Anda di halaman 1dari 2

Nama: Misbakhul Anwar

NIM: 101200197

Tugas Membuat Artikel

“Dar’ul Mafasid Muqaddamun ‘ala Jalb al-Maslahih”

Para Pakar ushul fiqih pada zaman dahulu telah merumuskan kaidah-kaidah dalam
menghadapi praktik fiqih yang diambil dari teks nash al-Quran dan Sunnah, dengan
adanya rumusan dengan konsep pemikiran yang berbeda-beda maka tak heran kaidah yang
ditimbulkan akan berbeda-beda, tergantung kondisi tempat dan waktu, salah satunya adalah
kaidah ilmu fiqih yang berbunyi Dar’ul Mafasid Muqaddamun ‘ala Jalb al-Mashalih. Secara
bahasa kaidah Dar’ul Mafasid ‘ala Jalb Mashalih bermakna menghindari kemafsadatan lebih
utama daripada mengambil kemaslahatan, dalam kaidah ini dijelaskan bahwa apabila pada
waktu yang sama dihadapkan kepada pilihan menolak kemafsadatan atau meraih
kemaslahatan maka yang harus didahulukan adalah menolak kemafsadatan, karena dengan
menolak kemafsadatan berarti juga meraih kemaslahatan. Sedangkan tujuan hukum Islam,
ujungnya untuk meraih kemaslahatan dunia dan akhirat.1 Kemaslahatan pada hakikatnya akan
manfaat bagi kehidupan manusia, sedangkan mafsadah mengakibatkan kemudaratan bagi
kehidupan manusia. Lalu bagaimana yang dimaksud dengan kriteria-kriteria tertentu maslahat
di kalangan ulama, yang apabila disimpulkan, kriterianya sebagai berikut:

1. Kemaslahatan itu harus diukur kesesuaiannya dengan maqashid al-syari’ah, dalil-


dalil kulli (general dari al-Qur’an dan as-Sunnah), semangat ajaran, dan kaidah kulliyah
hukum Islam. 2. Kemaslahatan itu harus meyakinkan, dalam arti harus berdasarkan penelitian
yang akurat, hingga tidak meragukan lagi. 3. Kemaslahatan itu harus memberi manfaat pada
sebagian besar masyarakat, bukan pada sebagian kecil masyarakat. 4.Kemaslahatan itu
memberikan kemudahan, bukan mendatangkan kesulitan dalam arti dapat dilaksanakan

Sedangkan menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional ke


VII Tahun 2005, dalam keputusannya No. 6/MUNAS/VII/MUI/10/2005 memberikan kriteria
sebagai berikut: 1. Kemaslahatan menurut hukum Islam adalah tercapainya tujuan syariah
(maqashid al-syari’ah), yang diwujudkan dalam bentuk terpeliharanya lima kebutuhan primer
(al-dharuriyat al-khams). 2.Kemaslahatan yang dibenarkan oleh syariah adalah kemaslahatan
yang tidak bertentangan dengan nash. 3. Yang berhak menentukan maslahat dan tidaknya
1
Durrotul Hikmah, Sripsi: “ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN KAIDAH DAR’U ALMAFA< JALBI AL-
MAS}A>LIH{ DALAM PENETAPAN IZIN DISPENSASI NIKAH PENGADILAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI NOMOR:
0470/PDT.P/2018/PA.KAB.KDR” ( Surabaya: UIN Sunan Ampel,2019), Hal. 9.
sesuatu menurut syariah adalah lembaga yang mempunyai kompetensi di bidang syariah dan
dilakukan melalui ijtihad jama’i.. Allah berfirman dalam Q.S: An-Nahl (16): 90 yang
bermakna “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kaum kerabat, dan dia melarang (melakukan) perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran”. Didalam ayat ini Allah memerintah dan melarang. Perhatikanlah
yang diperintahkan Allah, semuanya adalah sesuatu yang mengandung kemaslahatan, juga
perhatikanlah yang dilarang oleh-Nya, semuanya mengandung mafsadat (kerusakan). Semua
perintah serta larangan dalam al-Qur‘an dan sunnah pun demikian. Tidak ada satu pun
perintah melainkan pasti mengandung maslahat dan sebaliknya tidak ada satu pun larangan
melainkan mengandung mafsadat. Salah satu contoh penerapan kaidah ini dalam persoalan
hukum di masyarakat adalah diberhentikannya sementara ibadah haji dan umroh di masa
pandemi untuk menghindari kerumununan sebagai upaya pecegahan adanya penyebaran virus
corona.

Daftar Pustaka

Hikmah,Durrotul.2019.“ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN KAIDAH DAR’U


ALMAFA< JALBI AL-MAS}A>LIH{ DALAM PENETAPAN IZIN DISPENSASI NIKAH
PENGADILAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI NOMOR: 0470/PDT.P/2018/PA.KAB.KDR”.
Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

Suhardi,Ahmad Ridho.2019.”Analisis kaidah dar’ul mafasid muqaddimun ‘ala jalbi al-


mashalih epistimolis dan aksiologis”.Diploma tesis.Bandung:UIN Sunan Gunung
Djati.

Saputra,Andrian.”Orang Terjangkit Corona Berpergian,Bagaimana Hukumnya?”


REPUBLIKA.CO.ID. 08 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai