Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Ekonomi Manajerial
Dosen Pengampu: Dr. Mintarti Rahayu, SE, MS.,CSRS

Disusun Oleh:
Achdian Yusuf Dwi Yudhianto
(195020200111056)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
KELAS BA/2020
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
 Gambaran Umum Perusahaan
Kober Mie Setan merupakan usaha rumah makan yang berdiri pada tahun 2015 dan
berlokasi di Jalan Bromo, Malang yang selalu ramai dikunjungi pengunjung tiap harinya
mulai pukul 10.00-22.00 WIB. Usaha rumah makan ini telah berdiri selama 5 tahun dan
hingga sekarang masih tetap eksis di dunia perkulineran serta memiliki beberapa cabang
yang tersebar di Kota Malang, dan untuk yang berlokasi di Jalan Bromo, Malang adalah
cabang utama. Kuliner ini menyajikan kuliner unik dengan Mie Setan sebagai produk
utamanya.
Mie Setan sendiri adalah kreasi dari cwie mie. Mie yang digunakan adalah mie pasta
yang digoreng dengan menggunakan sedikit minyak. Produk ini mempunyai inovasi resep
baru yang menyajikan mie dengan rasa pedas berdasarkan level-level yang ditawarkan, yaitu
level 1-5, dimana setiap levelnya menunjukkan tingkat kepedasan yang berbeda yaitu level 1
dengan menggunakan 10 cabai, level 2 dengan 20 cabai, level 3 dengan 30 cabai, level 4
dengan 40 cabai, dan yang terakhir level 5 50 cabai. Kemudian mie pedas tersebut disajikan
bersama dengan siomay, taburan daging halus khas cwie mie malang, dan daging asap yang
digoreng dengan mentega. Terdapat pula mie yang disajikan dengan tanpa cabai yang
dinamakan Mie Angel. Mie tersebut diperuntukan bagi anak-anak dan orang yang tidak
menyukai makanan pedas.
Selain makanan tentunya juga disediakan pula minuman sejenis cocktail, diantaranya: es
pocong, es genderuwo, es tuyul, dan es sundel bolong. Nama yang unik dari menu makanan
dan minuman yang ditawarkan menjadikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen
sehingga produk yang ditawarkan merupakan sebuah inovasi yang memberikan warna baru
dalam dunia kuliner. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau bagi semua kalangan,
yaitu berkisar Rp 8.000/porsi Mie Setan dan meningkat untuk harga setiap level kepedasan,
dan Rp 5.000-Rp12.000 untuk minuman. Ada juga menu pelengkap berkisar antara Rp
5.000-Rp 12.000.
Untuk proses produksi sendiri, proses dari pengolahan mie sampai bumbu dan topping
dari Mie Setan merupakan buatan dari pihak manajemen Mie Setan sendiri, tidak membeli
dari pihak lain maupun dari luar negeri. Jadi dari segi kualitas bahan, pihak Mie Setan yang
memilih bahan yang berkualitas dari mulai bahan baku mie, pemilihan tepung, ayam tabur,
hingga bawang gorengnya. Lalu, untuk perolehan bahan-bahan dari Mie Setan yang meliputi
bahan dasar dari membeli tepung sampai bawang goreng dan cabai diperoleh dari area
Malang sendiri.
Peluang pasar untuk produk yang berbahan dasar cwie mie ini sangatlah besar melihat
budaya masyarakat yang konsumtif dan kondisi pasar yang menjanjikan. Selain itu daya beli
komsumen terhadap produk ini juga bervariasi dari konsumen elite hingga konsumen
menengah ke bawah. Produk ini dapat dikonsumsi oleh semua golongan karena harganya
yang relatif terjangkau dimulai dari Rp 8.000 serta memiliki nilai kepuasan yang tinggi.
Ditambah lagi nama yang unik dari menu makanan dan minuman yang ditawarkan
menjadikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen sehingga produk yang ditawarkan
merupakan sebuah inovasi yang memberikan warna baru dalam dunia kuliner. Faktor lain
yang menjadikan usaha Mie Setan prospektif adalah mudah dalam pembuatannya. Dengan
teknologi dan peralatan yang sederhana, serta tidak diperlukannya keterampilan khusus,
siapapun dapat melakukan proses produksi Mie Setan ini.

