ID Menuju Pemikiran Ekonomi Ideal Tinjauan Filosofis Dan Empiris
ID Menuju Pemikiran Ekonomi Ideal Tinjauan Filosofis Dan Empiris
2
ISSN: 1412-3851
Toward the Ideal of Economic Thought: From the Philosophycal and Empirical Point of View.
Amin Pujiati
Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Semarang
Gedung C6 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
(apuji06@yahoo.co.id)
ABSTRAK
Pemikiran ekonomi neoklasik yang merupakan perkembangan pemikiran ekonomi klasik dan
yang dipakai saat ini di dunia serta menggunakan paradigm positivism, tidak cocok dan gagal
diterapkan untuk negara berkembang termasuk Indonesia. Pemikiran ekonomi yang ideal sebagai
alternatif pengganti teori ekonomi Neoklasik baik ditinjau dari filosofis dan empiris adalah
pemikiran ekonomi kelembagaan
ABSTRACT
Neoclassical economic thought which is a development of classical economic thought that is used
in the world and use the positivism paradigm, unsuitable and fail to be applied to developing
countries including Indonesia. The ideal of economic thought from the philosophycal and
empirical point of view as an alternative to neoclassical economics is institutional economics.
dibagi dua menjadi keadilan distributif dan Tokoh klasik lainnya adalah Thomas Robert
keadilan konvensasi, dengan menegakkan hukum Malthus. Pola dasar pemikiran Malthus dan
Tuhan maka dalam jual-beli harus dilakukan kerangka analisisnya ialah menyangkut teori
dengan harga yang adil (just-price) sedang bunga tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk.
uang adalah riba. Kelahiran yang tidak terkontrol menyebabkan
penduduk bertambah menurut deret ukur padahal
Pemikiran ekonomi berikutnya adalah kaum
persediaan bahan makanan bertambah secara deret
Merkantilis . Pemikiran ekonomi kaum merkantilis
hitung.Ricardo adalah seorang Pemikir yang paling
merupakan suatu kebijakan yang sangat
menonjol di antara segenap pakar Mazhab Klasik.
melindungi industri, dalam negeri, tetapi
Teori yang dikembangkan oleh Ricardo
menganjurkan persaingan, sementara itu terjadi
menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu:
pembatasan-pembatasan yang terkontrol dalam
teori tentang distribusi pendapatan sebagai
kegiatan perdagangan luar negeri, kebijakan
pembagian hasil dari seluruh produksi dan
kependudukan yang mendorong keluarga dengan
disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori
banyak anak, kegiatan industri di dalam negeri
bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori
dengan tingkat upah yang rendah. Proteksi industri
perdagangan internasional dan, teori tentang
yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan
akumulasi dan perkembangan ekonomi.
tingkat upah yang rendah mendorong ekspor.
Mazhab fisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap 3. Pemikiran Ekonomi Kaum Sosialis
pemikiran ekonomi Merkantilis, tokoh pemikir Kritik yang dikemukakan oleh mazhab sosialis
yang paling terkenal pada mazhab ini adalah berhubungan dengan doktrin laissez faire dengan
Francois Quesnay. Sumbangan pemikiran yang pengendalian tangan tak kentara (invisible hand)
terbesar dalam perkembangan ilmu ekonomi dan intervensi pemerintah. Pemikiran yang dibahas
adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan adalah tentang teori nilai, pembagian kerja, teori
arus lingkaran ekonomi. kependudukan, dan the law of deminishing return,
2. Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik dan kritiknya karena asumsi bahwa negaralah yang
berhak untuk mengatur kekayaan bangsa. Tokoh
Filsafat kaum klasik dengan tokoh Adam smith
kaum sosialis yaitu Lauderdale mengajukan kritik
mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda
bahwa nilai barang ditentukan oleh kelangkaan dan
dengan filsafat mazhab fisiokrat, kaum klasik
permintaan, sedangkan Muller dan List melihat
mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional,
bahwa nilai barang ditentukan juga tidak hanya
dan bertolak dari suatu metode alamiah,
oleh modal fisik, tetapi juga oleh modal spiritual
keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana
dan modal mental. Demikian juga Carey melihat
masyarakat senantiasa secara otomatis akan
tentang teori nilai dari segi teori biaya reproduksi,
mencapai keseimbangan pada tingkat full
sedangkan Bastiat bahwa faktor-faktor yang
employment. Asas pengaturan kehidupam
menentukan nilai barang adalah besarnya tenaga
perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar.
