Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS KE BAHASA

INDONESIA CALON MAHASISWA MAGISTER DALAM UJIAN MASUK


PROGRAM PASCASARJANA UIN AR-RANIRY BANDA ACEH

Ika Kana Trisnawati1 dan Syamsul Bahri2


1
Universitas Muhammadiyah Aceh
2
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
email: ika.ararniry@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini membahas strategi penerjemahan dan dampak strategi terhadap teks terjemahan
yang dilakukan oleh sejumlah pelamar gelar Master di Sekolah Pascasarjana UIN Ar-Raniry
Banda Aceh. Data yang dikumpulkan adalah sepuluh produk terjemahan, dari bahasa Inggris
sampai bahasa Indonesia, dari pelamar. Teks bahasa Inggris yang diterjemahkan terdiri dari
390 kata. Mereka diizinkan menggunakan kamus tradisional atau kamus offline / elektronik
saat menerjemahkan teks. Penelitian menggunakan teori strategi penerjemahan yang
diusulkan oleh Jääskeläinen (1993), strategi global dan lokal, dan oleh Vinay & Dalbernet
(1958 & 2000), metode terjemahan (terjemahan harfiah dan oblique) dan prosedur terjemahan
(peminjaman, penerjemah kalque, terjemahan harfiah, modulasi , transposisi, kesetaraan, dan
adaptasi). Temuan menunjukkan bahwa calon mahasiswa cenderung menggunakan strategi
lokal dan metode literal dalam terjemahannya. Hal ini mempengaruhi kualitas terjemahan,
membuatnya kurang alami dalam bahasa target. Selain itu, ada kesalahan terjemahan karena
pilihan kata yang salah / salah, menyebabkan pesan dalam teks sumber gagal disampaikan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga untuk studi dan kursus
terjemahan di masa depan.

Kata Kunci: Strategi Penerjemahan, Metode Penerjemahan, Prosedur Penerjemahan

Abstract
This study discusses the translation strategy and the impact of the strategy to the translated
WH[WV GRQH E\ D QXPEHU RI 0DVWHU¶V GHJUHH DSSOLFants of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Graduate School. Data collected were ten translation products, from English to Indonesian,
of the applicants. The English text translated consisted of 390 words. The applicants were
allowed to use traditional dictionary or offline/electronic dictionary when translating the
text. The study employed the translation strategy theories proposed by Jääskeläinen (1993),
global and local strategies, and by Vinay & Dalbernet (1958 & 2000), translation methods
(literal and oblique translation) and translation procedures (borrowing, calque, literal
translation, modulation, transposition, equivalence, and adaptation). Findings showed that
the applicants tended to use the local strategy and literal method in their translation. This
affected the quality of the translation, making it less natural in the target language. In
addition, there was mistranslation due to inaccurate/wrong word choices, causing the
messages within the source text to fail to be conveyed. This study is hoped to bring valuable
input for the translation studies and courses in the future.

Keywords: Translation Strategy, Translation Method, Translation Procedure

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 | 84


PENDAHULUAN mengartikan suatu teks dari bahasa sumber
Bahasa, dalam perkembangannya di ke dalam bahasa sasaran sesuai maksud
dunia ilmu pengetahuan serta teknologi, dari penulis teks bahasa sumber tersebut,
memiliki peran yang sangat krusial bagi sehingga dari kegiatan menerjemah ini
pemahaman manusia akan segala segi dapat diketahui sejauh mana para calon
kehidupan di era global saat ini. Bagi dunia mahasiswa mengerti informasi atau makna
pendidikan dan akademik di Indonesia yang terkandung di dalam teks sumber tadi.
terutama, bahasa menempati posisi penting Hasil dari ujian masuk ini, yakni produk
sebagai mediator antara satu disiplin ilmu terjemahan calon mahasiswa, kemudian
dengan disiplin ilmu lainnya. Salah satu dinilai dan akhirnya menjadi bahan
bahasa yang cukup berperan besar dalam pertimbangan (daya beda calon) bagi
menjembatani para akademisi di Indonesia kelulusan mereka.
untuk memahami ilmu-ilmu dari luar Akan tetapi, meskipun telah
tersebut adalah bahasa Inggris. diadakan evaluasi terhadap hasil
Bahasa Inggris sebagai bahasa asing terjemahan tersebut, ada salah satu faktor
termasuk faktor utama yang mempengaruhi penting yang tidak menjadi indikator dalam
banyak akademisi di Indonesia dalam evaluasi ini, yaitu strategi para calon
memahami berbagai disiplin keilmuan serta mahasiswa dalam menerjemahkan teks
teknologi. Hal ini tentu saja tak lepas dari berbahasa Inggris. Peneliti merasa bahwa
banyaknya sumber-sumber teks, buku, faktor ini patut untuk diketahui karena
jurnal serta bahan-bahan pembelajaran kualitas produk terjemahan yang dihasilkan
yang ditulis dalam bahasa Inggris. Sebagai oleh para calon mahasiswa tersebut sangat
salah satu wadah para akademisi di berkaitan dengan bagaimana mereka
Indonesia, kampus pasca sarjana memahami maksud/pesan teks dari bahasa
Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, sumber (bahasa Inggris) tadi agar dapat
Banda Aceh, memandang bahwa dimengerti secara baik dan benar di dalam
kemampuan calon mahasiswa yang akan bahasa sasaran (bahasa Indonesia). Strategi
menuntut ilmu di sini juga bisa dinilai dari dalam memahami dan menerjemahkan teks
segi pemahaman mereka akan teks-teks tadi akan menjadi bahan rujukan ke depan
berbahasa Inggris. Ini dimaksudkan agar bagi khasanah penelitian di bidang studi
para mahasiswa tersebut nantinya dapat penerjemahan Indonesia pada umumnya
mempersiapkan diri terhadap sumber- dan bagi referensi akademik di pasca
sumber informasi keilmuan yang asing sarjana UIN Ar-Raniry pada khususnya.
melalui bahasa Inggris ini. Penelitian ini berusaha mengetahui
Dalam upaya mencapai target strategi penerjemahan yang dilakukan oleh
tersebut, pasca sarjana UIN Ar-Raniry para calon mahasiswa pasca sarjana UIN
mengadakan ujian masuk kepada para AR-Raniry ketika menerjemahkan teks
calon mahasiswanya dimana salah satunya berbahasa Inggris ke dalam bahasa
berupa ujian tulis menerjemahkan teks Indonesia, serta efek strategi yang
berbahasa Inggris ke dalam bahasa diterapkan dalam penerjemahan teks bahasa
Indonesia dalam bidang keahlian masing- Inggris terhadap hasil terjemahan dalam
masing calon. bahasa Indonesia.
Menerjemahkan, mengutip definisi
Newmark (1988), merupakan kegiatan

