Anda di halaman 1dari 109

PEMBAHASAN SOAL

WEBINAR SUKSES UJI KOMPETENSI TAHUN


2022

Tim Pembahas Soal Sub Regional Cirebon


PEMBAHASAN
SOAL KMB
NS. KASMAD, M.KEP
SOAL 1

 Seorang perempuan, umur 47 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis DM Tipe II


sejak satu tahun yang lalu. Pasien mengatakan buang air kecil ± 8 kali sehari,
sering haus, dan banyak minum. Hasil pemeriksaan menunjukkan mukosa bibir
kering, turgor kulit kurang elastis, TD 130/90 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit,
frekuensi napas 22x/menit, GDS 210 mg/dL.
 Apakah evaluasi keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Turgor kulit membaik
b. Status cairan membaik
c. Tanda-tanda vital stabil
d. Gula darah sewaktu normal
e. Frekuensi buang air kecil berkurang
Kasus

 Seorang perempuan, umur 47 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis DM Tipe II


sejak satu tahun yang lalu. Pasien mengatakan buang air kecil ± 8 kali sehari,
sering haus, dan banyak minum. Hasil pemeriksaan menunjukkan mukosa bibir
kering, turgor kulit kurang elastis, TD 130/90 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit,
frekuensi napas 22x/menit, GDS 210 mg/dL.
 Apakah evaluasi keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Turgor kulit membaik
b. Status cairan membaik
c. Tanda-tanda vital stabil
d. Gula darah sewaktu normal
e. Frekuensi buang air kecil berkurang
Pembahasannya

 Dari tanda-tanda yang ada, masalah keperawatan utama yang muncul sesuai
dengan SDKI adalah hipovolemia
 Luaran yang diharapkan dapat tercapai adalah Status Cairan
 Tanda-tanda Status cairan yang baik adalah :
 Turgor kulit membaik
 Output urin meningkat
 Tidak ada keluhan haus
 Konsentrasi urin tidak pekat dan warna urin kuning pucat
 Membran mukosa membaik
 Intake cairan membaik
SOAL 2

 Seorang perempuan, umur 48 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis stroke non-


hemoragik sejak lima hari yang lalu. Keluarga mengatakan pasien mengalami
kelemahan anggota tubuh, sulit menelan, dan muntah-muntah. Saat ini, perawat
akan melakukan pemasangan NGT, pasien serta peralatan sudah disiapkan.
 Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memasukkan selang secara perlahan
b. Melumasi ujung selang dengan jelly
c. Menentukan panjang slang NGT
d. Menganjurkan pasien menelan
e. Memeriksa posisi selang
SOP Pemasangan NGT

 Mencuci tangan dengan cara yang baik dan benar


 Berikan salam teraupetik kepada pasien
 Perkenalkan kembali nama perawat serta validasi identias pasien
 Jelaskan tindakan yang akan dilakukan beserta tujuanya (termasuk rasa tidak
nyaman yang kemungkinan yang akan dialami pasien ketika tindakan
berlangsung)
 Atur pasien dengan posisi semi fowler
 Memeriksa kepatenan Nasal, memeriksa apa ada infeksi pada hidung,
membersihan mukus dan sekret hidung
 Memasang perlak pada daerah dada
 Mempersiapkan NGT pada bak instrumen
Lanjutan SOP Pemasangan NGT

 Mencuci tangan dan memakai handscon


 Mengukur panjang selang yang akan di masukkan kedalam hidung dengan cara
menempatkan ujung selang dari hidung klien sampai ke ujung telinga atas dan di
lanjutkan sampai processus xipodeus
 Pasang tanda pada selang yang telah di ukur dengan plaster
 Olesi selang NGT dengan jelly sepanjang 15 cm dari ujung selang
 Masukkan selang melalui lubang hidung dan anjurkan pasien untuk menelan
( jika pasien tidak sadar, tekan lidah pasien dengan menggunakan spatel),
masukkan selang NGT sampai pada batas yang sudah di tandai ( jangan
masukkan selang secara paksa jika ada tahanan) sambil perhatikan KU pasien
Lanjutan SOP Pemasangan NGT

 Cek kepatenan pemasangan selang NGT dengan cara:


 Aspirasi Cairan lambung dengan spuit 10 cc jika cairan bercampur dengan isi lambung
berarti selang NGT sudah masuk lambung
 Masukkan Ujung selang NGT kedalam kom berisi air, bila ada gelembug berarti selang
NGT tidak masuk kelambung melainkan ke paru paru.
 Memasukkan gelembung udara melalui spuit bersamaan dengan dilakukan pengecekan
perut dengan stetoskop untuk mendengarkan gelembung udara dalam lambung
 Memasang corong yang sudah di bilas dengan air jika sudah yakin selang masuk
kedalam lambung.
 Melakukan fiksasi selang pada hidung pasien dengan plester.
 Rapikan alat-alat
 Cuci tangan
 Dokumentasi hasil tindakan pada catatan perawat
SOAL 3

 Seorang laki-laki, umur 25 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis Osteosarkoma


sejak satu tahun yang lalu. Pasien mengeluh nyeri pada lutut kiri dengan skala 7,
mual, dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan menunjukkan ekspresi wajah meringis,
lutut bengkak, aktifitas sehari-hari dibantu, TD 130/90 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 37⁰C.
 Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Nyeri akut
b. Defisit nutrisi
c. Resiko cedera
d. Gangguan pola tidur
e. Defisit perawatan diri
 Seorang laki-laki, umur 25 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis Osteosarkoma
sejak satu tahun yang lalu. Pasien mengeluh nyeri pada lutut kiri dengan skala 7,
mual, dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan menunjukkan ekspresi wajah meringis,
lutut bengkak, aktifitas sehari-hari dibantu, TD 130/90 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 37⁰C.
 Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Nyeri akut
b. Defisit nutrisi
c. Resiko cedera
d. Gangguan pola tidur
e. Defisit perawatan diri
SOAL 4

 Seorang laki-laki, umur 32 tahun, dirawat di RS dengan Post Operasi fraktur


femur 1/3 distal dekstra, dan dipasangan pen sejak empat hari yang lalu. Pasien
direncanakan pulang. Perawat akan melatih penggunaan kruk. Prosedur
pelaksanaan sudah dijelaskan.
 Apakah langkah berikutnya pada kasus tersebut?
a. Mencuci tangan
b. Mengukur panjang kruk
c. Mendampingi di sebelah pasien
d. Meminta pasien berdiri di sisi tempat tidur
e. Memastikan pasien sudah siap beraktifitas
Kruk

 Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara berpasangan yang
di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.
  Tujuan Penggunaan Kruk
 Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan   mobilisasi
 Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
 Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
 Fungsi Kruk
 Sebagai alat bantu berjalan
 Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan
 Membantumenyokongsebagianberatbadan
SOP Latihan Kruk

 Tahap Pra Interaksi


 Mengecek program terapi.
 Mencuci tangan.
 Mengidentifikasi pasien dengan benar.
 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
 Tahap Orientasi
 Mengucapkan salam, menyapa nama pasien, memperkenalkan diri.
 Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
 Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien
SOP Latihan Kruk

