NIM : 3101420064
Analisis Film
Film ini mengisahkan tentang seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar, dia
mengalami kesusahan dalam memahami angka, huruf serta lambat dalam merespon. Orang
tua tokoh dalam film ini menganggap bahwa anak mereka hanya malas dan nakal sehingga
tidak mau belajar dan sulit diajari sehingga mereka mengirim anak tersebut ke sekolah
asrama. Di sekolah asrama tersebut ternyata kemampuan ihsaan tidak ada perkembangan
sama sekali hingga suatu ketika terdapat guru seni baru yang menyadari bahwa ihsaan
mengalami disleksia.
Dalam film tersebut ditunjukkkan bahwa ihsaan belajar dengan mengamati dunia
sekitarnya kegiatan-kegiatan manusia dan alam selalu ia perhatikan, dia juga mahir melukis
suatu lukisan, mencampur warna dan dapat merakit sebuah kerajinan yang bahkan anak lain
tidak bisa atau belum bisa mebuat. Mengetahui hal tersebut guru kesenian baru ihsaan
memiliki keinginan untuk mengajari ihsaan secara pribadi.
Guru kesenian ihsaan tersebut mulai mengajari ihsaan menulis huruf dengan benar
menggunakan gambar-gambar, dan juga media-media lukis sehingga ihsaan dapat memahami
tentang huruf. Ihsaan juga menggunakan metode suara dalam pembelajaran spellingnya.
Dalam mengajari ihsaan guru tersebut juga tidak memberikan selingan hiburan agar ihsaan
tidak merasa stress dalam mempelajari pembelajaran. Motivasi belajar yang digunakan ihsaan
menggunakan teori motivasi berprestasi, dengan menggunakan kemampuannya dia mampu
memperbaiki hal-hal yang kurang darinya.