500 1070 1 SM
500 1070 1 SM
22 (1): 11-20
ISSN 1907-1760 E-ISSN 2460-6626 DOI: 10.25077/jpi.22.1.11-20.2020
Accredited: 14/E/KPT/2019 Available online at http://jpi.faterna.unand.ac.id/
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik morfometrik ayam kampung yang disukai
dan tidak disukai di Desa Tirtomulyo, Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Materi
menggunakan 105 ekor ayam kampung yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 100 ekor betina. 30 peternak
sebagai responden untuk menentukan ayam disukai dan tidak disukai. Data dianalisis menggunakan
uji t, Principal Component Analysis dengan menggunakan alat bantu Statistical Analysis System (SAS)
University Edition. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ayam jantan memiliki perbedaan yang nyata
(P<0,05) pada lingkar tarsometatarsus dan panjang sternum, sedangkan ayam betina memiliki perbedaan
nyata (P<0,05) pada bobot badan dan tinggi jengger. Parameter pembeda pada ayam kampung jantan dan
betina yang disukai dan tidak disukai adalah panjang sayap yaitu 0,619 dan 0,922. Peta penyebaran ayam
jantan dan betina yang disukai dan tidak disukai mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan
ayam jantan dan betina yang tidak disukai.
Kata kunci: ayam kampung disukai, ayam kampung tidak disukai, morfometrik, panjang sayap
ABSTRACT
The objective of this study was to analyze the morphometric characteristics of likes and dislikes
native chickens in Tirtomulyo Village, Plantungan Sub-District, Kendal District, Central Java. The material
used was 105 native chickens consisted of 5 males and 100 females. Thirty respondents were acted as to
determine the likes and dislikes chickens. The data obtained were analyzed by t-test, Principal Component
Analysis by using the University Edition of Statistical Analysis (SAS) System. The result showed that male
chicken was significantly different (P<0.05) in the circumference of tarsometatarsus and sternum length,
while there female have significant differences (P<0.05) in body weight and height comb. A distinguishing
factor in sex likes and dislikes were the wing length of 0.619 and 0.922. Map of the spread for male and
female chickens liked was preferred to have a larger body size than male and female chickens disliked.
Keywords: like native chickens, dislike native chickens, morphometric, wing length
ayam, kemudian mennetukan sampel secara tulang tibia (cm) diukur dari patella sampai
purposive sampling yaitu ayam yang disukai ujung tibia dengan meggunakan jangka
memiliki jengger single, warna shank dan sorong (Sartika, 2013; Suhardi, 2012).
mata kuning, warna bulu ayam jantan hitam c. Panjang kaki diukur berdasarkan tulang
kombinasi kuning sedangkan pada ayam tarsometatarsus atau shank (cm) diukur
betina memiliki warna bulu coklat hitam, sepanjang tulang tarsometarsus dengan
putih totol hitam dan putih. Ayam yang tidak menggunakan jangka sorong.
disukai masyarakat mempunyai ciri-ciri
d. Lingkar kaki diukur berdasarkan tulang
jengger pea, walnut dan rose, warna shank
tarsometatarsus (cm) diukur dengaan
hitam, warna mata merah dan warna bulu
melingkari tulang tarsometarsus (shank)
hitam kombinasi merah pada ayam jantan
pada bagian tengah dengan menggunakan
sedangkan pada ayam betina memiliki warna
pita ukur yang kemudian dikonversi ke
bulu hitam dan abu-abu. Parameter yang
jangka sorong (Sartika, 2013; Suhardi
diukur variabelnya terdiri dari 3 ekor ayam
2012).
jantan yang disukai dan 2 ekor ayam jantan
yang tidak disukai sedangkan ayam betina e. Panjang jari ketiga (cm) diukur dari pangkal
terdiri dari 56 ekor ayam yang disukai dan jari ketiga sampai ujung jari dengan
44 ekor ayam yang tidak disukai. Parameter menggunakan jangka sorong.
