Anda di halaman 1dari 63

KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN

PROGRAM PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DALAM


PENGELOLAAN LINGKUNGAN (PROPER)

Oleh :
Luckmi Purwandari
Direktur Pengendalian Pencemaran Air

Direktorat Pengendalian Pencemaran Air


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Bandung, 2 April 2019


SAMPAH
Nilai Indeks Kualitas Air Tahun 2011 -2018
KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM

KOYOD
WANGISAGARA SETELAH IPAL CISIRUNG

NANJUNG

OUTLET JATILUHUR

BENDUNG WALAHAR

TUNGGAK JATI
HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM TAHUN 2016

2016
Lokasi
Periode ke 1 Periode ke 2 Periode ke 3 Periode ke 4 Periode ke 5
Wangisagara Cemar Sedang Cemar Sedang Cemar Sedang Cemar Berat Cemar Berat
Koyod Cemar Sedang Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
Setelah IPAL Cisirung Cemar Sedang Cemar Sedang Cemar Sedang Cemar Berat Cemar Berat
Nanjung Cemar Sedang Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
Outlet Waduk Jatiluhur Cemar Ringan Baik Cemar Ringan Cemar Berat Cemar Berat
Bendung Walahar Cemar Ringan Cemar Ringan Cemar Ringan Cemar Berat Cemar Berat
Tunggak Jati Cemar Ringan Cemar Ringan Cemar Sedang Cemar Berat Cemar Berat

Status Mutu Jumlah Persentase (%)


Baik (memenuhi Mutu Air Kelas II) 1 2,9
Cemar Ringan 7 20,0
Cemar Sedang 9 25,7
Cemar Berat 18 51,4
35 100,0
HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM TAHUN 2017
Wangisagara Cemar Sedang Cemar Berat Cemar Ringan Cemar Sedang Cemar Sedang
Koyod Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
Setelah IPAL Cisirung Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
Nanjung Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
Outlet Waduk Jatiluhur Cemar Sedang Cemar Ringan Cemar Ringan Baik Cemar Ringan
Bendung Walahar Cemar Sedang Cemar Ringan Cemar Ringan Cemar Ringan Cemar Berat
Tunggak Jati Cemar Berat Cemar Ringan Cemar Sedang Cemar Ringan Cemar Berat

Status Mutu Jumlah Persentase (%)


Baik (memenuhi Mutu Air Kelas II) 1 2,9
Cemar Ringan 9 25,7
Cemar Sedang 6 17,1
Cemar Berat 19 54,3
35 100,0
HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM 2018

2018
Lokasi
Periode ke 1 Periode ke 2 Periode ke 3 Periode ke 4 Periode ke 5
Wangisagara Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Sedang Cemar Berat
Koyod Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
Setelah IPAL Cisirung Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
Nanjung Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat
Outlet Waduk Jatiluhur Cemar Ringan Baik Baik Baik Cemar Ringan
Bendung Walahar Cemar Berat Baik Cemar Berat Baik Cemar Ringan
Tunggak Jati Cemar Berat Cemar Ringan Cemar Berat Cemar Sedang Cemar Berat

Status Mutu Jumlah Persentase (%)


Baik (memenuhi Mutu Air Kelas II) 5 14,3
Cemar Ringan 4 11,4
Cemar Sedang 2 5,7
Cemar Berat 24 68,6
35 100,0
Perbandingan Status Mutu Sungai Citarum Tahun 2016, 2017 dan
2018

Persentase (%)
Status Mutu
2016 2017 2018
Baik (memenuhi Mutu Air Kelas II) 2,9 2,9 14,3
Cemar Ringan 20,0 25,7 11,4
Cemar Sedang 25,7 17,1 5,7
Cemar Berat 51,4 54,3 68,6

Catatan:
1. Persentase yang memenuhi mutu air kelas II bertambah, persentase yang
cemar sedang dan cemar ringan berkurang, namun demikian persentase yang
cemar berat juga bertambah
2. Parameter yang melebihi baku mutu umumnya: BOD, COD, Koli Tinja, Koli
Total dan Deterjen
Pencemaran Lingkungan

UU. No. 32 / 2009 tentang PPLH

Pencemaran LH a/ masuk atau dimasukkannya mahluk


hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dlm LH oleh
keg.manusia shg melampaui baku mutu LH yg telah
ditetapkan.