 Tahap Interaksi
 Ukur panjang kruk yang sesuai dengan pasien :
 Pasien berbaring terlentang dan perawat mengukur dari lipatan anterior aksilla hingga
tumit kaki dan menambahkan 2,5 cm.
 Pasien berdiri tegak dan meletakkan tongkat seperti gambar.
 Perawat memastikan bahwa sandaran bahu pada kruk minimal memiliki lebar 3 jari, yaitu
2,5 sampai 5 cm dibawah aksilla.
 Menempatkan pegangan kruk :
 Pasien berdiri tegak dan topang berat tubuh dengan pegangan tangan pada kruk.
 Perawat mengukur sudut fleksi siku. Sudut tersebut harus bersudut 30 derajat. Sebuah
goniometer dapat digunakan untuk memastikan sudut yang tepat.
Lanjutan SOP Latihan Kruk

 Instruksikan pasien untuk menggunakan poros berdiri. Poros berdiri dibentuk bila
kruk ditempatkan 15 cm di depan dan 15 cm di samping tiap kaki
 Ajarkan pasien salah satu dari 4 cara berjalan, umumnya cara berjalan yang di
programkan telah di dapat dari terapi fisik atau dokter.
1. Empat titik pilihan atau empat titik langkah
2. Tiga titik pilihan atau langkah tiga titik
3. Langkah dua titik
4. Langkah swing-through atau swing-to gait
SOAL 5

 Seorang laki-laki, umur 25 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis demam


thypoid sejak lima hari yang lalu. Perawat akan melakukan skin test sebelum
pemberian antibiotik cefotaxime, dan perawat telah meregangkan kulit yang akan
ditusuk.
 Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memasukkan obat sampai terjadi gelembung
b. Mengencerkan obat dengan aquabides
c. Melakukan desinfeksi kulit
d. Menusuk area kulit 5-15O
e. Menyiapkan obat
SOP Skin Test

 Perawat cuci tangan dan memakai handscoon


 Gulung lengan baju pasien bila perlu
 Isi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0,1 cc dilarutkan dengan NaCl 0,9
atau aquadest menjadi 1 cc
 Lakukan desinfeksi kulit yang akan di suntik dengan menggunakan kapas alkohol
kemudian diregangkan dengan tangan kiri perawat
 Suntikan obat sampai permukaan kulit menjadi gembung dengan cara lubang
jarum menghadap ke atas dan membuat sudut antara 15 – 30 derajat dengan
permukaan kulit
 Beri tanda pada area suntikan
 Menilai reaksi obat setelah 10-15 menit dari waktu penyuntikan, hasil (+) bila
terdapat tanda kemerahan pada daerah penusukan dengan diameter minimal 1 cm,
hasil (-) bila tidak terdapat tanda tersebut diatas
 Lepas handscoon dan Perawat cuci tangan
SOAL 6

 Seorang laki-laki, umur 50 tahun, dirawat di RS dengan penurunan kesadaran


sejak dua hari yang lalu. Perawat akan memberi makan melalui NGT, saat ini
perawat sudah mengatur posisi pasien.
 Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memasang klem
b. Mengecek residu
c. Memasang pengalas
d. Memasukkan sejumlah susu/makanan
e. Membilas selang NGT dengan air putih
 Seorang laki-laki, umur 50 tahun, dirawat di RS dengan penurunan kesadaran
sejak dua hari yang lalu. Perawat akan memberi makan melalui NGT, saat ini
perawat sudah mengatur posisi pasien.
 Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memasang klem
b. Mengecek residu
c. Memasang pengalas
d. Memasukkan sejumlah susu/makanan
e. Membilas selang NGT dengan air putih
SOP Pemberian Makanan Lewat NGT

 Tahap Pra Interaksi:


 Persiapan diri perawat
 Verifikasi program
 Persiapan alat : Gelas ukur, Air putih 50 ml, Makanan cair (sesuai diet), Obat yang sudah dihaluskan (bila ada),
Gelas obat, Sendok, Corong sonde, Bila diperlukan spuit 10 ml, Serbet makan, Stetoskop, Alat pelindung diri :
yas dan masker
 Persiapan lingkungan: menjaga privasi klien dengan menutup pintu atau jendela bila perlu.
 Tahap Orientasi:
 Berikan salam terapeutik
 Identifikasi pasien Tanyakan nama dan tanggal lahir, dan dicocokkan dengan gelang yang dipakai oleh pasien
 Klarifikasi kontrak sebelumnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)
 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Lanjutan SOP Pemberian Makanan Lewat NGT
 Tahap Kerja:
 Perawat cuci tangan
 Kenakan APD
 Atur posisi klien dalam posisi fowler atau tinggikan kepala 300 bila memungkinkan.
 Pasang serbet/pengalas makan di bawah corong agar makanan tidak menetes ke pasien.
 Cek posisi ujung NGT dengan cara:
 Lakukan aspirasi cairan lambung, apabila keluar cairan, berarti masuk ke dalam lambung. Uji cairan
lambung dengan pH strip (cairan lambung bersifat asam)
 Masukkan 10 cc udara ke dalam lambung dan pada saat bersamaan auskultasi daerah lambung, apabila
terdengar suara “plug”, berarti NGT masuk ke dalam lambung.
 Kaji:
 Distensi lambung baik dengan palpasi atau pun dengan observasi, bila ada distensi, jangan diberikan
dulu, namun diskusikan dengan perawat senior. Bila tidak ada distensi, lakukan tindakan selanjutnya
 Residu isi lambung dengan cara melakukan aspirasi cairan lambung.
Lanjutan SOP Pemberian Makanan
Lewat NGT

 Sambungkan corong dengan selang NGT, klem atau jepit NGT agar udara tidak masuk melalui
selang.
 Posisikan tinggi corong untuk memungkinkan pengosongan secara berlahan dengan grafitasi.
 Masukkan air putih yang sudah disiapkan
 Masukkan makanan cair, setelah habis masukkan obat, dan bilas dengan air putih sampai selang
bersih.
 Tutup selang NGT dengan spuit l
 Rapikan klien
 Alat-alat dibereskan
 Lepaskan yas dan masker
 Cuci tangan
Lanjutan SOP Pemberian Makanan
Lewat NGT

 Tahap Terminasi:
 Evaluasi respon klien
 Simpulkan hasil kegiatan
 Pemberian pesan
 Kontrak selanjutnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)
 Dokumentasi: Tuliskan nama tindakan keperawatan, waktu pelaksanaan tindakan
keperawatan, respon pasien dan data objektif dari tidakan (kondisi cairan
lambung; volume dan jenis makanan; obat yang diberikan).
SOAL 7