penelitian dilakukan pengukuran dengan f. Panjang sayap (cm) diukur dengan
metode pengukuran berdasarkan kerangka merentangkan bagian sayap terlebih dahulu
tubuh ayam (Sartika, 2013) pada Gambar 1 dan dimulai dari pangkal humerus sampai
dan cara pengukurannya adalah: ujung phalanges dengan menggunakan
a. Panjang paha atas diukur berdasarkan pita ukur dan kemudian dikonversi ke
tulang femur (cm) diukur pada sepanjang jangka sorong.
tulang paha pada bagian ujung distal g. Panjang maxilla (cm) diukur dari pangkal
yang berartikulasi dengan tibia, fibula, sampai ujung paruh bagian atas dengan
dan patella dengan menggunakan jangka menggunakan jangka sorong (Sartika,
sorong (Sartika, 2013; Suhardi, 2012). 2013; Suhardi, 2012).
b. Panjang paha bawah diukur berdasarkan h. Tinggi jengger (cm) diukur dari pangkal
jengger di atas kepala sampai ujung jengger perubahan pada bentuk jengger sehingga
yang paling tinggi dengan menggunakan terdapat bentuk mawar atau rose, kacang atau
jangka sorong (Sartika, 2013; Suhardi, pea, walnut atau kemiri, berbentuk huruf V
2012). dan ada yang tidak berjengger.
i. Panjang dada diukur berdasarkan tulang Warna shank pada ayam kampung yang
sternum (cm) diukur sepanjang tulang disukai adalah warna kuning dengan 76,7%
dada bagian depan mulai dari pangkal atas responden sedangkan yang tidak disukai
hingga ujung dada dengan menggunakan oleh masyarakat adalah warna hitam dengan
pita ukur kemudian dikonversi ke jangka 76,7% responden (Tabel 1). Ayam kampung
sorong. yang mempunyai warna shank kuning lebih
Analisis data karakteristik morfometrik disukai masyarakat karena memiliki warna
antara ayam yang disukai dan tidak disukai yang bersih. Warna shank yang berbeda
oleh masyarakat dilakukan dengan cara disebabkan oleh adanya pigmen yang berbeda.
perbandingan dengan uji t, kemudian Rusdin et al. (2011) menyatakan bahwa warna
dilanjutkan dengan Principal Component kuning pada shank dipengaruhi oleh tidak
Analysis dan perhitungannya dilakukan adanya pigmen melanin pada epidermis dan
dengan menggunakan alat bantu Statstical dermisnya tetapi terdapat pigmen karotenoid
Analysis System (SAS) University Edition. pada epidermisnya.
Warna mata yang disukai oleh warga
adalah warna kuning dengan 83,3% responden
HASIL DAN PEMBAHASAN
sedangkan warna mata yang tidak disukai
oleh masyarakat memiliki warna merah
Sifat Kualitatif
dengan 83,3% responden. Tingkat kesukaan
Penelitian pendahuluan dilakukan masyarakat pada warna mata ayam yang
dengan menggunakan metode observasi berwarna kuning adalah mengindikasikan
wawancara dengan peternak sebanyak 30 bahwa ayam tersebut sehat. Purwa (2007)
sebagai responden yang digunakan untuk menyatakan bahwa pada ayam petelur yang
mengetahui ayam disukai dan tidak disukai. bagus harus memiliki bentuk mata yang bulat
Hasil penelitian pendahuluan disajikan pada dan memiliki warna mata kuning kemerahan
Tabel 1. serta selaputnya yang bening jernih dan
Bentuk jengger yang disukai oleh kering. Warna mata yang berbeda dipengaruhi
masyarakat Desa Tirtomulyo, Kecamatan oleh adanya pigmen yang terdapat pada
Plantungan yang memiliki bentuk jengger ayam yang dapat mempengaruhi warna mata
single disukai 53,3% responden, sedangkan ayam yang berbeda. Gunnarsson et al. (2007)
jengger yang tidak disukai oleh masyarakat menyatakan bahwa anak ayam memiliki
memiliki bentuk jengger pea, walnut dan rose warna mata merah karena terdapat pigmen
dengan persentase masing-masing 33,3%, melanin yang akan bertambah gelap seiring
23,3% dan 26,7% responden (Tabel 1). bertambahnya umur.