kerja yang dikorbankan pada pembuatan barang,
Jean Batiste Say menjadi pendukung pemikiran
menurut beliau hal-hal yang menjadi karunia alam
Adam Smith, memperbaiki sistem Adam Smith
tidak mempunyai nilai, kecuali telah diolah
dengan cara yang lebih sistematis serta logis.
manusia.
Karya Say dikenal sebagai Hukum Say (Say’s
Law) yaitu supply creats its oven demand tiap Sismonde mengajukan keberatan terhadap teori
penawaran akan menciptakan permintaanya kependudukan Malthus, dan tidak mungkin dapat
sendiri. Menurut Say dalam perekonomian bebas dikendalikan dengan cara-cara yang dikemukakan
atau liberal tidak akan terjadi “produksi Malthus, sebab sangat tergantung pada kemauan
berlebihan” (over production) yang sifatnya manusia dan kesempatan kerja, dan kemampuan
menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak ekonomi. Mesin mempunyai fungsi untuk
akan terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say menggantikan tenaga kerja manusia, aspek mesin
ialah kelebihan produksi yang sifatnya sektoral tidak selalu mempunyai keuntungan dalam
dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas meningkatkan kekayaan bangsa. Carey
(pengangguran friksi). berpendapat pertambahan modal lebih cepat dari
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 117
pertambahan penduduk. Pemikiran John Stuart Sumbangan yang paling terkenal dari
Mill tentang teori nilai tidak melihat dari biaya pemikiran Marshall adalah bekerjanya kedua
produksi, tetapi telah menggunakan sisi kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat
permintaan melalui teori elastisitas. Mill bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian,
menjelaskan bahwa hukum yang mengatur analisis ongkos produksi merupakan pendukung
produksi lain dengan hukum distribusi pendapatan, sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai
juga memperkenalkan human capital investment inti pembahasan permintaan. Untuk memudahkan
yaitu keterampilan, kerajinan dan moral tenaga pembahasan keseimbangan parsial, maka
kerja dalam meningkatkan produktivitas. Teori digunakannya asumsi ceteris paribus, sedangkan
tentang perkembangan ekonomi menurut Marx untuk memperhitungkan unsur waktu ke dalam
sebenarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian, analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke dalam
pertama pemikirannya tentang proses akumulasi jangka sangat pendek, jangka pendek, dan jangka
dan konsentrasi, kedua teori tentang proses panjang. Dalam membahas kepuasan marjinal
kesengsaraan/pemiskinan yang meluas (die terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang
verelendung atau increasing misery), ketiga teori yang tetap. Marshall menemukan surplus
tentang tingkat laba yang cenderung menurun. konsumen yang dikaitkan pula dengan welfare
economics. Bahwa konsumen keseluruhan
4. Pemikiran Ekonomi Kaum NeoKlasik
mengeluarkan uang belanja lebih kecil daripada
Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka
tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam terjadi surplus konsumen. Selama pajak yang
metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan dikenakan pada konsumen lebih kecil daripada
pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi surplusnya itu, maka kesejahteraannya tidak
telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan
utility). Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu untuk subsidi, terutama bagi industri-industri yang
Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam struktur ongkosnya telah meningkat. Marshall
pemikiran ekonomi yang kemudian disebut menjelaskan pula mengapa kurva ongkos total
sebagai Hukum Gossen I dan II. Selain Gossen, rata-rata menurun dan meningkat tergantung
Jevons dan Menger juga mengembangkan teori internal dan eksternal perusahaan atau industri.
