i
seharusnya letaknya di bawah judul sebelum
SKRIPSI kata diajukan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN
SAMPAH PASAR TRADISIONAL DESA BANJARSARI WETAN,
KECAMATAN DAGANGAN, KABUPATEN MADIUN
ii
ii
iii
PERSEMBAHAN
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : wah2yuyun@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Lingkungan.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan jenjang
Dewan Penguji.
5. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, peneliti ucapkan
dari sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran, tanggapan, dan kritik yang
vii
bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
skripsi ini.
bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis serta orang-orang yang peduli
Penyusun
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
xi
2.4.4 Sanitasi Pasar ............................................................................. 25
2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pembuangan Sementara Sampah
2.5.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) ................................ 27
2.5.2 Faktor Pendukung (Enabling Factor) ........................................ 37
2.5.3 Faktor Pendorong (Reinforcing Factor) .................................... 38
2.6 Kerangka Teori .................................................................................... 40
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual .......................................................................... 41
3.2 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 42
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ................................................................................. 43
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi ...................................................................................... 43
4.2.2 Sampel ....................................................................................... 44
4.3 Tehnik Sampling ................................................................................. 45
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .................................................................. 45
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel Penelitian ..................................................................... 47
4.5.2 Definisi Operasional .................................................................. 47
4.6 Instrumen Penelitian ............................................................................ 51
4.6.1 Uji Validitas ............................................................................... 51
4.6.2 Uji Reabilitas ............................................................................. 52
4.6.3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas .............................................. 52
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.7.1 Lokasi Penelitian ........................................................................ 52
4.7.2 Waktu Penelitian ........................................................................ 53
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
4.8.1 Cara Pengumpulan Data ............................................................ 53
4.8.2 Jenis Data ................................................................................... 53
4.9 Teknik Analisis Data ........................................................................... 54
4.9.1 Analisis Data .............................................................................. 55
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Desa
5.1.1 Kondisi Umum Geografis .......................................................... 57
5.1.2 Kondisi Fisik Desa ..................................................................... 57
5.2 Profil Pasar ......................................................................................... 58
5.3 Hasil Penelitian
5.3.1 Karakteristik Data Umum .......................................................... 60
5.3.2 Analisis Univariat Variabel Penelitian ...................................... 62
5.3.3 Analisis Bivariat Variabel Penelitian ......................................... 64
5.4 Pembahasan ......................................................................................... 67
5.5 Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 75
xii
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 77
6.2 Saran .................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
yang dapat ditimbulkan oleh sampah dan kurangnya anggaran dana pemerintah
Salah satu tempat umum yang menghasilkan sampah adalah pasar. Pasar
adalah tempat dimana ketika adanya orang yang menawarkan sejumlah barang
1
dan jasa untuk dapat dijual kepada orang lain melalui cara yang sistematis dan
ekonomi, dimana fungsinya lembaga pasar ini sebagai institusi ekonomi tidak
dapat terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh pembeli dan pedagang (Damsar,
2010).
Tahun 2016 dengan jumlah penduduk sebanyak 731.184 jiwa adalah sebesar
Kebersihan dan Pertamanan, 2016). Jumlah di atas salah satunya bersumber dari
pasar, hal tersebut menjadi masalah yang besar, karena sebagian besar sampah
merupakan sarang lalat, tikus, dan serangga, menjadi sumber pengotoran tanah
dan air, maupun udara dan dari segi estetika akan menimbulkan bau serta
Menurut Dinas Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Madiun pada tahun
terhadap berbagai aspek yaitu meliputi aspek teknis operasional, aspek organisasi,
aspek peraturan, aspek pembiayaan serta aspek peran serta masyarakat. Untuk
Kabupaten Madiun. Namun, tidak semua kecamatan dan desa memiliki TPS dan
2
hanya beberapa yang dilayani dalam pengelolaan sampah. Khusus untuk aspek
peran serta masyarakat secara umum sebenarnya sudah cukup baik, akan tetapi
tempat-tempat umum seperti pasar, jalan dan lain-lain masih kurang sekali,
masih banyak sekali sampah yang berserakan di depan stand atau di depan kios-
kios pedagang. Selain itu, di pasar tersebut juga tidak tersedia tempat pembuangan
sementara atau TPS, hal ini dapat mengganggu para pengunjung pasar. Para
ada tipo sebagian pedagang lain membawa sampah mereka dan membuangnya ke TPS
yang berada di pasar lain yang bertempat di kecamatan yang berbeda. Hal ini
perilaku membuang sampah oleh pedagang di pasar tersebut. seharusnya tidak dispasi
Dari permasalahan yang di temukan di pasar tradisional Desa Banjarsari
harus dilakukan dengan benar dan efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi
3
(Enjang, 2009). Maka dari itu, perlu adanya perilaku pedagang pasar yang baik
sampah di pasar, hal ini untuk meminimalisir sampah berserakan di sekitar kios
dan stands para pedagang sehingga dapat tercipta kebersihan lingkungan pasar.
sebelumnya, oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang faktor-
pengelolaan sampah ?
sampah ?
4
4. Apakah ada pengaruh fasilitas pembuangan sampah terhadap
pengelolaan sampah ?
pengelolaan sampah.
sampah.
pengelolaan sampah.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penanggung Jawab Pasar Tradisional
Memberikan informasi kepada penanggung jawab pasar tradisional tentang
kajian bagi pengelola pasar khususnya dalam hal pengelolaan sampah serta
diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi pedagang untuk lebih
Madiun.
6
1.5 Keaslian Penelitian
Berikut ini merupakan tabel dari penelitian-penelitian tentang pembuangan
sampah, antara lain :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Judul Tempat Desain
No Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
1. Nurul Hubungan Pasar Induk Kuantitatif Variabel Terdapat hubungan
Asyiyah Sikap Caringin Observasional bebas : antara sikap
(2015) Pedagang Kota analitik Sikap pedagang sayur
Sayur Bandung Cross Pedagang dengan pengelolaan
Dengan Sectional Sayur sampah.
Upaya Variabel
Pengelolaan terikat :
Sampah Di Pengelolaan
Pasar Induk sampah
Caringin
Kota
Bandung
2. Fitriana Pengelolaan Pasar Kuantitatif Variabel 1. Tidak ada
Ayu Sampah tradisional di Observasional, bebas : hubungan yang
Candra Pasar Kecamatan analitik Pengelolaan signifikan antara
(2013) Tradisional Sumbersari, Cross sampah dan pengelolaan
dan Tindakan Kecamatan Sectional partisipasi sampah pasar
Pedagang Kaliwates, pedagang. dengan
Pasar dengan dan Variabel kebersihan
Kebersihan Kecamatan terikat : lingkungan pasar.
Lingkungan Patrang Kebersihan 2. Terdapat
Pasar Kabupaten lingkungan hubungan yang
Jember. pasar. signifikan antara
tindakan
pedagang pasar
dengan
kebersihan
lingkungan pasar
3. Sinta Perilaku Bandar Jaya Deskriptif Variabel 1. Perilaku pedagang
Lestari Pedagang Plaza bebas : dalam membuang
(2016) Dalam Kelurahan perilaku sampah secara
Membuang Bandarjaya pedagang. umum masih
Sampah Timur Variabel belum mengacu
Kecamatan terikat : pada indikator
Terbanggi Membuang perilaku pedagang
Besar sampah. dalam membuang
Kabupaten sampah.
7
Lanjutan tabel 1.1
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan
industry) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak
termasuk kedalamnya dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak
termasuk didalamnya).