 Seorang laki-laki, umur 45 tahun, dirawat di RS dengan anemia sejak dua minggu
yang lalu. Pasien mengeluh lemas, dan pusing. Hasil pemeriksaan menunjukkan
konjungtiva anemis, tampak pucat, Hb 7 gr/dL. Pasien tiba-tiba menggigil saat
sedang mendapatkan transfusi PRC.
 Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menghentikan transfuse.
b. Memberikan kompres.
c. Menenangkan pasien.
d. Melakukan observasi.
e. Mengukur suhu
Reaksi Tranfusi Darah
 Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diinginkan yang terjadi pada saat atau setelah
transfusi.
 Reaksi transfusi untuk sebagian besar terjadi selama transfusi berlangsung atau sesaat
sesudahnya, sedangkan sebagian lagi memakan waktu lebih lama, dengan gejala-
gejala yang tidak nyata dan efek terapeutik yang diharapkan tidak tercapai.
 Jika pada pasien terjadi komplikasi, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
 Segera menghentikan proses transfusi
 Mengembalikan kantong darah dan set transfusi ke unit transfusi dan segera mengumpulkan
sampel urin dan darah (satu sampel yang dicampur dengan antikoagulan dan satu sampel
tanpa dicampur)
 Keadaan alergi berikan antihistamin intramuskular dan antipiretik oral
 Pada keadaan anafilaksis: berikan epiferfin IM 0.3-0.5 mg dapat di ulang setiap 5 menit.
Epinefrin infus jika gejala tidak berkurang
SOAL 8

 Seorang laki-laki, umur 40 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis stroke


hemoragik sejak lima jam yang lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan penurunan
kesadaran, GCS E2V2M2. Perawat melakukan pemasangan kateter urin, kateter
telah berhasil masuk ke dalam saluran kemih.
 Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Membereskan alat alat
b. Mencatat respon pasien
c. Memasang fiksasi kateter
d. Menarik kembali kateter urin
e. Mengisi balon kateter dengan aquabidest
SOP Pemasangan Kateter Urine

 Tahap Kerja
 Pasang ekstra selimut.
 Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong dan lepas pakaian.
 Meletakkan dua bengkok diantara kedua tungkai.
 Mencuci tangan.
 Pakai sarung tangan.
 Memasang duk steril.
 Tahapan Selanjutnya, pemasangan dibedakan berdasarkan jenis kelamin, berikut uraian
lebih jelasnya.
Pemasangan Kateter Pada Pasien
Perempuan :

 Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, dan tangan kanan
memengang kapas sublimat.
 Membersihkan vulva dengan kapas savlon/sublimat dari labia mayora dari atas
kebawah 1 kali usap, kapas kotor diletakkan dibengkok, kemudian labia minora,
dan
perineum sampai bersih (sesuai kebutuhan) .
 Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset anatomis mengambil kateter
dan diberi pelumas pada ujungnya 2.5-5 cm.
 Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri.
 Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra perlahan-lahan (5-7.5 cm dewasa)
dan menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang.
 Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril dan masukan lagi.
 Bila kateter dipasang tetap/permanen maka, isi balon 5-15 cc (kateter dikunci
memakai spuit dan aquades steril).
 Tarik sedikit kateter untuk memeriksa bolan sudah terfiksasi dengan baik.
 Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
 Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas.
 Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut.
 Rapikan dan alat-alat dibereskan.
 Lepas sarung tangan.
 Mencuci tangan.
 Buka sampiran.
Pemasangan Kateter Pada Pasien Pria atau
Laki-Laki :

 Tangan kiri perawat memegang penis atas


 Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan dibersihkan dengan kapas savlon
minimal 3 kali
 Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter sepanjang 12.5-17.5 cm.
4. Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter dimasukkan perlahan-lahan (17.5-
22 cm (dewasa) dan menganjurkan pasien untuk nafas panjang.
 Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril lalu masukkan lagi
5 cm.
 Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter dikunci memakai spuit dan
aquabides steril (mengisi balon)
 Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
 Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas.
 Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut.
 Rapikan dan alat-alat dibereskan.
 Mencuci tangan.
 Buka sampiran.
SOAL 9

 Seorang laki-laki, umur 25 tahun, dibawa ke RS karena keluar cairan dari telinga
sejak satu minggu yang lalu. Pasien mengatakan lubang telinganya terasa gatal.
Hasil pemeriksaan menunjukkan lubang telinga terlihat kemerahan. Perawat telah
meneteskan obat ke telinga pasien.
 Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Menekan tragus dengan menggunakan jari
b. Mempertahankan posisi selama 2-3 menit
c. Melepaskan sarung tangan
d. Merapihkan alat
e. Mencuci tangan
SOP Pemberian Obat Tetes Telinga

 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan


 Atur posisi klien berbaring ke samping dengan posisi telinga yang sakit
menghadap ke atas
 Kaji keadaan daun telinga dan saluran telinga bagian luar. Bersihkan daun telinga
dan lubang telinga dengan bola kapas basah
 Hangatkan obat dengan tangan atau masukkan botol obat dalam cairan hangat
beberapa detik
 Buka dan luruskan telinga (untuk bayi dengan cara menarik daun telinga ke
bawah, untuk dewasa dengan cara menarik daun telinga ke atas ke belakang)
 Teteskan obat sesuai dosis pada telinga.
 Tekan tragus secara hati-hati beberapa kali untuk membantu obat masuk ke dalam
telinga.
Lanjutan SOP Pemberian Obat Tetes
Telinga

 Anjurkan klien tetap berbaring miring selama ±5 menit. Pasang kapas pada
lubang telinga ( tidak ditekan ) selama 15-20 menit
 Rapikan klien, bereskan alat
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan
PEMBAHASAN SOAL KMB

S &W PERSIAPAN UKOM 2022


25 MEI 2022

Komarudin
Strategi Manjawab Soal (TEST)
1. Baca pertanyaan/lead in
2. Pikirkan kata kunci yang harus dicari dari vignete

3. Baca vignette/kasus dg Skimming & Scanning : sekilas dan


tentukan kata kuncinya
4. Pikirkan kemungkinan jawaban

5. Baca option/pilihan jawaban (Cepat)


 Pilih yang berhubungan dan buang/abaikan jawaban yg
benar-benar salah
 Fokus pada jawaban yang kemungkinan benar
6. Tentukan pilihan jawaban yang paling tepat sekalipun pakai
logika
38
10
10. Seorang perempuan, umur 50 tahun, dirawat di RS
dengan penurunan kesadaran sejak dua hari yang lalu.
Perawat sedang memberi makan melalui NGT. Saat ini
perawat sudah memasukkan semua makanan.

Apaktah langkah selanjunya pada kasus tersebut?

a. Mempertahankan posisi semi fowler


b. Merapihkan pasien dan peralatan
c. Melepaskan sarung tangan
d. Mencatat Tindakan
e. Mencuci tangan
11
11. Seorang laki-laki, umur 30 tahun, dirawat di RS dengan
diagnosis meningitis sejak tujuh hari yang lalu. Hasil
pemeriksaan menunjukkan kesadaran compos mentis dan
keadaan sudah membaik. Perawat akan melakukan pelepasan
kateter urin, dan sudah memakai sarung tangan.

Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?

a. Menutup tirai
b. Mendekatkan alat
c. Menjelaskan prosedur kepada pasien
d. Mengeluarkan isi balon kateter dengan spuit
e. Menarik kateter dengan meminta pasien tarik nafas
dalam
12
12. Seorang perempuan, umur 35 tahun, dirawat di RS
dengan post mastektomi akibat kanker payudara stadium
IV sejak satu bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan
menunjukkan pasien terlihat sedih, tidak mau dijenguk oleh
orang-orang.