nilai dari kepuasan marjinal. Jevons berpendapat
bahwa perilaku individulah yang berperan dalam 5. Pemikiran Ekonomi Kaum Institusionalisme
menentukan nilai barang. Dan perbedaan Inti pemikiran Veblen dapat dinyatakan dalam
preferences yang menimbulkan perbedaan harga. beberapa kenyataan ekonomi yang terlihat dalam
Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari perilaku individu dan masyarakat tidak hanya
orde berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu disebabkan oleh motivasi ekonomi tetapi juga
barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah karena motivasi lain (seperti motivasi sosial dan
yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde barang kejiwaan), maka Veblen tidak puas terhadap
ini maka tercakup sekaligus teori distribusi. gambaran teoretis tentang perilaku individu dan
masyarakat dalam pemikiran ekonomi ortodoks.
Pemikiran yang sangat mengagumkan yang
Veblen melihat pengkajian ilmu ekonomi dari
disusun oleh Walras tentang teori keseimbangan
berbagai aspek ilmu sosial sehingga diperlukan
umum melalui empat sistem persamaan yang
interdisiplin. Oleh karena itu pula Veblen
serempak. Dalam sistem itu terjadi keterkaitan
mendapat tuduhan bukan sebagai seorang pemikir
antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori
ekonomi, tetapi sebagai seorang sociologist.
produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang
digunakan Walras adalah persaingan sempurna, John R. Commons banyak memberikan
jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sumbangan dalam ekonomi perburuhan. Dalam
sedangkan teknologi produksi dan selera pasar ekonomi ortodoks terjadi pertukaran, tetapi
konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah bukan hubungan pertukaran. Dia membagi tiga
satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang macam transaksi dalam pasar, yakni transaksi
berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi pengalihan hak milik kekayaan, transaksi
kepemimpinan, dan transaksi distribusi. Dalam
118 Amin Pujiati Fokus Ekonomi
Ciri khas dari aliran ekonomi Neoklasik mengatakan globalisasi adalah penerapan teori
adalah begitu dominannya pemakaian metode ekonomi neoklasik dan paham neoliberalisme yang
kuantitatif dalam melakukan analisis ekonomi. hanya menguntungkan sebagian kecil Negara maju
Pendekatan kuantitatif yang dipakai dalam ilmu tetapi merugikan Negara berkembang. Hatta (1976,
ekonomi seperti layaknya ilmu eksakta tidak 1979) pasar bebas menyebabkan bahaya
terlepas dari paradigma positivisme. Keyakinan eksploitasi. Chapra (2001) menyatakan ekonomi
dasar dari paradigma positivisme berakar pada Neoklasik mengabaikan moral.
paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa Dari pembahasan pemikiran ekonomi masa
realitas berada (exist) dalam kenyataan dan kini, baik dilihat dari filosofis maupun empiris
berjalan sesuai dengan hukum alam (natural law). dapat disimpulkan bahwa pemikiran ekonomi
Penelitian berupaya mengungkap kebenaran neoklasik yang merupakan perkembangan
realitas yang ada, dan bagaimana realitas pemikiran ekonomi klasik dan yang dipakai saat
tersebut senyatanya berjalan. Positivisme, ilmu ini di dunia serta menggunakan paradigm
yang valid adalah ilmu yang dibangun dari positivism, tidak cocok dan gagal diterapkan
empiris. untuk negara berkembang termasuk Indonesia.
Kritik yang bertumpu kepada aliran ekonomi Untuk itu harus ada ada pemikiran ekonomi yang
Neoklasik secara filosofis sebenarnya bertumpu memang ideal untuk Indonesia.