Pencemaran air a/ masuknya atau dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi &/atau komponen lain ke dlm
air oleh keg. manusia, shg kualitas air turun sampai ke
tkt ttt yg menyebabkan air tidak dpt berfungsi sesuai dg
peruntukannya;
(PP. 82/2001)
BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP

• Penentuan terjadinya pencemaran LH diukur melalui baku mutu LH


Pasal 20 ayat (1), UU PPLH

• Setiap orang diperbolehkan utk membuang limbah ke media LH dg


persyaratan
a. memenuhi baku mutu LH; &
b. mendpt izin dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
dg kewenangannya.
Pasal 20 ayat (3)
BAKU MUTU AIR LIMBAH (BMAL)

• BMAL nasional ditetapkan dg Keputusan Menteri dg memperhatikan


saran masukan dari instansi terkait.
Pasal 21 ayat (1), PP. 82/2001 PP AIR

• BMAL daerah ditetapkan dg Perda Propinsi dg ketentuan sama atau lebih


ketat dari BMAL nasional.
Pasal 22 ayat (2), PP. 82/2001 PP AIR
DASAR HUKUM

UUD1945
“Hak untuk hidup sejahtera lahir
batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup UU NO 32/2009 UUPLH
yang baik dan sehat” (Ps 28H Perlindungan dan pengelolaan
(1)) lingkungan hidup bertujuan
“Bumi dan air dan kekayaan melindungi wilayah NKRI dari
alam yang terkandung pencemaran dan/atau kerusakan
didalamnya dikuasai oleh LH (Ps 3 (1));
negara untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat”
(Ps33 (3).

PP 82/2001 PKA-PPA
Air merupakan SDA penting, komponen hidup
yang penting (Menimbang, butir b),
Perbaikan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air dilakukan untuk melestarikannya.
Setiap orang mempunyai hak yang sama atas
kualitas air yang baik (Ps 30(1)).
GARIS BESAR PENGELOLAAN KUALITAS AIR
Impact: Peningkatan Kesehatan & IKA, status
Manual
produktivitas masyarakat, Ketahanan State mutu air,
dan
Pangan & Energi, harga air besrsih indeks
Pemantauan Onlimo
Kualitas Air pencemar air
Sungai

PROKASIH Pressure Beban


Pencemar
Inventarisasi Domestik
Monitoring Sumber (PS,NPS),
Pencemar dan Industri,
& Evaluasi pertanian
Perhitungan (NPS),USK
beban dll
pencemar
Respons
Sistem Management
(Kelembagaan,SDM,Anggaran, Pelaksanaan Driver: Pertumbuhan
Peraturan, Program) penduduk,
teknologi IPAL dan proses
Aksi
urbaninasi,
produksi, ekonomi, reward n Pengendalian
pertumbuhan
penalty, Proper, 3R, Pencemaran
& bahan baku ekonomi,kemiskinan
Air
PEMANTAUAN KUALITAS AIR REALTIME

Bengawan Solo Pasar Baru - Cisadane


WanganAji-Serayu Kelapa dua - Ciliwung
ONLINE WATER QUALITY MONITORING STATIUN IN CITARUM RIVER