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 | 85


KAJIAN PUSTAKA bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
Pengertian Penerjemahan Dari beberapa definisi mengenai
Konsep mengenai penerjemahan penerjemahan yang telah disebutkan di
telah lama hadir sejak tahun 1970-an. atas, adalah penting untuk ditekankan di
Secara garis besar, suatu hasil sini bahwa proses penerjemahan
penerjemahan, yakni terjemahan itu sendiri melibatkan banyak aspek untuk dapat
menurut Albrecht Neubert (1994, dalam meraih hasil yang memuaskan. Hal ini
Hatim, 2001), haruslah memiliki suatu bermakna bahwa upaya penyampaian pesan
hubungan yang ekuivalen dengan sumber yang ekuivalen atau sepadan dari dua
asli terjemahan tersebut. Sedangkan bahasa yang berbeda tidak hanya ditinjau
menurut definisi yang lebih mendalam lagi, dari segi leksikal atau kata saja, namun juga
penerjemahan menurut Nida dan Taber mencakup ranah budaya atau aspek sosial
(1974, dalam Sayogie, 2009) merupakan dari bahasa yang bersangkutan.
proses pengungkapan kembali pesan yang Pertimbangan ini dilakukan agar terbentuk
memiliki makna dan gaya bahasa yang DGDQ\D ³MHPEDWDQ PDNQD´ GDUL NHGXD
paling dekat dari satu bahasa sumber ke bahasa yang terlibat sehingga pesan yang
dalam bahasa sasaran. Dalam hal ini, Nida terdapat dalam bahasa sumber dapat
dan Taber (1974) mendefinisikan terkomunikasikan dengan baik dalam
pengertian penerjemahan sebagai upaya bahasa sasaran (Machali, 2000, dalam
penyampaian pesan yang dapat dipahami Sayogie, 2009: 11), serta informasi yang
oleh penerima dalam bahasa sasaran karena berasal dari bahasa sumber tidak
penerjemahan diinginkan sebisa mungkin mengalami distorsi (pergeseran) makna saat
memiliki arti yang mirip di dalam bahasa dialih bahasakan ke dalam bahasa sasaran
sasaran tersebut. (Sunardi, 2010).
Pengertian lain diberikan oleh Untuk mencapai tujuan ini menurut
Brislin (1976), yaitu: ³3HQHUMHPDKDQ Neubert (2000), seperti dikutip Nababan
adalah suatu bentuk umum yang mengacu (2008), terdapat beberapa persyaratan yang
pada pemindahan pemikiran dan ide dari harus dimiliki seseorang untuk dapat
satu bahasa (sumber) ke bahasa yang lain menerjemah, yaitu kompetensi kebahasaan,
(sasaran), baik bahasa itu dalam bentuk kompetensi tekstual, kompetensi bidang
tertulis ataupun dalam bentuk lisan, baik ilmu, kompetensi kultural, dan kompetensi
bahasa itu telah disusun secara ortografi transfer. Kompetensi-kompetensi ini saling
ataupun belum standar, ataupun baik satu bersinergi untuk menghasilkan sebuah
atau dua bahasa itu berdasarkan tanda, produk terjemahan yang berkualitas,
seperti bahasa isyarat untuk orang yang sehingga pembaca teks terjemahan benar-
tuli´ (dalam Sayogie, 2009: 9-10). benar dapat memahami maksud yang ingin
Definisi dari Brislin (1976) di atas, disampaikan oleh penulis dalam teks
meskipun menjangkau ruang lingkup yang bahasa sumber tersebut.
meluas dari bahasa dalam tulisan hingga
bahasa isyarat, namun tetap dalam koridor Konsep Strategi Penerjemahan
pemahaman yang sama seperti definisi- Proses penerjemahan merupakan
definisi sebelumnya. Hanya saja, Brislin suatu kegiatan yang membutuhkan
PHQJJDQWL µpenyampaian SHVDQ¶ PHQMDGL pemahaman bahasa serta analisa yang
µpemindahan pemikiran dan ide¶ GDUL

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |86
kompleks. Sehubungan dengan ini, seorang berfokus kepada kata per kata, sedangkan
penerjemah pastilah akan menemui penerjemahan bebas merujuk kepada
masalah atau tantangan dalam terjemahan yang lebih bersifat kreatif dan
menyampaikan pesan dari teks sumber ke mencari kesepadanan yang lebih dari
teks sasaran. Ini dikarenakan bahasa yang sekadar arti kata yang sebenarnya (Sun,
ada di dalam teks sumber dapat memiliki 2012).
bermacam makna, tergantung dari konteks Kedua strategi umum yang tersebut
teks tersebut. Dalam mengatasi masalah itu, menurut perspektif Jääskeläinen (1993)
inilah, timbul yang dinamakan strategi termasuk ke dalam kategori strategi global
penerjemahan, yang menurut Loescher yang ia perkenalkan. Dalam pandangan
(1991) adalah suatu prosedur yang secara Jääskeläinen, strategi dapat juga dikaitkan
sadar dilakukan penerjemah dalam dengan permasalahan. Permasalahan
mengatasi masalah ketika menerjemahkan terbagi dalam dua hal, yaitu global (umum)
suatu teks, atau bagian-bagian dari teks dan lokal (khusus). Maka, Jääskeläinen
tersebut (dikutip dalam 3áR VND 2014). mengembangkan dua jenis strategi
Oleh karena itu, seorang penerjemah berdasarkan permasalahan, yakni a) strategi
memerlukan cara atau strateginya masing- global, yang berhubungan dengan prinsip
masing untuk dapat memahami dan umum penerjemah dan cara kerja yang
menterjemahkan suatu teks bahasa sumber diterapkannya, dan b) strategi lokal, yang
ke dalam bahasa sasaran. berhubungan dengan cara penyelesaian
Secara global, menurut Seguinot permasalahan dan pengambilan keputusan
(1989), dikutip dalam Ordudari (2007), oleh penerjemah. Strategi penerjemahan
setidaknya ada tiga strategi yang diterapkan literal dan bebas tersebut, menurut
oleh para penerjemah, yaitu: 1) Jääskeläinen, merupakan strategi global
menerjemahkan tanpa terhenti selama karena keduanya mempengaruhi
mungkin, 2) mengoreksi segera kesalahan penerjemah untuk mempertimbangkan
yang terlihat, dan 3) melakukan proses tujuan terjemahan itu dan bagaimana
monitoring kesalahan secara kualitatif dan dampaknya terhadap pembaca. Ini
gaya bahasa di dalam teks terjemahan di berakibat kepada bagaimana proses
tahap revisi. penerjemahan tersebut berlangsung.
Adapun menurut Jaaskelainen Di lain pihak, strategi lokal
(2005, dalam Ordudari (2007), ia diperuntukkan dalam penanganan masalah
menganggap adanya hubungan antara yang khusus yang harus selaras dengan
proses penerjemahan dengan produk strategi global yang telah dipilih tadi.
terjemahan itu sendiri sehingga ia membagi Akibatnya, strategi lokal berkaitan dengan
strategi penerjemahan menjadi dua bagian: teknik penerjemaha tertentu yang kemudian
1) strategi yang berkaitan dengan apa yang berdampak pada hasil terjemahan dan unit-
terjadi dalam teks, dan 2) strategi yang unit mikro dalam teks. Dengan kata lain,
berkaitan dengan apa yang terjadi dalam strategi lokal adalah teknik penerjemahan
proses penerjemahan. (dikutip dalam Bernardini, 2001).
Namun, strategi penerjemahan yang Pengertian global dan lokal tersebut kurang
paling umum dikenal dan diterapkan adalah lebih sama seperti yang dikemukakan oleh
penerjemahan literal dan penerjemahan Chesterman (1997) dimana strategi global
bebas. Strategi penerjemahan literal ini diterapkan dalam upaya mengatasi

