Anda di halaman 1dari 12

METODE DAN STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH

PRAGMATIK DALAM BUKU “PRAGMATICS”


KARYA GEORGE YULE KE DALAM BAHASA INDONESIA

Cipto Wardoyo
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
(cipto_w@yahoo.com)

ABSTRACT

This study tries to explain methods and strategies in translating


pragmatic terms were used by translators in translating pragmatic terms.
Source of data in this study was the book written by George Yule entitled
“Pragmatics” (1996) which was translated into Indonesian language by
Fajar Indah Wahyuni (2014).The writer in this research used the theory
of translation method by Newmark (1988) and translation strategies by
Vinay & Dalbernet (2000) and Baker (1992). The results of this study
shows that the most dominant translation method was literal translation,
it was 72 % from the total data, faithful translation method was 10%,
semantic translation was 10%, free translation method was 5%, and
communicative translation method was 3%. Moreover, strategies of
translating pragmatic terms in the book "pragmatics" by George Yule the
dominant strategy was naturalization strategy was 66% from the total
data, Calque was 28%, transposition was 4%, and tranferency was 3%.

Keywords: Translation, Methods, Strategies, Pragmatic Terms

LATAR BELAKANG bahasa sumber (Source Language) ke


Kendala bahasa menjadi bahasa sasaran (Target Language),
masalah yang cukup serius dalam sehingga konten informasi yang ada
proses alih informasi, ilmu dalam bahasa sumber dapat
pengetahuan dan teknologi di disampaikan sama persis ke dalam
Indonesia. Peran dari aktifitas bahasa sasaran. Dapat disimpulkan
penerjemahan memegang peran bahwa dengan membaca hasil
penting dalam mengatasi kendala terjemahan pembaca mendapatkan
bahasa dalam transfer IPTEKS (ilmu informasi dari teks yang sama
pengetahuan, teknologi dan seni) ke dengan naskah aslinya, tentunya
negeri kita. Kondisi lemahnya aktifitas penerjemahan ini akan
kemampuan bahasa asing memudahkan masyarakat Indonesia
menyebabkan masyarakat pada yang belum mampu menguasai
umumnya tertinggal informasi bahasa asing untuk dapat memahami
mutakhir dalam berbagai bidang teks-teks berkaitan tentang ilmu
karena buku-buku yang membahas pengetahuan, teknologi dan seni
isu terkini dalam bidang ilmu dalam bahasa Inggris yang telah
pengetahuan, teknologi dan seni diterjemahkan ke dalam bahasa
menggunakan bahasa Inggris. Indonesia.
Penerjemah profesional mampu Pragmatik adalah salah catu
untuk menyampaikan informasi dari cabang keilmuan dalam kajian
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

linguistik atau ilmu bahasa yang Pakar penerjemahan yang


sangat populer saat ini. Hal ini bernama Newmark (1988:45- 47)
ditandai dengan banyaknya mengklasifikasikan metode
penelitian yang menjadikan penerjemahan ke dalam delapan
pragmatik sebagai topik kajiannya. kategori penerjemahan, yaitu
Pragmatik adalah kajian yang tidak penerjemahan kata demi kata,
hanya membahas makna kata secara penerjemahan harfiah, penerjemahan
leksikal sesuai dengan kamus tetapi setia, penerjemahan semantik,
membahas makna berdasarkan penerjemahan adaptasi,
konteks penuturnya. Pragmatik penerjemahan bebas, penerjemahan
adalah jawaban terhadap realitas idiomatik dan penerjemahan
kehidupan masyarakat penutur komunikatif. Delapan metode
bahasa bahwa makna tuturan itu penerjemahan yang dikemukakan
tidak bisa diinterpretasikan tanpa oleh Newmark itu cukup
melihat konteks atau situasi yang memberikan solusi, namun pada
melatarbelakangi tuturan tersebut. setiap metode yang dikemukakannya
Istilah-istilah pragmatik yang pasti ada kelebihan serta
diterjemahkan dari bahasa Inggris ke kekurangannya.
bahasa Indonesia memiliki keunikan, Lebih lanjut Barathayomi
terkait dengan perbedaan sudut (2012) mengatakan bahwa beberapa
pandang antara penerjemah dan para pakar penerjemahan menggunakan
ahli linguistik. Ini merupakan hal istilah yang berbeda dalam memberi
yang sangat menarik untuk ditelusuri terminologi strategi penerjemahan,
lebih dalam, karena konsep yakni Vinay dan Dalbernet (2000)
pragmatik pada teori linguistik pada dan Baker (1992) menyebutnya
mulanya lahir dalam bahasa Inggris, sebagai strategi, Hoed (2006)
para pakar pragmatik seperti Leech, menyebutnya sebagai teknik dan
Grundy, Mey, dan Yule menulis Newmark (1988) menyebutnya
teori-teori pragmatik dalam bahasa sebagai prosedur. Berikut beberapa
Inggris. Ketika buku-buku tentang strategi yang digunakan penerjemah
pragmatik berbahasa Inggris itu dalam mengatasi berbagai masalah
diterjemahkan, maka dicari padanan penerjemahan:
istilah-istilah pragmatik itu ke dalam 1. Transferensi: transferensi adalah
bahasa sasaran. istilah yang digunakan oleh
Penerjemahan dapat diartikan Newmark (1988) yang
sebagai suatu proses pemindahan menggunakan istilah dalam
suatu makna atau informasi yang bahasa sumber ke dalam bahasa
terkandung dalam satu bahasa ke sasaran.
bahasa lain. Larson (1998:3) 2. Naturalisasi: strategi ini adalah
mengatakan bahwa “Translation mengadaptasi kata dalam bahasa
consists of transferring the meaning sumber dan struktur morfologi
of the source language into receptor yang alami ke dalam bahasa
language.” Larson secara sederhana sasaran.Misalnya kata
mendefinisikan penerjemahan “cryphtographic software”
sebagai proses pemindahan atau diterjemahkan ke dalam bahasa
transfer makna dari bahasa sumber Indonesia menjadi “perangkat
(Source Language) ke bahasa sasaran lunak kriptografis”.
(Target Language).