Stasiun ONLIMO Sungai Citarum,


Wangisagara, Majalaya, Kab.Bandung

Stasiun ONLIMO Sungai Citarum


Dayeuhkolot, Kab.Bandung
RESULT OF TMDLs DEVELOPMENT FOR CITARUM RIVER (Ministerial
Decree No: SK.300/Menlhk/Setjen/PKL.l/6/2017)
Pollution
Pollution
Beban Load Load for
Load for
Sub- pencemaran DTBP(kg Reduction each
Segment Regency each
Watershed eksisting (kg BOD/day) needed (kg Segment
Segment
BOD/day) BOD/day) (kg
on (%)
BOD/day)
Kab.Bandung Cirasea 22.873,91 5.718,48 17.155,43
Kab.Sumedang Citarik 20.382,82 5.095,71 15.287,12
Kota Bandung Cikeruh 24.788,34 6.197,08 18.591,25
1 Kab.Bandung Cisangkuy 19.482,94 4.870,73 14.612,20 218.683,85 50,74
Kota Bandung Cikapundung 77.341,19 19.335,30 58.005,89
Kab.Bandung Ciwidey 8.282,60 2.070,65 6.211,95
Kota Cimahi Cihaur 45.532,04 11.383,01 34.149,03
Bandung Barat Ciminyak 10.929,27 5.464,64 5.464,64
2 Bandung Barat Cimeta 10.076,68 5.038,34 5.038,34 53.225,76 12,35
Kab.Cianjur Cisokan 32.219,81 16.109,91 16.109,91
Kab.Cianjur Cikundul 7.803,99 3.901,99 3.901,99
3 25.553,31 5,93
Purwakarta DTA Jatiluhur 17.749,33 8.874,66 8.874,66
Purwakarta Cikao 13.985,97 3.496,49 10.489,48
Kab.Bogor,Kab.Ka
4 rawang Cibeet 39.452,75 9.863,19 29.589,56 133.533,17 30,98
Kab.Karawang,
Kab.Bekasi Citrarum Hilir 80.094,45 20.023,61 60.070,84
430.996,09 127.443,79 303.552,30 430.996,09 100,00
Penurunan beban pencemaran dari sumber pencemar domestik, industri,
peternakan, perikanan, dan non point sources (NPS) Berdasarkan Keputusan
Menteri LHK Nomor SK.300/Menlhk/PKL.1/6/2017
SK.300/Menlhk/PKL.1/6/2017 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air
(DTBP) dan Alokasi Beban Pencemaran Air Sungai Citarum
Permasalahan Pencemaran Air
• Pertumbuhan kegiatan sektor industri, rumah tangga yang
semakin meningkat telah memberikan kontribusi kepada
pencemaran air khususnya dikota-kota besar dan disekitar
kawasan industri.

• Belum semua industri taat terhadap peraturan di bidang


pengendalian pencemaran air.

• Belum semua industri memasang alat pengendalian pencemar air


(IPAL) untuk menurunkan beban pencemar yang masuk ke
media lingkungan.

• Makin buruknya kualitas air sungai, data hasil pemantauan


kualitas air sungai di 30 propinsi menunjukkan terjadinya
pencemaran.
TOOLS KEBIJAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Utk Sumber pencemar badan/institusi (industri, hotel,


rumah sakit,pertambangan):

➢Tools Kebijakan: Perizinan, instrumen ekonomi


(pelaksanaan denda/penalti /polluter pay principles),
pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum
➢Jenis Kegiatan: Penyiapan pedoman, baku mutu,
pembinaan, pemantauan online effluent air limbah
➢Tujuan: Peningkatan penaatan peraturan
POKOK-POKOK
UU 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH

Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Pemeliharaan Pengawasan


-Inventarisasi SDA - Keberlanjutan -Pencegahan -Konservasi SDA -Pembinaan
-Penetapan Proses -Penanggulangan -Pencadangan SDA -Sanksi Administrasi
Ekoregion - Keberlanjutan -Pemulihan -Pelestarian fungsi -Sanksi Perdata
Produktifitas Atmosfer (mitigasi, -Sanksi Pidana
- Keselamatan dan adaptasi, lapisan
Kesejahteraan ozon dan hujan
Masyarakat asam)

-KLHS -Rencana PPLH -Baku Mutu LH -Perubahan iklim -PUU berbasis LH


-Tata Ruang -Daya Dukung -Kriteria Kerusakan LH -Rekayasa genetika -Ijin lingkungan
-AMDAL -Perizinan -Sumber daya genetik
-UKL-UPL
-Daya Tampung
-Anggaran berbasis LH
-Instrumen Ekonomi -Analisa Risiko LH
-Audit LH

KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP MENINGKAT


Peningkatan Kapasitas Tersedianya Sarana dan Prasarana
Data dan Informasi
Pasal 14, Pasal 20 ayat (3): Pasal 36 → izin lingkungan bagi Pasal 49 ayat (2) → wajib melaksanakan
“amdal dan izin lingkungan” “Pembuangan limbah ke lingkungan penanggungjawab usaha dan audit lingkungan bagi usaha dan atau
dengan persyaratan baku mutu dan atau kegiatan kegiatan beresiko tinggi dan ketidaktaatan
izin” dalam peraturan

