (baik wanita
maupun pria) akan meningkatkan konsumsinya seiring dengan meningkatnya
pendapatan, tetapi peningkatan konsumsi tersebut tidaklah sebesar peningkatan
pendapatan mereka.

Keynes mempostulasikan bahwa MPC (Marginal Proipensity to Consume)


merupakan tingkat perubahan konsumsi karena adanya perubahan satu unit
pendapatan. Nilai MPC lebih dari nol, tetapi lebih kecil dari Satu.

ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD

 
2. Spesifikasi model matematis berdasarkan teori
Meskipun Keynes telah menjelaskan adannya hubungan positif antara pendapatan
dengan konsumsi, tetapi Keynes belum menspessifikasikannya dalam model
matematis sehingga ahli matematika membuat spesifikasi matematik berdasarkan
teori Keynessian sebagai berikut:

Y = β1 + β2X  dimana 0 < β2 < 1


 
Keterangan:

Y = Konsumsi

X = Pendapatan

β1 = Konstanta

β2 = Slope

model ekonometrika setidaknya terdiri dari dua golongan variable, yaitu variable
terikat (dependent) yang berada pada sebelah kiri tanda persamaan, dan variable
bebas (independent) yang berada di sebelah kanan tanda persamaan. Konsumsi (Y)
merupakan variable tergantung, sedangkan pendapatan (X) merupakan variable
bebas. Jumlah variable bebas tidak harus satu, tetapi lebih dari satu.

3. Spesifikasi model ekonometrik berdasarkan teori.


Model matematika mengasumsikan bahwa terdapat hubungan pasti antara
pendapatan dan konsumsi, atau hubugan deterministic. Pada hubungan antar
variable ekonomi, suatu variable tergantung tidak hanya dipengaruhi oleh satu
variable brbas saja, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa variable lain. Konsumsi
tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi juga dipengaruhi olej jumlah
anggota keluarga, umur dan gaya hidup. Untuk mengakomodasi variable yang tidak
diteliti maka fungsi matematik itu diubah menjadi fungsi statistic sebagai berikut:

Y = β1 + β2X + µ
 

Dimana µ merupakan disturbance atau error, yang menggambarkan semua variable


yang dapat memengaruhi konsumsi (Y) tetapi tidak dipertimbangkan atau tidak
dimasukkan dalam model.
 

4. Mendapatkan data.
Untuk membuat estimasi maka diperlukan data. Sumber data dapat berasal dari data
primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri
oleh peneliti, langsung dari sumber pertama, sedangkan data sekunder adalah data
yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.

Pengambilan data dapat dilakukan secara cross section maupun time series. Data
cross section adalah data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa
obyek dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan, sedangkan data time series
adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek dengan tujuan
untuk menggambarkan perkembangan. Berikut ini adalah data yang dikumpulkan
secara time series dengan periode pengamatan tahun 2000 sampai dengan tahun
2012.

Table 1.1: Tabel Konsumsi dan Pendapatan (dalam milyar rupiah)

NO Tahun Y (Konsumsi) X (Pendapatan)


1 2000 24 37
2 2001 25 38
3 2002 25 37
4 2003 26 39
5 2004 27 41
6 2005 28 43
7 2006 29 44
8 2007 30 45
9 2008 31 47
10 2009 32 48
11 2010 33 49
12 2011 32 50
13 2012 35 55
 

5. Estimasi parameter dari model ekonometrika.


Setelah data dikumpulkan,langkah berikutnya adalah melakukan estimasi terhadap
parameter fungsi konsumsi. Dengan menggunakan alat analisis regresi maka
diperoleh persamaan berikut:
 

Ŷ = 1,870 + 0,616 X

t = 22,150      R = 0,978
2  

Sig. 0,000

Ŷ merupakan nilai estimasi konsumsi berdasarkan persamaan regresi dengan


menggunakan data pengamatan tahun 2000 sampai dengan 2012. Angka 1,870
merupakan intercept atau konstanta, yang berarti bahwa jika pendapatan sebesar 0
maka rata-rata konsumsi akan sebesar 1,870. Angka 0,616 merupakan slope yang
berarti jika rata-rata pendapatan naik sebesar 1 milyar rupiah maka rata-rata
konsumsi akan naik sebesar 0,616 milyar rupiah. R sebesar 0,978 merupakan
2  

koefisien determinasi, artinya variasi perubahan konsumsi 97,8 persen ditentukan


oleh variasi perubahan pendapatan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variasi
variable lain yang diteliti.
 

6. Pengujian hipotesis
Pengambilan data dilakukan secara sampling sehingga untuk menguji keberartian
koefisien regresi itu perlu dilakukan pengujian secara statistic. Pada persamaan
diatas diperoleh nilai

t hitung sebesar 22,150, sedangkan niai t table dengan df = (0,05;11) sebesar 1,796
dan nilai sig. 0,000. Karena nilai t hitung (22,150) > t table (1,976) atau nilai sig.
(0,000) < alpha (0,05) maka hipotesis meyatakan semakin tinggi pendapatan,
semakin tinggi konsumsi diterima.

7. Peramalan atau prediksi


Berdasarkan persamaan yang diperoleh pada estimasi parameter, persamaan
tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi. Jika pendapatan
sebesar 50 maka besarnya konsumsi dapat diprediksi sebagai  berikut:

Ŷ = 1,870 + 0,616 X
Ŷ = 1,870 + 0,616 (50)

Ŷ = 32,67

8. Penggunaan model untuk tujuan kebijakan


Setelah model didapatkan maka model tersebut dapat digunakan sebagai dasar
untuk merumuskan kebijakan. Misalkan, jika pengeluaran 40 milyar maka akan
mengurangi pengangguran 4 persen. Berapa tingkat pendapatan yang diperlukan
untuk mencapai target pengeluaran 40 milyar?

40 = 1,870 + 0,616 X

0,616 X = 40 – 1,870

X = 38,130/0,616

X = 61,899

Dengan demikian jika pemerintah hendak mengurangi pengangguran sampai 4


persen, pemerintah harus mendorong pendapatan hingga mencapai 61,899 milyar.
Oleh sebab itu untuk mengurangi pengangguran sebesar 4 persen, pemerintah dapat
merumuskan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan sehingga pada gilirannya
dapat mengurangi pengagngguran.

1.3 Jenis-jenis Ekonometrika

Pada dasarnya ekonometrika dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1. Ekonometrika teoretis
Ekonometrika teoretis (theoretical econometrics) berkenaan dengan pengembangan
metode-metode pengukuran yang cocok untuk untuk mengukur hubungan ekonomi
dengan menggunakan model ekonometrika.

2. Ekonometrika terapan
Ekonometrika terapan (applied econometrics) penggunaan metode ekonometrika
yang telah lebih dulu dikembangkan atau dihasilkan oleh ekonometrika teoritis.

1
2
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
4623
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Anda mungkin juga menyukai