Menurut Notoatmodjo (2011), sampah adalah suatu bahan atau benda padat
yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak
digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan
masyarakat Amerika membuat batasan sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau suatu yang dibuang yang berasal
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia
yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat
yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah , misalnya : benda-benda alam,
benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon di
hutan yang tumbang akibat angin ribut dan sebagainya. Dengan demikian sampah
9
c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi. (Notoatmodjo, 2011).
jenis, yakni :
sebagainya.
1) Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain
maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan
10
3) Ashes (Abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah
5) Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industry atau pabrik-
pabrik.
6) Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang mati karena
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga
yang sudah dipakai dan dibuang seperti : sisa-sisa makanan baik yang sudah
dimasak atau yang belum, bekas pembungkus berupa kertas, plastik, daun, dan
11
b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa :
plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering,
Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari
pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi,
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari : kertas-
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya : jerami,
sisa sayur mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan
sebagainya.
12
g. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan sejenisnya tergantung dari
i. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa : kotoran-
a. Jumlah penduduk.
13
c. Pengambilan bahan-bahan yang ada padsa sampah untuk dipakai kembali.
Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi
d. Faktor geografis.
e. Faktor waktu.
sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada
siang hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di
g. Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air,
h. Kebiasaan masyarakat.
Contoh, jika seseorang suka mengonsumsi satu jenis makanan atau tanaman,
i. Kemajuan teknologi.
14
j. Jenis sampah.
a. Efek langsung
Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak yang langsung
dengan sampah tersebut, misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap
tubuh, yang karsinogenik, dan teratogenik. Selain itu ada pula sampah yang
biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif dan secara anaerobic
menghasilkan cairan yang disebut “leachate” beserta gas. Efek tidak langsung
lainnya berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak dalam sampah.
Sampah bila ditimbun sembarangan akan menjadi sarang lalat dan tikus.
15
2.2 Pengelolaan Sampah Padat
Meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau
dan manajemen, aspek hukum dan peraturan, aspek pembiayaan, dan aspek peran
serta masyarakat. Kelima aspek dalam sistem pengelolan sampah antara lain
terdiri dari :
suatu wadah khusus untuk dan dari sampah individu, sedangkan pewadahan
suatu wadah bersama baik dari berbagai sumber maupun sumber umum (SNI 19-
2454-2002).
16
2.2.2. Pengumpulan Sampah
Menurut Chandra (2007), sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah
dalam hal ini tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya
ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan
pihak pemerintah.
a. Sistem duet : disediakan dua tempat sampah yang satu untuk sampah
b. Sistem trio : yakni disediakan tiga bak sampah, yang pertama untuk
sampah basah, kedua untuk sampah kering yang mudah dibakar serta
yang ketiga untuk sampah kering yang tidak mudah terbakar seperti
17
2.2.3. Tahap Pemindahan Sampah
Proses pemindahan sampah adalah memindahkan sampah hasil
pemindahan sampah yang dilengkapi dengan container pengangkut dan atau ram
dan atau kantor, bengkel. Dalam pemindahan sampah terdapat pemilahan sampah
yang dilakukan dengan cara menaual oleh petugas kebersihan dan atau
masyarakat yang berminat, sebelum dipindahkan kea lat pengangkut sampah (SNI
19-2454-2002).
akhir. Persyaratan alat pengangkut sampah yaitu : (1) alat pengangkut sampah
harus dilengkapi dengan penutup sampah minimal dengan jarring, (2) tinggi bak
maksimum 1,6m, (3) sebaiknya ada alat ungkit, (4) kapasitas disesuaikan dengan
kelas jalan yang akan dilalui, dan (5) bak truk/dasar container sebaiknya
atau pemusnahan ini adalah tahap terakhir yang harus dilakukan terhadap sampah.
18
dipenuhi dalam membangun tempat pembuangan sampah ialah : (a) tempat
tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber air lainnya
yang dipergunakan oleh manusia (mencuci, mandim dan sebagianya), (b) tidak
pada tempat yang sering terkena banjir, dan (c) di tempat-tempat yang jauh dari
Adapun jarak yang sering dipakai sebagai pedoman ialah sekitar 2 km dari
perumahan penduduk, sekitar 15 km dari laut serta sekitar 200 meter dari sumber
air. Adapaun cara pengelolaan sampah menurut Chandra (2007), antara lain :
b. Pembakaran (Inceneration)
sampah dilakukan ditempat tertutup dengan mesin dan peralatan khusus yang
dirancang untuk pembakaran sampah. Sistem ini memerlukan biaya besar untuk
c. Sanitary Landfill
Yaitu sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan
sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan
selapis demi lapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan
tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Lokasi
sanitary landfill yang lama dan sudah tidak terpakai lagi dapat dimanfaatkan
19
d. Pengomposan (Composting)
terpisah.
e. Discharge To Seweres
limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang
baik.
f. Penumpukan (Dumping)
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang, atau
tempat sampah.
g. Individual Inceneration
h. Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau
daur ulang.
i. Reduction
Metode ini diterapkan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis
garbage) sampai bentuk yang lebih kecil, kemudian diolah untuk menghasilkan
lemak.
20
2.3 Konsep Tempat Sampah
2.3.1. Definisi
Tempat sampah adalah tempat untuk membuang berbagai jenis sampah,
mulai dari sampah yang bisa di daur ulang karena masih ada gunanya, sampah
sampah yang sehat yaitu : (a) tersedianya tempat sampah yang dilengkapi dengan
penutup, (b) konstruksi tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat , tahan karat,
permukaan bagian rata/licin, (c) tempat sampah dikosongkan setiap 1x24 jam atau
apabila 2/3 bagaian telah terisi penuh, (d) jumlah dan volume tempat sampah
kegiatan, (e) penyediaan tempat sampah harus disediakan minimal 1 buah untuk
setiap radius 10 meter dan setiap jarak 20 meter pada ruang tunggu atau terbuka,
tidak terbuat dari beton permanen, terletak dilokasi yang mudah dijangkau
jam.
21
2.3.3. Tempat Pembuangan Sementara
Tempat pembuangan sementara (TPS) adalah tempat pemindahan dari alat
pengumpul kealat angkut sampah yang dapat dipindahkan secara langsung atau
syarat kriteria TPS yang baik yaitu : (1) bentuk dan jenisnya berupa kotak,
silinder, container, bin (tang), (2) disediakan penutup, (3) mudah dikosongkan, (4)
lokasi TPS tidak berada di jalur uama pasar dan berjarak minimal 10 meter dari
bangunan pasar, (5) mudah dijangkau petugas pengangkut sampah, dan (6)
2.4 Pasar
2.4.1 Definisi Pasar
a. Pasar Modern
Menurut Sinaga (2008), pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan
penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada
toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada, dan sebagainya. Barang
yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan
yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui
22
memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak. Secara kuantitas, pasar
Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti (tercantum
harga sebelum dan setelah dikenakan pajak). Pasar modern juga memberikan
pelayanan yang baik dengan adanya pendinginan udara yang sejuk (AC),
suasana yang nyaman dan bersih, display barang per kategori mudah dicapai
mesin pembaca, serta adanya keranjang belanja atau keranjang dorong serta
b. Pasar Tradisional
orang yang menawarkan sejumlah barang atau jasa untuk dapat dijual kepada
orang lain melalui cara yang sistematis dan terorganisir. Pasar merupakan
fungsinya lembaga pasar ini sebagai institusi ekonomi tidak dapat terlepas
dari aktivitas yang dilakukan oleh pembeli dan pedagang (Damsar, 2010).