384
Metode Dan Strategi Penerjemahan
Istilah-Istilah Pragmatik ..................

3. Calque: calque adalah strategi fenomena sosial dari partisipan


penerjemahan secara literal atau melalui nilai-nilai sosial, pengalaman
pinjaman untuk kolokasi yang dan cara pandang mereka.
umum atau frasa yang dikenal Sedangkan Woods (2006:2)
dalam bahasa sumber, seperti mengatakan bahwa penelitian
“honeymoon” diterjemahkan kualitatif fokus pada kondisi alamiah
menjadi “bulan madu”. yang memiliki makna, perspektif,
4. Modulasi: strategi dan pemahaman yang
menerjemahkan sesuatu yang mempertimbangkan proses. Dari
abstrak menjadi kongkrit, kalimat pengertian metode penelitian
aktif menjadi pasif, mengganti kualitatif di atas dapat disimpulkan
simbol dan sebagainya. Contoh: bahwa metode kualitatif akan
“tea bag” diterjemahkan menjadi menjelaskan data secara deskriptif,
“teh celup”. holistik dan menyeluruh mengenai
5. Padanan Budaya: padanan budaya fenomena sosial untuk dilihat sebagai
dilakukan dengan mengganti kata satu kesatuan yang utuh dan
atau ekspresi budaya dalam komprehensif.
bahasa sumber dengan kata atau Sumber data dalam penelitian
eksprsi budaya yang berbeda di ini adalah buku Pragmatics karangan
bahasa sasaran, George Yule (1996) yang
6. Transposisi (Transposition): diterjemahkan ke dalam Bahasa
transposisi adalah pergeseran Indonesia oleh Indah Fajar Wahyuni
kelas kata seperti verba menjadi (2014) dengan judul Pragmatik.
nomina tanpa mengubah makna Teknik pengambilan data dari
dari kalimat yang diterjemahkan. penelitian ini menggunakan teknik
Transposisi ini juga bisa terjadi studi pustaka, dimana penulis
ketika terjemahkan menghasilkan mencari beberapa referensi buku-
suatu perubahan misalnya: buku yang terkait yang dapat
perubahan plural menjadi membantu penulis menyelesaikan
singular, atau perubahan posisi penelitian ini. Peneliti membaca
kata sifat. buku sumber yang menjadi sumber
Berdasarkan pemaparan di atas maka data yang utama, yakni buku
peneliti sangat tertarik untuk Pragmatics,karangan George Yule,
mencoba mendalami metode dan maupun buku terjemahannya dalam
strategi yang digunakan oleh bahasa Indonesia. Peneliti memberi
penerjemah dalam penerjemahan tanda pada kata, kalimat atau frase
istilah-istilah pragmatik yang ada yang mengandung istilah-istilah
dalam buku “Pragmatics” karangan pragmatik dalam bahasa Inggris dan
George Yule ke dalam bahasa mencari padanannya dalam hasil
Indonesia. terjemahannya dalam bahasa
Indonesia. Data yang mengandung
Metode Penelitian istilah pragmatik dikumpulkan
Metode penelitian yang penulis sehingga menjadi tabulasi data,
gunakan adalah metode penelitian kemudian data diklasifikasikan
kualitatif. Ritche dan Lewis (2003:3) berdasarkan kategori metode
menjelaskan bahwa penelitian penerjemahan Newmark (1988) dan
kualitatif memberikan arahan yang strategi penerjemahan oleh Vinay
jelas dalam rangka memahami

