Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anita Safitri

NIM : 3101420064

Prodi : Pendidikan Sejarah 3B

Matkul : Psikologi Pendidikan

Analisis Film

“Taare Zameen Par”

Film ini mengisahkan tentang seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar, dia
mengalami kesusahan dalam memahami angka, huruf serta lambat dalam merespon. Orang
tua tokoh dalam film ini menganggap bahwa anak mereka hanya malas dan nakal sehingga
tidak mau belajar dan sulit diajari sehingga mereka mengirim anak tersebut ke sekolah
asrama. Di sekolah asrama tersebut ternyata kemampuan ihsaan tidak ada perkembangan
sama sekali hingga suatu ketika terdapat guru seni baru yang menyadari bahwa ihsaan
mengalami disleksia.

Dalam film tersebut ditunjukkkan bahwa ihsaan belajar dengan mengamati dunia
sekitarnya kegiatan-kegiatan manusia dan alam selalu ia perhatikan, dia juga mahir melukis
suatu lukisan, mencampur warna dan dapat merakit sebuah kerajinan yang bahkan anak lain
tidak bisa atau belum bisa mebuat. Mengetahui hal tersebut guru kesenian baru ihsaan
memiliki keinginan untuk mengajari ihsaan secara pribadi.

Guru kesenian ihsaan tersebut mulai mengajari ihsaan menulis huruf dengan benar
menggunakan gambar-gambar, dan juga media-media lukis sehingga ihsaan dapat memahami
tentang huruf. Ihsaan juga menggunakan metode suara dalam pembelajaran spellingnya.
Dalam mengajari ihsaan guru tersebut juga tidak memberikan selingan hiburan agar ihsaan
tidak merasa stress dalam mempelajari pembelajaran. Motivasi belajar yang digunakan ihsaan
menggunakan teori motivasi berprestasi, dengan menggunakan kemampuannya dia mampu
memperbaiki hal-hal yang kurang darinya.

Guru ihsaan tersebut juga menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Penekanan pada tindakan positif


Guru tersebut memberikan penjelasan bahwa setiap anak memiliki kemampuan
yang berbeda-beda dan cara belajar yang berbeda.
2. Pengurangan tindak negatif
Ihsaan yang saat itu terlihat ketakutan akibat dari kekurangannya mulai percaya
diri. Dikarenakan gurunya menceritakan kisah tentang orang-orang yang kesulitan
membaca dan menulis namun mereka malah menjadi orang sukses di masa
depannya.
3. Berangkat dari pengenalan sesuatu yang baru, menggunakan kerangka cantolan
(advance orgaineizer) atau diskoveri terbimbing (Guided discovery)
Guru tersebut mengajari membaca dan menulis ihsaan melalui gambar-gambar
yang dipahami ihsaan, serta menggunakan metode rekaman suara sehingga ihsaan
dapat mendengarkan pembelajaran gurunya tersebut, gurunya juga mengajak
ihsan untuk menulis diatas pasir.
4. Ciptakan tantangan belajar
Ihsaan diajak bermain tebak huruf yang dituliskan ditangaannya, selain itu ihsan
juga diminta untuk mengeja tulisan bahasa inggris secara lisan dan tanpa melihat
buku.

Anda mungkin juga menyukai