Tingkat kesukaan masyarakat pada bentuk Warna bulu ayam betina yang disukai
jengger single dikarenakan bahwa masyarakat memiliki warna bulu coklat hitam, putih totol
mayakini bahwa bentuk jengger single akan hitam dan putih dengan persentase masing-
memiliki keturunan yang baik dan bagus masing 20%, 16,7% dan 46,7% responden
apabila dikawinkan. Johari et al. (2009) sedangkan ayam betina yang tidak disukai
menyatakan bahwa bentuk jengger single atau memiliki warna bulu hitam dan abu-abu
tunggal memiliki ciri-ciri berdiri tegak, pipih masing-masing 50% dan 23,3% responden
dan terbagi menyerupai gergaji sedangkan (Tabel 1). Ayam jantan yang disukai memiliki
selama domestikasi saat ini menyebabkan bulu hitam kombinasi kuning dengan
terjadinya mutasi sehingga mengalami persentase 73,3% responden sedangkan warna
bulu yang tidak disukai oleh masyarakat perdagangan akan memiliki nilai yang lebih
adalah ayam yang memiliki warna bulu unggul karena warna bulu akan menjadikan
hitam kombinasi merah dengan persentase jaminan sebagai mutu kemurnian suatu jenis
73,3% responden. Warna hitam kombinasi atau galur ayam.
kuning pada ayam jantan lebih disukai oleh Berdasarkan hasil penelitian
masyarakat karena harga jual yang tinggi pada pendahuluan materi yang digunakan untuk
ayam yang memiliki warna hitam sehingga menentukan sifat kuantitatif adalah ayam
ayam mempunyai keistimewaan yang terdapat jantan yang disukai sebanyak 3 ekor dengan
pada warna bulu. Beragamnya warna bulu ciri kualitatif jengger single, warna shank dan
menyebabkan belum dapatnya merek dagang mata kuning, warna bulu ayam jantan hitam
di pasar nasional maupun internasional. Rusdin kombinasi kuning. Ayam jantan yang tidak
et al. (2011) menyatakan bahwa beragamnya disukai sebanyak 2 ekor dengan ciri kualitatif
ayam yang berada di Indonesia menunjukkan ciri jengger pea, walnut dan rose, warna shank
bahwa masih tingginya heterozigot mengenai hitam, warna mata merah dan warna bulu
sifat-sifat yang dimiliki sehingga belum hitam kombinasi merah. Sampel ayam jantan
mendapatkan merek dagang di pasar nasional hanya 3 ekor dan 2 ekor karena keterbatasan
maupun global. Warna bulu pada ayam tidak peternak memiliki ayam jantan. Ayam betina
berpengaruh terhadap produktifitas ayam yang disukai sebanyak 56 ekor dengan ciri
akan tetapi memiliki nilai jual yang unggul. kualitatif memiliki jengger single, warna
Mansjoer (2003) menyatakan bahwa warna shank dan mata kuning, warna bulu coklat
bulu ayam tidak berhubungan erat terhadap hitam, putih totol hitam dan putih. Ayam
produktifitas ayam, akan tetapi dalam sistem betina yang tidak disukai sebanyak 44 ekor
Tabel 2. Rata-rata ukuran tubuh ayam kampung yang disukai dan tidak disukai oleh masyarakat
pada kelompok jantan dan betina
Jantan Betina
Parameter
Disukai Tidak Disukai Disukai Tidak Disukai
Bobot Badan (kg) 2,10±0,08 2,00±0,42 1,38±0,25k
1,26±0,31l
Panjang Femur (cm) 10,76±0,47 10,16±0,22 9,00±0,66 9,02±0,60
Panjang Tibia (cm) 14,11±1,01 13,52±0,64 11,99±0,73 12,00±0,66