Pasal 6 ayat (1) “berkewajiban


memelihara kelestarian fungsi Pasal 16 ayat (1) Pasal Pasal 22 (1) “kegiatan berdampak penting Pasal Pasal 47 ayat (1) setiap
lingkungan hidup serta “wajib melakukan wajib AMDAL” kegiatan yang potensi berdampak
mencegah dan menanggulangi pengelolaan limbah Pasal 34 ayat (1) “ kegiatan tidak termasuk penting, ancaman thdp ekosistem,
pencemaran dan perusakan hasil usaha dan/atau dalam kriteria wajib AMDAL, wajib UKL-UPL” kehidupan kesehatan dan
lingkungan hidup “ kegiatan” Pasal 35 ayat (1) “kegiatan tidak wajib UKL-UPL keselamatan jiwa wajib melikukan
→wajib membuat pernyataan kesanggupan analisis resiko lingkungan”
pengelolaan lingkungan”
Pasal 87 Pasal 100 Pasal 114
Pembayaran ganti rugi bagi penanggungjawab usaha “Penganggungjawab usaha dan atau
dan/atau kegiatan yang melakukan pencemaran yang
“Sanksi Melebihi Baku Mutu Air
Limbah. Baku Mutu Emisi, dan kegiatan yang tidak melaksanakan
menimbulkan kerugian bagi orang lain atau lingkungan.
paksaan pemerintahan”
Gangguan

Pasal 81
Denda setiap keterlambatan atas Pasal 98 dan 99 Pasal 109 UUPPLH No. 32 Pasal 115
keterlambatan pelaksanaan sanksi Sanski “Pelampauan Baku Tahun 2009:
paksaan pemerintahan.
“sengaja mencegah atau menggagalkan
Mutu Lingkungan” “Sanksi Kegiatan tanpa izin
lingkungan” pelaksanaan tugas pejabat pengawasLH
dan atau penyidik lingkungan
Pasal 36 UUPPLH
Pasal 63 UUPPLH Pasal 111 ayat (1) UUPPLH Pasal 112 UUPPLH
“menetapkan izin izin “sanksi kepada pejabat pemberi “Sanksi kepada pejabat yang dengan
Pasal 43 PP 82/2001
yang tidak dilengkap izin lingkungan tanpa dilengkapi sengaja tidak melakukan
“pembinaan kepada usaha
dengan Amdal dan UKL- dengan amdal atau UKL-UPL “ pengawasan”
dan/atau kegiatan”
UPL”

Pasal 63 UUPPLH:
Tugas dan wewenang pemerintah, pemerintah daerah
Pasal 37 UUPPLH
Prov/Kab/Kota untuk perlindungan dan pengelolaan Pasal 111 ayat (2) UUPPLH
Lingkungan termasuk Inventarisasi, DTBP, Penetapan norma, “menolak izin yang tidak
“ Sanksi Pejabat pemberi izin usaha
standar, prosedur, kriteria, Penetapan Baku MUTU dilengkap dengan Amdal
dan/atau kegiatan tanpa dilengkapi dengan
Lingkungan dan BME emisi/eflfluent, Perizinan, pembinaan, dan UKL-UPL”
dll. izin lingkungan “
KETENTUAN PIDANA UUPPLH 32/2009 (Pasal 97-120)
No Jenis Pelanggaran Minimal Maksimal

1 Sengaja melampaui baku mutu udara ambien, air, air 3 tahun penjara dan 10 tahun penjara dan
laut atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup denda Rp. 3 milyar denda Rp. 10 milyar

2 Kelalaian yang mengakibatkan melampaui baku mutu 1 tahun penjara dan 3 tahun penjara dan
udara ambien, air, air laut atau kriteria baku kerusakan denda Rp. 1 milyar denda Rp. 3 milyar
lingkungan hidup
3 Melampaui baku mutu air limbah, emisi atau baku mutu Sanksi Administrasi 3 tahun penjara dan
gangguan denda Rp. 3 milyar

4 Pejabat berwenang sengaja tidak melakukan - 1 tahun penjara dan


pengawasan yang menyebabkan terjadinya denda Rp. 500 juta
pencemaran/kerusakan lingkungan yang mengakibatkan
hilangnya nyawa manusia