dikutip oleh Damsar (2010), pasar fisik adalah tempat pemusatan beberapa
pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau
23
2.4.2 Fungsi Pasar
Menurut Damsar (2010), pasar yang merupakan salah satu tempat umum,
tempat berkumpulnya banyak orang yang melakukan aktivitas yang berakibat dari
dari pasar. Fasilitas-fasilitas sanitasi yang ada di pasar, antara lain persediaan air
bersih, kakus, dan urinoir, pembangunan air kotor, sarana pembuangan sampah,
transportasi yang lancar dari segala arah dan memudahkan para pembeli.
sangat khas. Beberapa diantaranya sebagai beriku : (1) memiliki posisi strategis,
dan berada di lingkungan padat penduduk, (2) buka 24 jam, setengah hari, setiap
hari, dua minggu sekali, seminggu sekali atau pada hari-hari tertentu (hari-hari
komoditi basahan, keringan maupun kebutuhan primer dan sekunder lainnya, (4)
tidak teratur, terkesan kotor, banyak pedagang kaki lima, dan lokasi pasar yang
sangat terbatas, (5) rawan kebakaran, rawan copet, dan rawan kejahatan lainnya,
(6) permodalan pedagang lemah dan bisnis rentenir dapat tumbuh subur, (7)
transaksi perdagangan secara informal dan bersifat tawar menawar, dan (8)
24
2.4.4 Sanitasi Pasar
Menurut Mukono (2008), sanitasi tempat-tempat umum merupakan
yang dipunyai oleh masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, maka tempat umum
medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian maka sanitasi
Tahun 1962 tentang Hygiene Untuk Usaha-Usaha bagi Umum. Salah satu tempat
Mukono (2008), hal yang perlu diperhatikan dalam sanitasi pasar antara lain :
Untuk menjamin sanitasi pasar, faktor yang penting adalah pembagian tata
ruang yang sesuai peruntukannya. Hal ini sangat perlu, sebab tempat berjualan
ikan atau daging tidak berdekatan dengan rumah makan atau warung ataupun kios
pakaian. Yang paling menonjol dalam hal pembagian tata ruang pasar adalah
estetika.
dengan kelapa dan sayuran. Meletakkan warung yang memakai kompor atau api
25
berjauhan dengan dagangan-dagangan yang mudah terbakar (flameable
tersebut diatas maka pembagian tata ruang dan klasifikasi barang dagangan sangat
perlu.
Hal ini diperlukan agar pedagang bisa membuang sampah dengan cukup
mudah tanpa perlu meninggalkan terlalu jauh dagangannya. Jadi tidak ada alasan
para pedagang membuang sampah disembarang tempat karena tidak ada tempat
Saluran berfungsi untuk pembuangan benda cair yang terutama berasal dari kios
daging, ikan, dan warung. Saluran didalam pasar harus dikontrol agar para
pedagang tidak membuang sampah seenaknnya saja di got atau saluran air.
beberapa penyakit dapat disebabkan oleh vektor (tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk),
26
rokok) yang apinya masih hidup sangat berbahaya, fasilitas umum mandi, cuci,
diatas serta menjaga kebersihan. Kebersihan fasilitas umum sangat penting, sebab
Hal ini kelihatannya tidak ada hubungannya dengan sanitasi dan kesehatan.
karena asap mobil atau motor yang keluar dari knalpot. Apabila tempat parkir
terlalu dekat dengan para pedagang, maka akan terpapar terus dengan asap yang
mengandung bahan-bahan kimia yang keluar dari knalpor, misalnya CO, HC, dan
Pb. Bahan kimia tersebut akan bisa terakumulasi atau terkumpul di tubuh manusia
(2011) yakni :
27
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
1. Tahu (know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
2. Memahami (comprehension)
secara benar.
3. Aplikasi (application)
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini juga
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
28
5. Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6. Evaluasi (evaluation)
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
P value 0,0001 atau P value < 0.05, dengan demikian ada hubungan yang
Pasar Raya Solok. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang rendah pada
bahwa hasil uji statistik diperoleh p = 0,035 (p<0,05), artinya ada hubungan yang
29
bermakna antara pengetahuan dengan perilaku responden dalam membuang
baik cenderung lebih besar berperilaku kurang baik pula dalam membuang
sampah disbanding responden yang berpengetahuan baik. Nilai Odds Rasio (OR)
menunjukkan bahwa pengetahuan yang kurang baik berpeluang 2,431 kali untuk
.
2.5.1.2 Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-
hari merupakan reaksi yang bersifat dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi
Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan
30
1. Menerima (receiving)
diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari
2. Merespons (responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valving)
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
31
dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan
pendapat responden.
p value 0,0001 atau p value < 0.05, dengan demikian ada hubungan yang
Pasar Raya Solok. Hasil penelitian tersebut melihat bahwa pengetahuan pedagang
tentang sampah dan bagaimana mengelola sampah yang baik masih rendah, hal ini
akan sejalan dengan sikap pedagang dalam mengelola sampah dagangannya, dan
pengelolaan sampah pasar, menyatakan bahwa p value dari sikap sebesar 0,001
atau p value < 0,05, dapat dinyatakan terdapat hubungan antara sikap responden
dikarenakan banyak yang bersikap positif dari pada yang bersikap negatif,
semakin banyak pedagang yang bersikap positif maka semakin banyak pula
bersikap negatif maka semakin besar pula mereka tidak melakukan suatu tindakan
(Sufriannor, 2017:523).
32
Pada penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
pedagang dalam membuang sampah di pasar Sentral Sekura, hasil uji statistik
didapat p = 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak
lain.
1. Persepsi (perception)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
33
3. Mekanisme (mecanism)
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia mudah mencapai praksis
tingkat tiga.
4. Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
lingkungan pasar juga akan lebih mudah dilakukan. Demikian sebaliknya, jika
2.5.1.4 Umur
Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai
34
epidemiologi angka kesakitan maupun kematian hampir semua menunjukkan
hubungan dengan umur. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
menyatakan bahwa p value sebesar 0,032 < 0,05 artinya umur berpengaruh nyata
sampah lebih baik disbanding dengan umur yang lebih muda (Beni, 2014:110).
2.5.1.5 Pendidikan
Pendidikan dalam kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
adalah suatu pedagogik praktis atau praktik pendidikan. Oleh sebab itu, konsep
kesehatan. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kea rah yang lebih
dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok maupun
35
Nyswander, Stuart, Green, tim ahli WHO, dan lain sebagainya (Notoatmodjo,
2011).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Beni (2014) menyatakan bahwa
hasil nilai p value sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya pendidikan berpengaruh
nyata terhadap pengelolaan sampah. Hasil temuan ini sesuai dengan hipotesis
menyatakan bahwa hasil dari salah satu faktor internal yaitu pendidikan memiliki
hasil p value sebesar 0,0062 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara faktor
sampah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
hidup bersih dan sehat pada pedagang hidangan istimewa kampung di pasar
Kliwpn dan Jebres Kota Surakarta, menyatakan bahwa terdapat hubungan sangat
signifikan antara tingkat pendidikanm dan perilaku hidup bersih dan sehat
dengan nilai p sebesar 0,003 (p < 0,05). Tingkat pendidikan pedagang sangat
berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku hidup bersih dan sehat
(Amalia, 2009).