385
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

dan Dalbernet (2000) dan Baker disampaikan oleh penutur (atau


(1992). penulis) dan ditafsirkan oleh
pendengar (atau pembaca). Halaman
PEMBAHASAN 3
Buku “Pragmatics” karangan Kalimat BSu di atas
George Yule (1996) diterjemahkan diterjemahkan ke dalam BSa dengan
ke dalam Bahasa Indonesia oleh menggunakan penerjemahan harfiah,
Indah Fajar Wahyuni (2014) dengan kalimat “Pragmatics is concern with
judul “Pragmatik”. Tabel di bawah the study of meaning as
ini adalah temuan data Metode communicated by a speaker (or
penerjemahan istilah-istilah writer) and interpreted by a listener
pragmatik dari bahasa Inggris ke (or reader).” Diterjemahkan secara
dalam bahasa Indonesia berdasarkan literal ke dalam bahasa Indonesia
teori Newmark. menjadi “Pragmatik adalah studi
tentang makna yang disampaikan
Dari hasil analisis data metode oleh penutur (atau penulis) dan
perjemahan istilah pragmatik ditafsirkan oleh pendengar (atau
ditemukan bahwa metode pembaca)”. Istilah “pragmatics”
penerjamahan yang digunakan dalam diterjemahkan menggunakan strategi
menerjemahkan istilah-istilah naturalisasi menjadi “pragmatik”,
pragmatik yang paling dominan penerjemahan ini sedikit berbeda
menggunakan metode penerjemahan dengan pendapat Kridalaksana yang
harfiah (72%), metode penerjemahan menerjemahkan pragmatik menjadi
setia (10%), metode penerjemahan “pragmatika” (2001:177). Kata
semantis (10%), metode “speaker” diterjemahkan secara
penerjemahan bebas (5%) dan harfiah menjadi “penutur” dan
metode penerjemahan komunikatif “interpreted” diterjemahkan juga
(3%). secara harfiah menjadi “ditafsirkan”.
Teknik dan strategi
penerjemahan istilah-istilah Data 2
pragmatik dalam buku “pragmatics” BSu : Pragmatics is study of
karangan George Yule yang relationship between linguistics
diterjemahkan ke dalam bahasa forms and users of those forms. Page
Indonesia dominan menggunakan 4
strategi naturalisasi yakni 52 data Bsa : Pragmatik adalah studi tentang
(66%), strategi penerjemahan Calque hubungan antara bentuk-bentuk
sebanyak 22 data (28%), strategi linguistik dan pemakai bentuk-
transposisi 3 (4%), dan strategi bentuk itu. Halaman 5
transperensi (3%). Data di atas menyajikan
kalimat BSu yang diterjemahkan ke
Analisi Data dalam BSa dengan menggunakan
Data 1 metode penerjemahan harfiah,
Bahasa Sumber (Bsu): Pragmatics is kalimat “Pragmatics is study of
concern with the study of meaning as relationship between linguistics
communicated by a speaker (or forms and users of those forms.”
writer) and interpreted by a listener diterjemahkan secara literal menjadi
(or reader). Page 3 “Pragmatik adalah studi tentang
Bahasa Sasaran (Bsa): Pragmatik hubungan antara bentuk-bentuk
adalah studi tentang makna yang