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |87
³EDJDLPDQD PHQHUMHPDKNDQ WHNV VHFDUD karena konsep yang tidak sama, seperti
NHVHOXUXKDQ´ VHGDQJNDQ VWUDWHJL ORNDO ³'HDU 6LU´ GDODP EDKDVD ,QJJULV PHQMDGL
diterapkan dalam upaya mengatasi ³'HQJDQ KRUPDW´ GDODP EDKDVD ,QGRQHVLD
³EDJDLPDQD PHQHUMHPDKNDQ (Nababan, 2007a: 51).
VWUXNWXU LGH NRQWHQ WHUWHQWX´ (dikutip dalam
3áR VND : 68). Kualitas Hasil Terjemahan
Konsep yang sering dikenal di dunia Kualitas hasil terjemahan
penerjemahan klasik yang memiliki berhubungan erat dengan kompetensi
kerangka pemikiran yang kurang lebih penerjemah. Sebuah hasil terjemahan yang
sama dengan Jääskeläinen (1993) adalah baik memiliki tingkat keakuratan
konsep yang berkaitan dengan teknik (accuracy), keterbacaan (readability), dan
penerjemahan oleh Vinay dan Dalbernet keberterimaan (acceptability) yang
(1958 & 2000) yakni metode penerjemahan memadai dalam bahasa sasaran, meskipun
(strategi global) dan prosedur relatif pengaruhnya tergantung kepada
penerjemahan (strategi lokal) (dikutip pembaca yang bersangkutan (Nababan,
dalam 3áR VND . Metode 2008). Maka, seorang penerjemah yang
penerjemahan terbagi dalam dua strategi kompeten baik dari segi bahasa, budaya,
umum: penerjemahan langsung/harfiah dan maupun keilmuannya akan mampu
penerjemahan oblik. menghasilkan terjemahan yang merangkul
Penerjemahan langsung mencakup: ketiga aspek ini.
1) borrowing/peminjaman, yaitu Segi keakuratan ini bisa dipahami
peminjaman kata atau ungkapan dari dari pengertian penerjemahan yang
bahasa sumber, seperti Kung Fu dari dikemukakan oleh Nida dan Taber (1974)
bahasa Cina; 2) calque, yaitu sejenis yaitu pengungkapan kembali pesan yang
peminjaman kata dari bahasa sumbernya memiliki makna dan gaya bahasa yang
namun tetap dengan struktur dalam bahasa paling dekat dari satu bahasa sumber ke
VDVDUDQ VHSHUWL ³VN\VFUDSHU´ GDODP EDKDVD dalam bahasa sasaran (dikutip dalam
,QJJULV PHQMDGL ³SHQFDNDU ODQJLW´ GDODP Sayogie, 2009). Maka, tidak dapat
bahasa Indonesia; 3) terjemahan harafiah, dipungkiri bila segi keakuratan ini menjadi
yaitu terjemahan langsung dimana sangat penting, meskipun tidak menjadi
pemadanan kata dilakukan lepas satu-satunya faktor penentu dalam menilai
konteks/kata demi kata. Sementara itu, kualitas sebuah terjemahan.
pemadanan oblik mencakup: 1) Selanjutnya, segi keterbacaan juga
transposition/transposisi, yaitu pengalihan turut diperhatikan dalam penilaian kualitas
bentuk gramatikal bahasa sumber ke bahasa terjemahan. Menurut Richards, dkk. (1985),
sasaran; 2) modulation/modulasi, yaitu seperti dikutip Nababan (2007b: 19), unsur
pengalihan yang terjadi akibat pergeseran keterbacaan dari sebuah teks terjemahan
makna karena perubahan cara pandang, dan dapat diketahui dari ³seberapa mudah teks
pola pikir; 3) equivalence/kesepadanan, tersebut dapat dibaca dan dipahami oleh
yaitu mencari padanan kata yang terdapat pembaca´, sehingga ketika kita ingin
dalam bahasa sasaran untuk kata atau mencari tahu sejauh mana aspek
ungkapan yang serupa dari bahasa sumber; keterbacaan sebuah teks, kita dapat
dan 4) adaptation/adaptasi, yaitu mencari mengetahuinya dari dua faktor ini: 1)
padanan kultural antara dua hal tertentu unsur-unsur kebahasaan yang dipakai untuk

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |88
menyampaikan pesan dalam teks, dan 2) mengambil satu teks berbahasa Inggris
kemampuan membaca si pembaca itu yang diujiankan, yakni bidang keilmuan
sendiri (Nababan, 2007b). Lebih lanjut, Fiqh Modern yang berjudul ³Human rights
menurut Nababan (2000) ada faktor-faktor in Islam: some areas of conflicts´.
yang lain yang dapat mempengaruhi Sebanyak 10 hasil terjemahan dari 15 calon
keterbacaan teks terjemahan, yakni mahasiswa yang telah lulus ujian masuk
³SHQJJXQDDQ NDWD DVLQJ GDQ GDHUDK pada tahun 2013 diambil secara acak
penggunaan kata dan kalimat taksa, sebagai sampel.
penggunaan kalimat tak lengkap, dan alur Jumlah kata di dalam teks tersebut
pikir yang tidak runtut´ (dikutip dalam berjumlah 390 kata. Teks ini diterjemahkan
Nababan, 2007b). Adapun segi ke dalam teks sasaran (Tsa) berbahasa
keberterimaan dikaitkan dengan kewajaran Indonesia oleh calon mahasiswa magister
dan kealamiahan teks yang memiliki tata tersebut. Total waktu penerjemahan adalah
bahasa yang lazim dan tidak kaku dalam 3 jam, dan diperbolehkan mempergunakan
bahasa sasaran namun pesan dari bahasa kamus biasa dan elektronik/offline.
sumber tetap tersampaikan. Kesepuluh terjemahan ini berasal dari teks
sumber yang sama, sehingga bisa disebut
METODE PENELITIAN VHEDJDL ³FRPSDUDEOH WH[WV´ DWDX WHNV-teks
Rancangan Penelitian yang paralel untuk penelitian strategi
Penelitian ini menggunakan penerjemahan ini, karena penelitian ini
pendekatan kualitatif. Adapun metode yang berfokus pada perbandingan antara teks
digunakan dalam penelitian ini yaitu bahasa sumber dengan teks bahasa sasaran,
deskriptif analitis, yang menilai hasil dimana menurut Williams dan Chesterman
terjemahan. Pemilihan metode tersebut (2002) merupakan salah satu bidang
didasari dari tujuan penelitian ini yaitu kegiatan penerjemahan yang dapat menjadi
untuk memperoleh gambaran detil bahan kajian (dikutip dalam Zulprianto,
mengenai strategi-strategi yang diterapkan Nasution, dan Amri, 2010).
oleh para calon mahasiswa pasca sarjana
UIN Ar-Raniry ketika menerjemahkan teks Teknik Pengumpulan Data.
bahasa Inggris ke dalam bahasa sasaran, Pengumpulan data menggunakan
yakni bahasa Indonesia. metode dokumentasi, yaitu data dalam
bentuk tertulis, seperti arsip-arsip (Nawawi,
Populasi dan Sampel. 2005). Dalam hal ini, arsip yang dimaksud
Penelitian dilaksanakan pada tahun adalah arsip data dari hasil terjemahan para
2014 dengan populasi yakni dokumen atau calon mahasiswa pasca sarjana yang telah
hasil terjemahan seluruh calon mahasiswa lulus seleksi masuk UIN Ar-Raniry tahun
pasca sarjana UIN Ar-Raniry 2013. 2013.
Pengambilan sampel dilakukan secara
purposif, yaitu sampel yang berasal dari Instrumen Penelitian
hasil terjemahan calon mahasiswa yang Penelitian ini menggunakan
berhasil lulus seleksi masuk pasca sarjana instrumen panduan jenis-jenis strategi
UIN Ar-Raniry. Karena sifat penelitian ini penerjemahan dari teori yang dikemukakan
untuk membandingkan dokumen/teks yang oleh Jääskeläinen (1993) dan Vinay &
sebanding/paralel, maka peneliti hanya Dalbernet (1958 & 2000) sebagai pedoman

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |89
dalam menganalisis hasil terjemahan dari dengan menggunakan teknik analisis
teks sumber ke teks sasaran. deskriptif persentase. Data yang berhasil
dikumpulkan kemudian dideskripsikan dan
Teknik Analisis Data selanjutnya diambil kesimpulan sesuai
Data yang terkumpul dianalisa dengan rumusan masalah yang telah
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai ditentukan. Pembahasan hasil analisis
berikut: reduksi data, display data, dan adalah dalam bentuk deskriptif-kualitatif,
verifikasi data (Nasution, 1999). Reduksi karena data dan hasil penelitian berupa data
data menghasilkan sebanyak 18 unit verbal, dan untuk memperlihatkan kualitas
kalimat, yang terdiri dari kalimat strategi yang ditempuh oleh calon
sederhana, majemuk atau kompleks. Data mahasiswa magister dalam menerjemah
tersebut dianalisis dengan metode teks bahasa Inggris.
observasi, untuk mengamati data tulis ini.
Penyajian/display data ditampilkan dalam HASIL PENELITIAN
bentuk perbandingan antara teks sumber
Berdasarkan konsep strategi yang
dengan teks sasaran untuk tiap unit kalimat,
diperkenalkan oleh Jääskeläinen (1993),
dan kemudian dikategorisasi menurut
didapat hasil seperti dalam tabel di bawah
strategi penerjemahan yang digunakan oleh
ini:
para penerjemah. Untuk menguji keabsahan
data, maka peneliti akan mengecek
keabsahan data dari sumber yang satu
dengan sumber data yang lainnya.
Pada tahap verifikasi, peneliti
memeriksa kembali setiap data dan
kesesuaian pengkategoriannya demi
kevalidan hasil penelitian. Selanjutnya,
semua data yang dikumpulkan dianalisis
Tabel 1 Jenis Strategi yang Diterapkan Responden Berdasarkan Jääskeläinen (1993)
Strategi Unit Teks Sumber Jumlah Responden Persen (%)
Global -
Lokal Tsu 1 - Tsu 18 10 (x18 Tsu) ± 7* = 173 96