36
2.5.2 Faktor Pendukung (Enabling Factor)
2.5.2.1 Pendapatan
Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima oleh seseorang (atau lebih)
Pringgpdigdo, 1982 yang dikutip oleh Wawan A. dan Dewi M., 2011)
pasar Pagi Kota Pekanbaru, hasil dari salah satu faktor internal yaitu pendapatan
menyatakan bahwa nilai p value 0,0344 < 0,05 yang artinya faktor internal atau
ketersediaan fasilitas akan sesuatu hal terhadap perilaku dapat bersifat positif atau
P value 0,0001 atau P value < 0.05, dengan demikian ada hubungan yang
37
menyediakan pewadahan sendiri yang berupa karung atau kantong plastik.
pasar Pagi Kota Pekanbaru, hasil dari salah satu faktor eksternal yaitu fasilitas
menyatakan bahwa nilai p value 0,043 < 0,05 yang artinya faktor eksternal atau
mengurangi area pasar dan akan mengganggu pembeli yang datang (Zulkarnaini,
2009: 3).
umum maupun lingkungan setiap kota yang dilakukan (Depkes RI, 2009). Jika
tugas dan tanggung jawabnya dilakukan dengan baik, maka akan tercapai tingkat
pengelolaan Pasar Daerah, kewajiban dari petugas pasar adalah sebagai berikut :
38
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2014), menyatakan bahwa
hubungan antara dukungan petugas kebersihan dengan sanitasi pasar Bina Usaha
Sedangakan keeratan dari nilai odds rasio (OR) yaitu 1,343 artinya bahwa
mempengaruhi sanitasi pasar 1,343 kali lebih besar dibandingkan dengan adanya
baik.
2.5.3.2 Peraturan
Peraturan adalah suatu yang dirumuskan secara lebih utuh, memuat norma
menyatakan bahwa hasil dari salah satu faktor eksternal yaitu peraturan memiliki
hasil p value sebesar 0,006 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara faktor
sampah. Hal ini dikarenakan adanya usaha dari pengelola untuk selalu
39
sehingga jika ada sampah bertumpuk atau berserakan akan memberikan
Pengetahuan Pendapatan
Fasilitas/Sarana Prasarana
Sikap
Tindakan
Faktor Pendorong
(Reinforcing Factor)
Pendidikan Tindakan
petugas
40
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
Variabel Independen
Ket : : Diteliti
: Mempengaruhi
41
Dari bagan kerangka konseptual diatas diambil dari teori Lawrence Green,
yang mana hanya beberapa saja yang diteliti mengenai faktor-faktor yang
pendidikan umur, jenis kelamin, pendapatan, tindakan petugas pasar dan peraturan
tradisional.
sebagai berikut :
Madiun.
Madiun.
Kabupaten Madiun.
42
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Populasi Target
hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012). Populasi target dari penelitian ini adalah
Populasi studi atau terjangkau adalah bagian dari populasi target dapat
43
pedagang dan seluruh petugas pasar tradisional sebanyak 5 orang di Desa
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang dapat diambil
dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Sujarweni, 2015). Sampel merupakan
padapenelitian ini adalah semua pedagang pasar yang berjumlah 76 pedagang dan
semua petugas pasar sejumlah 5 orang di pasar tradisional Desa Banjarsari Wetan,
1. Kriteria Inklusi
Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang
dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini kriteria
inklusinya adalah :
a. Semua pedagang yang berada di dalam atau di area pasar tradisional Desa
Banjarsari Wetan.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
Wetan.
44
4.3 Teknik Sampling
Sampling adalah salah satu bagian dari proses penelitian yang mengumpulkan
data dari target penelitian yang terbatas (Nursalam, 2013). Menurut Notoatmodjo
(2012), teknik sampling adalah cara atau teknik-teknik tertentu dalam mengambil
sampling. Total sampling yaitu semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Karena jumlah populasi yang kurang dari 100,
45
Populasi
Semua pedagang dan petugas pasar tradisional Desa Banjarsari Wetan,
Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun yaitu sejumlah 76 pedagang
dan 5 petugas pasar.
Sampel
Semua pedagang dan petugas pasar tradisional Desa Banjarsari Wetan,
Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun yaitu sejumlah 76 pedagang dan
5 petugas pasar..
Tehnik Sampling
Total Sampling
Instrument Penelitian
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
Pengumpulan Data
Kuesioner dan Observasi
Analisa Data :
- Chi square
Hasil Penelitian
Kesimpulan
46
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian mengandung pengertian ukuran atau ciri-ciri yang
dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki
oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel ini dibedakan menjadi dua
terikat).
Adapun definisi operasional penelitian ini akan diuraikan dalam tabel berikut :
47
Tabel 4.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor Hasil Ukur
Data
Variabel Independen
1 Pengetahuan Pengetahuan Meliputi pengertian, Kuesioner Nominal Hasil skor Distribusi data
pedagang tentang dan kegiatan Favorabel/positif tidak normal
pengelolaan sampah pengelolaan sampah. 1 = Benar maka Hasil
pasar tradisional. 0 = Salah Pengetahuan
Positif T ≥ 6,00
Hasil skor Hasil
Unfaforabel/Negatif Pengetahuan
1 = Salah Negatif T <
0 = Benar 6,00.
2 Sikap Sikap merupakan Meliputi sikap Kuesioner Nominal Dengan hasil Distribusi data
reaksi atau respon membuang sampah, penilaian tidak normal
yang masih tertutup penyediaan tempat Favorabel/positif maka Hasil
dari pedagang sampah, dan sikap SS = 4 Sikap Positif T
terhadap pengelolaan pemilahan sampah. S=3 ≥ 20,00
sampah pasar TS = 2 Hasil Sikap
tradisional. STS = 1 Negatif T <
20,00.
Pertanyaan
Unfaforabel/Negatif
SS = 1
S=2
TS = 3
STS = 4
48
Lanjutan tabel 4.1
No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor Hasil Ukur
Data
3 Fasilitas Tempat sampah Kepmenkes RI Nomor Observasi Nominal Penilaian dengan Dengan hasil
Pembuangan adalah tempat untuk 519/MENKES/SK/VI/ memberi skor penilaian
Sampah membuang berbagai 2008 tentang kuesioner Baik = ≥ 50%
jenis sampah dan Pedoman Ya= 1 Kurang = <
suatu sarana yang Penyelenggaraan Tidak = 0 50% (Sunyoto,
dapat menunjang Pasar Sehat. Danang, 2013)
pengelolaan sampah
pasar.
4 Tindakan Tindakan merupakan Melakukan Observasi Nominal Penilaian Dengan hasil
Petugas Pasar reaksi atau respon pengangkutan sampah dengan penilaian
yang dari petugas di setiap los pedagang, memberi skor Baik = ≥ 50%
pasar terhadap pewadahan pada kuesioner Kurang = <
pengelolaan sampah tempat pembuangan Dilakukan = 1 50% (Sunyoto,
pasar tradisional. sementara sampah dan Tidak dilakukan Danang, 2013)
melakukan =0
pembersihan pada
lokasi pasar.
49
Lanjutan tabel 4.1
No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor Hasil Ukur
Data
Variabel Dependen
1 Pengelolaan Meliputi Tindakan pedagang observasi Nominal Penilaian Dengan hasil
sampah pasar pengumpulan, terhadap pembuangan dengan penilaian
tradisional. pengangkutan, sampai sementara sampah memberi skor Baik = ≥ 50 %
dengan pemusnahan meliputi tindakan kuesioner Kurang = < 50
atau pengolahan membuang sampah, Ada = 1 % (Sunyoto,
sampah sedemikian melakukan pemilahan Tidak = 0 Danang, 2013)
rupa sehingga sampah sampah, tindakan
tidak mengganggu membuang sampah
kesehatan masyarakat disungai, dan tindakan
dan lingkungan hidup. pedagang membuang
sampah di depan los
atau kios.