386
Metode Dan Strategi Penerjemahan
Istilah-Istilah Pragmatik ..................

linguistik dan pemakai bentuk- Data 4


bentuk itu.” Istilah pragmatik BSu: Deixis is a technical term (from
“linguistics forms and users” Greek) for one of the most basic
diterjemahkan menggunakan strategi things we do with utterances. It
transposisi menjadi “bentuk-bentuk means, “pointing” via
linguistik dan pemakai”. Dari hasil language.Page 9
terjemahan “users” dalam bentuk BSa: Deiksis adalah istilah teknis
plural menjadi “pemakai” dalam (dari bahasa Yunani) untuk salah
bentuk tunggal bisa disimpulkan satu hal yang mendasar yang kita
bahwa penerjemahan istilah lakukan dengan tuturan. Deiksis
pragmatik pada data di atas berarti “penunjukan” melalui
menggunakan strategi transposisi. bahasa. Halaman 13
Kalimat dalam BSu pada data
Data 3 di atas diterjemahkan ke dalam BSa
BSu: Some of that regularity derives menggunakan metode penerjemahan
from the fact that people are harfiah, kalimat “Deixis is a
members of social groups and follow technical term (from Greek) for one
general patterns of behavior of the most basic things we do with
expected within the group. Page 5 utterances. It means, “pointing” via
BSa: Sebagian dari peraturan ini language.” diterjemahkan menjadi
berasal dari kenyataan bahwa “Deiksis adalah istilah teknis (dari
manusia adalah kelompok sosial dan bahasa Yunani) untuk salah satu hal
mengikuti pola-pola tingkahlaku yang mendasar yang kita lakukan
umum yang diharapkan dalam dengan tuturan. Deiksis berarti
kelompok itu. Halaman 6 “penunjukan” melalui bahasa”.
Kalimat dalam BSu di atas Istilah pragmatik “deixis”
terjemahkan ke dalam BSa dengan diterjemahkan menggunakan strategi
metode penerjemahan harfiah, yakni naturalisasi menjadi “deiksis”,
kalimat “Some of that regularity sedangkan istilah “pointing”
derives from the fact that people are diterjemahkan secara literal menjadi
members of social groups and follow “penunjukan”. Ini sejalan dengan
general patterns of behavior expected pendapat Kridalaksana (2001:249)
within the group” diterjemahkan yang menerjemahkan deixis sebagai
menjadi “Sebagian dari peraturan deiksis.
ini berasal dari kenyataan bahwa
manusia adalah kelompok sosial dan Data 5
mengikuti pola-pola tingkahlaku BSu: Deictic expressions are also
umum yang diharapkan dalam sometimes called indexicals. Page 9
kelompok itu” . Istilah pragmatik BSa: Ungkapan-ungkapan deiksis
“regularity” diterjemahkan secara kadang-kadang juga disebut
harfiah menjadi “peraturan”. indeksikal. Halaman 13
Sedangkan Kridalaksana (2001: 281) Data di atas menggambarkan
menerjemahkan regularity sebagai bahwa kalimat dalam BSu
“keteraturan” dapat disimpulkan diterjemahkan ke dalam BSa
bahwa pengertian dari Kridalaksana menggunakan metode penerjemahan
lebih berterima dan sepadan untuk harfiah. Kalimat “Deictic expressions
menerjemahkan istilah ini. are also sometimes called
indexicals” diterjemahkan secara

387
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

harfiah atau literal menjadi now”. The “away from the speaker”
“Ungkapan-ungkapan deiksis or distal terms “that, there, then”.
kadang-kadang juga disebut Page 9
indeksikal”. Istilah pragmatik BSa: Dalam bahasa Inggris “dekat
“Deictic expressions’ dan penutur” atau istilah-istilah
“indexicals” diterjemahkan proksimal, adalah “ini, di sini,
menggunakan strategi naturalisasi sekarang” sedangkan jauh dari
menjadi “Ungkapan-ungkapan penutur atau istilah-istilah distal
deiksis” dan “indeksikal”. adalah “itu, di sana, pada saat itu”.
Halaman 14
Data 6 Kalimat dalam BSu “In English
BSu: Can be used to indicate people the “near speaker” or proximal
via person deixis (me, you), or terms, are “this, here, now”. The
location via spatial deixis (here, “away from the speaker” or distal
there), or time via temporal deixis terms “that, there, then”
(now, then).Page 9 diterjemahkan dengan metode
BSa: Dapat digunkan untuk harfiah menjadi “Dalam bahasa
menunjuk orang dengan deiksis Inggris “dekat penutur” atau istilah-
persona (ku, mu) atau untuk istilah proksimal, adalah “ini, di sini,
menunjuk tempat dengan deiksis sekarang” sedangkan jauh dari
spasial (disini, disana), atau penutur atau istilah-istilah distal
menunjuk waktu dengan dieksis adalah “itu, di sana, pada saat itu”.
temporal (sekarang, kemudian). Istilah-istilah pragmatik pada kalimat
Halaman 14 di data di atas yakni “proximal
Data di atas menunjukan bahwa terms” dan “distal terms”
kalimat dalam BSu diterjemahkan diterjemahkan dengan strategi
secara harfiah ke dalam BSa, kalimat naturalisasi menjadi “istilah-istilah
“Can be used to indicate people via proksimal” dan “istilah-istilah
person deixis (me, you), or location distal”.
via spatial deixis (here, there), or
time via temporal deixis (now, then)” Data 8
diterjemahkan menjadi “Dapat BSu: Expressions which indicate
digunkan untuk menunjuk orang higher status are described as
dengan deiksis persona (ku, mu) atau honorifics. Page 9
untuk menunjuk tempat dengan BSa: Ungkapan-ungkapan yang
deiksis spasial (disini, disana), atau menunjukan status lebih tinggi
menunjuk waktu dengan dieksis dideskripsikan sebagai honorifics.
temporal (sekarang, kemudian)” . Halaman 15
Istilah pragmatik pada data di atas Data pada kalimat di atas,
yakni “person deixis, spatial deixis, kalimat BSu diterjemahkan secara
temporal deixis” yang diterjemahkan harfiah ke dalam BSa. Kalimat
dengan strategi naturalisasi “deiksis “Expressions which indicate higher
persona, deiksis spasial, dieksis status are described as honorifics”
temporal”. diterjemahkan secara literal menjadi
“Ungkapan-ungkapan yang
Data 7 menunjukan status lebih tinggi
BSu: In English the “near speaker” dideskripsikan sebagai honorifics.”
or proximal terms, are “this, here, Istilah pragmatik “honorifics”