5 Memberikan informasi palsu, menyesatkan, - 1 tahun penjara dan


menghilangkan informasi, merusak informasi, atau denda Rp. 1 milyar
memberikan keterangan yang tidak benar yang
diperlukan dalam kaitannya dengan pengawasan dan
penegakan hukum yang berkaitan dengan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
Strategi Pengendalian Pencemaran Lingkungan

• Meningkatkan kualitas lingk.melalui penurunan beban


penc.yg masuk ke lingk.dari sbrnya dg:
a. mendorong penaatan sbr penc.memenuhi BML
b. mendorong penggunaan bhn baku yg ramah lingk.
• Menyediakan peraturan perundangan undangan
pengendalian penc.;
• Meningkatkan kualitas SDM dlm pengendalian penc.;
• Meningkatkan pemahaman dan aksesibilitas masyarakat thd
informasi pengendalian penc. Lingk.
STRATEGI PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN INDUSTRI

Penurunan beban dengan pemenuhan Baku Mutu:


1. Perizinan (untuk Pembuangan Air Limbah)
2. Pengawasan,

Beban Pencemaran
3. Pembinaan,
4. Penaatan dan Penegakan Hukum.
Penurunan beban beyond
compliance:
a. Pembinaan penerapan 3R.
b. Penerapan Mekanisme
Insentif :
▪ Rekognisi dlm peringkat
Hijau & Emas PROPER),
▪ Pekanisme perbankan dg
penerapan PBI Surat Edaran
Bank Indonesia No.
7/3/DPNP Tanggal 31
Januari 2005 mengenai
Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum Penetapan.

Upaya

pada tingkatan sarana pengendalian penc.belum digunakan: belum diolah di IPAL (air
limbah),
pada tingkatan baku mutu dipenuhi
pada tingkatan beyond compliance yang optimum
PERUBAHAN PARADIGMA DALAM IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

LAMA BARU
Pemberian izin pembuangan air limbah
bukan sekedar sertifikat tapi dilengkapi
Pemberian IPLC hanya sebagai pelengkap dengan persyaratan lain seperti sangsi,
izin bagi industri (berupa sertifikat) IPLC) larangan, dll

Pemberi izin harus sudah dapat menghitung


Pemberian izin tanpa dilakukan dengan beban pencemaran yang dihasilkan
evaluasi kinerja pengelolaan air limbah perusahaan
perusahaan

Pemberi izin sudah mampu mengevaluasi


Izin yang diterbitkan belum menghitung kinerja kemampuan sarana pengolahan air
beban yang di hasilkan oleh industri limbah perusahaan

Izin pembuangan air limbah yang diberikan Pemberian izin pembuangan air limbah
tanpa menghitung daya tampung media harus disesuaikan daya tampung media
penerima penerima
Rencana Aksi Ditjen PPKL dalam Pengendalian Pencemaran Air dari Sumber Industri

1. Pembinaan perizinan serta peningkatan 2. Koordinasi, sosialisasi dan


ketaatan dan kinerja PPA terhadap industri di pembinaan Permen LHK Tentang
DAS Citarum dengan Jadual sbb: Baku Mutu Air Limbah Tekstil Baru
• Klaster 1 (Kab.Bandung, Kab.Sumedang dan dan Permen LHK No.93/2018
Kota Bandung) Bulan Maret, Juni dan Agustus Tentang Pemantauan Kualitas Air
2019 Limbah Secara terus menerus dan
dalam Jaringan, dengan Jadual sbb:
• Klaster 2 (Kota Cimahi dan Bandung Barat) • Klaster 1 (Kab.Bandung,
Bulan April, Juli dan Oktober Kab.Sumedang dan Kota
• Klaster 3 (Kab.Purwakarta, Kab.Cianjur, Bandung) Bulan Maret, Juni dan
Kab.bekasi dan Kab.Karawang) Bulan Mei, Agustus 2019
Agustus dan November 2019 • Klaster 2 (Kota Cimahi dan
Bandung Barat) Bulan April, Juli
dan Oktober
• Klaster 3 (Kab.Purwakarta,
Kab.Cianjur, Kab.bekasi dan
Kab.Karawang) Bulan Mei,
Agustus dan November 2019
Rencana Aksi Ditjen PPKL dalam Pengendalian Pencemaran Sumber Industri
(Lanjutan)