50
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
data sekunder, lembar kuesioner dan lembar observasi. Lembar observasi yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tabel. Lembar observasi ini untuk
hal yang secara prinsip sangat penting yaitu uji validitas, reliabilitas dan ketepatan
fakta dan kenyataan hidup (data) yang dikumpulkan dari alat dan cara
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
dibandingkan r tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka
valid (Sujarweni, 2015). Untuk menguji pada penelitian ini dapat dilakukan di
51
pasar tradisional yang memiliki klasifikasi sama dengan pasar tradisional yang
reabilitas dapat dilihat pada nilai cronbach alpha, jika nilai Alpha > 0,60 maka
pengetahuan dan sikap hasilnya valid, maka nilai r hitung > r tabel 0,378, dapat
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha, dimana nilai
Cronbach’s Alpha > 0,60 maka kontruk pertanyaan adalah reliabel. Hasil uji
reliabilitas kuesioner sikap sebesar 0,887 > 0,60. Dapat dilihat dari nilai
Cronbach’s Alpha.
52
4.7.2 Waktu Penelitian
Tabel 4.2 Waktu Penelitian
No. TANGGAL
Kegiatan
PELAKSANAAN
1. Pembuatan dan konsul judul 7 - 20 Februari 2018
Penyusunan dan bimbingan 24 Februari 2018 - 4 April 2018
2.
proposal
3. Ujian proposal 17 April 2018
4. Revisi proposal 23 April 2018 – 4 Mei 2018
5. Pengambilan data 12 Mei 2018
6. Penyusunan dan bimbingan skripsi 30 Mei 2018 - 25 Juli 2018
7. Ujian skripsi 2 Agustus 2018
8. Revisi skripsi 4 Agustus – 8 Agustus 2018
2. Wawancara (Kuesioner)
berhadapan atau tatap muka dengan orang tersebut (face to face). Wawancara
53
langsung dengan responden dengan menggunakan lembar kuesioner dan
lembar observasi.
2. Data Sekunder
1. Editing
pada tahap pengumpulan data, pengisian kuesioner, dan setelah data terkumpul
(Notoatmodjo, 2012).
2. Coding
yang terdiri dari beberapa kategori, coding atau mengkode data bertujuan untuk
54
Tabel 4.3 Coding
No. Variabel Coding
0 = Negatif
1 Pengetahuan Pedagang
1 = Positif
0 = Negatif
2 Sikap Pedagang
1 = Positif
0 = Kurang
3 Fasilitas Pembuangan Sampah
1 = Baik
0 = Kurang
4 Tindakan Petugas Pasar
1 = Baik
0 = Kurang
5 Pengelolaan Sampah Pasar
1 = Baik
3. Entry
(Notoatmodjo, 2012).
4. Tabulating
55
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square (x2) untuk mengetahui
tingkat signifikan dengan derajat kepercayaan (α, < 0,05), hubungan dikatakan
Square dengan derajat kepercayaan 95% (α, < 0,05). Penelitian antara dua
variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p < 0,05. Pada studi cross
sectional estimasi resiko relatif dinyatakan dengan rasio prevalen (RP). Syarat
- RP > 1, artinya ada hubungan dan variabel tersebut menjadi faktor resiko.
- RP < 1, artinya ada hubungan namun variabel tersebut tidak menjadi faktor
resiko.
expected count < 5 dengan jumlah sel 0 (.0%), maka nilai p-value dilihat dari
56
BAB 5
memiliki pegunungan dan sebagai daerah dataran rendah. Letak Desa Banjarsari
Wetan berada diantara 4 desa lain dan berada di ketinggian 500 meter di atas
merupakan dataran rendah, dan lahan persawahan yang juga tidak luas. Desa
Banjarsari Wetan berada cukup jauh dari pusat perkotaan Kecamatan Dagangan,
yang dimiliki kecamatan luas wilayah Desa Banjarsari Wetan keseluruhan adalah
348.885 Ha. Dimana seluas 40.477 Ha adalah pemukiman penduduk dan sisanya
adalah lahan kering dan areal persawahan. Iklim Desa Banjarsari Wetan
penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang
57
5.2 Profil Pasar Slereng Baru
58
5. Fasilitas Pasar Desa
1. Jumlah pedagang
c. Makanan : 12 Orang
g. Garmen : 4 Orang
h. Perhiasan : 0 Orang
59
i. Produk Kosmetik : 0 Orang
tepung)
Dari tabel 5.2 terlihat sebagian besar pedagang pasar tradisional di Desa
60
Tabel 5.3 Karakteristik Pendidikan Pedagang di Pasar Tradisional Desa
Banjarsari Wetan, Dagangan, Madiun.
No. Pendidikan Frekuensi Persen (%)
Tidak sekolah/tidak tamat
1. 6 7,9
pendidikan dasar
2. Dasar (SD.SMP) 52 68,4
3. Menengah (SMA/Sederajat) 16 21,1
4. Tinggi (Sarjana/Sederajat) 2 2,6
Jumlah 76 100,0
Sumber : data primer
Dari tabel 5.3 terlihat sebagian besar pedagang pasar tradisional di Desa
Dagangan, Madiun.
Dari tabel 5.4 terlihat sebagian besar pedagang pasar tradisional di Desa
Banjarsari Wetan termasuk golongan lansua awal (46-55 tahun) yaitu sebanyak
34 responden (44,7%).
61
5.3.2 Analisis Univariat Variabel Penelitian
tradisional Desa Banjarsari Wetan, sebagian besar memiliki sikap dengan kategori
positif (67,1%).
62
3. Hasil Penilaian Fasilitas Pembuangan Sampah Terhadap Pengelolaan
Sampah
Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui dari 5 petugas pasar di pasar tradisional
63
Tabel 5.9 Distribusi Pengelolaan Sampah di Pasar Tradisional Desa Banjarsari
Wetan, Dagangan, Madiun.
No. Pengelolaan Sampah Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Baik 20 26,3
2. Kurang Baik 56 73,7
Total 76 100,0
Sumber : Data Primer
(pengelolaan sampah) yang diuji dengan Uji Chi Square. Dari hasil uji silang
berikut :
Tradisional
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi silang tentang
sebagai berikut :
64
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Pengetahuan Terhadap Pengelolaan Sampah Pasar
Tradisional Desa Banjarsari Wetan, Dagangan, Madiun.
Pengelolaan Sampah
Total RP
Pengetahuan Kurang P-Value
Baik (95%CI)
Baik
N % N % N %
Negatif 32 86,5 5 13,5 37 100 1,405
Positif 24 61,5 15 38,5 39 100 0,027 (1,063-
Total 56 73,7 20 26,3 76 100 1,857)
didapat variabel pengetahuan memiliki p-value 0,027 (p < 0,05) yang artinya ada
responden dengan pengetahuan negatif mempunyai resiko 1,4 kali lebih besar
Tradisional
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi silang tentang
berikut :
65
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Sikap Terhadap Pengelolaan Sampah Pasar
Tradisional Desa Banjarsari Wetan, Dagangan, Madiun.
Pengelolaan Sampah
Total RP
Sikap P-Value
Kurang Baik Baik (95%CI)
N % N % N %
Negatif 24 96,0 1 4,0 25 100 1,530
Positif 32 62,7 19 37,3 51 100 0,005 (1,220-
Total 56 73,7 20 26,3 76 100 1,918)
kurang baik lebih banyak pada kelompok sikap negatif (96,0%) dibandingkan
variabel pengetahuan memiliki p-value 0,005 (p < 0,05) yang artinya ada
Banjarsari Wetan, Dagangan, Madiun dengan nilai RP 1,5 yang artinya responden
dengan sikap negatif mempunyai resiko 1,5 kali lebih besar memiliki pengelolaan
sampah yang kurang baik dibandingkan responden yang mempunyai sikap yang
positif.