*Sebanyak 7 (tujuh) responden unsur keakuratan terjemahan yang


tidak menerjemahkan Tsu, sehingga dilakukan oleh para responden, peneliti
dikeluarkan dari analisis. hanya mengobservasi jenis strategi yang
Tabel di atas menunjukkan bahwa
cenderung digunakan oleh para responden.
para responden seluruhnya memilih strategi
Selanjutnya, hasil analisis yang
lokal dalam menyelesaikan penerjemahan
didasarkan pada konsep strategi
teks sumber berbahasa Inggris ke dalam
penerjemahan oleh Vinay & Darbelnet
teks sasaran berbahasa Indonesia.
(1958 & 2000) disajikan dalam tabel 2
Penjelasan mendetil untuk tiap unit teks
berikut ini:
sumber (Tsu) akan dibahas selanjutnya di
bagian Pembahasan dalam bab ini. Untuk
strategi ini sendiri, peneliti tidak meneliti

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |90
Tabel 2 Jenis Strategi yang Diterapkan Responden Berdasarkan
Vinay and Darbelnet (1958 and 2000)
Strategi Unit Teks Jml Responden Total Persen (%)
Sumber (Tsu)
Penerjemahan Harfiah: 93
Peminjaman 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 10, 8, 10, 10, 10,
9, 10, 11 10, 98 30
10, 10, 10
Calque 1, 2, 3, 4, 7 8, 9, 7, 9, 9 42 13
Terjemahan harafiah 1, 2, 3, 4, 5, 6 10, 10, 10, 10, 10, 10,
7, 8, 9, 10, 11, 10, 7, 10, 10, 10, 8,
162 50,5
12, 13, 14, 15, 8, 7, 7, 9, 8,
16, 17, 18 8
Pemadanan Oblik: 5,9
Transposisi 8, 13, 18 1, 1, 1 3 0,9
Modulasi 3, 8, 13, 14, 17 2, 1, 1, 1, 1 6 1,9
Kesepadanan 1, 2, 4, 6, 12, 15, 1, 1, 2, 2, 1, 1, 1
7 2,2
16
Adaptasi 6, 17 2, 1 3 0,9
Total 321

Untuk analisis jenis strategi pada sebanyak 93,5%, dibandingkan pemadanan


tabel di atas, peneliti menemukan bahwa oblik yang hanya sebesar 5,9%. Persentase
dalam satu unit teks sumber, responden ini tidak mencapai 100% secara total
melakukan beberapa cara untuk karena beberapa responden tidak
menerjemahkannya, sehingga pada hasil menerjemahkan teks sumber, sehingga
terjemahan responden (teks sasaran) dikeluarkan dari analisis.
terdapat beberapa strategi penerjemahan.
Misalnya, pada Tsu 1, strategi yang PEMBAHASAN
diterapkan responden mencakup Strategi Penerjemahan berdasarkan
penerjemahan harfiah dan oblik, dan pada Jääskeläinen (1993)
penerjemahan harfiah untuk Tsu 1 itu Berkaitan dengan konsep strategi
sendiri, terdapat prosedur peminjaman, Jääskeläinen (1993), sesuai data pada tabel
calque dan terjemahan harfiah. Seperti hasil 1, semua hasil terjemahan menunjukkan
pada tabel 1, peneliti tidak meninjau unsur bahwa calon mahasiswa magister
akurasi pada hasil terjemahan responden, menempuh strategi lokal dalam mengatasi
dan hanya menitikberatkan pada penerjemahan teks sumber. Temuan ini
strategi/prosedur apa yang mereka terapkan sejalan dengan hasil penelitian Jääskeläinen
dalam menerjemahkan teks sumber (1996) sendiri, dimana ia berkesimpulan
tersebut. bahwa para penerjemah amatir atau non-
Secara garis besar, dapat dilihat profesional cenderung menerapkan strategi
pada tabel 2 di atas, bahwa responden lokal karena fokus mereka adalah pada
cenderung menerapkan metode tingkat bahasa saja dan mengesampingkan
penerjemahan harfiah ketika aspek diluar kebahasaan atau pemahaman
menerjemahkan teks Bahasa Inggris pada teks secara keseluruhan (dalam 3áR VND
ujian masuk tersebut. Hasil ini cukup 2014). Hal serupa juga didapati dalam
signifikan karena persentase responden penelitian Tirkkonen-Condit (2005) yang
memilih penerjemahan harfiah adalah memperlihatkan bahwa penerjemah amatir

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 | 91


hanya berfokus pada unit kata/leksikal saja, sumber beserta teks sasarannya (hasil
sedangkan penerjemah professional terjemahan) dari responden. Teks sasaran
berfokus pada unsur semantik, pragmatik diberi nomor urut berdasarkan jumlah
dan inter-tekstual dari teks secara responden tadi. Namun, peneliti hanya akan
menyeluruh (dalam 3áR VND, 2014). Untuk menyajikan beberapa data saja sebagai
lebih jelasnya, berikut penjabaran data yang contoh dari penerapan strategi ini.
ditemukan dalam penelitian ini. Untuk Strategi lokal yang cenderung
mempermudah pemahaman terhadap data, dipilih oleh para responden ini dapat dilihat
peneliti akan menyajikan tiap unit teks dari data-data berikut:
Tabel 3 Data Teks Sumber (Tsu) 2 dan Teks Sasarannya (Tsa)
Tsu 2 The concept of human rights in Islam is generally different from the Western concept, and is
based on the historical experience of early Islam.

Konsep HAM dalam Islam biasanya berbeda dari konsep HAM di barat, dan berdasarkan pengalaman
Tsa 1 sejarah Islam terdahulu.

Pada konsepnya hak asasi manusia dalam Islam biasanya diperankan seperti film koboi dan
Tsa 2 didalamnya berkaitan dengan sejarah pengalaman permulaan Islam.

Pengertian kemanusiaan menurut Islam biasanya berbeda dengan pengertian barat, dan itu adalah
Tsa 3 dasar pengalaman sejarah Islam.

Konsep HAM dalam Islam sangat berbeda dengan Konsep HAM Barat, HAM Dalam islam sudah
Tsa 4 dimulai sejak awal islam.

Konsep Hak Azasi Manusia dalam Islam berlaku umum, berbeda dari konsep Barat. Konsep HAM
Tsa 5 dalam Islam juga telah didasari dari pengalaman bersejarah pada awal Islam.

Konsep hak Asasi Manusia dalam Islam berbeda dengan konsep Hak Asasi yang dianut oleh negara
Tsa 6 barat. Itu dilihat dari segi sejarah dalam Islam.

Konsep Hak asasi manusia dalam Islam secara umumnya berbeda dengan Konsep barat, dan
Tsa 7 berdasarkan sejarah yang terjadi secara nyata Islam.

Konsep hak asasi manusia di Islam umumnya berbeda dengan konsep Barat, dan di dasarkan pada
Tsa 8 pengalaman sejarah Islam.

Konsep hak asasi manusia dalam Islam adalah biasanya berbeda dari konsep barat, dan dasar
Tsa 9 pengalaman yang berhubungan dengan sejarah awal-awal Islam.

Konsep hak asasi manusia didalam Islam umumnya berbeda dari konsep orang Barat, dan itu didasari
Tsa 10 dari pengalaman sejarah permulaan Islam.