388
Metode Dan Strategi Penerjemahan
Istilah-Istilah Pragmatik ..................

diterjemahkan dengan menggunakan menggunakan bentuk linguistik


strategi transferensi atau peminjaman untuk memungkinkan seorang
murni menjadi “honorifics” yakni pendegar atau pembaca mengenali
kata lexical di dalam BSu digunakan sesuatu. Halaman 27
secara utuh pula di BSa. Kalimat Bsu “We might best
think of reference as an act in which
Data 9 a speaker, or writer, uses linguistic
BSu: The discussion of the forms to enable a listener, or reader,
circumstances which lead to the to identify something” diterjemahkan
choice of one of these forms rather secara literal ke dalam BSu menjadi
than another is sometimes described “Barangkali paling baik kita
as social deixis. Page 10 memikirkan tentang referensi
BSa: Pembahasan tentang keadaan sebagai suatu tindakan di mana
sekitar yang mengarah pada seorang penutur, penulis,
pemilihan salah satu bentuk ini dari menggunakan bentuk linguistik
pada bentuk lain kadang kadang untuk memungkinkan seorang
dideskripsikan sebagai deiksis social pendengar atau pembaca mengenali
Halaman 16 sesuatu”. Istilah pragmatik pada data
Kalimat BSu pada data di atas di atas “reference” diterjemahkan
diterjemahkan ke dalam BSa dengan dengan strategi naturalisasi menjadi
menggunakan penerjemahan harfiah. “referensi”.
Kalimat “The discussion of the
circumstances which lead to the Data 11
choice of one of these forms rather BSu: Those linguistic forms are
than another is sometimes described referring expressions, which can be
as social deixis” diterjemahkan proper nouns for example :
secara literal ke dalam BSa menjadi Shakespear, Cathy Revuelto, Hawaii.
“Pembahasan tentang keadaan Page 17
sekitar yang mengarah pada BSa: Bentuk-bentuk lingustik itu
pemilihan salah satu bentuk ini dari adalah ungkapan-ungkapan
pada bentuk lain kadang kadang pengacuan, yang mungkin berupa
dideskripsikan sebagai deiksis nama diri (misalnya: Shakespear,
sosial”. Istilah pragmatik pada data Cathy Revuelto, Hawaii) Halaman
di atas yakni “social deixis” 28
diterjemahkan dengan strategi Data di atas menjelaskan
naturalisasi menjadi “deiksis sosial”. bahwa kalimat dalam bahasa sumber
“Those linguistic forms are referring
expressions, which can be proper
Data 10 nouns for example : Shakespear,
BSu: We might best think of Cathy Revuelto, Hawaii”
reference as an act in which a diterjemahkan secara harfiah atau
speaker, or writer, uses linguistic literal menjadi “Bentuk-bentuk
forms to enable a listener, or reader, lingustik itu adalah ungkapan-
to identify something. Page 17 ungkapan pengacuan, yang mungkin
BSa: Barangkali paling baik kita berupa nama diri (misalnya:
memikirkan tentang referensi Shakespear, Cathy Revuelto,
sebagai suatu tindakan di mana Hawaii)”. Istilah pragmatik pada
seorang penutur, penulis, kalimat di atas yakni “referring