Panjang Tarsometarsus (cm) 8,90±0,83 8,18±0,40 7,28±0,76 7,28±0,64
Lingkar Tarsometarsus (cm) 5,78±0,10a
5,16±0,13b 4,25±0,47 4,14±0,34
Panjang Sayap (cm) 21,96±1,82 22,27±0,14 17,90±1,79 17,89±1,27
Panjang Jari Ketiga (cm) 5,30±0,63 5,20±0,05 4,65±0,40 4,66±0,43
Panjang Maxilla (cm) 2,69±0,15 2,82±0,05 2,05±0,36 2,09±0,39
Tinggi Jengger (cm) 3,80±0,73 4,22±1,38 1,25±0,75k
0,95±0,58l
Panjang Sternum (cm) 11,34±0,42a 9,92±0,35b 9,55±0,62 9,46±0,69
Keterangan: Superskrip yang berbeda antara ayam jantan dan betina yang disukai dengan tidak disukai
pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
dengan cirri kualitatif jengger pea, walnut dan disukai dan tidak disukai menunjukkan
rose, warna shank hitam, warna mata merah, perbedaan yang nyata (P<0,05), sedangkan
warna bulu hitam dan abu-abu. ayam betina disukai dan tidak disukai
Sifat Kuantitatif menunjukkan tidak ada perbedaan yang
nyata. Rata-rata lingkar tarsometatarsus
Hasil penelitian sifat-sifat kuantitatif
ayam kampung jantan yang disukai sebesar
ukuran tubuh ayam kampung jantan dan betina
5,78±0,10 dan tidak disukai sebesar
yang disukai dan tidak disukai disajikan pada
5,16±0,13 sedangkan ayam betina disukai
Tabel 2. Bobot badan ayam jantan disukai
4,25±0,47 dan tidak disukai 4,14±0,34.
dan jantan tidak disukai oleh masyarakat
Penelitian Sitanggang et al. (2015)
menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata,
menyatakan bahwa ayam kampung memiliki
sedangkan ayam betina yang disukai dan tidak
lingkar shank sebesar 5,05 cm. Perbedaan
disukai menunjukkan perbedaan yang nyata
lingkar tarsometatarsus dalam penelitian ini
(P<0,05). Perbedaan yang nyata pada ayam
dapat disebabkan oleh lingkungan, sistem
betina disebabkan karena konsumsi pakan
pemeliharaan dan manajemen pemeliharaan.
antara ternak satu dengan yang lain berbeda
Kusuma dan Prijono (2007) menyatakan
sedangkan tidak ada perbedaan yang nyata
bahwa bervariasinya ukuran tubuh ayam
pada ayam jantan kemungkinan disebabkan
kampung dapat dipengaruhi oleh lingkungan
oleh manajemen pakan. Untari et al. (2013)
pemeliharaan dan bibit yang berbeda.
menyatakan bahwa pada bobot badan ayam
kedu dapat dipengaruhi oleh manajemen Tinggi jengger ayam jantan disukai
pakan dan kesehatan ternak.. Rataan bobot dan tidak disukai menunjukkan tidak ada
badan ayam jantan yang disukai 2,10±0,08 perbedaan yang nyata sedangkan tinggi
kg, sedangkan pada ayam jantan tidak disukai jengger ayam betina disukai dan tidak disukai
2,00±0,42 kg. Ayam betina disukai 1,38±0,25 menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05).
kg dan tidak disukai 1,26±0,31 kg. Mansjoer Rata-rata tinggi jengger ayam jantan disukai
(1985) menyatakan bahwa bobot badan ayam dan tidak disukai adalah 3,80±0,73 cm dan
kampung dewasa mencapai 1,4 - 1,6 kg pada 4,22±1,38 cm, sedangkan rata-rata tinggi
pemeliharaan secara tradisional. jengger ayam betina disukai 1,25±0,75 cm dan
tidak disukai 0,95±0,58 cm. Ashifudin et al.
