Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN PEMASANGAN INFUS

KASUS
An. A dirawat diruang BOUGENVILE RS MARDI WALUYO dengan keluhan
nyeri dibagian perut, BAB cair 4 kali,feses air ,tidak nafsu makan dan badan
lemas.

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Ds :
Orang tua Klien mengatakan klien BAB cair 4 kali, nyeri di bagian
abdomen ,tidak nafsu makan, dan kelihatan lemas.
Do :
a. Keadaan umum lemas
b. Turgor elastis
c. Bising usus 35x/menit
d. Bb sebelum sakit 10kg, setelah sakit 9,7 kg
e. Mukosa bibir kering
f. TTV :
TD : - mmHg
N : 100x/menit
S : 37.2 C
R : 20x/menit
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan output yang
berlebihan
3. Tujuan umum
Setelah dilakukan komunikasi terapeutik selama 15-20 menit keluarga
klien dapat mengetahui pentingnya tindakan pemberian cairan dan
elektrolit.
4. Tindakan Keperawatan pemberian cairan melalui infuse.
B. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik :
”Selamat pagi bapak , perkenalkan saya bruder brian, saya yang akan merawat
anak bapak pagi ini mulai dari jam 07.00-18.00 wib.
2. Evaluasi/Validasi :
“Bagaimana keadaan An.A hari ini ? Apakah An. A masih BAB cair ? biasanya
BAB sehari berapa kali pak ? bagaimana karakteristik feses An. A ? Apa anak
bapak ada mual dan muntah ?”.
3. Kontrak :
 Topic
“Baiklah pak karena anak bapak sudah BAB lebih dari 4x sehari saya akan
melakukan tindakan pemberian cairan melalui infuse ya pak.”
 Tujuan :
“agar anak bapak tidak merasa lemas dan tidak kekurangan cairan.”
 Waktu :
“waktunya kira-kira 15 menit ya pak.”
 Tempat :
“ditempat tidur saja ya pak.”

C. FASE KERJA
“Kita mulai ya pak pertama saya cuci tangan terlebih dahulu dan mempersiapkan
alat. Bapak sebelum saya menyuntikan infus sudah saya cek botolnya dan
menghitung tetesannya.”
“Kita mulai ya pak saya klem dulu infusannya dan saya sambungkan ke cairan
infus, Saya pasangkan perlak terlebih dahulu ya pak selanjutnya bantu saya
memegang tangan anak bapak dan ulurkan tangannya, saya cek kondisi vena yang
akan ditusuk dan saya pasang tourniquet, saya pasang dipunggung tangan anak
bapak ya karna jika dipasang ditangan jauh lebih aman dan mudah untuk bapak
beraktifitas.”
“Sebelum saya tusuk saya bersihkan area yang akan ditusuk ya pak supaya
venanya terlihat bersih dan bebas dari bakteri, saya mulai tusuk ya A (Klien)
,jangan ditarik tangannya saat saya tusuk.”
“Jarumnya sudah masuk pak silahkan genggaman tangannya dilepas dan
sekarang saya akan menyambungkan jarum dengan selangnya dan saya akan
hitung tetesannya, sesuai dengan kebutuhan cairan anak bapak, lalu saya plester
dengan modern dressing dan di beri spalk agar jarum ditangan anak bapak
tidak lepas, dan merasa nyaman saya plester kembali ya pak tangan anak bapak
untuk memastikan kasanya tidak lepas dan sudah selesai pak.

D. FASE TERMINASI
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
 Evaluasi klien (subyektif) :
P : bagaimana perasaannya A? Sakit? Maaf ya A, kan supaya A nanti cepet
sembuh supaya bisa main lagi.
K : (menangis)
 Evaluasi klien (efektif) :
P : klien sudah terpasang infus Kaen3A dengan 35x tpm
K : klien tampak kelihatan kesakitan menahan nyeri

2) Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan)
“baiklah pak tindakan pemasangan infus sudah dilakukan, saya minta
kerjasamanya dari bapak untuk tidak membuka plesternya dan menjaganya
agar tidak kotor dan jangan sampai terlepas.”
3) Kontrak yang akan datang
“baiklah pak, karena tindakan pemberian cairan melalui infuse sudah selesai
saya akan kembali lagi untuk melakukan tindakan pemberian obat.”
 Topik :
“Baiklah pak nanti saya akan kembali lagi untuk memberikan obat untuk anak
bapak .”
 Waktu :
“Sekitar jam 10.00 wib ya pak saya akan kembali”
 Tempat :
“ditempat tidur saja ya pak.”

Anda mungkin juga menyukai