kepada bias yang terlalu memutlakkan kepada
PEMIKIRAN EKONOMI IDEAL
paradigma positivisme, yang melihat realitas hanya
dari sudut permodelan yang terlalu disederhanakan Secara umum dalam ilmu sosial , termasuk
dengan bertumpu kepada analisis kuantitatif, ekonomi ada tiga paradigma. Paradigma dapat
ditunjang dengan pemakaian asumsi-asumsi yang diartikan sebagai seperangkat kepercayaan atau
sering tidak realistis. Realitas empiris yang terjadi keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam
merupakan refleksi dari kondisi deterministik serta bertindak dalam kehidupan sehari -hari (Salim,
hanyalah sebuah materi belaka dan bagaikan 2006). Paradigma post-positivisme muncul sebagai
sebuah mesin, sehingga perbaikannya hanyalah perbaikan terhadap pandangan positivisme,
bertumpu kepada unsur-unsur yang ada dalam dimana metodologi pendekatan eksperimental
mesin tersebut. Analisis yang terlalu sederhana melalui observasi dipandang tidak mencukupi,
dan steril ini pada kenyataannya bisa berlainan tetapi harus dilengkapi dengan triangulasi, yaitu
dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. penggunan beragam metode, sumber data, periset
dan teori. Teori kritis dalam memandang suatu
2. Tinjauan Empiris realitas penuh dengan muatan ideologi tertentu,
Secara empiris teori neoklasik tidak cocok seperti neo-Marxisme, materialisme, feminisme
untuk menyelesaikan masalah ekonomi negara dan paham lainnya. Paradigma konstruktivisme
berkembang. J.H. Boeke dalam santosa (2010), secara ontologis menyatakan realitas itu ada dalam
telah menyatakan terdapatnya dualisme sosial- beragam bentuk konstruksi mental yang
ekonomi pada masyarakat di Hindia Belanda didasarkan kepada pengalaman sosial, bersifat
(Indonesia). Negara berkembang perlu ilmu lokal dan spesifik serta tergantung kepada pihak
ekonomi yang spesifik. Sejalan dengan hasil yang melakukannya. Atas dasar pandangan
penelitian tersebut, Gunnar Myrdal mengatakan filosofis ini, hubungan epistemologis antara
teori ekonomi Neoklasik tidak dikembangkan pengamat dan objek merupakan satu kesatuan
untuk menganalisis masalah-masalah ekonomi subjektif dan merupakan perpaduan interaksi di
negara-negara terbelakang (sedang berkembang), antara keduanya.
oleh karenanya bagi negara sedang berkembang Capra dalam Santosa (2010) yang
diperlukan teori yang lain dengan negara maju menyatakan kerusakan di dunia ini disebabkan
karena perbedaan masalah sosial, ekonomi, oleh pandangan dunia mekanistis ilmu pengetahuan
politik, hukum dan budaya. Demikian juga Yunus, berdasarkan Cartesian dan Newtonian, dan untuk
mengkritik teori ekonomi dengan corak pasar merubahnya ke masa depan yang lebih baik
bebas tidak cocok untuk mengatasi kemiskinan berdasarkan paradigma yang holistik tentang ilmu
Negara berkembang. J.E Stiglitz (2002),
120 Amin Pujiati Fokus Ekonomi
pengetahuan dan spiritualisme. Peninjauan secara 2. Post Keynesian Economics, yang sangat
holistik sangatlah diperlukan, melihat bahwa kritis terhadap ajaran Neoklasik dan
terdapat fenomena "matinya ilmu" di mana studi menekankan pada pentingnya ketidakpastian.
secara partikularistik kurang kegunaannya 3. Sraffian Economics, mendasarkan pada
secara aksiologi. Masa mendatang perkembangan konsep produksi komoditas dalam artian
ilmu akan menjurus kepada studi lintas ilmu di komoditas (sektor riil) menjadi icon analisis
mana unsur spiritualitas terlebih-lebih utamanya
unsur moralitas harus mendapat porsi utama. 4. Complexity Theory, yang menerapkan
konsep dinamika nonlinier dan teori
Tahun 1976 telah terbit buku yang berjudul kekacauan terhadap isu-isu ekonomi
Economics in the Future yang sebenarnya di
dalamnya berisi ketidakpuasan terhadap ajaran 5. Evolutionary Economics, yang memperlakukan
ekonomi Neoklasik. Jan Tinbergen dan Gunnar perekonomian sebagai sistem evolusi mirip
Myrdal sebagai dua contoh penulis kenamaan di ajarannya Darwin.
