Agenda 3 Tugas 2
Agenda 3 Tugas 2
OLEH :
NAMA : FRITA NANDA PUTRI SARAGIH, AMd. AK
NIP : 199509232019032009
ANGKATAN/NO URUT : VIII/27
KELOMPOK : III
PENGAMPU MATERI : Drs. HOLLER SINAMO, MM
I. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Belum optimalnya Petugas Laboratorium dalam penyimpanan Reagensia di Laboratorium
Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun
2. Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat yang memiliki gejala penyakit
TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun
3. Belum optimalnya pengiriman sampel pemeriksaan Swab PCR yang akan dirujuk ke
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Puskesmas Batu Anam Kabupaten
Simalungun
II. KAITAN PENETAPAN ISU TERSEBUT DENGAN MATERI AGENDA TIGA
(MANAJEMEN ASN,PELAYANAN PUBLIK, WHOLE OF GOVERNMENT)
1. MANAJEMEN MUTU
Belum optimalnya Petugas Laboratorium dalam penyimpanan Reagensia di Laboratorium
Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun. Reagensia adalah penunjang untuk
pemeriksaan laboratorium, jika penyimpanan yang tidak baik akan berdampak pada hasil
pemeriksaan.
2. PELAYANAN PUBLIK
Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat yang memiliki gejala penyakit
TBC di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun terkait karena
kurang optimalnya petugas kesehatan memberikan edukasi tentang penyakit TB paru dan
bagaimana dampak yang akan terjadi perihal itu.
3. WHOLE OF GOVERNMENT
Belum optimalnya pengiriman sampel pemeriksaan Swab PCR yang akan dirujuk ke
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Puskesmas Batu Anam Kabupaten
Simalungun.
Untuk menentukan isu dan penyebab isu dapat dilihat pada table berikut
No Permasalahan Penyebab
1 Belum optimalnya petugas laboratorium dalam Kurangnya ketersediaan tempat
penyimpanan reagensia di Puskesmas Batu Anam penyimpanan
Kabupaten Simalungun Kurangnya pemahaman peletakkan
reagensia
Tidak adanya alat untuk mengukur
kelembapan dan temperature suhu
2 Belum optimalnya penampungan sputum pada Kurangnya edukasi dari petugas
masyarakat yang memiliki gejala penyakit TB Paru Kesehatan kepada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten Kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap penyakit TB Paru
Simalungun
Kurang kesadaran masyarakat
tentang kesehatannya
3 Belum optimalnya pengiriman sampel pemeriksaan Kurangnya sarana dan prasarana
Swab PCR yang akan dirujuk ke Laboratorium dalam pengiriman sampel
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Puskesmas Lamanya waktu dalam memperoleh
hasil yang akan menghambat
Batu Anam Kabupaten Simalungun
pengobatan pasien
Kurangnya koordinasi petugas
puskesmas dengan petugas
laboratorium rujukan
IV. Penetapan isu dengan menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
dan Kelayakan)
Kriteria
No Isu Permasalahan APKL Keterangan
A P K L
1 Belum optimalnya petugas laboratorium dalam √ √ √ √ Memenuhi
penyimpanan reagensia di Puskesmas Batu Anam
Kabupaten Simalungun
Selanjutnya isu atau permasalahan ini akan dilanjutkan dengan metode USG
Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) adalah salah satu metode yang digunakan untuk
Menyusun urutan prioritas isu yang harus di selesaikan dengan menentukan skala 1-5 yaitu:
Berdasarkan hasil analisis metode USG, dari 3 isu yang dapat dikatakan bahwa isu nomor 2
merupakan isu prioritas karena memiliki skor tertinggi yaitu sebsar 43 dengan rincian 15
(urgen), 14 (keseriusan), dan 14 (perkembangan isu). Untuk itu isu yang dipilih adalah
“Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat yang memiliki gejala
penyakit TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun.”
Belum optimalnya
penampungan sputum
pada masyarakat yang
Belum maksimalnya sarana memiliki gejala penyakit
Sulitnya mewujudkan visi dan misi
puskesmas dengan baik TB Paru di wilayah kerja
Dan prasarana puskesmas
Puskesmas Batu Anam
Puskesmas Media
Berdasarkan hasil analisis metode USG, telah diperoleh sebagai isu prioritas,
maka dengan ditetapkan beberapa gagasan kegiatan untuk mendukung pemecah masalah,
yaitu “Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat yang memiliki
gejala penyakit TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten
Simalungun.”