 Penerapan Teori Ekonomi Manajerial dalam Manajemen Perusahaan


Analisis Usaha Mie Setan Saat Memulai Usaha
A. Asumsi
1. Masa sewa ruko selama waktu 1 tahun.
2. Masa gaji pegawai selama 1 tahun
3. Masa biaya promosi selama 1 tahun
4. Masa penggunaan biaya listrik selama waktu 1 tahun
5. Masa penggunaan kompor serta tabung gas selama waktu 4 tahun.
6. Masa penggunaan mesin pemasak mie selama waktu 2.5 tahun.
7. Masa penggunaan pengaduk selama waktu 2.5 tahun.
8. Masa penggunaan wadah selama waktu 3 tahun.
9. Masa penggunaan serbet selama waktu 2 tahun.
10. Masa penggunaan piring selama waktu 4 tahun.
11. Masa penggunaan sendok selama waktu 4 tahun.
12. Masa penggunaan garpu selama waktu 4 tahun.
13. Masa penggunaan sumpit selama waktu 4 tahun.
14. Masa penggunaan pisau selama waktu 4 tahun.
15. Masa penggunaan meja dan kursi selama waktu 5 tahun.
16. Masa penggunaan peralatan tambahan selama waktu 3 tahun.
B. Investasi
No Keterangan Harga
1 Sewa ruko Rp 20.000.000
2 Gaji pegawai Rp 18.000.000
3 Biaya promosi Rp 1.200.000
4 Sewa listrik Rp 3.000.000
5 Kompor dan Gas Rp 1.000.000
6 Mesin Pemasak Mie Rp 5.000.000
7 Pengaduk Rp 100.000
8 Wadah Rp 200.000
9 Serbet Rp 100.000
10 Piring Rp 800.000
11 Sendok Rp 300.000
12 Garpu Rp 300.000
13 Sumpit Rp 400.000
14 Pisau Rp 200.000
15 Meja dan Kursi Rp 2.000.000
16 Peralatan Tambahan Rp 150.000
Jumlah Investasi Rp 52.750.000

C. Biaya Operasional Per Bulan


1. Biaya Tetap
No Keterangan Jumlah Harga
1 Penyusutan sewa ruko 1/12 x Rp 20.000.000 Rp 1.666.667
2 Penyusutan gaji pegawai 1/12 x Rp 18.000.000 Rp 1.500.000
3 Penyusutan biaya promosi 1/12 x Rp 1.200.000 Rp 100.000
4 Penyusutan sewa listrik 1/12 x Rp 3.000.000 Rp 250.000
5 Penyusutan kompor dan gas 1/48 x Rp 1.000.000 Rp 20.833
6 Penyusutan mesin pemasak mie 1/30 x Rp 5.000.000 Rp 166.666
7 Penyusutan pengaduk 1/30 x Rp 100.000 Rp 3.333
8 Penyusutan wadah 1/36 x Rp 200.000 Rp 5.555
9 Penyusutan serbet 1/24 x Rp 100.000 Rp 4.166
10 Penyusutan piring 1/48 x Rp 800.000 Rp 16.666
11 Penyusutan sendok 1/48 x Rp 300.000 Rp 6.250
12 Penyusutan garpu 1/48 x Rp 300.000 Rp 6.250
13 Penyusutan sumpit 1/48 x Rp 400.000 Rp 8.333
14 Penyusutan pisau 1/48 x Rp 200.000 Rp 4.166
15 Penyusutan meja dan kursi 1/60 x Rp 2.000.000 Rp 33.333
16 Penyusutan peralatan tambahan 1/36 x Rp 150.000 Rp 4.166
Total Biaya Tetap Rp 3.796.384