*Kalimat yang ditebalkan pada Tsa KXEXQJ µand¶ Namun, pada Tsu 2 ini,
adalah kalimat yang memiliki kesalahan subjek kalimatnya sama yaitu µWhe concept
dalam segi makna secara konteks RI KXPDQ ULJKWV LQ ,VODP ¶ Dalam hal ini,
Pada tabel 3 di atas dapat responden sebagai penerjemah dapat
diperhatikan mengenai Tsu 2 terlebih memilih untuk membagi kalimat menjadi
dahulu. Tsu 2 merupakan kalimat dua, atau juga mempertahankannya sebagai
majemuk, yang terdiri dari dua kalimat kalimat majemuk. Dari data di atas, dapat
sederhana yang dipisahkan oleh kata dilihat bahwa ada delapan Tsa (Tsa 1, 2, 3,

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |92
4, 7, 8, 9, dan 10) yang memilih tetap bahasa tertentu yang menonjol agar terbaca
dalam bentuk kalimat majemuk, dan dua lebih alamiah karena bila dikaitkan dengan
Tsa (Tsa 5 dan 6) membaginya menjadi dua unit teks selanjutnya, ada kesan seperti
kalimat sederhana. terpenggal-penggal saat seluruh teks
Meskipun ada perbedaan ini, terjemahan itu dibaca, yang mengakibatkan
penerapan strategi semua responden secara pemahaman akan teks terjemahan menjadi
umum adalah sama, yakni pada strategi lebih terganggu. Tabel 4 berikut adalah unit
lokal, dimana penekanan penerjemahan teks selanjutnya, Tsu 3, yang
hanya sebatas leksikal/bahasa saja. Para diterjemahkan:
responden tidak menunjukkan adanya gaya
Tabel 4 Data Teks Sumber (Tsu) 3 dan Teks Sasarannya (Tsa)
Tsu 3 The Western concept of human rights is based on a secular philosophy while rights in Islam,
like other religions, are divinely based.
Konsep HAM barat berdasarkan filsafat sekuler daripada HAM dalam Islam, seperti agama lain,
Tsa 1
berdasarkan ketuhanan.
Pada film koboi terdapat hak asasi manusia berkaitan dengan perkara dunia pilosof, sewaktu-
Tsa 2 waktu didalamnya ada hak Islam di dalamnya, orang lain lebih suka yang berkaitan dengan
agama/akhirat, karena berkaitan dengan samawi.
Sedangkan konsep kemanusiaan menurut barat merupakan basis filosofi sekuler hampir sama
Tsa 3 seperti Islam, sama seperti agama lain berbasiskan ketuhanan.
Konsep HAM Barat berdasarkan falsafat sekuler, sedangkan HAM dalam Islam, begitu juga agama-
Tsa 4 agama lainnya, dilandasi konsep ketuhanan.
Adapun konsep Barat tentang HAM didasari oleh sebuah filsafat sekuler tentang hak-hak dalam
Tsa 5
Islam, menghormati agama orang lain adalah dasar dari sifat Ketuhanan.
Konsep yang dianut negara barat menganut Paham sekuler, baik dari segi agama, peperangan,
Tsa 6
dan saling menghormati,
Konsep hak asasi manusia barat berdasarkan pilosopi yang sekuler saat hak dalam islam,
Tsa 7
menyukai agama-agama lain, bersifat/Berdasarkan ketuhanan.
Konsep hak asasi manusia barat di dasarkan pada filsafat sekuler sementara hak-hak di Islam, seperti
Tsa 8
agama-agama lain, berdasarkan konsep Ketuhanan.
Konsep hak asasi manusia dalam barat didasarkan pada filasafah sekuler yang mana mempunyai
Tsa 9 hak yang sama dengan agama lain.
Konsep orang Barat tentang hak asasi manusia berdasar pada filsafat sekuler yang bertentangan
Tsa 10 dengan hak asasi manusia dalam islam, yang sama dengan agama-agama lain, yang didasari dengan
ketuhanan.

*Kalimat yang ditebalkan pada dari makna yang sebenarnya dari Tsu 3 ini
teks sasaran adalah kalimat yang memiliki sendiri. Peneliti berkesimpulan bahwa
kesalahan dalam segi makna secara konteks interpretasi ini sebenarnya tidak perlu
Pada tabel 4 ini, bisa diperhatikan
karena Tsu 3 pada dasarnya memiliki pesan
bahwa Tsu 3 juga merupakan kalimat
yang sederhana saja tentang perbedaan
majemuk, namun memiliki dua subyek
landasan dari konsep hak asasi manusia
kalimat yang berbeda yang ditandai dengan
yang dianut Barat dan Islam.
kata hubung penanda kontras, yakni
Namun, menurut peneliti, hal seperti
µwhile¶ 7HWDSL PHQDULN XQWXN GLFHUPDWL
ini terjadi karena pemahaman responden
disini bahwa Tsa 5 dan 6 tidak membagi
hanya sebatas unsur kebahasaan semata,
kalimat ini menjadi dua kalimat terpisah,
dan oleh karena itu hasil terjemahan
dan lebih daripada itu, Tsa 5 dan 6 justru
mereka menjadi lebih seperti terjemahan
melakukan interpretasi yang terlalu jauh
kata per kata. Hal lain yang menarik untuk

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |93
diperhatikan disini adalah terdapat enam dianut Barat. Dalam Islam, konsep
Tsa yang salah mengartikan pesan dari Tsu hak asasi ini berkaitan erat dengan
3 ini sehingga pesan yang sebenarnya pengalaman sejarah di awal
munculnya Islam.]
menjadi kabur dan secara keseluruhan teks
Strategi Penerjemahan berdasarkan
sasaran yang dihasilkan menjadi rancu.
Kata atau kalimat yang salah diartikan Vinay & Darbelnet (1958 & 2000)
tersebut ditebalkan seperti terlihat dalam Pada konsep strategi penerjemahan
tabel 4 untuk Tsa 2, 3, 5, 6, 7, dan 9. oleh Vinay & Dalbenet (1958 & 2000),
Menurut peneliti, terjemahan yang baik istilah yang digunakan adalah metode dan
untuk Tsu 3 adalah sebagai berikut: prosedur. Namun, dalam lingkup penelitian
[Selain itu, konsep hak asasi Barat ini, peneliti tidak membuat dikotomi antara
berlandaskan pada filosofi strategi, metode, dan prosedur. Untuk
sekulerisme, sementara Islam, begitu kemudahan pemahaman hasil penelitian ini
juga agama-agama lainnya,
istilah metode dan prosedur penerjemahan
melandasi konsep hak asasinya pada
prinsip ilahiah/ ketuhanan.] yang dikemukakan Vinay & Dalbenet
(1958 & 2000) adalah merujuk pada konsep
Peneliti menganggap terjemahan ini yang sama, yakni strategi penerjemahan.
mewakili esensi dari informasi/pesan yang Dari analisis data, peneliti
ingin disampaikan oleh penulis dalam teks menemukan bahwa para responden
sumber tersebut, karena bila dihubungkan cenderung kepada metode penerjemahan
dengan unit kalimat sebelumnya (Tsu 2) harfiah/literal dibandingkan metode
akan dicapai pemahaman yang memadai pemadanan oblik. Ini dapat dilihat dari
bagi pembaca Bahasa Indonesia. hasil analisis pada tabel 2. Kecenderungan
Terjemahan Tsu 2 menurut peneliti adalah terhadap metode ini lebih tepatnya adalah
sebagai berikut: pada prosedur terjemahan harafiah/literal.
[Secara umum, konsep hak asasi Tabel 5 berikut adalah contoh terjemahan
manusia dalam Islam berbeda dari harafiah ini:
konsep hak asasi manusia yang
Tabel 5 Data Teks Sumber (Tsu) 4 dan Teks Sasarannya (Tsa)
Tsu 4 In this regard, human rights in Islam are based in the Islamic scripture.
Tsa 1 Dalam masalah ini, HAM dalam Islam berpedoman pada kitab suci (al Qur'an).
Tsa 2 Ini adalah lebih terhormat, hak asasi manusia dalam kitab Islam.
Tsa 3 dengan kemuliaan ini, kemanusiaan dalam Islam adalah berbasis pada kitab suci Islam.
Tsa 4 Dalam hal ini, konsep HAM dalam Islam didasari oleh kitab suci,

Hormat disini maksudnya menghormati Hak Azasi Manusia dalam Islam sebagaimana
Tsa 5
termaktub dalam kitab Injil.

