Askep Tuberculosis (TBC)
Askep Tuberculosis (TBC)
TUBERCULOSIS PARU
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
C. PATOFISIOLOGI
Basil tuberkel mula-mula memasuki paru atau tempat lain yang belum
yang biasanya disertai sedikit atau tanpa gejala sehingga tidak begitu
tubuh terhadap energi dan hal ini menyebabkan kurangnya intake pada
kebutuhan tubuh.
alveolus paru langsung melalui jalan udara dan dapat menjadi aktif keluar
dalam bentuk droplet nuklei yang tersebar saat penderita batuk, yang dapat
Basil dalam alveolus itu menimbulkan peradangan dan dan menjadi lesi
jumlah oksigen yang masuk paru berkurang. Hal ini menyebabkan terjadinya
resiko tinggi pertukaran gas serta keletihan karena oksigenasi jaringan tidak
adekuat.
Apabila daya tahan tubuh baik / kuat, maka komplek primer tersebut dapat
sembuh sempurna, namun bila daya tahan tubuh klien lemah, maka akan
lesi.
( Soeparman, 1990)
D. PATHWAYS
E. MANIFESTASI KLINIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
MANIFESTASI KLINIK
Gejala umum dari Tuberkulosis Paru adalah batuk lebih dari 4 minggu
dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu ringan, nyeri dada, batuk darah
(hemoptoe ) .
( Soeparman, 1990 )
Gejala yang dirasakan klien tersebut bermacam – macam atau malah tanpa
1. Demam
mencapai 41°- 40o C dipengaruhi daya tahan tubuh dan berat ringannya
infeksi kuman.
2. Batuk
3. Sesak nafas
4. Malaise
Gejala yang sering ditemui berupa anoreksia, badan makin kurus, sakit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
bawah.
e. Adanya kalsifikasi.
g. Bayangan milier.
4. Pemeriksaan sputum
resistensi.
Mycobacterium Tuberkulosa.
11. Mycodot
pada suatau alat seperti sisir lalau dicelupkan ke serum pasien, bila
terdapat antibodi spesifik dalam jumlah memadai maka sisir akan berubah
warna.
F. PENATALAKSANAAN
dua obat yang bersifat bakterisid dengan atau tanpa obat ketiga.
Tujuan OAT :
secepat mungkin
kegiatan sterilisasi.
3. Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya
tahan imunologi.
selam 18 – 24 bulan.
tahun.
Pasien dengan penyakit Tuberkulosis Paru yang tidak dirawat dirumah sakit
karena jumlahnya cukup banyak dan dapat dirawat dirumah. Pasien dapat
1. PENGKAJIAN
subkutan, demam.
Kaji adanya kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam
ansietas, iritabel.
perawatan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
produksi sekret.
2. Resiko terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
anoreksia.
3. PERENCANAAN
produksi sekret.
Rencana tindakan :
sekret.
kontraindikasi.
kortikosteroid.
Rencana tindakan :
dan kelemahan.
pernafasan.
pendek
gejala.
ventilasi.
Rencana tindakan :
suhu tubuh.
menyerap keringat.
vasokontriksi.
4) Kolaborasi antipiretik
anoreksia.
Rencana tindakan :
1) Catat status nutrisi klien, turgor kulit, berat badan mual, muntah.
Rasional : berguna dalam menentukan intervensi yang tepat.
dukungan cairan.
3) Dorong pasien untuk makan sedikit tapi sering dengan diit Tinggi
Rencana tindakan :
meludah.
infeksi.
Tuberkulosis Paru.
Rasional : pengetahuan tentang faktor ini membantu klien untuk
eksaserbasi.
4. IMPLEMENTASI
adekuat.
kebutuhan pengobatan.
5. EVALUASI
2. Komplikasi dicegah.