Anda di halaman 1dari 7

NIKAH MUT’AH

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi kotrak belajar


MASAIL FIQIAH

Dosen Pengampu:
Udin Safala, M.H.I.
HKI F
Disusun Oleh:
Mohammad Alfin Sahrul Laika 101180170
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan merupakan sunnatullah pada alam ini, tidak ada yang keluar dari garisNya,
baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Allah berfirman dalam QS. Adz Dzariyat ayat
49 yang artinya "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan, supaya kamu
mengingat akan kebesaran Allah"
Allah menciptakan manusia seperti ciptaan yang lainnya, tidak membiarkan nalurinya
berbuat sekehendaknya, atau membiarkan hubungan antara laki-laki dan perempuan
kacau tidak beraturan. Tetapi Allah meletakkan rambu-rambu dan aturan sebagaimana
telah diterangkan oleh utusan-Nya, Muhammad SAW.
Ada banyak pernikahan yang di haramkan oleh Islam, salah satunya yang dikenal dengan
nikah mut’ah. Nikah mut’ah ini merupakan salah satu pernikahan yang diharamkan
Islam. Uniknya, nikah mut’ah ini bahkan dilanggengkan dan dilestarikan oleh agama
Syi’ah dengan mengatasnamakan agama.
Nikah mut’ah di Indonesia dikenal juga dengan istilah kawin kontrak, secara
kwantitatif sulit untuk didata, karena perkawinan kontrak itu dilaksanakan selain tidak
dilaporkan, secara yuridis formal memang tidak diatur dalam peraturan apapun, sehingga
dapat dikatakan bahwa perkawinan kontrak/ nikah mut’ah di Indonesia tidak diakui dan
tidak berlaku hukum itu.
Dari sini saya akan menguraikan makalah “Nikah Mut’ah” untuk mengetahui lebih
lanjut nikah mut’ah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nikah mut’ah?
2. Apa persamaan dan perberdaannya dengan kawin kontrak?
3. Bagaimana larangan dan kebolehan kawin kontrak?
C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian Nikah Mut’ah.
2. Mendeskripsikan persamaan dan perbedaanya dengan kawin kontrak.
3. Mendeskripsikan larangan dan kebolehan kawin kontrak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nikah Mut'ah


Istilah nikah mut`ãh berasal dari bahasa Arab, perkataan nikah mut`ãh dalam kajian fiqh
Islam merupakan penggabungan dua buah kata, yakni kata "nikah" dan kata " mut`ãh".
Sedangkan kata mut’ah berasal dari kata " َ‫ ُم ْت َع== ة‬,ُ‫ يُ َمتِ==ع‬,‫ " َم َمتَ== َع‬yang memiliki makna
kenikmatan. dalam fiqih Sunnah Kawin Mut’ah yaitu kawin sementara, atau kawin
terputus, oleh karena laki-laki yang mengawini perempuannya itu untuk sehari atau
seminggu atau sebulan. Dinamakan kawin Mut’ah karena laki-lakinya bermaksud untuk
bersenang-senang sementara waktu saja.
B. Landasan Hukum Nikah Mut'ah
Allah SWT berfirman dalam Surat QS. Al-Ma’arij: 29 – 31:

‫ك فَأُولَئِك‬
َ ِ‫ فَ َم ِن ا ْبتَغَى َو َرا َء َذل‬. َ‫ت أَ ْي َمانُهُ ْم فَإِنَّهُ ْم َغ ْي ُر َملُو ِمين‬
ْ ‫ إِال َعلَى أَ ْز َوا ِج ِه ْم أَوْ َما َملَ َك‬. َ‫ُوج ِه ْم َحافِظُون‬
ِ ‫َوالَّ ِذينَ هُ ْم لِفُر‬
َ‫هُ ُم ْال َعا ُدون‬

29. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,


30. kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
31. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas.
Dalam suatu lafadz yang diriwayatkannya oleh Ibnu Majah, Rasulullah telah
mengharamkan nikah Mut’ah dengan sabdanya:
wahai manusia! Saya telah pernah mengizinkan kamu kawin mut’ah. Tetapi sekarang
ketahuilah bahwa Allah telah mengharamkannya sampai hari kemudian.”
C. Persamaan dan Perbedaan Kawin Kontrak
1. Perbedaan dengan kawin kontrak
Kawin kontrak pada zaman sekarang masih ada keberadaanya, mereka menyewa
hotel dan villa untuk kawin kontrak dengan pribumi untuk mengisi liburannya, biasanya
orang tersebut adalah orang dari Timur tengah.
Alasan mereka lebih memilih kawin kontrak karena mas kawin lebih murah dan
persyaratannya lebih mudah. Pelaksanaan kawin kontrak dilaksanakan tanpa penghulu
melainkan saksi. bahkan saksinya sendiri pun terkadang orang lain yang mereka temui di
jalan. Bahkan calon isterinya pun mereka dapat dari seorang calo.
Dapat kita lihat nikah mutah dizaman dahulu, Rasul memperbolehkan adanya Nikah
mut’ah dikarenakan dalam keadaan darurat pada saat berperang, dikarenakan masyarakat
islam pada waktu itu masih dalam transisi (masa peralihan dari jahiliyah kepada islam).
Sedang perzinaan pada masa jahiliyah suatu hal yang biasa. Maka setelah islam datang
dan menyeru pada pengikutnya untuk pergi berperang. Karena jauhnya mereka dari istri
mereka adalah suatu penderitaan yang berat. Sebagian mereka ada yang kuat imannya
dan adapula yang sebagian tidak kuat imannya. Bagi yang lemah imannya akan mudah
untuk berbuat zina yang merupakan sebagai berbuatan yang keji dan terlarang. Dan bagi
yang kuat imannya berkeinginan untuk mengkebiri dan mengipotenkan kemaluannya.
Seperti apa yang dikatakan oleh Ibn Mas'ud:

‫ أال نستخصى؟ فنهانا رسول هللا صام عن ذالك‬: ‫ كنا نغزوا مع رسول هللا صام وليس معنا نساء فقلنا‬: ‫عن بن مسعود قال‬.

‫ورخص لنا ان ننكح المرأة الثوب إلى أجل‬.

Artinya :

“Dari mas'ud berkata : waktu itu kami sedang perang bersama Rasulullah SAW dan tidak
bersama kami wanita, maka kami berkata : bolehkah kami mengkebiri (kemaluan kami).
Maka Raulullah SAW melarang kami melakukan itu. Dan Rasulullah memberikan
keringanan kepada kami untuk menikahi perempuan dengan mahar baju sampai satu
waktu”

Tetapi rukhshah yang diberikan nabi kepada para shabat hanya selama tiga hari setelah
itu Beliau melarangnya, seperti sabdanya :

‫(رواه‬ ‫ ثم نهى عنها‬,‫ ثالثة أيام‬,‫ رخص رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عام أوطاس فى المطعة‬: ‫وعن سلمة بن األكوع قال‬
) ‫مسلم‬
Artinya :

“Dari Salamah bin Akwa' berkata : Rasulullah SAW memberikan keringanan nikah
muth'ah pada tahun authas (penaklukan kota Makah) selama 3 hari kemudian beliau
melarangnya” (HR Muslim)

Adanya perbedaan dalam kawin kontrak yang sekarang di Indonesia dan nikah mut’ah
karena:

Adanya nikah mut’ah karena dahulu masih zaman jahiliah sehingga orang masih awam
dalam masalah agama, sedangkan sekarang masyarakat sudah pintar dan beragama

Dahulu adanya nikah mut’ah karena perang fisabilillah. Sekarang hanya untuk bersenang-
senang

Dan sekarang seharusnya kawin kontrak ini dihapuskan karena sudah ada dalil yang
menasakh adanya hukum nikah mut’ah tersebut. Sedangkan dahulu belum ada dalil yang
menasakhnya.

2. Persamaan kawin kontrak


Persamaanya nikah mut’ah dengan kawin kontrak yaitu mengawini perempuan untuk
beberapa waktu saja.
D. Kawin kontrak yang dilarang
Kawin kontrak ini oleh seluruh Imam Madzhab disepakati haramnya. Alasan mereka
yaitu:
1. Kawin seperti ini tidak sesuai dengan perkawinan yang dimaksud oleh Al-Quran,
juga tidak sesuai dengan talak, iddah dan pusaka.
2. Banyak hadis-hadis yang dengan tegas menyebutkan haramnya.
3. Umar ketika menjadi khalifah dengan berpidato diatas mimbar mengharamkannya
dan para sahabat pun menyetujuinya.
4. Al- Khattabi berkata: haramnya kawin mut’ah itu sudah ijma’, kecuali oleh
beberapa golongan syiah.
5. Kawin mut’ah sekedar bertujuan untuk melampiaskan syahwat dan bukan untuk
mendapatkan anak dan memelihara anak, yang keduanya merupakan maksud
pokok dari perkawinan.
E. Kawin kontrak yang Diperbolehkan
Pada zaman jahiliah pernah diperbolehkan adanya nikah mut’ah dalam hadist dijelaskan
dari Saburah Al-Jahmiy, bahwa ia pernah menyertai Rasulullah dalam perang penaklukan
mekkah, dimana Rasulullah mengizinkan mereka kawin mut’ah. Dia pun berkata: Ia
(Saburah) tidak meninggalkan kawin mut’ah ini sampai kemudian diharamkan oleh
Rasulullah.
Dalam suatu lafadz yang diriwayatkannya oleh Ibnu Majah, Rasulullah telah
mengharamkan kawin mut’ah dengan sabdanya:
“wahai Manusia! Saya telah pernah mengizinkan kamu kawin mut’ah. Tetapi sekarang
ketahuilah bahwa Allah telah mengharamkannya sampai hari kemudian.”
“Dari Ali, Rasulullah saw, telah melarang kawin mut’ah pada waktu perang Khaibar dan
melarang makan daging keledai penduduknya.”
Dan ada beberapa seorang shabat dan tabiin yang meriwayatkan bahwa kawin mut’ah
itu halal, yang dikenal sebagi riwayat dari Ibnu Abbas dalam kitah “Tahdzibus Sunnan”
ditegaskan bahwa Ibnu Abbas membolehkan kawin mut’ah ini bila diperlukan dalam
keadaan darurat dan bukan membolehkan secara mutlak.
Tetapi pendapat ini kemudian beliau cabut lagi ketika beliau mengetahui banyak orang
yang melakukan berlebih-lebihan. Jadi kawin mut’ah tetap haram bagi orang yang tidak
ada alsan yang sah.
Al-Khattabi berkata: Said bin Jubair berkata: saya pernah bertanya kepada Ibnu Abbas:
Tahukah Anda apa yang anda perbuat dan anda fatwakan? Kini para kafilah telah
mengikuti fatwa tuan dan para ahli syair bersajak.
Jawab beliau: Apa kata mereka?
Jawab saya: mereka berkata: aku berkata kepada Syaikh yang telah alam meninggalkan
isterinya, “wahai Saudara! Tahukah anda fatwanya Ibnu Abbas? Tahukan anda yang
kawin mut’ah itu boleh. Anda boleh bersenang-senang sampai kafilah pulang balik.
Ibnu Abbas menjawab: Inna Lillah wainna ilaihi raji’un. Demi Allah saya tidak berfatwa
begitu, dan tidak pula bermaksud begitu. Kalau toh aku mengahalalkan, maka adalah
seperti Allah menghalalkan bangakai, darah, dan daging babi, yang barang-barang itu
tidak halal kecuali bagi orang yang terpaksa. Dan kawin mut’ah itu ibarat bangkai, darah,
dan daging babi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kawin Mut’ah yaitu kawin sementara, atau kawin terputus, oleh karena laki-laki yang
mengawini perempuannya itu untuk sehari atau seminggu atau sebulan. Dinamakan
kawin Mut’ah karena laki-lakinya bermaksud untuk bersenang-senang sementara waktu
saja. Ada beberapa landasan hukum yang memperkuat keterangan tersebut.
Kawin mut’ah dulu sempat diperbolehkan. Tetapi sekarang dalil itu telah dinasakh
sampai hari kemudian (maka tidak boleh berlaku lagi). Adapun beberapa pandangan yang
berbeda, dalam memandang nikah mut’ah ini, contohnya dalam aliran sunni dan syi’i dan
kebanyakan kaum syi’i masih melaksanakan hukum kawin kontrak ini.
Kawin kontrak yang masih berkembang dizaman sekarang ini seharusnya ada tindakan
tegas untuk aparatur negara dan adanya tindakan tegas bagi pemilik hotel maupun wisma.
Dikarenakan adanya kawin kontrak ini akan sangat merugi bagi anaknya yang lahir yang
tidak tentu akan nasabnya.

Anda mungkin juga menyukai