Tsa 6 Hak Asasi dalam Islam merupakan dasar kitab-kitab dalam Islam.
Tsa 7 Yang terhormat, Hak asasi manusia dalam islam Berdasarkan kitab islami.
Tsa 8 dalam hal ini, hak asasi manusia di Islam berbasis pada kitab Islam.
Tsa 9 Dalam hal ini, HAM dalam Islam didasarkan pada aturan Islam.
Tsa 10 Dalam hal ini, hak asasi manusia dalam Islam berdasar pada kitab suci umat Islam.

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |94
*Kalimat yang ditebalkan pada teks keseluruhan teks sasaran akan mengikuti
sasaran adalah kalimat yang memiliki pemahaman ini, dimana responden tersebut
kesalahan dalam segi makna secara konteks mengira bahwa hak asasi manusia dalam
Pada tabel 5 ini dapat dilihat bahwa
Islam perlu dihormati. Hal lain yang
Tsu 4 adalah kalimat sederhana yang
menjadi kesalahan penerjemahan adalah
memiliki satu subyek dan satu prediket.
DUWL GDUL NDWD µscripture¶ \DQJ ROHK 7VD
Secara umum, responden menerjemahkan
dimaknai sebagai µkitab Injil¶, padahal pada
teks sumber ini tanpa mengubah struktur
NDWD VHEHOXP µscripture¶ WHUVHEXW VXGDK
urutan kata dari bahasa sumber tersebut,
WHUWHUD NDWD µIslamic¶ 2OHK NDUHQD LWX NDWD
dan memang pada dasarnya urutan kata
µscripture¶ GDQ µIslamic¶ PHQMDGL VHEXDK
dalam kalimat pada kaidah tata bahasa
frasa yang harus diterjemahkan sekaligus,
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
dan tidak dipahami secara terpisah.
adalah sama, yaitu S-P-O-K. Dari segi
7HUMHPDKDQ KDUDILDK GDUL IUDVD µthe Islamic
pemahaman akan makna dari kalimat Tsu 4
scripture¶ LQL DGDODK µkitab suci agama
ini, bisa kita ketahui bahwa teks ini
Islam¶ DWDX µ$O 4XU¶DQ¶. Menurut hemat
berbicara mengenai dasar/landasan berpijak
peneliti, penulis teks sumber ini sengaja
dari konsep hak asasi manusia dalam Islam,
PHQ\HEXWNDQ IUDVD µWKH ,VODPLF VFULSWXUH¶
\DNQL $O 4XU¶DQ
bukan µ$O 4XU¶DQ¶ karena mungkin
Hasil terjemahan rata-rata responden
dimaksudkan bagi kalangan lebih luas dan
tidak jauh dari pemahaman ini, namun
dimengerti oleh pembaca non-Muslim yang
penting dicatat bahwa terdapat kesalahan
WLGDN PHQJHQDO QDPD DO 4XU¶DQ
dalam mengartikan kata/frasa tertentu yang
Maka dari itu, peneliti merasa terjemahan
kemudian mengakibatkan kebingungan
yang baik untuk Tsu 4 adalah:
akan inti dari pesan yang ingin disampaikan
[Dalam hal ini, kitab suci agama
oleh penerjemah disini. Seperti terlihat
Islam dijadikan dasar bagi konsep
pada tabel 5, beberapa responden salah
hak asasi manusianya]
PHQHUMHPDKNDQ IUDVD µLQ WKLV UHJDUG¶ yang
Pilihan menggunakan metode
ditafsirkan seperti memberi hormat dan
penerjemahan harfiah ini juga dapat dilihat
sejenisnya. Kesalahan ini berdampak pada
pada tabel di bawah ini:
kesalahpahaman responden sebagai
penerjemah, sehingga terjemahannya akan
sulit dimengerti. Sebagai contoh, Tsa 5
menerjemahkan Tsu 4 menjadi:
Hormat disini maksudnya
menghormati Hak Azasi Manusia
dalam Islam sebagaimana
termaktub dalam kitab Injil.

.DUHQD 7VD PHPDKDPL IUDVD µin


WKLV UHJDUG¶ sebagai penghormatan, maka
Tabel 6. Data Teks Sumber (Tsu) 1 dan Teks Sasarannya (Tsa)
Tsu 1 Human Rights in Islam: some areas of conflicts
Tsa 1 HAM DALAM ISLAM: BEBERAPA DAERAH YANG BERTENTANGAN
Tsa 2 Hak-Hak Kemanusiaan dalam Islam: Di beberapa tempat terjadinya konflik
Tsa 3 KEMANUSIAAN Dalam Pandangan Islam: Beberapa tempat area konflik

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 | 95


Tsa 4 HAM Dalam Islam: Hal yang selalu jadi perdebatan
Tsa 5 HAK AZASI MANUSIA DALAM ISLAM (Daerah-daerah konflik)
Tsa 6 HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM: Terjadi Perbedaan
Tsa 7 HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM: DI BEBERAPA DAERAH KONFLIK
Tsa 8 Ham dalam Islam: Beberapa hal yang jadi perdebatan
Tsa 9 Hak asasi manusia dalam Islam: beberapa daerah konflik
Tsa 10 HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM: BEBERAPA MASALAH YANG
BERTENTANGAN

*Kalimat yang ditebalkan pada NRQWHNV 7VX LQL SHQJJXQDDQ NDWD µarea¶
teks sasaran adalah kalimat yang memiliki DGDODK EXNDQ SDGD NRQVHS µarea¶ secara
kesalahan dalam segi makna secara konteks fisik, namun abstrak sehingga dalam
Seperti terlihat pada tabel 6 ini, ada
NRQWHNV )LTK 0RGHUQ LQL NDWD µDUHD¶
beberapa prosedur yang dilakukan
dimaksudkan sebagai µWRSLN¶ DWDX µbidang
responden saat menerjemahkan Tsu 1 ini,
SHUPDVDODKDQ¶ EXNDQ µdaerah/ tempat ¶
yaitu peminjaman, calque, dan terjemahan
6DPD KDOQ\D VHSHUWL NDWD µconflicW¶ \DQJ
harafiah. Sebagai informasi, Tsu 1 ini
tidak tepat bila dipahami sebagai
merupakan judul dari teks sumber yang
µpertikaian¶ karena akan terjadi distorsi
diterjemahkan saat ujian masuk program
makna dari yang sebenarnya diinginkan
pasca sarjana. Karena fungsinya sebagai
penulis teks sumber.
sebuah judul, Tsu 1 ini bersifat luas secara
Selain unsur terjemahan harafiah
konteksnya karena judul merupakan intisari
yang diterapkan responden, prosedur
dari keseluruhan sebuah naskah/teks. Dari
peminjaman juga dapat dilihat dari unit teks
judul, pembaca dapat menarik kesimpulan
Tsu 1. .DWD µ,VODP¶ dalam Tsu 1 tetap
tentang apa yang akan dibahas di dalam
GLWHUMHPDKNDQ PHQMDGL µIslam¶ GDODP 7VD
sebuah teks. Maka dari itu, responden
Hal ini karena kata Islam itu sendiri juga
dalam hal ini seyogyanya membaca secara
merupakan kata serapan dari Bahasa Arab,
cepat keseluruhan teks sumber agar dapat
sehingga sudah menjadi kata yang umum
menerjemahkan judul teks secara baik dan
digunakan di Indonesia. Disamping itu,
benar.
prosedur peminjaman ini juga terjadi pada
Dalam hal ini, terjemahan Tsu 1
unit teks yang lain, dimana teks sumber
yang baik menurut peneliti adalah sebagai
mengandung kata-kata seperti µ,VODP¶
berikut:
µ4XU¶DQ¶ µ6XQQD¶ µ+DGLWK¶ dan µ6KDULD¶.
[HAM dalam Islam: hal-hal yang
Semua kata ini telah diserap ke dalam
menjadi perdebatan]
Bahasa Indonesia, sehingga menurut
Beberapa responden memberikan
peneliti, responden tidak mengalami
terjemahan yang cukup memadai untuk
kesulitan dalam mencari padanan kata yang
menerjemahkan judul teks ini seperti pada
tepat untuk kata-kata tersebut. Tetapi,
Tsa 4 dan 8. Akan tetapi, beberapa
dalam penelitian ini, peneliti
responden yang secara harfiah
memasukkannya ke dalam prosedur
menerjemahkannya dan tidak
peminjaman mengingat kata tersebut
mengindahkan unsur kontekstual
berasal dari bahasa asing.
penggunaan beberapa kata akhirnya
Berkenaan dengan prosedur calque
memiliki terjemahan yang salah. Dalam
dalam metode penerjemahan harfiah ini,