Apakah sikap yang paling tepat pada kasus tersebut?

a. Menghibur pasien.
b. Menanyakan perasaan pasien saat ini.
c. Memberikan waktu untuk pasien sendiri.
d. Menganjurkan keluarga menemani pasien.
e. Melanjutkan intervensi sesuai prioritas masalah.
13
13. Seorang perempuan, umur 45 tahun, dirawat di RS karena sakit
pinggang sejak satu hari yang lalu. Pasien mengeluh nyeri dari
pinggang menjalar ke perut dan paha, mual, buang air kecil, dan
nyeri. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD 130/90 mmHg, frekuensi
napas 20x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 36⁰C, nyeri
pinggang skala 6.

Apakah intervensi keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut?

a. Atur posisi yang nyaman.


b. Anjurkan banyak minum.
c. Monitor tanda-tanda vital.
d. Lakukan pemasangan kateter.
e. Kompres hangat di pinggang.
14
14. Seorang laki-laki, umur 30 tahun, dirawat di RS dengan
diagnosis TB paru sejak satu bulan yang lalu. Pasien mengeluh
batuk, sesak napas, sulit mengeluarkan dahak, mual, dan sulit
tidur. Hasil pemeriksaan menunjukkan muka tampak pucat,
suara napas ronkhi, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi napas 26x/menit, dan suhu 37,4 ⁰C.

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?

a. Bersihan jalan napas tidak efetif


b. Gangguan pertukaran gas
c. Pola napas tidak efektif
d. Gangguan pola tidur
e. Defisit nutrisi
15
15. Seorang laki-laki, umur 45 tahun, dirawat di RS dengan
diagnosis stroke non hemoragik disertai penurunan
kesadaran sejak lima jam yang lalu. Perawat melakukan
tindakan pemasangan NGT, saat ini perawat sedang
mengatur posisi dan memasang pengalas di dada pasien.

Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?

a. Melumasi ujung selang dengan jelly


b. Memasukkan selang secara perlahan
c. Menentukan panjang selang NGT
d. Menganjurkan pasien menelan
e. Memeriksa posisi selang
PEMBAHASAN SOAL KGD

S &W PERSIAPAN UKOM 2022


25 MEI 2022

Komarudin
KUNCI :
 INGAT TAHAPAN PENANGANAN PASIEN
GAWAT DARURAT

 DRH (Danger, Respon, Help)

 CBA/CAB
1
1. Seorang laki-laki, umur 50 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan
nyeri dada sejak 15 menit yang lalu. Keluarga mengatakan pasien
mempunyai riwayat penyakit jantung koroner. Hasil pemeriksaan
menunjukkan pasien tampak gelisah dan lemah. Ketika seorang
perawat sedang melakukan observasi tanda-tanda vital, tiba-tiba
pasien tidak sadar.

Apakah tindakan pertama yang harus dilakukan pada kasus tersebut?

a. Melakukan defibrilasi
b. Mengaktifkan emergency respon
c. Melakukan resusitasi jantung paru
d. Melakukan pembebasan jalan nafas
e. Melakukan pengecekan nadi dan pernafasan
2
2. Seorang laki-laki, umur 40 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan
nyeri dada dan sesak napas seperti tertimpa benda berat sejak 30
menit yang lalu. Pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul
dan bertambah jika beraktifitas. Hasil pemeriksaan menunjukkan
pasien tampak gelisah, skala nyeri 6, TD 130/90 mmHg, frekuensi
nadi 100x/menit, frekuensi napas 30x/menit, dan suhu 37,5oC

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut ?

a. Ansietas
b. Nyeri akut
c. Hipertermi
d. Pola nafas tidak efektif
e. Perfusi jaringan tidak efektif
3.
3. Seorang laki-laki, umur 30 tahun, dibawa ke UGD karena
mengalami penurunan kesadaran akibat kecelakaan satu jam yang
lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan kesadaran somnolen, tampak
jejas pada leher dan klavikula, terdapat retraksi dinding dada, dan
penggunaan otot napas tambahan, TD 110/80 mmHg, frekuensi nadi
110x/menit, frekuensi napas 28x/menit, suhu 36,8oC.

Apakah tindakan pertama pada kasus tersebut?

a. Memasang IV line
b. Memasang neck collar
c. Melakukan suctioning
d. Memposisikan head tilt- chin lift
e. Memasang oropharyngeal airway
PEMBAHASAN SOAL
KEPERAWATAN ANAK

Nuniek Tri Wahyuni, S.Kep.,Ners.,M.Kep


1.Seorang anak laki-laki, umur 4 tahun, dirawat di RS karena diare. Ibu mengatakan anaknya
buang air besar 7 x/hari sejak 3 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan frekuensi
nadi 104 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, suhu 380C. Perawat akan memberikan
tindakan pemasangan infus dengan pendekatan atraumatic care.
Apa tindakan prioritas yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a.Menghadirkan orang tua.
b.Memberi privasi pada anak.
c.Mengendalikan perasaan sakit.
d.Memberikan aktivitas bermain.
e.Menyiapkan anak sebelum pelaksanaan tindakan.
PEMBAHASAN
Jawaban : A
Prinsip Utama Atraumatic Care Menurut Hidayat
(2005):
Cegah atau turunkan dampak perpisahan antara
orang tua dan anak dengan pendekatan FCC.
Tingkatkan kemampuan orang tua dalam
mengontrol perawatan anaknya.
Cegah/turunkan cedera baik fisk maupun
psikologis.
Modifikasi lingkungan fisik RS
2. Seorang anak perempuan, umur 10 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan buang
air besar encer sejak satu hari yang lalu. Ibu mengatakan anaknya buang air
besar sudah lebih dari enam kali sehari. Hasil pemeriksaan menunjukkan
keadaan umum lemah, turgor kulit jelek, kesadaran menurun, mata cekung,
dan anak malas minum.

Apa intervensi keperawatan yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?

a. Kaji status dehidrasi.

b. Monitor output cairan.

c. Berikan nutrisi adekuat.

d. Observasi tanda-tanda vital.

e. Berikan intake cairan adekuat.


PEMBAHASAN

Jawaban : E
Menurut SDKI
Diare a/ pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk
Gejala dan tanda mayor data obyektif :
1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
2. Feses lembek atau cair

Menurut SIKI
Intervensi utamanya adalah
Manajemen diare :
Tindakan terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena
- Ambil sampel darah dan feses
3. Seorang anak laki-laki, umur 4 tahun, dibawa oleh ibunya ke RS dengan
kejang sejak 30 menit yang lalu. Ibu mengatakan anak tidak bisa minum.
Hasil pemeriksaan menunjukkan mulut mencucu seperti mulut ikan, perut
seperti papan, suhu 37,8oC, frekuensi napas 44x/menit. Perawat melakukan
tindakan mengatur posisi anak dengan posisi miring.

Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?

a. Melakukan resusitasi apabila terjadi apnea

b. Memberikan oksigen sesuai program

c. Mengobservasi tanda-tanda vital

d. Melakukan kompres hangat

e. Mengauskultasi suara napas


PEMBAHASAN

Jawaban : B

Teknik penanganan kejangnya sdh dilakukan salah satunya


dengan memiringkan kepala bertujuan untuk meminimalisir anak
tersedak ludah atau muntahnya sendiri. 
Masalah berikutnya adalah di jalan nafas dimana Hasil
pengkajian yang masih menunjukkan adanya masalah yaitu
respirasi 44x/menit.
Pernapasan anak usia 3-6 tahun normalnya 22-34 x/menit
Pemberian oksigen bertujuan untuk melancarkan pernafasan anak
dan melancarkan pasokan oksigen kedalam tubuh khususnya otak
anak
4. Seorang anak laki-laki, umur 2,5 bulan, dibawa ibunya ke puskesmas untuk
dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan. Ibu mengatakan
anaknya belum bisa bicara. Perawat telah melakukan penilaian dengan
menggunakan KPSP. Hasil penilaian pada 10 komponen, terdapat jawaban
“Ya” sebanyak 6.

Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?

a. Rujuk ke poliklinik tumbuh kembang.

b. Dampingi anak setiap aktifitas di rumah.

c. Periksa tumbuh kembang anak secara rutin.

d. Anjurkan ibu melakukan stimulasi lebih sering.

e. Berikan pujian pada orang tua atas upaya yang telah dilakukan.
PEMBAHASAN
Jawaban : A
Interpretasi KPSP
 Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S)
 Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
 Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)

Intervensi
 Bila perkembangan sesuai (S):
◦ Puji ibu, teruskan pola asuh anak
◦ Beri stimulasi sesering mungkin, tiap saat sesuai umur dan kemampuan anak
◦ Lakukan pemeriksaan / skrining rutin sesuai umur
 Perkembangan meragukan (M) :
◦ Beri ibu petunjuk stimulasi, lebih sering, setiap saat untuk mengejar ketertinggalannya
◦ Lacak kemungkinan gangguan kesehatan lain yang menyebabkan penyimpangan perkembangan
◦ Ulangi KPSP 2 minggu kemudian
◦ Jika hasil tetap 7 atau 8, ulangi 2 minggu kemudian.
◦ Jika hasil tetap 7 atau 8 kemungkinan ada penyimpangan (P)
 Perkembangan ada Penyimpangan (P):
◦ Rujuk ke klinik tumbuh kembang RS untuk memeriksa perkembangan anak lebih lanjut / penanganan Tim spesialistik
5. Seorang anak laki-laki, umur  6 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas karena
kejang sejak dua jam yang lalu. Ibu mengatakan kejang terjadi 1 kali dengan
waktu ± 2 menit, terdapat muntah dan batuk. Hasil pemeriksaan saat ini
menunjukkan anak tidak dalam kondisi kejang, frekuensi nadi 98x/menit,
frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC.

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?

a. Hipertermi

b. Resiko injuri

c. Resiko kekurangan cairan

d. Bersihan jalan nafas tidak efektif

e. Gangguan perfusi jaringan serebral


PEMBAHASAN

Jawaban : A

Didapatkan data pengkajian aktual saat ini :


Anak tidak dalam kondisi kejang, frekuensi nadi
98x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC.
6. Seorang bayi perempuan, umur 5 bulan, dirawat di RS  karena batuk berdahak
sejak tiga hari yang lalu. Ibu mengatakan bayinya batuk dan terlihat sulit
bernapas. Hasil pemeriksaan menunjukkan frekuensi nadi 142x/ menit,
frekuensi napas 55x/menit, suhu 38,60C, terdengar suara nafas ronchi, dan
membrane mukosa kering.

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

b. Bersihan jalan nafas tidak efektif

c. Kurangnya volume cairan

d. Pola nafas tidak efektif

e. Hipertermi
PEMBAHASAN
Jawaban : B
Menurut SDKI
Bersihan jalan nafas tidak efektif a/ ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Gejala dan tanda mayor
Data objektif :
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebih
4. Mengi, wheezing, ronchi
5. Mekonium di jalan nafas (neonatus)

Gejala dan tanda minor


Data objektif :
6. Gelisah
7. Sianosis
8. Bunyi nafas menurun
9. Frekuensi nafas berubah
10. Pola nafas berubah
PEMBAHASAN SOAL UKOM
KEPERAWATAN MATERNITAS
Santi Wahyuni, SKp, M.Kep, Sp.Mat
Vignette

01 Seorang perempuan, umur 27 tahun,


datang ke RS dengan G2P1A0, hamil 32
minggu. Pasien mengeluh adanya
pengeluaran darah dari vagina tanpa
disertai nyeri. Hasil pemeriksaan
menunjukkan TD 120/80 mmHg, frekuensi
nadi 90 x/menit, frekuensi napas 18 x/menit,
konjungtiva ananemis, TFU 28 cm dan DJJ
140 x/menit.
Lead-in Option Jawaban

a. USG

Apakah pemeriksaan b. X-ray


lanjutan yang perlu dilakukan
pada kasus tersebut? c. Leopold

d. Hematologi

e. Pemeriksaan dalam
TIPE PENGKAJIAN
Pembahasan
Plasenta Perdarahan tanpa rasa sakit pada
G2P1A0, 32 mg, pengeluaran darah Previa permulaan dilatasi serviks
dari vagina tanpa disertai nyeri
Abruptio Nyeri yang jelas, diikuti tenderness
Plasenta uterus, perdarahan per vagina,
(Solutio shock pada ibu, fetal distress
Plasenta)
Kelahiran Tampak warna pink di sekitar
Preterm vagina, disertai kontraksi uterus
yang menjadi reguler dan efektif

Pastikan diagnosa
dengan
32 mg
pemeriksaan USG.
Vignette

02 Seorang perempuan, umur 23 tahun,


melakukan pemeriksaan kehamilan ke
Poli KIA dengan G1P0A0. Hasil
pemeriksaan leopold di bagian fundus
teraba kepala, TFU 30 cm, pungung
kanan.
Lead-in Option Jawaban

a. 30 minggu
Berapakah umur kehamilan b. 31 minggu
pada kasus tersebut?
c. 32 minggu
d. 33 minggu
e. 34 minggu
Pembahasan G1P0A0, TFU 30 cm
Vignette

03 Seorang perempuan, umur 30 tahun,


dengan G3P1A1, dibawa ke Ponek
karena mules-mules sejak tiga jam
yang lalu. Pasien mengatakan ingin
meneran. Hasil pemeriksaan
menunjukkan terdapat tekanan pada
anus, perineum menonjol dan vulva
membuka.
Lead-in Option Jawaban

a. Memastikan ketuban belum


Apakah pengkajian
selanjutnya pada kasus pecah
tersebut? b. Mengkaji pembukaan
serviks
c. Mengobservasi TTV
d. Memeriksa leopold
e. Menghitung DJJ
Pembahasan

G3P1A1, ingin meneran, terdapat


LANGKAH-LANGKAH APN:
tekanan pada anus, perineum
menonjol dan vulva membuka I. Melihat tanda dan gejala
kala dua
II. Menyiapkan pertolongan
Tanda & gejala kala II persalinan
persalinan III. Memastikan pembukaan
lengkap dengan janin baik
Apa pengkajian selanjutnya ?  Mengkaji pembukaan
serviks
Vignette