buku tersebut mengusulkan di masa mendatang Dari pembahasan pemikiran ekonomi ideal
hendaknya dapat dikembangkan ilmu ekonomi dapat disimpulkan bahwa pemikiran ekonomi yang
yang induktif-empirik dan memperhatikan ideal sebagai alternatif pengganti teori ekonomi
masalah kelembagaan (institutional). Chapra Neoklasik adalah teori ekonomi yang melandaskan
(2001) menyatakan ekonomi konvensional paradigma yang holistik, orientasi kesejahteraan
memang telah memperoleh wibawa intelektual manusia, multidisiplin. Aliran ekonomi yang
yang besar, akan tetapi bukanlah kecanggihan diperkirakan sangat cocok/ideal untuk
suatu disiplin ilmu yang menarik perhatian orang, menggantikan peran aliran ekonomi Neoklasik
melainkan kontribusi apa yang ditawarkan oleh adalah aliran ekonomi kelembagaan.
disiplin ilmu tersebut pada kemanusiaan dalam
upaya mewujudkan tujuan-tujuan umat manusia, PEMIKIRAN EKONOMI KELEMBAGAAN
yang pada puncaknya orang akan meletakkan 1. Tinjauan Filosofis.
keadilan dan kesejahteraan umum di atasnya.
Ekonomi konvensional telah gagal dalam hal ini Ekonomi kelembagaan adalah paradigma baru
karena ketidaksukaan ekonomi ini pada penilaian dalam ilmu ekonomi yang melihat kelembagaan
berdasarkan norma, dan konsentrasinya yang (rule of the game) berperan sentral dalam
berlebihan pada maksimalisasi kekayaan, membentuk perekonomian yang effisien. Ada 2
pemuasan keinginan serta pemenuhan kebutuhan Macam: Old Institutional Economics dan New
perorangan. Sejauh mencakup kepentingan sosial, Institutional Economics (NIE).Old Instutitional
para ekonom konvensional secara umum telah Economics lahir dari kritikan Thorsten Veblen atas
mengasumsikan bahwa persaingan akan asumsi dasar ekonomi klasik/neoklasik yang
membatasi kepentingan pribadi, dan karena itu dianggapnya lemah. Pandangan Veblen adalah
mendorong terpenuhinya kepentingan sosial. sebagai berikut:
Sekiranya bahasan ilmu ekonomi orientasinya 1. Manusia bukan hanya mahkluk rasional tapi
pada kesejahteraan manusia, maka cakupannya juga makhluk emosional yang memiliki
tidak hanya terbatas pada variabel-variabel perasaan, selera, nilai, dan kecenderungan
ekonomi saja, melainkan perlu memperhatikan (instink) yang terikat dengan budaya
masalah moral, psikologi, sosial, politik,
2. Selera, perasaan, nilai dan kecenderungan juga
demografi, dan sejarah.
mempengaruhi transaksi ekonomi yang
Keen (2001) menyatakan kritiknya atas dilakukan oleh manusia
keberadaan teori ekonomi Neoklasik dan
3. Pilihan-pilihan ekonomi juga dipengaruhi oleh
diperlukannya alternatif ajaran lainnya. Alternatif-
lingkungan fisik dan teknologi
alternatif yang dikemukan meliputi:
4. Dunia ekonomi tidak dapat lepas atau bahkan
1. Austrian Economics, yang menerima banyak
dipegaruhi oleh faktor sejarah, sosial dan
ajaran ekonomi Neoklasik kecuali konsep
kelembagaan yang selalu berubah, dinamis
keseimbangan.
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 121
wilayah prediksi kedepan, tetapi yang Dari pembahasan ekonomi kelembagaan di atas
ditekankan disini ialah bagaimana pemaknaan, dapat disimpulkan bahwa pemikiran ekonomi
konsep, definisi, karakteristik, metafora, kelembagaan adalah pemikiran ekonomi yang
simbol, dan deskripsi atas sesuatu. Jadi titik holistik, multidisiplin, memperhatikan moral yang
tekannya adalah menjelaskan secara utuh bertujuan untuk kesejahteraan individu dan orang
proses dibalik sebuah fenomena. lain.