1. Koordinasi dan fasilitasi terkait


revitalisasi IPALkomunal di lokasi
industri Cisirung (PT.MCAB) --
→Bulan Maret, Juni dan
September 2019

2. Koordinasi dan fasilitasi Rencana


pembangunan IPAL industri
terintegrasi di Lokasi Majalaya
→Bulan Maret, Juni dan
September 2019
PROGRAM DAN KEGIATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN AIR TERPADU
No. PROGRAM KEGIATAN
a. Pengolahan sampah - Pengelolaan sampah menggunakan 3R
- Bank sampah
- Waste to energy
b. Rehabilitasi Hutan dan Lahan ▪ konservasi tanah dan air di daerah tangkapan air dan
Tujuan: Menjaga kuantitas dan sempadan,
kontinuitas serta mencegah banjir ▪ memperkuat tanggul alam,
serta membantu pemulihan ▪ membangun waduk kecil/embung
kualitas air
c. Pengendalian Pencemaran Air • membangun istalasi pengolahan air limbah (IPAL),
Tujuan: Meningkatkan kualitas air • pemurnian kualitas air in stream,
dan memulihkan ekosistem • restorasi morfologi sungai (ekohidrolika),
perairan • menciptakan lahan basah alami (natural wetlands),
• memulihkan ekosistem akuatik (membangun fish way,
mengembalikan spesies local yang hampir/sudah
punah)
• Melakukan pemantauan kualitas air dan ekosistem
perairan
d. Merevitalisasi budaya lokal berbasis • membangun fasilitas eco-education center, jogging
sungai yang ramah lingkungan track, fasilitas olah raga)
• mengembangkan sekolah sungai
• membangun komunitas peduli sungai
WETLAND BIOCORD WWTP FOR DOMESTIC WASTE WATER IN
250 CIDADAP RIVER, IN KEC.TELUK JAMBE TIMUR KAB.
KARAWANG (CITARUM DOWNSTREAM)
UPAYA PENAATAN DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR BAGI USAHA /KEGIATAN
Hal-hal yg wajib dilakukan Penanggungjawab Usaha dan/atau Kegiatan

• Melakukan Identifikasi jenis2 air limbah yg dihasilkan (air limbah proses


produksi/air pendingin/air limbah drainase terkontaminasi/air limbah
utilitas/limbah domestik, dll.)
• Melakukan Identifikasi thd sumber2/kegiatan/aktifitas yang menghasilkan
air limbah,
• Melakukan uji karakteristik air limbah per jenis limbah yg dihasilkan.
• Melakukan pengolahan air limbah sesuai karakteristik air limbah yg
dihasilkan sampai memenuhi baku mutu yg ditentukan/sesuai peraturan
yang berlaku.
• Memantau seluruh saluran pembuangan air limbah yg menuju ke lingk., baik
yg sdh ditetapkan dlm izin mau pun yang belum ditetapkan dalam izin
• Mengajukan izin Pembuangan air Limbah
• Melaksanakan persyaratan, kewajiban dan larangan dalam izin
• Melaporkan pelaksanaan izin
TITIK PENAATAN

Memantau seluruh titik


penaatan dan/atau air
buangan yang harus
dikelola sesuai dengan
peraturan
PARAMETER AIR LIMBAH
YANG DIPANTAU

1. Memantau seluruh parameter yang


dipersyaratkan sesuai dengan :
▪ IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair)
▪ Baku Mutu Nasional atau Provinsi
▪ Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk aplikasi
pada tanah
SPARING
PARAMETER AIR LIMBAH
YANG DIPANTAU

2. Ketaatan diukur berdasarkan peraturan/


persyaratan yang lebih ketat.