389
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

expression” diterjemahkan mengenali peran inferensi. Karena


menggunakan strategi calque tidak ada hubungan langung antara
menjadi“ungkapan-ungkapan intitas-intitas dan kata-kata” . Istilah
pengacuan”. pragmatik “inference” diterjemakan
dengan strategi naturalisasi menjadi
Data 12 “inferensi”.
BSu: It is called zero anaphora, or
ellipsis. Page 23 Data 14
BSa: Penafsiran ini disebut anafor BSu: This is sometimes called an
zero atau ellipsis. Halaman 39 attributive use, meaning
Kalimat BSu pada data di atas :whoever/whatever fits the
diterjemahkan ke dalam BSa dengan description. Page 18
menggunakan metode penerjemahan BSa: Inilah yang kadang kala disebut
komunikatif, yakni kalimat “It is dengan pemakaian atributif, yang
called zero anaphora, or ellipsis “ berarti “ siapa saja/ apa saja yang
diterjemahkan secara komunikatif sesuai dengan uraiannya”. Halaman
menjadi “Penafsiran ini disebut 30
anafor zero atau ellipsis”. Pada data Data di atas menjelaskan
di atas “it” di dalam BSu bahwa kalimat dalam bahasa sumber
diterjemahkan secara komunikatif “This is sometimes called an
menjadi “penafsiran ini” untuk attributive use, meaning
memperjelas makna ke dalam BSa. :whoever/whatever fits the
Istilah pragmatik “zero anaphor” dan description” diterjemahkan ke dalam
“ellipsis” diterjemahkan dengan bahasa sasaran menjadi “Inilah yang
strategi naturalisasi menjadi “anafor kadang kala disebut dengan
zero” dan “ellipsis”. pemakaian atributif, yang berarti “
siapa saja/ apa saja yang sesuai
Data 13 dengan uraiannya”. Istilah pragmatik
BSu: For successful reference to dalam kalimat di atas “atrributive
occur, we must also recognize the use” diterjemahkan secara calque
role of inference. Because there is menjadi “pemakaian atributif”.
no direct relation between entities
and words. Page 17 Data 15
BSa: Agar terjadi referensi yang BSu: It would be distinct from a
sukses kita juga harus mengenali referential use whereby I actually
peran inferensi. Karena tidak ada have a person in mind and, instead of
hubungan langung antara intitas- using her name or some other
intitas dan kata-kata. Halaman 28 description.Page 18
Kalimat BSu pada data di atas BSa: Pemakaian atributuf itu berbeda
diterjemahkan ke dalam BSa dengan dengan pemakaian referensial,
menggunakan metode penerjemahan dimana saya biasanya memiliki
harfiah, kalimat “For successful seseorang di dalam pemikiran saya,
reference to occur, we must also dan saya memilih ungkapan daripada
recognize the role of inference. memakai namanya atau deskripsi
Because there is no direct relation apapun.Halaman 30
between entities and words” Kalimat BSu pada data di atas
diterjemahkan menjadi “Agar terjadi diterjemahkan ke dalam BSa dengan
referensi yang sukses kita juga harus menggunakan metode penerjemahan

390
Metode Dan Strategi Penerjemahan
Istilah-Istilah Pragmatik ..................

setia, kalimat “It would be distinct itu”. Istilah pragmatik pada data di
from a referential use whereby I atas diterjemahkan dengan strategi
actually have a person in mind and, naturalisasi, yakni “pragmatic
instead of using her name or some connection” menjadi “koneksi
other description” diterjemahkan pragmatik” , sedangkan istilah
menjadi “Pemakaian atributuf itu “socioculturally” yang
berbeda dengan pemakaian diterjemahkan secara transposisi
referensial, dimana saya biasanya menjadi” secara sosio kultural”.
memiliki seseorang di dalam
pemikiran saya, dan saya memilih Data 17
ungkapan daripada memakai BSu: It has been aided by the
namanya atau deskripsi apapun.” linguistic material, or co-text,
Istilah pragmatik “a referential use” accompanying the referring
diterjemahkan dengan menggunakan expression. Page 21
strategi naturalisasi menjadi BSa: Kemampuan mengenali referen
“pemakaian referensial”. itu telah dibantu oleh materi
linguistik, atau ko-teks yang
Data 16 menyertai ungkapan pengacuan itu.
BSu: The appears to be a pragmatic Halaman 35
connection between proper names Pada data di atas, kalimat
and objects that will be dalam BSu diterjemahkan
conventionally associated, within a menggunakan metode penerjemahan
socioculturally defined community, bebas ke dalam BSa. Kalimat “It has
with those names. Page 20 been aided by the linguistic material,
BSa: Di sana tampak adanya suatu or co-text, accompanying the
hubungan pragmatik antara nama referring expression” diterjemahkan
diri dengan objek-objek yang akan dengan menggunakan metode
diasosiasikan secara konvensional, di penerjemahan bebas dengan
dalam suatu masyarakat yang parafrasa menjadi “Kemampuan
didefinisikan secara sosio cultural, mengenali referen itu telah dibantu
dengan nama-nama itu. Halaman 34 oleh materi linguistik, atau ko-teks
Kalimat pada di atas BSu yang menyertai ungkapan pengacuan
diterjemahkan dengan menggunakan itu.”. Istilah pragmatik “linguistic
metode penerjemahan semantic ke material” diterjemahkan secara
dalam BSa. Kalimat “The appears to naturalisasi menjadi “materi
be a pragmatic connection between linguistik” begitupun “co-text”
proper names and objects that will diterjemahkan juga dengan strategi
be conventionally associated, within naturalisasi menjadi “ko-teks”.
a socioculturally defined community, Sedangkan istilah “the referring
with those names” diterjemahkan expression” diterjemahkan dengan
secara semantis ke dalam bahasa menggunakan strategi calque
Indonesia menjadi “Di sana tampak menjadi “ungkapan pengacuan”.
adanya suatu hubungan pragmatik
antara nama diri dengan objek-objek Data 18
yang akan diasosiasikan secara BSu: The referring expression
konvensional, di dalam suatu actually provides a range of
masyarakat yang didefinisikan secara reference, that is, a number of
sosio cultural, dengan nama-nama possible referents. Page 21