Lingkar tarsometatarsus ayam jantan
(2017) menyatakan bahwa ayam kedu jengger
merah memiliki tinggi jengger 5,97 cm pada disukai dan tidak disukai menunjukkan tidak
jantan dan 3,07 pada ayam betina, sedangkan ada perbedaan yang nyata. Perbedaan yang
ayam kedu jengger hitam jantan memiliki nyata pada ayam jantan disebabkan oleh
tinggi jengger 6,25 cm dan betina 2,39 perbedaan kecepatan pertumbuhan ternak
cm. Faktor yang mempengaruhi perbedaan satu dengan yang lain, sedangkan tidak ada
ukuran tubuh dalam penelitian adalah faktor perbedan yang nyata pada ternak betina
lingkungan. Menurut Hardjosubroto (1994) dapat disebabkan oleh pertumbuhan tulang
penampilan ukuran tubuh yang berbeda yang lambat. Jull (1978) menyatakan bahwa
dapat dipengaruhi oleh faktor genetik serta pertumbuhan tulang pada ayam jantan lebih
lingkungan. cepat dibandingkan dengan pertumbuhan
Panjang sternum ayam jantan disukai tulang pada ayam betina. Rata-rata panjang
dan tidak disukai menunjukkan perbedaan sternum ayam jantan disukai dan tidak
yang nyata (P<0,05), sedangkan ayam betina disukai adalah 11,34±0,42 cm dan 9,92±0,35
cm, sedangkan ayam betina disukai memiliki Brahmantiyo et al. (2006) bahwa pada
panjang sternum 9,55±0,62 cm dan tidak entok lokal dan entok impor panjang sayap
disukai 9,46±0,69 cm. Ashifuddin et al. (2017) dapat berpengaruh terhadap ukuran tubuh.
menyatakan bahwa panjang sternum ayam Udeh and Ogbu (2011) menyatakan bahwa
jantan dan betina ayam kedu jengger hitam angka pada PC1 merupakan analisis
sebesar 13,30 cm dan 11,65 cm sedangkan komponen utama yang dijadikan sebagai
panjang sternum ayam jantan dan betina ayam acuan atau standar utama pembeda.
kedu jengger merah sebesar 13,29 cm dan Peta Pengelompokan Ayam Kampung yang
11,77 cm. Disukai dan Tidak Disukai pada Kelompok
Parameter Pembeda Ayam Kampung yang Jantan dan Betina
Disukai dan Tidak Disukai pada Kelompok Berdasarkan analisis komponen utama
Jantan dan Betina diperoleh hasil bahwa peta pengelompokan
Hasil analisis principal component ayam jantan yang disukai berada pada kiri
antara ayam kampung jantan dan betina yang dan kanan daerah axis Y serta diatas axis X
disukai dan tidak disukai oleh masyarakat sedangkan ayam jantan tidak disukai berada
disajikan pada Tabel 3. di kanan dan kiri axis Y serta dibawah axis
Pada PC1 ayam jantan dan betina yang X. Kelompok ayam betina disukai dan tidak
disukai dan tidak disukai menunjukkan bahwa disukai tersebar pada kanan dan kiri axis
panjang sayap memiliki nilai 0,619 dan 0,922 Y serta diatas dan dibawah daerah axis X.
serta pada PC2 ayam jantan yang disukai Peta pengelompokan antar kelompok ayam
dan tidak disukai panjang sternum memiliki kampung jantan dan betina disukai disajikan
angka yang tinggi yaitu 0,630 sedangkan pada pada Gambar 2 dan 3.
ayam betina disukai dan tidak disukai panjang Gambar 2 menunjukkan bahwa
tarsometatarsus memiliki nilai yang tinggi ayam kampung jantan disukai dan tidak
yaitu 0,587. Angka pada PC1 yaitu panjang disukai memiliki penyebaran yang tidak
sayap dapat dijadikan sebagai pembeda berhimpitan sehingga ayam kampung jantan
antara ayam jantan disukai dan tidak disukai disukai memiliki ukuran yang lebih besar
serta ayam betina disukai dan tidak disukai. dibandingkan ayam jantan yang tidak disukai.