04 Seorang perempuan, umur 23 tahun,


P1A0, post partum hari ke-3, dirawat
di ruang nifas. Pasien mengeluh nyeri
pada payudara. Hasil pemeriksaan
menunjukkan ASI sudah keluar,
kedua payudara tegang dan terdapat
nyeri tekan.
Lead-in Option Jawaban

a. Massage payudara
Apakah prioritas intervensi b. Lakukan pemerahan ASI
keperawatan pada kasus c. Ajarkan distraksi dan
tersebut? relaksasi
d. Kompres payudara
dengan air hangat
e. Anjurkan pasien untuk
sering menyusui
Pembahasan
Upaya untuk mengatasi nyeri
payudara:
1. Kompres payudara dengan air
P1A0 , nyeri pada payudara.
hangat atau mandi dengan air
ASI sudah keluar, kedua
hangat  untuk mendorong aliran
payudara tegang, nyeri tekan (+)
ASI
2. Anjurkan lebih rutin menyusui bayi
dan tingkatkan durasi menyusui
Prioritas Intervensi 3. Massage payudara
keperawatan ? 4. Kompres dingin untuk meredakan
bengkak dan nyeri
5. Gunakan kedua payudara untuk
Analisa apa menyusui
penyebabnya ! 6. Gunakan pompa ASI / lakukan
pemerahan ASI
Vignette

05 Seorang perempuan, umur 30 tahun,


P2A0, post partum hari ke-40, datang ke
Puskesmas diantar suaminya bermaksud
ingin menggunakan alat kontrasepsi.
Hasil pemeriksaan menunjukkan TD
140/80 mmHg, tidak terdapat pembesaran
kelenjar thyroid dan ditemukan varises
pada kedua kaki.
Lead-in Option Jawaban

a. IUD
Apakah alat kontrasepsi b. Implant
yang paling tepat pada kasus
tersebut? c. Pil KB progestin
d. Pil KB kombinasi
e. Suntik depoprovera
Pembahasan
Beberapa KB yang
30 tahun P2A0
PP hari ke- diarahkan untuk ibu
40
dengan hipertensi
TD 140/80
Varises dan varises adalah :
pada kedua
mmHg
kaki
 Kondom
Alat  IUD / AKDR
kontrasepsi
yang tepat ?
 Spermisida
 Diafragma
Vignette

06 Seorang perempuan, umur 30 tahun,


G3P2A0, hamil 36 minggu, datang ke RS
untuk memeriksakan kehamilannya. Pasien
mengeluh pusing, lemah, letih, dan merasa
cemas terhadap kondisi bayinya. Hasil
pemeriksaan menunjukkan TD 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi napas
16 x/menit, konjungtiva anemis, CRT > 2
detik dan Hb 8 gr%.
Lead-in Option Jawaban

a. Ansietas
Apakah prioritas masalah b. Intoleran aktifitas
keperawatan pada kasus
c. Risiko cedera pada ibu
tersebut?
d. Risiko cedera pada janin
e. Perfusi perifer tidak efektif
Pembahasan Prioritas
Masalah
keperawatan ?
G3P2A0
Pusing Lemah
36 minggu
Diagnosa keperawatan:
TD 90/60 Konjungtiva 1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
Letih
mmHg anemis dengan penurunan konsentrasi Hb
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
gaya hidup
CRT > 2
detik
Hb 8 gr% 3. Keletihan berhubungan dengan kondisi
fisiologis (anemia dalam kehamilan)
4. Defisit pengetahuan tentang anemia pada
ibu hamil berhubungan dengan kurang
Hb 11 gr% : tidak anemia terpapar informasi
Hb 9-10 gr% : anemia ringan 5. Risiko cedera pada ibu dibuktikan dengan
Hb 7-8 gr% : anemia sedang fx risiko (kondisi terkait: penurunan kadar
Hb <7 gr% : anemia berat Hb)
Webinar
Sukses Lulus Uji Kompetensi
Tahun 2022

Lina Rahmawati, M.Kep.

WA/Telp: 082128682855
Email: linarahmawati2409@gmail.com Cirebon, 25 Mei 2022
Data lampau : mencoba membakar rumah tetangga dan marah2 tanpa sebab
1. Seorang laki-laki, umur 30 tahun,
dibawa ke RSJ karena mencoba Data saat ini : berbicara kasar menendang benda disekitarnya
membakar rumah tetangganya sehari Menendang (actual)
yang lalu. Keluarga mengatakan pasien DIAGNOSIS : HERE AND NOW SITUATION
marah-marah tanpa sebab. Hasil
pemeriksaan menunjukkan pasien
berbicara kasar dan menendang benda-
benda yang berada di sekitarnya.
Apakah diagnosis keperawatan utama
pada kasus tersebut ?

A. Resiko perilaku kekerasan

B. Perilaku kekerasan

C. Harga diri rendah

D. Isolasi sosial

E. Halusinasi

84
2. Seorang laki-laki, umur 25 tahun, dirawat di Diagnosa keperawatan : data here and now
RSJ karena mengurung diri sejak dua bulan situation
yang lalu. Pasien mengatakan bahwa dirinya
jelek dan tidak berharga. Hasil pemeriksaan Data Mayor : subjektif pasien mengatakan :
menunjukkan pasien lebih sering menunduk, jelek dan tidak berharga
kontak mata kurang dan terlihat sedih.
Apakah tindakan keperawatan utama pada
kasus tersebut? Data minor : kontak mata kurang, tidak
berinteraksi
A. Membantu memilih kemampuan positif
yang dimiliki DX : Harga diri rendah
B. Menilai dan ueutan kemampuan positif LINGKUP SP HDR
yang dimiliki
SP 1 Mengidentifikasi kemampuan aspek
C. Mengidentifikasi kemampuan positif positif yang dimiliki sekaligus melatih
yang dimiliki
kemampuan positif
D. Memilih kemampuan positif pertama SP 2 melatih kemampuan kedua
E. Melatih kemampuan positif
SP 3 melatih kemampuan ketiga dst

85
HARGA DIRI
RENDAH

86
ISOLASI
SOSIAL

87
3. Seorang laki-laki, umur 26 tahun, dibawa ke • Data aktual : DX Perilaku kekerasan
RSJ karena mengamuk dan memecahkan kaca
rumah tetangganya satu hari yang lalu. Keluarga • LINGKUP SP PERILAKU KEKERASAN
mengatakan pasien marah-marah karena
keinginannya tidak dituruti. Hasil pemeriksaan
SP 1 mengidentifikasi kemampuan klien mengenal
menunjukkan pasien berbicara kasar dan mata pk :
melotot. Perawat sudah mengidentifikasi - Penyebab Marah
kemampuan mengenal kemarahannya dan
pasien mampu menyebutkan dengan benar. - Tanda-tanda marah
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus - Cara yang biasa dilakukan saat marah
tersebut?
- Akibat dari cara yang biasa dilakukan
- Menjelaskan cara marah yang asertif (tarik nafas dalam,
A. Meminta dan menolak dengan baik minum obat, menyalurkan tenaga, sosial verbal dan
B. Mengajarkan Tarik nafas dalam spiritual)
- Mengajari cara tarik nafas dalam
C. Mencontohkan mukul bantal
SP 2 melatih cara mengontrol PK dengan minum obat
D. Membimbing aktifitas spiritual
SP 3 melatih mengontrol PK dengan cara fisik II
E. Mengarahkan cara memanfaatkan obat yg (pukul bantal)
benar
SP 4 melatih pasien mengontrol PK dengan cara
spiritual 88
4. Seorang laki-laki, umur 25 tahun, • Data saat ini/actual menunjukkan bahwa
dirawat di RSJ karena mengurung di
sejak satu bulan yang lalu. Pasien DX keperawatan isolasi sosial
mengatakan merasa kesepian, tidak
aman, dan merasa bosan. Hasil
pemeriksaan menunjukkan pasien
terlihat banyak diam, tidak mau
bicara, menyendiri, dan kontak mata
kurang.
Apakah diagnosis keperawatan
utama pada kasus tersebut :