391
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

BSa: Ungkapan pengacuan sudah diperkenalkan”. Istilah-istilah


sebenarnya memberikan rentangan pragmatik pada data di atas “it, he,
referensi, yaitu sejumlah referensi her, they” diterjemahkan menjadi
yang memungkinkan. Halaman 35 “dia binatang, dia laki-laki, nya,
Kalimat dalam BSu pada data mereka” dengan strategi padanan
di atas diterjemahkan menggunakan budaya. Istilah “referents”
metode penerjemahan harfiah ke diterjemahkan menggunakan strategi
dalam BSa, kalimat “The referring naturalisasi menjadi “referensi”,
expression actually provides a range istilah pragmatik yang lainnya adalah
of reference, that is, a number of “anaphoric reference” diterjemahkan
possible referents” diterjemahkan dengan strategi naturalisasi menjadi
secara literal ke dalam bahasa “referensi anaforik” sedangkan
Indonesia menjadi “Ungkapan istilah “anaphora.” Diterjemahkan
pengacuan sebenarnya memberikan dengan strategi transferensi yakni
rentangan referensi, yaitu sejumlah peminjaman murni menjadi
referensi yang memungkinkan”. “anaphora” penggunaan BSu tanpa
Istilah pragmatik pada kalimat di atas ada perubahahan ke dalam BSa.
yakni “ a range of reference”
diterjemahkan dengan strategi Data 20
transposisi menjadi “rentangan BSu: The expression is the anaphor
referensi” , pada penerjemahan and the initial is the antecendent.
istilah tersebut preposisi dalam Page 23
bahasa Inggris “of” dihilangkan . BSa: Ungkapan-ungkapan itu disebut
anafor dan ungkapan awal disebut
Data 19 antesenden. Halaman 37
BSu: The pronoun (it, he, her, they) Kalimat dalam dalam BSu pada
are examples of subsequent reference data di atas diterjemahkan dengan
to already introduce referents, menggunakan metode penerjemahan
generally known as anaphoric harfiah ke dalam BSa. Kalimat “The
reference, or anaphora. Page 22 expression is the anaphor and the
BSa: Kata-kata ganti (dia binatang, initial is the antecendent”
dia laki-laki, nya, mereka) adalah diterjemahkan secara harfiah atau
contoh referensi selanjutnya terhadap literal menjadi “Ungkapan-ungkapan
referensi yang sudah diperkenalkan itu disebut anafor dan ungkapan awal
biasanya dikenal sebagai referensi disebut antesenden”. Istilah
anaforik atau anaphora. Halaman pragmatik pada data di atas, yakni
37 “anaphor” dan “antecendent”
Pada data di atas, kalimat diterjemahkan dengan strategi
dalam BSu diterjemahkan naturalisasi menjadi “anafor” dan
menggunakan metode penerjemahan “antesenden”.
komunikatif ke dalam BSa, kalimat
“The pronoun (it, he, her, they) are Data 21
examples of subsequent reference to BSu: The pattern is technically
already introduce referents” known as cataphora, and is much
diterjemahkan menjadi “Kata-kata less common than anaphora. Page
ganti (dia binatang, dia laki-laki, nya, 23
mereka) adalah contoh referensi BSa; Pola ini secara teknis dikenal
selanjutnya terhadap referensi yang sebagai katafora, dan lebih tidak