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |96
SHQHOLWL PHQHPXNDQ EDKZD IUDVD µhuman mampu disampaikan secara benar oleh
ULJKWV¶ pada Tsu 1 (Tabel 6) diterjemahkan responden. Ini terlihat pada teks sasaran
menjadi µKDN DVDVL PDQXVLD¶. Meskipun yang telah peneliti sajikan sebelumnya.
mirip dengan terjemahan harafiah, namun Peneliti berkesimpulan bahwa karena para
calque jatuh pada tataran frasa yang responden cenderung memahami teks
mengalami perubahan posisi untuk hanya pada unsur kata/bahasa saja, mereka
mengikuti kaidah Bahasa Indonesia yang kewalahan dalam penyampaian teks sasaran
benar. Mayoritas Tsa menerjemahkan frasa yang baik, benar dan mengalir alamiah,
µhuman rights¶ GHQJDQ EHQDU NHFXDOL 7VD sehingga ide teks tersebut menjadi
GDQ 7VD PHQJJDQWL NDWD µmanusia¶ menyeluruh dan tidak terkesan terpisah-
GHQJDQ µkemanusiaan¶ VHGDQJNDQ 7VD pisah. Apalagi, strategi lokal ini didukung
WLGDN PHQHUMHPDKNDQ NDWD µULJKWV¶ dan oleh metode penerjemahan harfiah yang
mengganti maknanya dengan memang menerjemahkan kata-kata agar
µNHPDQXVLDDQ¶. Dengan adanya tidak melenceng dari urutan/struktur dari
penggantian kata dari µPDQXVLD¶ ke bahasa sumber itu sendiri. Meskipun dari
µkemanusiaan¶ SHVDn yang terkandung segi urutan kata dalam kalimat, bahasa
GDODP IUDVD µKXPDQ ULJKWV¶ menjadi kabur, Inggris dan bahasa Indonesia tidak berbeda,
NDUHQD NDWD µkemanusiaan¶ PHUXSDNDQ NDWD namun pada tingkat frasa tidak demikian.
benda dan bermakna lebih luas secara Bahasa Indonesia memiliki kaidah tata
NRQWHNV GLEDQGLQJ µKDN DVDVL PDQXVLD¶. bahasa dimana bagian yg menerangkan (M)
Teks ini berbicara mengenai hak asasi selalu terletak di belakang bagian yg
manusia saja, dan tidak meluas ke aspek diterangkan (D) (kbbi.web.id, 2014a)
kemanusiaan, yang memiliki banyak ruang sedangkan bahasa Inggris sebaliknya.
lingkup. Dari segi keterbacaan teks sasaran
sendiri, peneliti mendapati kualitas
Efek penerapan strategi lokal dan metode keterbacaan teks cenderung sedang dan
penerjemahan harfiah terhadap hasil rendah. Hal ini terutama akibat penerapan
terjemahan strategi lokal ini juga yang membuat para
Untuk mengetahui bagaimana efek responden tidak memperhatikan unsur
dari strategi penerjemahan yang diterapkan ekstra linguistik dan gaya bahasa yang
oleh responden dalam teks terjemahannya, cocok bagi pembaca bahasa Indonesia.
peneliti hanya menilainya dari segi akurasi Mayoritas hasil terjemahan responden
dan keterbacaan teks terjemahan tersebut. (seperti yang telah peneliti tampilkan pada
Aspek keberterimaan tidak diteliti karena tabel-tabel sebelumnya di bab ini)
peneliti tidak memiliki latar belakang menunjukkan temuan ini, namun peneliti
keilmuan di bidang Fiqh Modern, karena akan memberikan dua contoh lain, yaitu
kealamiahan suatu teks yang kontekstual dari Tsu 5 dan 12, yang memperlihatkan
seperti Fiqh Modern ini lebih dapat dikaji efek dari penerapan strategi ini oleh
bila pembaca bersangkutan memiliki responden:
kompetensi di bidang yang diteliti ini.
Dari segi akurasi, peneliti
menemukan bahwa sebagian besar
kata/frasa/kalimat dari bahasa sumber tidak

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |97
Tabel 7. Data Teks Sumber (Tsu) 5 dan Teks Sasarannya (Tsa)
Tsu 5 Since its very inception in seventh century Arabia, Islam demonstrated a preoccupation with
the social, moral and spiritual condition of human beings.

Sejak permulaan abad ke-7 H Islam mendemonstrasikan kondisi kehidupan sosial moral dan
Tsa 1 penganutnya

Semenjak permulaan awal lahirnya negara arab pada abad tujuh puluhan. Islam telah
Tsa 2 mempertunjukkan keindahannya dalam hal sosial, moral dan rohani/keagamaan dalam wujud
nyata kepada sesama manusia.
Sejak bermula pada abad ke 7 Hijriah, islam telah menunjukkan keasyikan sosial, moral dan
Tsa 3 keyakinan bagi Manusia.

yang sudah ada sejak abad 7 di Arab. Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sosial, moral dan
Tsa 4 kehidupan spiritual masyarakat.

Sejak abad ketujuh, Islam sangat kuat di negara Arab. Islam telah menunjukkan sebuah
Tsa 5 keasyikan dengan hidup bersosial, moral dan kondisi bathin manusia baik dengan sesama
makhluk.
Sejak tahun ke tujuh M negara arab merupakan awal permulaan terjadi Demokrasi dalam Islam
tindakan menempati terlebih dahulu masalah sosial moral dan spiritual, yang berbeda dalam
Tsa 6 Hak asasi manusia.

Sejak abat ke tujuh dari arab, Islam membuktikan populasinya lewat dengan rasa sosial, moral
Tsa 7 dan kondisi spiritual pada manusia yang berbacam [sic] warna

Sejak awal abad ketujuh Arab, Islam menunjukkan keasyikan dengan kondisi sosial, moral dan
Tsa 8 spiritual manusia.

Sejak permulaan abad ke 7, Islam menunjukkan pengaruhnya dengan cara sosial, moral dan
Tsa 9 spiritual untuk kemanusiaan.

Sejak lahir pada abad ketujuh di negeri Arab, Islam mendemonstrasikan pendudukannya dengan
Tsa 10 sosial, akhlak, kondisi keagamaan yang sangat manusiawi.