3. Khusus bagi industri yang belum memiliki baku


mutu spesifik, maka baku mutu yang digunakan
sesuai dengan dokumen AMDAL atau UKL/UPL.
Jika baku mutu tidak tercantum dalam dokumen
Amdal atau UKL/UPL maka menggunakan baku
mutu pada Kepmen LH No.51 Tahun 1995,
Lampiran C .
Check BMAL Check BMAL Check BMAL Gunakan
di dalam IPLC Dalam Perda/SK Gub Nasional Lamp C
tdk
KepMENLH 51/1995

BM umum
tdk tdk dalam Perda/SK Gub
Ada BM ya
Ada Ada BM Lebih ketat atau sama
tdk Spesifik
BMAL spesifik Dengan
sesuai
Dalam Lamp. C KepMENLH
IPLC No. 51/1995
ya
ya
ya Gunakan BMAL
Perda/SK Gub.
Tidak Spesifik
BMAL IPLC BM AL Daerah ya
tdk
Lebih ketat Lebih ketat atau sama
Atau sama dengan Dengan BMAL
BM AL Nasionall spesifik
spesifik Dalam
Perda/SK Gub.
tdk
Gunakan BMAL Nas.
Spesifik

ya
BMAL IPLC
Lebih ketat atau sama ya Gunakan
Dengan BMAL IPLC
BMAL Nasional
Spesifik

40
Draft Revisi BMAL Industri tekstil
PELAPORAN
Melaporkan data secara lengkap sesuai dengan
yang dipersyaratkan sebagai berikut :
1.Pemantauan kualitas air limbah
2.Produksi bulanan (riil) atau bahan baku
3.Catatan debit harian air limbah yang dibuang

Catatan :
• Bagi Industri yang pengelolaan air limbahnya diserahkan ke kawasan
industri pengolah air limbah maka tanggung jawab pemenuhan baku
mutu oleh Kawasan Industri.
• Bagi industri yang menggunakan kembali (reuse/recycle) 100% air
limbahnya maka sudah taat terhadap pengendalian pencemaran air.
SIMPEL = E-REPORTING UNTUK PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI BERDASARKAN
PERMENLHK NO. P.87/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2016
SIMPEL = E-REPORTING UNTUK PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI
BERDASARKAN PERMENLHK NO. P.87/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2016
SIMPEL = E-REPORTING UNTUK PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI
BERDASARKAN PERMENLHK NO. P.87/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2016
KETAATAN TERHADAP IZIN

• Mempunyai izin pembuangan limbah cair


(IPLC) ke badan air / Laut / Land
Application

• Izin dalam proses akhir (persyaratan izin


sudah lengkap)
PERSYARATAN TEKNIS

1. Menggunakan jasa laboratorium


eksternal / internal yang sudah
terakreditasi atau yang ditunjuk oleh
Gubernur
2. Memisahkan saluran air limbah
dengan limpasan air hujan
3. Membuat saluran air limbah yang
kedap air
KETAATAN TERHADAP
PERSYARATAN TEKNIS

4. Memasang alat pengukur debit atau


flowmeter
5. Tidak melakukan pengenceran
6. Tidak melakukan by pass air limbah
7. Memenuhi seluruh ketentuan yang
dipersyaratkan dalam sanksi
administrasi
PERHITUNGAN BEBAN PENCEMAR AIR LIMBAH

Nilai beban pencemar adalah perkalian antara nilai kadar dengan nilai
kuantitas air limbah, seperti dinyatakan dalam persamaan sbb:
L =CxQ

 L = beban pencemar kegiatan , dalam satuan kg/ton produk


 C = Kadar parameter air limbah, dalam satuan mg/L
 Q = Debit air limbah, dalam satuan m3/ton
PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
De finis i P R OP E R

PROPER merupakan instrumen


penaatan alternatif yang
dikembangkan untuk bersinergi
dengan instrumen penaatan
lainnya guna mendorong penaatan
perusahan melalui penyebaran
informasi kinerja kepada masyarakat
(public disclosure)
Kriteria
KriteriaPerusahaan
Perusahaan
PROPER

Produk/Jasa Menjadi Berlokasi di


Menggunakan daerah yang
Produk bersentuhan bahan baku perhatian
Terdaftar dalam beresiko terjadi
Wajib AMDAL/ orientasi langsung limbah impor masyarakat di
bursa/
eksport/ dengan non B3/ lingkup regional pencemaran
masyarakat/ dan nasional/ dan kerusakan
lingkungan.
MEKANISME DAN KRITERIA PROPER
X
KEUNGGULAN LINGKUNGAN