392
Metode Dan Strategi Penerjemahan
Istilah-Istilah Pragmatik ..................

umum dibanding dengan anaphora. transposisi 3 (4%), dan strategi


Halaman 38 transperensi (3%). Banyaknya data
Data di atas menyajikan yang diterjemahkan secara
kalimat BSu yang diterjemahkan ke naturalisasi menandakan bahwa
dalam BSa dengan menggunakan istilah-istilah pragmatik banyak
metode penerjemahan harfiah, diterjemahkan dengan menggunakan
kalimat “The pattern is technically teknik peminjaman (borrowing)
known as cataphora, and is much karena sulit untuk mencari padanan
less common than anaphora” kata yang tepat di dalam bahasa
diterjemahkan menjadi “Pola ini sasaran. Hal ini menandakan bahwa
secara teknis dikenal sebagai bahasa Inggris sebagai bahasa
katafora, dan lebih tidak umum sumber berpengaruh besar terhadap
dibanding dengan anaphora”. Istilah penerjemahan istilah pragmatik ke
pragmatik “anaphora” dan dalam bahasa Indonesia.
“cataphora” diterjemahkan menjadi
“katafora” dan “anaphora” sesuai DAFTAR PUSTAKA
dengan strategi naturalisasi.
Baker, Mona.1992. In Other Words:
SIMPULAN A Coursebook on Translation.
Dari hasil analis data dapat London: Routledge.
disimpulkan bahwa di dalam metode
penerjemahan istilah-istilah Bauer, Laurie. 2002. An Introduction
pragmatik di buku “Pragmatics” toInternational Varietiesof
karangan George Yule, metode yang English. Edinburgh: Edinburgh
paling dominan digunakan adalah University Press Ltd
metode penerjemahan harfiah (72%).
Selanjutnya, metode penerjemahan Barathayomi, Wieka. 2012. Strategi
setia digunakan sebesar 10%, angka Penerjemahan Istilah Budaya
ini sama dengan penggunaan metode dalam Novel “Olive
penerjemahan semantis yang juga Kitteridge”: Kritik Terjemahan
sebesar 10% dari totsl data. Metode Berdasarkan Model Analisis
yang jarang digunakan adalah Teks yang Berorientasi pada
metode penerjemahan bebas (5%) Penerjemahan. Tesis Ilmu
dan metode penerjemahan Linguistik, Fakultas Ilmu
komunikatif (3%). Hal ini Budaya, Universitas Indonesia.
menandakan bahwa penerjemahan
buku “pragmatics” karangan George Choliludin.2013. The Technique of
Yule ini masih kaku dan berorientasi Making Idiomatic Translation.
pada struktur dan tatanan gramatikal Jakarta: Kesaint Blanc
Bahasa Inggris sebagai bahasa
Djuharie, O. Setiawan. Teknik dan
sumber.
Panduan Menerjemahkan
Teknik dan strategi
Bahasa Inggris-Bahasa
penerjemahan istilah-istilah
Indonesia. Bandung: CV
pragmatik ke dalam bahasa Indonesia
Yrama Widya.
dominan menggunakan strategi
naturalisasi yakni 52 data (66%), Kridalaksana, Harimurti. 2001.
strategi penerjemahan Calque Kamus Linguistik. Jakarta: PT
sebanyak 22 data (28%), strategi Gramedia Pustaka Utama.

393
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

Larson, Mildred L. 1998. Meaning A Guide for Social Science


Based Translation: A guide to Students and Researchers.
Cross Language Equivalence. London: Sage Publications
USA : University Press of
America. Silalahi,Roswita. 2009. Dampak
teknik, metode, dan ideologi
Machali, Rochayah.2000. Pedoman penerjemahan pada kualitas
Bagi Penerjemah. Jakarta: PT teks Medikal Surgical Nursing
Grasindo. dalam bahasa Indonesia
.Disertasi S3 Universitas
Muntaha, Salihen. 2006. Bahasa dan Sumatera Utara.
Terjemahan: Language and
Translation the new Wardoyo,Cipto. 2015. Strategi
Millennium Publication. Penerjemahan Istilah-Istilah
Bekasi Timur: Kesaint Blanc. Pragmatik dalam Buku
“Principles of Pragmatics”
Nababan, Donal DJ.2007. Metode, karangan Geoffrey Leech.
Strategi dan Teknik Makalah dipresentasikan dalam
Penerjemahan: Sebuah Seminar Nasional PRASASTI
Tinjauan Mendalam.Artikel Kajian Pragmatik dalam
Kongres Linguistik Nasional Berbagai Bidang di UNS 2015
XX di Surakarta tanggal 3-6
September 2007.Halaman 43- Woods, Peter. 2006. Successful
56 Writing for Qualitative
Researchers. London:
Newmark, Peter. 1988. A Text Book Routledge
of Translation. Great Britain:
Prentice Hall inc. Yule, George. 1996. Pragmatics.
Hongkong: Oxford University
Nida, Eugene Albert. 2001. Context Press.
In Translating. Netherland:
John Benjamins Yule, George. 2014. Pragmatik
(diterjemahan oleh Indah
Ritchie, Jane and Lewis. 2003. Fajar Wahyuni). Yogyakarta:
Qualitative Research Practice: Pustaka Pelajar

394

Anda mungkin juga menyukai