Nama : Achdian Yusuf Dwi Yudhianto

NIM : 195020200111056
Kelas : Manajemen Strategi BA

UAS MANAJEMEN STRATEGI.

1. A. Disini saya menjadi ketua organisasi yang bergerak di bidang keilmiahan lingkup
universitas, sehingga untuk menggerakkan organisasi tersebut, saya memiliki visi dan
misi sebagai berikut yang saling berhubungan:
Visi: Menjadikan organisasi sebagai lembaga yang mampu mengembangkan iklim
keilmiahan di lingkup universitas dan di internal organisasi berdasarkan asas
intelektualitas, kekeluargaan, dan berakhlak.
Misi: - Ikut berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan keilmiahan yang
dilaksanakan, baik di internal maupun eksternal universitas.
Membentuk program kerja yang beresensi terhadap peningkatakn jiwa keilmiahan dan
keorganisasian para anggota organisasi dengan suasana kekeluargaan.
Menghasilkan produk kajian yang mampu meningkatkan rasa kritis bagi anggota
organisasi.

B. Karakteristik dari visi yang saya buat di poin A adalah:

- Memberikan pandangan atas segala sesuatu di masa yang akan datang. (Disini
saya ingin kedepannya, organisasi saya selalu mengembangkan iklim keilmiahan)
- Mempengaruhi orang lain untuk menuju ke misi. (Visi yang saya buat harus
disetujui dan disepakati oleh seluruh stakeholder organisasi agar sejalan)
- Tidak memiliki keterbatasan dimensi waktu.
- Visi diatas diciptakan melalui proses mufakat oleh stakeholder organisasi.

2. A. Proses kedudukan produk portofolio dari suatu perusahaan berdasarkan teknik BCG
terdiri dari 4 kategori portofolio produk perusahaan, yaitu:
1) Question Marks (Tanda Tanya): Kategori Question Marks kadang-kadang disebut
juga dengan problem children atau wildcats). Yang termasuk dalam kategori Question
Marks ini adalah produk atau bisnis unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang
tinggi tetapi pangsa pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan (uang) yang didapat
umumnya tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih banyak
pengeluaran daripada pendapatan). Namun karena prospek pertumbuhannya sangat
pesat sehingga berpotensi untuk berubah menjadi Stars atau Bintang. Manajemen
perusahaan tersebut disarankan untuk tetap berinvestasi pada produk atau bisnis unit
yang berada dalam kategori Question Marks ini karena pertumbuhan yang tinggi.
2) Stars (Bintang): Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau
unit bisnis yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat
serta menghasilkan uang (pendapatan) yang besar. Ini berarti produk-produk yang
dihasilkan merupakan produk-produk terkemuka yang diminati oleh pasar.
Perusahaan membutuhkan banyak investasi untuk mempertahankan posisi produk-
produk tersebut dan untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta
mempertahankan keunggulan-keunggulan atas produk tersebut agar dapat tetap
bersaing dengan produk kompetitor lainnya. Produk-produk di kategori Bintang ini
dapat berubah menjadi kategori Sapi perah (Cash Cows) apabila mereka tetap dapat
 mempertahankan keberhasilan mereka hingga tingkat pertumbuhannya mengalami
penurunan.
3) Cash Cows (Sapi Perah): Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau Sapi Perah
adalah produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang
atau pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaannya. Produk atau unit bisnis pada kategori ini memiliki pangsa pasar yang
tinggi namun prospek pertumbuhan kedepan akan sangat terbatas. Pendapatan yang
didapat pada tingkat Cash Cows ini biasanya digunakan sebagai pendanaan untuk
penelitian dan pengembangan produk-produk baru yang masih berada di kategori
Question Marks (Tanda Tanya) atau membayar hutang-hutang perusahaan serta
membayar dividen kepada pemegang saham. Perusahaan disarankan untuk tetap
berinvestasi pada produk-produk dalam kategori Cash Cows ini untuk
mempertahankan produktivitas dan kualitas atau dapat juga dijadikan pendapatan
pasif bagi perusahaan.
4) Dogs (Anjing): Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan peliharaan,
yang termasuk pada kategori Dogs ini adalah produk atau unit bisnis yang memiliki
pangsa pasar rendah dan mengalami tingkat pertumbuhan yang rendah. Produk-
produk pada kategori ini biasanya hanya memberikan kontribusi keuntungan yang
sangat rendah atau bahkan harus menderita kerugian. Produk atau bisnis unit kategori
Dogs ini umumnya merupakan beban bagi perusahaan karena dapat menguras waktu
manajemen dan sebagian besar sumber daya perusahaan. Unit bisnis atau produk
yang telah berada pada kategori ini biasanya akan mengalami pengurangan, divestasi
ataupun likuidasi oleh manajemen perusahaan.