2. Biaya Variabel
No Keterangan Harga Jumlah Jumlah Harga
1 Mie Rp 280.000 30 Rp 8.400.000
2 Daging ayam Rp 150.000 30 Rp 4.500.000
3 Kecap manis Rp 15.000 30 Rp 450.000
4 Minyak Rp 50.000 30 Rp 1.500.000
5 Telur Rp 180.000 30 Rp 5.400.000
6 Siomay Rp 110.000 30 Rp 3.300.000
7 Garam Rp 12.000 30 Rp 360.000
8 Gula Rp 8.000 30 Rp 240.000
9 Merica Rp 9.000 30 Rp 270.000
10 Bawang putih Rp 12.000 30 Rp 360.000
11 Bawang merah Rp 12.000 30 Rp 360.000
12 Cabai Rp 350.000 30 Rp 10.500.000
13 Selada Rp 9.000 30 Rp 270.000
14 Pangsit goreng Rp 85.000 30 Rp 2.550.000
15 Saus tiram Rp 50.000 30 Rp 1.500.000
Total Biaya Variabel Per Bulan Rp 39.960.000

3. Total Biaya Operasional = biaya tetap + biaya variabel


= Rp 3.796.384 + 39.960.000
= Rp 43.756.384
4. Penerimaan, Pendapatan, dan R/C ratio usaha
No Jumlah Produksi Harga per Penerimaan Penerimaan perbulan
unit perhari
1 140 mangkok mie setan Rp 9.000 Rp 1.260.000 Rp 37.800.000
2 40 mangkok mie angel Rp 8.000 Rp 320.000 Rp 9.600.000
Total Rp 47.400.000
Pendapatan perbulan = total revenue – total cost
= Rp 47.400.000 – Rp 43.756.384
= 3.643.616
Berdasarkan hasil dari Tabel Analisis Biaya dan penghitungan diatas dapat dilihat
bahwa perusahaan kuliner milik saya bisa mendapatkan keuntungan dari usaha yang saya
lakukan.

o Cara yang dilakukan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya:


1. Dalam melakukan efisiensi biaya perusahaan, saya telah melakukan
diferensiasi produk dimana banyak usaha makanan hanya menjual mie saja,
tetapi disini usaha makanan saya memproduksi mie yang sangat pedas dimana
tren masakan pedas lagi digemari masyarakat sehingga total revenue dari
perusahaan besar dengan diferensiasi produk tersebut.
2. Dalam waktu kedepan, perusahaan dapat melakukan pemasaran melalui sosial
media tanpa harus melakukan secara offline seperti pemasangan banner,
poster, dan sebagainya dikarenakan untuk saat ini semua kalangan masyarakat
menggunakan gadget sebagai alat utama untuk memperoleh informasi. Hal ini
dapat menekan biaya promosi.
3. Untuk bahan-bahan utama dalam memproduksi Mie Setan seperti mie
mentahnya, ayam giling, telur, cabai, siomay, dsb saya mengambil langsung
dari pemasok tanpa adanya perantara distribusi untuk memangkas biaya. Jadi,
saya bisa mendapatkan harga yang lebih murah untuk melakukan produksi.
4. Dalam memulai bisnis makanan ini, untuk design logo dan kemasan awalan,
saya melakukan sendiri dengan melihat tren yang kekinian dan dicocokkan
dengan penjualan makanan tanpa perlu menyewa jasa desainer untuk
memangkas biaya operasional perusahaan.
5. Awalnya, saya hanya memperkerjakan 1 pegawai dan sisanya bekerja bersama
teman. Untuk kedepannya, perusahaan akan mempekerjakan beberapa
pegawai yang sesuai dengan bidang kuliner dibidangnya agar menambah
proses produksi dan output yang dihasilkan bisa lebih besar menjual lebih
banyak produk makanan.

Anda mungkin juga menyukai