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi silang tentang
66
Tabel 5.12 Tabulasi Silang Fasilitas Pembuangan Sampah Terhadap Pengelolaan
Sampah Pasar Tradisional Desa Banjarsari Wetan, Dagangan, Madiun.
Pengelolaan Sampah
Fasilitas
Total RP
Pembuangan Kurang P-Value
Baik (95%CI)
Sampah Baik
N % N % N %
Kurang Baik 42 97,7 1 2,3 43 100 2,302
Baik 14 42,4 19 57,6 33 100 0,000 (1,543-
Total 56 73,7 20 26,3 76 100 3,435)
baik lebih banyak pada kelompok fasilitas pembuangan sampah yang kurang baik
value 0,000 (p < 0,05) yang artinya ada pengaruh antara fasilitas pembuangan
Dagangan, Madiun dengan nilai RP 2,3 yang artinya responden dengan fasilitas
pembuangan sampah yang kurang baik mempunyai resiko 2,3 kali lebih besar
5.4 Pembahasan
Tradisional
67
0,027, berarti ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap
pengelolaan sampah pasar tradisional. Dan diketahui nilai RP 1,4 yang artinya
responden dengan pengetahuan negatif mempunyai resiko 1,4 kali lebih besar
pengetahuan yang dimiliki, dan penambahan pengetahuan tidak bisa hanya dalam
waktu singkat, tetapi harus terus menerus dan berkelanjutan. Juga memberikan
pengelolaan sampah yang bertempat di Pasar Raya Solok dengan hasil p value
sebesar 0,001 (p < 0.05). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Damyati
(2016), menyatakan bahwa hasil penelitian diperoleh p = 0,035 (p < 0,05), artinya
Pasar Sentral Sekura, dengan nilai Odd Rasio (OR) menunjukkan bahwa
pengetahuan kurang baik berpeluang 2,431 kali untuk berperilaku kurang baik
68
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pedagang pasar sudah baik,
namun dilihat dari perilaku pedagang pasar masih kurang dalam memperhatikan
sampah yang kurang baik namun pengetahuannya sudah positif, pedagang sudah
hingga pemrosesan akhir, namun karena minimnya pengelolaan sampah yang ada
sampah yang di hasilkan pedagang dijadikan satu di pojok ruangan tanpa ada
bahwa antara sampah organik maupun anorganik itu sama saja. Hal tersebut akan
ekonomis dari barang bekas yang dapat di olah kembali seperti kardus, botol
bekas dan plastik. Pengetahuan pedagang yang minim juga didasari latar
pengelolaan sampah yang kurang baik pula. Hal ini dikarenakan para pedagang
69
belum mengerti mengenai macam-macam pengelolaan sampah, pengertian
puskesmas sekitar.
Tradisional
hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa didapatkan nilai p value sebesar 0,005,
yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara sikap dengan pengelolaan
sampah pasar tradisional. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui nilai RP 1,5,
yang artinya responden dengan sikap negatif mempunyai resiko 1,5 kali lebih
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan hal yang penting dalam
kehidupan sehari-hari, karena jika sikap sudah terbentuk dalam diri seseorang
maka sikap akan menentukan tingkah laku terhadap sesuatu. Sikap agar menjadi
70
suatu perubahan nyata perlu adanya kondisi tertentu yang memungkinkan antara
dalam pengelolaan sampah, menyatakan bahwa p value dari sikap sebesar 0,001
atau p < 0,05, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap responden
dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah pasar. Penelitian ini juga
bahwa p-value dari sikap sebesar 0,001, yang artinya ada hubungan antara sikap
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damyanti
(2016), menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku responden
dalam membuang sampah di Pasar Sentral Sekura dengan nilai p-value sebesar
0,000.
sampah dan sikap menyediakan tempat sampah di kios atau los masing-masing
kurang baik. Dalam penelitian yang didapatkan bahwa 96,0% pedagang memiliki
sikap membuang sampah di depan kios atau los mereka tanpa adanya tempat
belakang pasar tersebut. Para pedagang juga sama sekali tidak memisahkan
71
dan sampah sayuran dijadikan satu di depan kios pedagang, sedangkan penjual
ikan mereka membuang air kotor dan juga kotoran bekas penyembelihan ikan
mereka memiliki sikap yang kurang baik dan beranggapan bahwa semua sampah
beranggapan bahwa sampah tersebut akan hanyut bersamaan dengan air sungai
jika banjir.
sampah pada pedagang pasar tradisional. Sikap juga dapat didasari oleh
kebiasaan, lingkungan dan fasilitas yang tersedia. Seperti sikap responden yang
pengelolaan sampah yang kurang baik pula. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
72
sampah pasar lebih diperbaiki dan melakukan pembersihan pasar oleh petugas
pasar dan melakukan pengawasan oleh pihak petugas pasar untuk meminimalisir
nilai p-value sebesar 0,000 yang artinya ada pengaruh antara fasilitas pembuangan
Banjarsari Wetan, Dagangan, Madiun, dan diketahui nilai RP 2,3 yang artinya
2,3 kali lebih besar memiliki pengelolaan sampah yang kurang baik dibandingkan
Hal ini diperlukan agar pedagang bisa membuang sampah dengan cukup mudah
tanpa perlu meninggalkan terlalu jauh dagangannya. Jadi tidak ada alasan para
Kesehatan RI N0. 519 Tahun 2008, yang mana menjelaskan tentang Pedoman
73
Penyelenggaraan Pasar Sehat, yang terdapat inspeksi pasar yang salah satu
poinnya harus adanya tempat sampah basah maupun kering di setiap los atau kios
Rahmadeni (2017), menyatakan bahwa p value 0,001 atau p < 0,05, dengan
pengelolaan sampah yang bertempat di Pasar Raya Solok. Penelitian ini juga
Pasar Pagi Kota Pekanbaru, hasil dari salah satu faktor eksternal yaitu fasilitas
menyatakan bahwa nilai p value 0,043 < 0,05 yang artinya faktor eksternal atau
pasar tradisional yang kurang baik, ini terlihat dari hasil wawancara dan juga dari
fasilitas pembuangan sampah di setiap kios maupun los mereka. Namun sebanyak
kantong plastik atau ember, tidak ada pemisah antara sanpah organik dan
sampah yang terkumpul tersebut dibuang di pinggir sungai belakang pasar, karena
Selain itu, 97,7% pedagang pasar di Desa Banjarsari Wetan sama sekali tidak
memiliki tempat sampah dan sampah hasil dagangannya seperti kulit jagung,
74
kardus, sisa-sisa sayur dan juga sisa makanan pedagang di buang di depan kios
maupun los mereka masing-masing. Hal ini akan mempersulit petugas pasar dan
juga akan mengganggu kenyamanan pembeli yang datang karena jika sampah
yang berserakan di jalan maka akan di injak-injak oleh pembeli yang melewati
jalan. Hal ini juga akan mengakibatkan perindukan binatang vektor pembawa
penyakit.
pembuangan sampah yang kurang baik akan diikuti dengan pengelolaan yang
kurang baik pula. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas pembuangan sampah di
pasar tradisional sangat penting bagi padang pasar guna memberikan kenyamanan
bagi pengunjung atau pembeli yang datang dan tidak akan ada lagi pedagang yang
adanya pegadaan tempat sampah disetiap los maupun kios dan memberikan
dengan bekerjasama dengan pihak desa, yang nantinya setiap hari dapat di angkut
dan kemudian di tempatkan di dipo (rumah sampah) dan dipo ini nantinya yang
akan diambil oleh pihak Dinas Kebersihan untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA).
1. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional yaitu penelitian satu kali
waktu yang mana penelitian ini kurang memiliki hasil yang akurat terhadap
75
kondisi riil responden pada saat dilakukan penelitian. Namun untuk
hubungan antar variabel dependen dan independen, uji ini memiliki tingkat
76
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
(1,543-3,435).
6.2 Saran
77
dan juga melakukan penyediaan fasilitas pembuangan sampah oleh
pasar. Selain itu, pedagang pasar apabila tidak bisa melakukan upaya
tempat sampah di setiap los atau kios pedagang dengan bekerja sama
dengan desa.
78
6.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya
sampah. Selain itu perlu diteliti lebih lanjut tentang penyakit yang
79
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2009. Tugas Petugas Kebersihan Tiap Kota. Jakarta : Dutjen PMM
dan PL.
Entjang, I. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
80
Kepmenkes RI. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat. Jakarta.
81
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner, dan Analisis Data Sumber Daya
Manusia (Praktik Penelitian). Yogyakarta : Center of Academic Publishing
Service.
82
83
84
81
82
Lampiran 4
INFORMED CONSENT
(……………………..)
83
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
1. Nama Pasar :
2. Alamat Pasar :
3. Nama Pemilik Kios/Los :
4. Nomor Kios :
5. Nomor Los :
A. Pengelolaan Sampah
Jawaban
No. Pernyataan
Ada Tidak
1. Tahap Penampungan
a. Sampah dibuang ke tempat sampah
b. Sampah tidak berceceran
c. Tempat sampah mempunyai tutup dan
mudah dibuka
d. Tempat sampah mudah dikosongkan dan
dipindahkan
2. Tahap Pengumpulan
a. Sebelum sampah di buang ke TPS
dilakukan pemilahan terlebih dahulu.
3. Tahap Tempat Pembuangan Sampah
a. Terdapatnya TPS di pasar
4. Tahap Pengangkutan
a. Tersedianya truk atau gerobak
pengangkut sampah yang memiliki tutup
dan kedap air.
84
B. Fasilitas Pembuangan Sampah
NO. Fasilitas Pembuangan Sampah Ya Tidak
1. Setiap kios/los/lorong tersedia tempat sampah
basah dan kering
2. Tempat sampah terbuat dari :
a. Bahan kedap air
b. Tidak mudah berkarat
c. Kuat
d. Tertutup
e. Mudah dibersihkan
3. Tersedia alat pengangkut sampah :
a. Kuat
b. Mudah dibersihkan
4. Tersedia tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) :
a. Kuat
b. Kedap air
c. Mudah dibersihkan
d. Mudah dijangkau
5. TPS tidak menjadi tempat perindukan
binatang penular penyakit.
6. TPS tidak di jalur utama pasar dan berjarak
minimal 10 meter dari bangunan pasar.
7. Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.
85
A. Tindakan Petugas
Jawaban
No. Pernyataan Tidak
Dilakukan
Dilakukan
Melakukan pewadahan sampah di setiap kios
1.
atau los.
Melakukan pengangkutan sampah di setiap
2.
kios atau los.
Melakukan pemisahan sampah basah dan
3.
kering pada pembuangan sementara sampah.
Melakukan pembersihan sampah di TPS
4.
setiap 1x24 jam.
Melakukan pembuangan sementara sampah di
5.
sungai.
Melakukan pembuangan sementara sampah di
6.
tempatnya atau di TPS
7. Melakukan pembersihan sampah di pasar.
86
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN
SAMPAH PASAR TRADISIONAL DESA BANJARSARI WETAN,
DAGANGAN, MADIUN
IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan Terakhir Responden
a. Tidak sekolah/tidak tamat SD
b. SD/sederajat
c. SLTP/sederajat
d. Akademik/perguruan tinggi
87
PERNYATAAN KUESIONER
A. Pengetahuan Responden
Jawaban
No. Pernyataan
Benar Salah
Pembuangan sementara sampah yaitu mulai
1. dari pewadahan, pengumpulan dan
pengangkutan.
Pemisahan sampah organik dan anorganik
2.
sangat diperlukan.
3. Membuang sampah harus pada tempatnya.
Membuang sampah di sungai merupakan hal
4.
yang benar.
Salah satu persyaratan pasar tradisional
5.
memiliki tong sampah.
Sampah organik dan anorganik dapat di
6.
jadikan satu dalam tempat sampah.
Pembuangan sementara sampah tidak
7.
diperlukan.
Sampah harus di pisahkan antara sampah
8.
basah dan kering.
88
B. Sikap Responden
Jawaban
Tidak Sangat
No. Pernyataan Sangat
Setuju Setuju Tidak
Setuju
Setuju
Membuang sampah pada
1.
tempatnya.
Membuang sampah bisa di buang
2.
dimana saja.
Kita bisa membuang sampah di
3.
sungai
Pedagang mengangkut sendiri
4.
sampah dari kios ke TPS.
Setiap kios harus menyediakan
5.
tempat sampah sendiri.
Merasa terganggu apabila sampah
6.
berserakan di area kios atau los.
Membuang sampah tidak perlu di
7. pilah-pilah antara sampah basah
dan sampah kering.
89
81
82
LAMPIRAN 8
Correlations
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 total_p
* ** ** ** **
p1 Pearson Correlation 1 .356 .524 .663 .206 .206 1.000 .882 .793
Sig. (2-tailed) .123 .018 .001 .384 .384 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * **
p2 Pearson Correlation .356 1 .356 .471 .257 .257 .356 .471 .625
Sig. (2-tailed) .123 .123 .036 .274 .274 .123 .036 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** * **
p3 Pearson Correlation .524 .356 1 .892 .206 .206 .524 .378 .712
Sig. (2-tailed) .018 .123 .000 .384 .384 .018 .100 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** ** * **
p4 Pearson Correlation .663 .471 .892 1 .341 .341 .663 .545 .857
Sig. (2-tailed) .001 .036 .000 .142 .142 .001 .013 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** **
p5 Pearson Correlation .206 .257 .206 .341 1 1.000 .206 .303 .625
Sig. (2-tailed) .384 .274 .384 .142 .000 .384 .195 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** **
p6 Pearson Correlation .206 .257 .206 .341 1.000 1 .206 .303 .625
Sig. (2-tailed) .384 .274 .384 .142 .000 .384 .195 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
83
** * ** ** **
p7 Pearson Correlation 1.000 .356 .524 .663 .206 .206 1 .882 .793
Sig. (2-tailed) .000 .123 .018 .001 .384 .384 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * * ** **
p8 Pearson Correlation .882 .471 .378 .545 .303 .303 .882 1 .777
Sig. (2-tailed) .000 .036 .100 .013 .195 .195 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** ** **
total_p Pearson Correlation .793 .625 .712 .857 .625 .625 .793 .777 1
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .003 .003 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
84
Validitas Kuesioner Sikap di Pasar Pintu, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun
Correlations
Correlations
s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 total_s
** ** * * ** **
s1 Pearson Correlation 1 .712 .712 .535 .504 .394 .975 .881
Sig. (2-tailed) .000 .000 .015 .023 .086 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** **
s2 Pearson Correlation .712 1 1.000 .343 .191 .611 .750 .874
Sig. (2-tailed) .000 .000 .139 .421 .004 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** **
s3 Pearson Correlation .712 1.000 1 .343 .191 .611 .750 .874
Sig. (2-tailed) .000 .000 .139 .421 .004 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** **
s4 Pearson Correlation .535 .343 .343 1 .541 .195 .591 .649
Sig. (2-tailed) .015 .139 .139 .014 .411 .006 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * **
s5 Pearson Correlation .504 .191 .191 .541 1 .301 .547 .569
Sig. (2-tailed) .023 .421 .421 .014 .197 .012 .009
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** **
s6 Pearson Correlation .394 .611 .611 .195 .301 1 .417 .617
Sig. (2-tailed) .086 .004 .004 .411 .197 .067 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** * **
s7 Pearson Correlation .975 .750 .750 .591 .547 .417 1 .919
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .012 .067 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** **
total_s Pearson Correlation .881 .874 .874 .649 .569 .617 .919 1
85
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .009 .004 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji validitas dapat dilihat pada tabel Corellation. Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 20 maka nilai r tabel diperoleh
melalui tabel r product moment pearson dengan df (degree of freedom) = n-2, jadi df = 20-2 = 18, maka r tabel = 0,444. Butir pertanyaan
86
LAMPIRAN 9
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Total 20 100.0
Reliability Statistics
.872 8
Item-Total Statistics
59
Reliabilitas Kuesioner Sikap di Pasar Pintu, Kecamatan Dagangan, Kabupaten
Madiun
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Total 20 100.0
Reliability Statistics
.887 7
Item-Total Statistics
60
Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha, jika nilai
Cronbach’s Alpha > 0,60, maka konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi
variabel adalah reliabel. Hasil dari reliabilitas pada penelitian ini adalah untuk
kuesioner pengetahuan adalah 0,872 > 0,60, sedangkan hasil reliabilitas untuk
61
Lampiran 10
Input Data
HASIL INPUT DATA
No.
PENGETAHUAN SIKAP FASILITAS PEMBUANGAN SAMPAH TINDAKAN PETUGAS PENGELOLAAN SAMPAH PENDIDIKAN JENIS KELAMIN Umur
1 0 0 0 0 0 1 1 3
2 0 1 0 1 0 3 1 2
3 0 1 0 1 0 2 1 2
4 0 0 1 1 0 2 1 2
5 1 1 0 0 0 2 1 3
6 0 0 0 0 1 1 2
7 1 0 0 0 1 1 3
8 1 1 0 0 3 1 3
9 0 0 0 0 1 1 3
10 1 1 1 0 2 1 2
11 0 0 0 0 0 1 2
12 1 1 0 0 0 1 2
13 0 0 0 0 1 1 3
14 0 0 0 0 1 1 1
15 0 1 0 0 1 1 3
16 0 0 1 0 1 1 3
17 1 1 1 0 3 1 3
18 0 0 1 0 1 1 3
19 0 1 1 1 1 1 3
20 1 0 0 0 2 1 2
21 1 1 1 1 3 1 2
22 1 1 0 1 3 1 1
59
23 0 1 0 0 0 1 2
24 1 1 0 0 0 1 3
25 1 1 0 0 1 1 3
26 0 1 0 0 0 1 3
27 0 0 0 0 1 1 3
28 0 1 0 0 2 1 2
29 1 1 1 1 2 1 2
30 1 1 1 1 2 1 2
31 0 0 0 0 1 1 2
32 0 0 0 0 1 1 4
33 1 1 1 1 3 1 3
34 1 0 0 0 2 1 2
35 0 0 0 0 1 1 3
36 1 1 1 1 4 1 2
37 1 1 1 0 4 1 3
38 0 0 0 0 1 1 2
39 1 1 1 1 3 1 3
40 0 1 1 1 3 1 1
41 1 1 1 1 3 1 1
42 1 1 1 1 3 1 3
43 1 0 0 0 1 1 2
44 1 1 0 0 1 1 3
45 0 1 0 0 1 1 3
46 1 1 0 0 1 1 3
47 1 1 0 0 2 1 3
48 1 1 0 0 2 1 2
60
49 1 1 0 0 3 1 2
50 1 1 1 1 1 1 3
51 0 0 0 0 1 1 2
52 0 0 0 0 1 1 2
53 0 0 0 0 1 1 2
54 0 0 1 0 3 1 4
55 0 0 1 0 1 1 2
56 1 1 1 1 2 1 2
57 1 0 0 0 1 1 3
58 0 1 0 0 2 1 2
59 1 1 1 0 3 1 2
60 1 1 1 0 2 1 0
61 0 1 0 0 1 1 4
62 1 1 0 0 3 0 2
63 0 1 0 0 0 1 3
64 0 1 0 0 1 1 3
65 1 1 1 1 2 1 0
66 1 1 1 1 2 1 4
67 0 1 1 1 2 1 3
68 0 1 1 1 2 1 2
69 1 1 1 1 3 0 2
70 1 1 1 0 2 1 1
71 1 1 0 0 2 1 3
72 1 1 1 1 1 1 2
73 0 1 1 0 1 1 3
74 1 1 1 0 2 0 2
61
75 0 1 1 0 2 1 2
76 0 0 1 1 3 1 2
62
Lampiran 11
1) Univariat
a. Pendidikan
Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak sekolah/tidak tamat SD 6 7.9 7.9 7.9
SD/sederajat 30 39.5 39.5 47.4
SMP/sederajat 22 28.9 28.9 76.3
SMA/sederajat 16 21.1 21.1 97.4
akademik/sederajat 2 2.6 2.6 100.0
Total 76 100.0 100.0
b. Jenis Kelamin
jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 3 3.9 3.9 3.9
perempuan 73 96.1 96.1 100.0
Total 76 100.0 100.0
c. Umur
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 26-35 2 2.6 2.6 2.6
36-45 5 6.6 6.6 9.2
46-55 34 44.7 44.7 53.9
56-65 31 40.8 40.8 94.7
>65 4 5.3 5.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
d. Pengetahuan
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negative 37 48.7 48.7 48.7
Positif 39 51.3 51.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
59
e. Sikap
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negative 25 32.9 32.9 32.9
Positif 51 67.1 67.1 100.0
Total 76 100.0 100.0
g. Tindakan Petugas
tindakan_petugas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 2 2.6 40.0 40.0
baik 3 3.9 60.0 100.0
Total 5 6.6 100.0
Missing System 71 93.4
Total 76 100.0
h. Pengelolaan Sampah
pengelolaan_sampah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 56 73.7 73.7 73.7
baik 20 26.3 26.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan *
76 100.0% 0 .0% 76 100.0%
pengelolaan_sampah
sikap * pengelolaan_sampah 76 100.0% 0 .0% 76 100.0%
fasiltas_pembuangan_samp
76 100.0% 0 .0% 76 100.0%
ah * pengelolaan_sampah
60
2) Bivariat
a. Pengetahuan dengan pengelolaan sampah
pengetahuan * pengelolaan_sampah
Crosstab
pengelolaan_sampah
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
6.094 1 .014
b
Continuity Correction 4.876 1 .027
Likelihood Ratio 6.327 1 .012
Fisher's Exact Test .019 .013
Linear-by-Linear Association 6.014 1 .014
b
N of Valid Cases 76
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.74.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
61
b. Sikap dengan pengelolaan sampah
sikap * pengelolaan_sampah
Crosstab
pengelolaan_sampah
Risk Estimate
62
c. Fasilitas pembuangan sampah dengan pengelolaan sampah
fasiltas_pembuangan_sampah * pengelolaan_sampah
Crosstab
pengelolaan_sampah
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
29.393 1 .000
b
Continuity Correction 26.613 1 .000
Likelihood Ratio 33.117 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 29.006 1 .000
b
N of Valid Cases 76
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.68.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
63
Lampiran 12
Dokumentasi
64
Gambar 4 wawancara dan observasi dengan pedagang
65
Gambar 8 sampah di pinggir sungai belakang pasar
66
67