*Kalimat yang ditebalkan pada µinception¶ µsevHQWK FHQWXU\ $UDELD¶


teks sasaran adalah kalimat yang memiliki µGHPRQVWUDWHG¶ dan µSUHRFFXSDWLRQ¶
kesalahan dalam segi makna secara sehingga pesan sebenarnya menjadi tidak
konteks
tersampaikan dengan benar. Kata
Terjemahan yang baik menurut
µLQFHSWLRQ¶ dalam konteks ini bisa
peneliti adalah sebagai berikut: dimaknai sebagai awal mula, kelahiran
[Sejak lahirnya Islam di Arab pada atau kemunculan, frasa µVHYHQWK FHQWXU\
abad ke 7, Islam telah $UDELD¶ adalah dimaksudkan kepada abad
menunjukkan perhatiannya NH GL $UDE NDWD µGHPRQVWUDWHG¶ sendiri
terhadap keadaan sosial, moral OHELK EHUDUWL µPHQXQMXNNDQ
dan spiritual umat manusia]
PHPSHUOLKDWNDQ NHSDGD NKDOD\DN OXDV¶
Kebanyakan responden salah dalam sedangkan µSUHRFFXSDWLRQ¶ bermakna
memahami makna kontekstual kata penuh memberikan perhatian dan bukan
µSHQGXGXNDQ WHUKDGDS VXDWX EDQJVD¶

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |98
Tabel 8. Data Teks Sumber (Tsu) 12 dan Teks Sasarannya (Tsa)
Tsu 12 In addition to the Qur'an and Sunna, secondary normative sources based on juristic
technique have become part of Islamic law.
Dalam penjumlahan al Qur'an dan sunnah norma kedua yang menjadi sumber teknik
Tsa 1 pengambilan hukum dalam Islam.

dalam penjumlahan al Kur'an dan Sunnah, tidak sama penting berdasarkan normal
Tsa 2 berkaitan sumber penilai teknik karna [sic] itu datangnya dari Islam.
dalam penjumlahan Quran dan sunnah, dua sumber basis dalam tekhnik penulisan
Tsa 3 telah menjadi bagian dari hukum Islam.

Selain Al Qur'an dan Hadist, para ulama juga mempunyai metode normatif lainnya dalam
Tsa 4 memahami Hukum islam,

Dalam menjabarkan Al-Quran dan Hadits, para pakar hukum tidak sama dalam
Tsa 5 menggunakan kaidah-kaidah pokok sehingga menjadi bagian dari hukum Islam.

diambil dari Qur'an, Sunnah keduanya merupakan sumber dasar hukum dan teknik
Tsa 6 pembuatan hukum dalam Islam.
dalam penjumlahan alquran dan sunnah. Kedua-duanya sumber normal berdasarkan
Tsa 7 ahli hukum, bagian dari hukum Islam.
Tsa 8 (tidak diterjemahkan)
Di samping al-quran dan Sunnah sumber normatif kedua yang berdasarkan teknik hukum
Tsa 9 telah menjadi bagian dari hukum Islam.

Selain AlQuran dan Sunnah, sumber hukum yang kedua yang berdasar pada kesepakatan
Tsa 10 para ulama yang telah menjadi undang-undang Islam.

*Kalimat yang ditebalkan pada memahaminya dengan benar, dan oleh


teks sasaran adalah kalimat yang memiliki karena itu, terjemahan ketiga Tsa ini pun
kesalahan dalam segi makna secara memiliki tingkat keakuratan dan
konteks
keterbacaan yang lebih baik dibandingkan
Untuk Tsu 12 ini, peneliti merasa
yang lain. Peneliti menebalkan
terjemahan berikut cukup mewakili pesan kalimat/frasa yang memiliki arti yang
yang dari teks sumber: salah, atau pesan yang salah dalam teks
sasaran untuk memperlihatkan temuan ini.
>6HODLQ $O 4XU¶DQ GDQ $V-Sunnah,
sumber hukum sekunder yang
KESIMPULAN
didasarkan pada metode fiqh telah
Dari penelitian ini dapat
menjadi bagian dari hukum/syariat
disimpulkan bahwa calon mahasiswa
Islam.]
magister bidang konsentrasi Fiqh Modern
Serupa dengan teks-teks
umumnya menempuh strategi lokal dalam
sebelumnya, sebagian besar responden
mengatasi masalah ketika menerjemahkan
gagal dalam menyampaikan teks sasaran
teks sumber (Tsu) bahasa Inggris ke dalam
agar baik keterbacaan dan keakuratannya.
teks sasaran (Tsa) bahasa Indonesia
)UDVD µLQ DGGLWLRQ WR¶ \DQJ PHQJDZDOL
dimana mereka memfokuskan terjemahan
kalimat ini salah diterjemahkan oleh
pada tingkat kebahasaan semata.
kebanyakan responden. Hanya tiga
Disamping itu, metode penerjemahan
responden (Tsa 4, 9, dan 10) yang
harfiah dengan prosedur terjemahan

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |99
harafiah yang mereka terapkan menjadi terjemahan; pidato pengukuhan guru
pilihan utama bagi sebagian besar calon besar penerjemahan pada fakultas
mahasiswa magister ini. Hanya saja, sastra dan seni rupa universitas sebelas
maret, disampaikan dalam Sidang
terjemahan harafiah ini memiliki efek yang
Senat Terbuka Universitas Sebelas
buruk terhadap kualitas terjemahan yang Maret Surakarta Pada Tanggal 19
dihasilkan. April 2008
Meskipun penerjemahan Nasution, S. (1999). Metode Penelitian
harfiah/literal tidak serta-merta menjadi Naturalistik Kualitatif. Jakarta:
penyebab utama rendahnya kualitas hasil Erlangga
terjemahan, namun ia berdampak pada Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
kekurang alamiahan teks sasaran yang
Mada. University Press
dihasilkan. Terlebih lagi, terdapat banyak Newmark, P. (1988). A Textbook of
kesalahan dan pengaburan pesan dalam Translation. NY: Prentice-Hall
Tsa yang diterjemahkan karena International
pemahaman calon mahasiswa tersebut Ordudari, M. (2007). Translation
dalam mengartikan pesan dari teks sumber. procedures, strategies and methods.
Hal ini bisa berarti bahwa kompetensi para Translation Journal, 11(3), 8
3áR VND ' 6WUDWHJLHV RI
calon mahasiswa ini juga rendah dari segi
translation, Psychology of Language
kebahasaannya, sehingga berakibat pada and Communication, 18(1), hal. 67-74
rendahnyanya keterbacaan teks sasaran ini. Sayogie, F. (2009). Teori dan Praktek
Penerjemahan Bahasa Inggris ke
dalam Bahasa Indonesia. Tangerang:
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Anak Negeri
Bernardini, S. (2001). Think-aloud Silalahi, R. (2009), Dampak Teknik,
protocols in translation research: Metode dan Ideologi Penerjemahan
Achievements, limits, future pada Kualitas Terjemahan Teks
prospects, Target, 13 (2), hal. 241-263 Medical-Surgical Nursing dalam
Hatim, B. (2001). Teaching and Bahasa Indonesia, Disertasi, Sekolah
Researching Translation. Harlow: Pasca Sarjana Universitas Sumatera
Pearson Education Ltd. Utara
Kbbi.web.id ³'0´ GLDNVHV SDGD Sun, S. (2012). Strategies of Translation,
Oktober 2014a dari diakses pada 27 Maret 2014 dari
http://kbbi.web.id/hukum http://sanjun.org/TranslationStrategie
-------, ³7HNV´, diakses pada 27 Maret s.html
2014b dari http://kbbi.web.id/teks Sunardi. (2010). Strategi Penerjemahan
Nababan, D. J. (2007a). Metode, Strategi, Istilah Bahasa Inggris ke dalam
dan Teknik Penerjemahan: Sebuah Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar
Tinjauan Mendalam. Makalah dalam Harian Nasional, LITE, 6(2)
Kongres Linguistik Nasional XII, Zulprianto, Nasution, P., & Amri, U.
Surakarta, 3-6 September 2007, hal. (2010), Mengidentifikasi
43-56 permasalahan, strategi, dan akurasi
Nababan, M. R. (2007b), Aspek genetik, dalam penerjemahan teks berbahasa
objektif, dan afektif dalam penelitian inggris ke dalam bahasa Indonesia,
penerjemahan, Linguistika, 14 (26), Artikel Penelitian Dosen Muda
hal. 15-23 Jurusan Sastra Inggris, Fakultas
-------. (2008), Kompetensi penerjemahan Sastra Universitas Andalas
dan dampaknya pada kualitas

Getsempena English Education Journal (GEEJ) Vol.4 No.2 Novemver 2017 |100

Anda mungkin juga menyukai