2. Tinjauan Empiris
Paarberg dalam Arifin dan Rachbini ( 2001)
menyatakan perbedaan mendasar antara aliran Chariri (2008) dalam Studinya menemukan
ekonomi Neoklasik dan ekonomi Kelembagaan. bahwa kekuasaan dan kepemimpinan mem-
Perhatikan Tabel 1 berikut yang menggambarkan pengaruhi praktik laporan keuangan, yang di
perbedaan mendasar antara kedua aliran ekonomi budaya Jawa dituntun oleh pedoman bijak ing
tersebut. ngarso sung tolodo, ing madyo mangun karso dan
tut wuri handayani. Studi ini pada akhirnya
Tabel 1. Perbedaan Paradigma antara Aliran menunjukkan bahwa akuntansi adalah ilmu sosial
ekonomi Neoklasik dan ekonomi Kelembagaan yang tidak bebas nilai, tetapi merupakan realitas
yang dibentuk (dikonstruksi) secara sosial.
Uraian-Elemen Ekonomi Neoklasik Ekonomi Kelembagaan
(Mainstream (Institutional Penelitian Santosa (2007), Arsyad (2005),
Economics) Economics)
Pendekatan Materialistik Idealistik
Hatta (1976), Sen (1981) dan Yunus (2007),
bahwa pemberdayaan masyarakat seharusnya
Satuan Komoditas dan Transaksi
Observasi harga mem-perhatikan masalah kearifan lokal sebagai
Tujuan Individu Diri sendiri (self- Diri sendiri dan orang lain salah satu unsur kelembagaan yang sangat
interest)
penting dan potensial dalam menentukan laju
Hubungan dengan Hanya ilmu Hampir semua ilmu sosial pembangunan.
ilmu -ilmu sosial ekonomi saja
lain Susilowati, dkk (2005) menunjukkan bahwa
Konsep nilai Nilai dalam Nilai dalam usaha pengolahan ikan kebanyakan usahanya
pertukaran penggunaan masih kurang berdaya (powerless) dalam
Konsep Mirip ilmu-ilmu Pendekatan budaya memperoleh akses atas kekuatan ekonomi, politik,
ekonomi alam
Falsafah Pra-Dewey Pasca-Dewey
hukum dan sosial budaya padahal cukup penting
mendukung ketahanan pangan bagi keluarga dan
Tingkah laku Percaya free-will Behaviorist
sosial masyarakat di sekitarnya.
Postulat Keseimbangan Ketidakseimbangan
Arifin (2005) mengadakan penelitian
Fokus Sebagian Keseluruhan (holism) mengenai ekonomi kelembagaan pangan di
(particularism)
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan
Metode ilmiah Hampir pasti Kebanyakan normatif
positif pentingnya peran pemerintah pusat dan daerah
dalam menjalankan sistem kelembagaan ketahanan
Data Kebanyakan kuantitatif Kebanyakan kualitatif
pangan. Yustika (2005) meneliti bagaimana
Sistem Tertutup Terbuka penerapan ekonomi Kelembagaan pada masalah
industri pergulaan di Indonesia. Dalam
Ekonometrika Dipakai secara baik Tidak/kadang dipakai penelitiannya biaya transaksi petani tebu
Visi ekonomi Mengarah ke statis Lebih ke arah dinamis menyumbang sekitar 42 persen dari biaya total dan
Peranan Memberikan pilihan Merekomendasi pilihan sisanya (58 persen) berupa biaya produksi.
Selanjutnya Yustika berpendapat kemunduran
Sikap terhadap Melawan Tak dapat dihindari industri gula nasional disebabkan oleh inefisiensi
kegiatan kolektif
Tokoh anutan Adam Smith, Alfred Thorstein B. Veblen, John R.
kelembagaan (institutional inefficient), baik pada
dan idola Marshall Commons level kebijakan kelembagaan (institutional
Sumber : Paarberg dalam Arifin dan Rachbini, 2001 environment) maupun kesepakatan kelembagaan
(institutional arrangement).
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 123