B. Berikut merupakan tabel penjualan produk mobil nasional tahun 2019 dan 2020 dari
Honda:
Nama Perusahaan Total Penjualan 2019 (Rp) Total Penjualan 2020 (Rp)
Honda Rp3.654.000.000.000 Rp5.247.500.000.000
Sehingga dapat dihitung Market Growth Rate produk otomotif Honda:
MGR = ((Penjualan 2020 − Penjualan 2019) / (Penjualan 2019))*100%
MGR = ((5.247.500.000.000 − 3.654.000.000.000) / (3.654.000.000.000))*100%
MGR = 43.6%
Sementara didapatkan data ketiga pesaing dari perusahaan otomotif nasional tahun 2020:
No Nama Perusahaan Total Penjualan (Rp)
1 Toyota 5.570.100.000.000
 2 Nissan 5.256.600.000.000
3 Daihatsu 2.708.821.440.000
TOTAL 13.535.521.440.000
Relative Market Share = Volume Penjualan Honda 2020 / Volume Penjualan pesaing
2020
Relative Market Share = 5.247.500.000.000/13.535.521.440.000
Relative Market Share = 0,387.
Hasil perhitungan Relative Market Share Honda dibandingkan dengan Pesaing adalah
0,387. Menunjukkan bahwa honda memiliki pangsa pasar lebih rendah dibandingkan
pesaing, karena nilai pangsa pasar relatifnya lebih kecil dari satu. ( <1 )
Jadi, perusahaan Honda memiliki tingkat pertumbuhan pasar / Market Growth Rate
sebesar 43,6%.

Hasil perhitungan matrik BCG didapatkan hasil yaitu perusahaan Honda dengan para
pesaing (Toyota, Nissan, Daihatsu) terletak pada posisi Tanda Tanya atau Question Mark.
Kondisi Question Mark ini adalah suatu keadaan yang menunjukkan posisi sebuah
perusahaan dalam kondisi pangsa pasar yang rendah dan akan tetapi memiliki
pertumbuhan pasar yang tinggi.

3. A. Saya setuju karena selama strategi masih bersifat pikiran atau diatas sebatas kertas dan
tidak diimplementasikan, maka tidak ada perubahan yang terjadi. Implementasi strategi
merupakan proses dari strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan dan prosedur
dalam perusahaan sehingga implementasi strategi menjadi langkah pamungkas dalam
strategi, karena saat itulah manajemen mengetahui apakah strategi mereka cocok atau
tidak dan dapat melakukan adaptasi maupun perubahan organisasi / perusahaan.

B. Tujuan seharusnya konsisten, baik secara horizontal maupun secara vertical.

Konsistensi horizontal berarti tujuan seharusnya konsisten diseluruh organisasi atau dari
satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi vertikal berarti tujuan seharusnya
konsisten dari atas hingga ke bawah organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional
harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis,
tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak
organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin
sering.

4. A. Aktivitas pokok evaluasi strategi meliputi tiga aktivitas dasar:

a. Memeriksa dasar yang mendasari strategi perusahaan.
b. Bandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil aktual.
c. Ambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana.

B. Kriteria dalam evaluasi strategi:

a. Konsistensi. Sebuah strategi harus memiliki tujuan dan kebijakan yang konsisten.
Konflik yang terjadi dalam organisasi juga merupakan salah satu tanda
ketidakkonsistenan strategis.
b. Kesesuaian. Sebuah strategi harus memiliki respon adaptif terhadap lingkungan
eksternal dan terhadap perubahan penting yang terjadi di dalamnya.
c. Kelayakan. Strategi tidak boleh menghabiskan seluruh sumber daya yang dimiliki dan
memunculkan permasalahan permasalahan baru yang tidak terselesaikan.
d. Keunggulan. Sebuah strategi harus bisa menciptakan atau mempertahakan keunggulan
kompetitif pada bidang aktivitas tertentu.