A. Risiko perilaku kekerasan

B. Deficit perawatan diri

C. Harga diri rendah

D. Isolasi social

E. halusinasi

89
• Data lampau : bicara sendiri , mengamuk
• Data saat ini : mengatakan melihat bayangan yg tiba2
5. Seorang laki-laki, umur 28 tahun, muncul & mengajak berbicara
dirawat di RSJ karena bicara sendiri dan
mengamuk tanpa sebab sejak satu minggu • DX : halusinasi
yang lalu. Pasien mengatakan melihat
bayangan yang tiba-tiba muncul dan • Px sudah bisa menghardik, minum obat maka
mengajak bicara. Hasil pemeriksaan selanjutnya adalah……
menunjukkan pasien kadang masih bicara
sendiri, kontak mata baik, dan kooperatif. • Implementasi :
Pasien sudah diajarkan menghardik,
minum obat dan mampu melakukannya
dengan benar.
• SP 1 : membantu mengenal halusinasi dan
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus mengajarkan cara menghardik
tersebut?
• Minum obat
A. Melatih berdoa
• Bercakap-cakap
B. Mengajak bercakap-cakap
• Aktifitas/kegiatan
C. Melatih melakukan aktifitas

D. Menganjurkan berinteraksi dengan


klien lain

E. Melibatkan pasien melakukan aktifitas


kelompok

90
• Data saat ini : pasien mengeluh tidak berguna (DX :
HDR)
• Data isolasi social pengecoh
6. Seorang laki-laki, umur 23 tahun, dirawat di • Opsi A,B dan C untuk DX isolasi social
RSJ karena mengurung diri dan kadang bicara
sendiri sejak dua minggu yang lalu. Pasien • Opsi E : tidak spesifik untuk masalah psikososial atau
mengeluh tidak berguna karena tidak bisa
tidak spesifik ke 5 dx keperawatan jiwa
membantu orang tuanya. Keluarga
mengatakan pasien sudah berkali-kali • Jawaban : mengidentifikasi kemampuan positif yang
melamar pekerjaan tetapi selalu ditolak dan
sejak itu pasien sering menyendiri dimiliki pasien
Apakah tindakan yang tepat pada kasus • Walaupun berkali2 melamar tidak dijelaskan
tersebut?
bagaimana perasaannya
A. Membantu pasien berkenalan
B. Menganjurkan pasien berinteraksi
C. Mengajarkan pasien cara memulai
pembicaraan
D. Mengidentifikasi kemampuan positif
yang dimiliki pasien
E. Membantu pasien mengidentifikasi
alternative pemecahan

91
SP LINGKUP SP HDR

LINGKUP 1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien


• Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan

SP HDR
• Membantu pasien merencanakan kegiatan
• membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan pasien
• Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
• Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien

2 • Melatih kemampuan kedua

3 • Melatih kemampuan kedua dst

92
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN

Pembahasan Soal Keperawatan


Keluarga

Ani Susiani
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN

Soal Keperawatan Keluarga


1. Perawat melakukan kunjungan rumah dan mendapatkan seorang laki-laki, umur 57
tahun, mengeluh mudah lelah dan tidak nafsu makan sejak dua minggu yang lalu. Hasil
pemeriksaan menunjukan TD 130/80 mmHg, dan makan habis ¼ porsi.
Apakah intervensi keperawatan utama pada kasus tersebut?

a.Anjurkan makan sedikit tetapi sering.


b.Anjurkan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi.
c.Arahkan keluarga untuk memberikan obat suplemen.
d.Sarankan keluarga agar memberi makan kesukaan klien.
e.Berikan motivasi klien periksa rutin ke fasilitas kesehatan.
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN

Soal Keperawatan Keluarga


2. Perawat yang melakukan kunjungan rumah dan mendapatkan seorang perempuan, umur 42
tahun, menderita asam urat sejak satu bulan yang lalu. Klien mengeluh seluruh sendinya terasa
sakit dan ngilu. Hasil pemeriksaan menunjukan TD 140/90 mmHg, lutut klien terlihat bengkak,
dan kemerahan. Keluarga mengatakan, klien belum pernah memeriksakan ke pelayanan kesehatan
karena jauh dari rumah dan tidak ada yang mengantar. Klien hanya minum obat warung.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat pada kasus tersebut?

a. Menjelaskan ke keluarga tentang penanganan asam urat.


b.Membantu keluarga membuat lingkungan menjadi sehat.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit.
d.Menstimulasi keluarga untuk berdiskusi tentang tindakan keperawatan.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan.
 
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN

Soal Keperawatan Keluarga


3. Perawat melakukan kunjungan rumah dan mendapatkan seorang laki-laki, umur 14 tahun,
dengan obesitas sejak enam bulan yang lalu. Keluarga mengatakan anaknya senang makan dan
ngemil. Hasil pemeriksaan menunjukan BB 65 Kg, TB 150 Cm. Perawat merumuskan tujuan
untuk mencapai pola nutrisi klien kembali seimbang.
Apakah perencanaan keperawatan yang tepat untuk kasus tersebut?

a.Beri self hipnotis.


b.Anjurkan terapi refleksi.
c.Ajarkan pedoman umum gizi seimbang.
d.Motivasi klien agar dapat menerima bentuk tubuhnya.
e.Informasikan pada keluarga dampak obesitas bagi kesehatan.
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN

Soal Keperawatan Keluarga


4 Perawat melakukan kunjungan rumah dan mendapatkan seorang laki-laki, umur 45 tahun,
menderita Tuberkulosis sejak empat bulan yang lalu. Klien mengeluh sering batuk berdahak.
Hasil pemeriksaan menunjukan bunyi napas ronchi. Keluarga mengatakan klien berhenti minum
OAT karena merasa mual.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
b.Pola napas tidak efektif
c. Deficit pengetahuan
d.Intoleransi aktivitas
e. Nausea
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN

Soal Keperawatan Keluarga


5. Perawat melakukan kunjungan rumah dan mendapatkan seorang perempuan, umur
27 tahun, sedang hamil. Hasil pemeriksaan klien G1A0P0, trimester III. Perawat
memberikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan tali pusat pada bayi baru
lahir yang baik dan benar. Pada akhir pemberian penkes, perawat meminta kepada ibu
untuk memperagakan kembali teknik perawatan tali pusat.
Apakah kriteria evaluasi yang dinilai oleh perawat pada kasus tersebut?
a.Kognitif
b.Afektif
c.Psikomotor
d.Formatif
e.Sumatif
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN

Soal Keperawatan Keluarga


6. Perawat melakukan kunjungan rumah dan mendapatkan seorang anak perempuan,
umur 5 tahun, mengalami gizi buruk sejak enam bulan yang lalu. Keluarga mengatakan
tidak mengetahui penyakit yang sedang diderita anaknya. Hasil pemeriksaan
menunjukan BB 12 Kg, kelopak mata cekung, rambut terlihat tipis, jarang dan rapuh,
anak terlihat tidak aktif dalam beraktivitas.
Apakah intervensi keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a.Berikan nutrisi adekuat.
b.Kaji status nutrisi pasien.
c.Lakukan pendidikan kesehatan tentang gizi buruk.
d.Sajikan makanan sesuai dengan yang disukai pasien.
e.Motivasi keluarga untuk memeriksakan pasien ke puskesmas.
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN

Soal Keperawatan Keluarga


7 Perawat melakukan kunjungan rumah dan mendapatkan seorang perempuan, umur
48 tahun, sedang marah-marah sejak satu jam yang lalu. Klien mengatakan kesal
karena penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh, akibat gatal-gatal pada lutut dan siku
hingga berbekas. Hasil pemeriksaan menunjukan terdapat bekas garukan. Keluarga
pernah membawa klien berobat ke Puskesmas.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a.Ketidakberdayaan
b.Defisit pengetahuan
c.Penurunan koping keluarga
d.Ketidakefektifan koping individu
e.Kesiapan meningkatkan koping keluarga
PEMBAHASAN SOAL
MANAJEMEN
KEPERAWATAN
OLEH
RUSWATI, Ners., M.,Kep
Seorang perawat pelaksana bersama ketua tim menerima pasien baru dari IGD dengan kondisi terpasang infuse
RL 20 Tetes/menit, kesadaran Composmentis, mobilisasi aktif dan perlu observasi maintenance tiap 8 jam.
Apakah rencana tindakan selanjutnya harus dilakukan pada kasus tersebut?

a. Mengobservasi pasien saja Jawaban: ?


b. Melakukan klasifikasi pasien
c. Melaporkan pasien ke dokter jaga
d. Menyusun rencana asuhan keperawatan
E
e. Bersama ketua tim melakukan pengkajian ulang
pasien Bersama ketua tim melakukan pengkajian
ulang pasien
Perawat pelaksana telah mengikuti kegiatan hand over, dari shift pagi ke shift sore, dan
saat ini perawat tersebut berdinas sebagai anggota perawat di tim 2.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada kasus tersebut?

Jawaban :?
a. Bertindak dengan komando kepala ruangan
b. Menunggu hasil diskusi dengan kepala ruangan
c. Mengikuti kegiatan pre conference dengan PJ sore
d. Mendiskusikan kondisi pasien dengan perawat
senior C
e. Langsung melakukan asuhan keperawatan pasien
secara mandiri
Mengikuti kegiatan pre
conference dengan PJ sore
Seorang perawat pelaksana yang berdinas malam di ruang perawatan penyakit dalam, saat
melakukan kontrol pada jam 24.00 WIB menghampiri seorang pasien dan menjelaskan
agar pasien berpuasa untuk persiapan pemeriksaan BNO IVP besok. Pada Pagi jam 06.30
WIB perawat melihat klien sedang makan roti.
Apakah tindakan yang pertama dilakukan perawat pada kasus tersebut?

a. Menginformasikan yang terjadi kepada dokter dinas pagi.


Jawaban :?
b. Membuat berita acara kejadian sebagai bukti dokumentasi.
c. Menegur klien sambil mengatakan “ bapak batal ya BNO
IVP nya”. B
d. Menghubungi ruang radiologi untuk mengcancel tindakan Membuat berita acara
BNO IVP. kejadian sebagai bukti
e. Melaporkan kepada kepala ruangan dan katim saat mereka dokumentasi.
sudah datang.
PEMBAHASAN SOAL
KEPERAWATAN
GERONTIK
Seorang perempuan, umur 75 tahun, kontrol ke Puskesmas dengan diagnosis
osteoarthritis di pinggul kiri sejak enam bulan yang lalu. Pasien diberikan terapi di
rumah untuk menggunakan bantalan pemanas di area osteoarthritis tersebut tiga
kali sehari.
Apakah rencana tindakan yang tepat pada kasus tersebut?

a. Pertahankan bantalan pemanas pada pengaturan Jawaban :?


rendah.
b. Tutupi bantalan pemanas dengan plastik saat
digunakan.
c. Gunakan bantalan pemanas selama 2 jam setiap A
kali. Pertahankan bantalan
d. Tempatkan bantalan pemanas langsung pada pemanas pada pengaturan
kulit. rendah.
e. Gunakan bantalan bila terjadi nyeri saja.
Seorang laki-laki, umur 65 tahun, datang ke Puskesmas karena pusing dan hilang keseimbangan.
Pasien mengatakan sering lupa dan tidak tahu mengapa ini terjadi. Hasil pemeriksaan menunjukan
pasien tampak berjalan sempoyongan dan beberapa kali akan jatuh, TD: 150/110 mmHg, suhu 360C,
frekuensi nadi 90x /menit, dan frekunsi napas 26 x/menit.
Apakah diagnosa keperawatan yang utama pada kasus tersebut?

Jawaban :?
a. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
b. Risiko perubahan persepsi sensori
c. Intoleransi aktivitas D
d. Risiko Injuri (jatuh)
Risiko Injuri (jatuh)
e. Kerusakan memori
Seorang laki-laki, umur 68 tahun, tinggal di panti werda, didiagnosis osteomielitis kronis
sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengatakan kesulitan dalam melakukan aktivitas. Hasil
pemeriksaan menunjukan pada tibia kaki kiri pasien mengalami nekrosis tulang.
Apakah rencana tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

Jawaban :?
a. Menggunakan alat bantu pendukung
anggota badan selama gerakan.
b. Menghilangkan tekanan pada tonjolan
tulang. A
c. Mendorong asupan cairan yang tinggi. Menggunakan alat bantu
d. Memberikan makanan bergizi. pendukung anggota badan
e. Batasi aktivitas sehari hari. selama gerakan.
Seorang perempuan, umur 65 tahun, tinggal di panti werda, dengan post stroke satu bulan
yang lalu, sedang menjalani perawatan rehabilitasi dalam mengelolaan aktivitas hidup
sehari-hari.
Pasien sudah mampu berjalan dan makan sendiri. Ketika selesai mandi tampak di wajah
pasien masih ada sisa sabun dan kancing baju yang tidak terpasang.
Apakah rencana tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

a. Anjurkan pasien mandi dan merapihkan pakaian


dengan benar. Jawaban :?
b. Intruksikan pasien melakukan kebersihan diri
dengan benar.
c. Berikan Pendidikan kesehatan tentang A
kebersihan diri. Anjurkan pasien mandi dan
d. Jadwalkan aktivitas kebersihan pasien setelah merapihkan pakaian dengan
makan. benar.
e. Tentukan tingkat kemandirian pasien.

Anda mungkin juga menyukai