Disusun oleh:
Rema Ira Prastiwi
2010306073
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
FISIOTERAPI PADA KASUS AMPUTASI
MAKALAH
Disusun oleh :
Rema Ira Prastiwi
2010306073
Oleh :
Tanda tangan:
ii
KATA PENGANTAR
ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa kami limpahkan kepada Nabi
memperoleh nilai tugas akhir stase Muskuloskeletal pada Program Studi Profesi
agar dapat memenuhi harapan semua pihak, namun kami menyadari tentunya
penulisan makalah ini tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun
aspek kuantitas dari materi yang kami sajikan. Semua ini didasarkan dari
keterbatsan yang kami miliki sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu Fisioterapi di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
iii
DAFTAR ISI
COVER JUDUL....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iv
BAB I TIJAUAN PUSTAKA ..............................................................................1
A. Definisi Amputasi .....................................................................................1
B. Etiologi Amputasi .....................................................................................2
C. Patofisiologi Amputasi..............................................................................3
BAB II PROSES FISIOTERAPI...........................................................................10
A. Assesment Fisioterapi ...............................................................................10
B. Diagnosa Fisioterapi..................................................................................10
C. Pemeriksaan Fisioterapi ............................................................................11
D. Rencana Intervensi....................................................................................11
E. Intervensi ..................................................................................................11
F. Evaluasi ....................................................................................................12
BAB III PENUTUP ..............................................................................................13
A. Kesimpulan ...............................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iv
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Amputasi
kondisi, antara lain pada sarkoma jaringan lunak yang sudah menginfiltrasi
diatas atau dibawah lutut. Pemilihan jenis amputasi ini tergantung dari lokasi
tumor. Jika tumor berada dekat dengan lutut, maka margin eksisi luas harus
mencapai atas lutut, sehingga dilakukan amputasi diatas lutut. Jika tumor
sering dari pada ekstremitas atas, pada umumnya amputasi disebabkan oleh
ditandai nyeri ketika istirahat dan berlangsung lebih dari dua minggu, disertai
1
kehilangan fungsi dari tungkai sehingga memiliki resiko amputasi. Amputasi
below kneeadalah suatu jenis amputasi yang dilakukan pada bawah lutut yang
darah.
B. Etiologi
Jumlah orang yang di amputasi adalah karena trauma bervariasi dari negara
kecelakaan, yang meliputi mobil, sepeda motor dan kereta api. Trauma
buruk adalah yang paling umum. Penyakit ini membatasi aliran darah arteri
pada tungkai. Hal ini dapat mengakibatkan bisul dan infeksi yang dapat
2
angkat untuk mencegah penyebaran kanker dan menghindari kematian. Kusta
amputasi yang disebabkan oleh bawaan sejak lahir terjadi karena adanya
deformitas.
C. Patofisiologi
1. Tulang Pembentuk
Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang
dari sini menjulur medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia.
Tulangnya berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua
ujung. Batang femur berbentuk silinder, halus, dan bundar didepan dan di
tulang tibia, dan patela, tetapi tidak bersendi dengan fibula.Patella Patela
atau tumpuan lutut adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang
3
didalamnya.Tibia Tibia atau tulang kering merupakan kerangka utama
tungkai bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis; tibia
adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Ujung atas
ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir dari tulang.
tersebut halus dan diatas permukaannya yang datar terdapat tulang rawan
Fibula atau tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah.
Merupakan sebuah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.
tibia, tetapi tidak masuk dalam formasi sendi lutut. Batangnya ramping
dan terbenam dalam otot tungkai dan memberi banyak kaitan. Ujung
2. Ligamen
4
Ligamen collateral berfumgsi untuk menahan beban baik dari medial
cruciatum terdiri dari dua jenis, yaitu ligament cruciatum anterior yang
3. Otot Penyusun
aktif sekaligus sebagai penggerak dalam aktifitas sendi lutut, otot tersebut
Semitendinosus).
a. Flexor Knee
5
medial condylus tibia Inervasi: Nervus tibial (L5 –S2); M.
b. Extensor Knee
6
posterior melekat pada area intercondylaris posterior. Jaringan fibrosa
4. Persarafan
Sedangkan suplai darah yang diterima oleh knee joint diterima dari arteri
b. Ekstremitas bawah terdiri dari : jari kaki dan kaki, proksimal sendi
lutut, hemipeivektomi.
a. Amputasi terbuka dilakukan pada luka yang kotor, seperti luka perang
atau infeksi berat antara lain gangrene dibuat sayatan dikulit secara
7
b. Amputasi tertutup dibuat flap kulit yang direncanakan luas dan
3. Tingkatan Amputasi
a. Ekstremitas atas
atau kiri. Hal ini berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti makan,
melibatkan tangan.
b. Ekstremitas bawah
kemampuannya.
1) Nekrosis.
8
Pada keadaan nekrosis biasanya dilakukan dulu terapi
2) Kontraktur.
di gerakkan.
3) Neuroma.
4) Phantom sensation.
9
BAB II
PROSES FISIOTERAPI
A. Assesment Fisioterapi
a. Anamnesis
keluhan nyeri tiba-tiba setelah turun dari tempat tidur 4 hari SMRS.
Setelah kejadian tersebut pasien tidak bisa berjalan lalu dibawa keluarga
ray dan pengambilan sampel jaringan pada jempol kaki kiri tesebut
(Ferdiansyah, 2017).
Diabetes Mellitus
3. Riwayat Keluarga
Diabetes Mellitus
4. Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
B. Diagnosa Fisioterapi
1. Impairment
10
a. Adanya nyeri
b. Keterbatasan gerak
c. Spasme
2. Functional Limitation
3. Partisipation Restriction
C. Pemeriksaan Fisioterapi
D. Rencana Intervensi
1. IR
2. Stretching
3. Strenghtening
4. Pembalutan
E. Intervensi
1. IR
11
2. Stretching
3. Strengthening
lemah
lelah
4. Pembalutan
Tujuan: untuk membalut ujung stump agar ujung stump dapat seperti
yang diharapkan.
ballutan dengan arah seperti angka 8 dimana ujung stump dililitkan lebih
ketat.
F. Evaluasi
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kondisi, antara lain pada sarkoma jaringan lunak yang sudah menginfiltrasi
diatas atau dibawah lutut. Pemilihan jenis amputasi ini tergantung dari lokasi
tumor. Jika tumor berada dekat dengan lutut, maka margin eksisi luas harus
mencapai atas lutut, sehingga dilakukan amputasi diatas lutut. Jika tumor
dilakukan atas kerja sama antara orang tua dan keluarga pasien dalam
13
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Ayes, K. W., & Hall, K. D. (2016). Agen Modalitas Untuk Praktek Fisioterapi Edisi 6.
Kedokteran EGC. Jakarta.
Carroll, E. A., Schweppe, M., Langfitt, M., Miller, A. N., & Halvorson, J. J. (2017).
Management of Humeral Shaft Fractures. Journal of the American Academy of
Orthopaedic Surgeons, 20(7), 423–433. https://doi.org/10.5435/JAAOS-20-07-
423
15