S =

Beban Pencemaran Air


Konservasi Penurunan
Sistem Manajemen
U

Kenekaragaman

Pengembangan
EMAS

Limbah Padat
Lingkungan
B

Masyarakat
Limbah B3
Penurunan
N

Efisiensi

Hayati
Emisi
Energi
I

3R

3R
N Passing Grade
I L
L A HIJAU
A
I I
Passing Grade

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan


BEYOND COMPLIANCE AREA

Penilaian Tata Kelola Air BIRU


TAAT
Penilaian Kerusakan Lahan
Pengendalian Pencemaran Laut
Pengelolaan Limbah B3 TIDAK TAAT MERAH
Pengendalian Pencemaran Udara
Pengendalian Pencemaran Air
Pelaksanaan AMDAL TIDAK ADA UPAYA HITAM

PENTAATAN TERHADAP PERATURAN LINGKUNGAN HIDUP


Peringkat vs Peraturan

Kriteria penilaian peringkat

merah biru
Merah- Biru- hijau
hitam
emas

PERATURAN *

Intervensi kebijakan, teknologi, pembiayaan/ekonomi


1. KRITERIA DOKUMEN LINGKUNGAN

No KRITERIA AMDAL

1. Dasar Peraturan : PP LH No. 27 Thn 2012 tentang Izin Lingkungan


2. Aspek Penilaian : Pelaksanaan Dokumen Lingkungan/Izin Lingkungan
3. Komponen Aspek Penilaian :
• Memiliki dokumen lingkungan/izin lingkungan
• Melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin lingkungan:
▪ Luas area dan kapasitas
▪ Pengelolaan lingkungan terutama aspek pengendalian pencemaran air,
pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3

• Melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek


pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan
Pengelolaan LB3)
2. KRITERIA PENILAIAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
KETAATAN TERHADAP IZIN (IPLC)
1

KETAATAN TERHADAP TITIK


2 PENAATAN

KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU


3 MUTU AIR LIMBAH

KETAATAN TERHADAP PELAPORAN


4 DATA PER PARAMETER

5 KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN


BAKU MUTU
KETAATAN TERHADAP KETENTUAN
6 TEKNIS
3. KRITERIA PENILAIAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA
1
KETAATAN TERHADAP SUMBER EMISI

2
KETAATAN TERHADAP PARAMETER

3
KETAATAN TERHADAP JUMLAH DATA
TIAP PARAMETER YANG DILAPORKAN

KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN 4


BAKU MUTU

KETAATAN TERHADAP KETENTUAN


5
TEKNIS
4. KRITE RIA PE N ILA IA N PE N G E L O L A A N
AspekLPenilaian
IMBA H B3
1. Identifikasi,
Pencatatan dan 2. Pelaporan 3. Status Perizinan
Pendataan

6. Open Dumping,
4.Pemenuhan 5. Struktur dan open burning
Ketentuan Izin Tanggungjawab Pemulihan Lahan
Terkontaminasi

9. Dumping dan
7. Jumlah Limbah B3 8. Pengelolaan Limbah
pengelolaan limbah
yang dikelola B3 oleh pihak ke-3
B3 cara tertentu
Penilaian Beyond Compliance PROPER

100 EFISIENSI ENERGI


150 DOKUMEN RINGKASAN KINERJA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
100 REDUKSI PENCEMAR UDARA
Screening
100
100 EFISIENSI AIR
100 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
100
100 REDUKSI LIMBAH B3
600 PEMANFAATAN SUMBER DAYA
100 3R LIMBAH NON B3
100 COMMUNITY DEVELOPMENT
100 PERLINDUNGAN KEHATI
Capaian PROPER
Tren Peringkat PROPER 2018
Capaian PROPER 2018
TOTAL PENGHEMATAN 2018 RP. 287,33 T
Trilyun
Penurunan Beban
Air Limbah Efisiensi
Energi
Efisiensi Air

3R L imbah
3R LB3
Non imbah B3
Emisi GRK

Emisi Konvensional

Penurunan Beban Air Limbah


3R L imbah B3
Efisiensi Air
3R L imbah Non B3

Emisi
Konvensional

Efisiensi
Emisi GRK Energi

TOTAL PENGHEMATAN 2017 RP. 53,07 T


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai