Dari tanda-tanda yang ada, masalah keperawatan utama yang muncul sesuai
dengan SDKI adalah hipovolemia
Luaran yang diharapkan dapat tercapai adalah Status Cairan
Tanda-tanda Status cairan yang baik adalah :
Turgor kulit membaik
Output urin meningkat
Tidak ada keluhan haus
Konsentrasi urin tidak pekat dan warna urin kuning pucat
Membran mukosa membaik
Intake cairan membaik
SOAL 2
Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara berpasangan yang
di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.
Tujuan Penggunaan Kruk
Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi
Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
Fungsi Kruk
Sebagai alat bantu berjalan
Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan
Membantumenyokongsebagianberatbadan
SOP Latihan Kruk
Tahap Interaksi
Ukur panjang kruk yang sesuai dengan pasien :
Pasien berbaring terlentang dan perawat mengukur dari lipatan anterior aksilla hingga
tumit kaki dan menambahkan 2,5 cm.
Pasien berdiri tegak dan meletakkan tongkat seperti gambar.
Perawat memastikan bahwa sandaran bahu pada kruk minimal memiliki lebar 3 jari, yaitu
2,5 sampai 5 cm dibawah aksilla.
Menempatkan pegangan kruk :
Pasien berdiri tegak dan topang berat tubuh dengan pegangan tangan pada kruk.
Perawat mengukur sudut fleksi siku. Sudut tersebut harus bersudut 30 derajat. Sebuah
goniometer dapat digunakan untuk memastikan sudut yang tepat.
Lanjutan SOP Latihan Kruk
Instruksikan pasien untuk menggunakan poros berdiri. Poros berdiri dibentuk bila
kruk ditempatkan 15 cm di depan dan 15 cm di samping tiap kaki
Ajarkan pasien salah satu dari 4 cara berjalan, umumnya cara berjalan yang di
programkan telah di dapat dari terapi fisik atau dokter.
1. Empat titik pilihan atau empat titik langkah
2. Tiga titik pilihan atau langkah tiga titik
3. Langkah dua titik
4. Langkah swing-through atau swing-to gait
SOAL 5
Sambungkan corong dengan selang NGT, klem atau jepit NGT agar udara tidak masuk melalui
selang.
Posisikan tinggi corong untuk memungkinkan pengosongan secara berlahan dengan grafitasi.
Masukkan air putih yang sudah disiapkan
Masukkan makanan cair, setelah habis masukkan obat, dan bilas dengan air putih sampai selang
bersih.
Tutup selang NGT dengan spuit l
Rapikan klien
Alat-alat dibereskan
Lepaskan yas dan masker
Cuci tangan
Lanjutan SOP Pemberian Makanan
Lewat NGT
Tahap Terminasi:
Evaluasi respon klien
Simpulkan hasil kegiatan
Pemberian pesan
Kontrak selanjutnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)
Dokumentasi: Tuliskan nama tindakan keperawatan, waktu pelaksanaan tindakan
keperawatan, respon pasien dan data objektif dari tidakan (kondisi cairan
lambung; volume dan jenis makanan; obat yang diberikan).
SOAL 7
Seorang laki-laki, umur 45 tahun, dirawat di RS dengan anemia sejak dua minggu
yang lalu. Pasien mengeluh lemas, dan pusing. Hasil pemeriksaan menunjukkan
konjungtiva anemis, tampak pucat, Hb 7 gr/dL. Pasien tiba-tiba menggigil saat
sedang mendapatkan transfusi PRC.
Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menghentikan transfuse.
b. Memberikan kompres.
c. Menenangkan pasien.
d. Melakukan observasi.
e. Mengukur suhu
Reaksi Tranfusi Darah
Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diinginkan yang terjadi pada saat atau setelah
transfusi.
Reaksi transfusi untuk sebagian besar terjadi selama transfusi berlangsung atau sesaat
sesudahnya, sedangkan sebagian lagi memakan waktu lebih lama, dengan gejala-
gejala yang tidak nyata dan efek terapeutik yang diharapkan tidak tercapai.
Jika pada pasien terjadi komplikasi, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
Segera menghentikan proses transfusi
Mengembalikan kantong darah dan set transfusi ke unit transfusi dan segera mengumpulkan
sampel urin dan darah (satu sampel yang dicampur dengan antikoagulan dan satu sampel
tanpa dicampur)
Keadaan alergi berikan antihistamin intramuskular dan antipiretik oral
Pada keadaan anafilaksis: berikan epiferfin IM 0.3-0.5 mg dapat di ulang setiap 5 menit.
Epinefrin infus jika gejala tidak berkurang
SOAL 8
Tahap Kerja
Pasang ekstra selimut.
Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong dan lepas pakaian.
Meletakkan dua bengkok diantara kedua tungkai.
Mencuci tangan.
Pakai sarung tangan.
Memasang duk steril.
Tahapan Selanjutnya, pemasangan dibedakan berdasarkan jenis kelamin, berikut uraian
lebih jelasnya.
Pemasangan Kateter Pada Pasien
Perempuan :
Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, dan tangan kanan
memengang kapas sublimat.
Membersihkan vulva dengan kapas savlon/sublimat dari labia mayora dari atas
kebawah 1 kali usap, kapas kotor diletakkan dibengkok, kemudian labia minora,
dan
perineum sampai bersih (sesuai kebutuhan) .
Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset anatomis mengambil kateter
dan diberi pelumas pada ujungnya 2.5-5 cm.
Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri.
Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra perlahan-lahan (5-7.5 cm dewasa)
dan menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang.
Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril dan masukan lagi.
Bila kateter dipasang tetap/permanen maka, isi balon 5-15 cc (kateter dikunci
memakai spuit dan aquades steril).
Tarik sedikit kateter untuk memeriksa bolan sudah terfiksasi dengan baik.
Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas.
Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut.
Rapikan dan alat-alat dibereskan.
Lepas sarung tangan.
Mencuci tangan.
Buka sampiran.
Pemasangan Kateter Pada Pasien Pria atau
Laki-Laki :
Seorang laki-laki, umur 25 tahun, dibawa ke RS karena keluar cairan dari telinga
sejak satu minggu yang lalu. Pasien mengatakan lubang telinganya terasa gatal.
Hasil pemeriksaan menunjukkan lubang telinga terlihat kemerahan. Perawat telah
meneteskan obat ke telinga pasien.
Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Menekan tragus dengan menggunakan jari
b. Mempertahankan posisi selama 2-3 menit
c. Melepaskan sarung tangan
d. Merapihkan alat
e. Mencuci tangan
SOP Pemberian Obat Tetes Telinga
Anjurkan klien tetap berbaring miring selama ±5 menit. Pasang kapas pada
lubang telinga ( tidak ditekan ) selama 15-20 menit
Rapikan klien, bereskan alat
Buka sarung tangan
Cuci tangan
PEMBAHASAN SOAL KMB
Komarudin
Strategi Manjawab Soal (TEST)
1. Baca pertanyaan/lead in
2. Pikirkan kata kunci yang harus dicari dari vignete
a. Menutup tirai
b. Mendekatkan alat
c. Menjelaskan prosedur kepada pasien
d. Mengeluarkan isi balon kateter dengan spuit
e. Menarik kateter dengan meminta pasien tarik nafas
dalam
12
12. Seorang perempuan, umur 35 tahun, dirawat di RS
dengan post mastektomi akibat kanker payudara stadium
IV sejak satu bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan
menunjukkan pasien terlihat sedih, tidak mau dijenguk oleh
orang-orang.
a. Menghibur pasien.
b. Menanyakan perasaan pasien saat ini.
c. Memberikan waktu untuk pasien sendiri.
d. Menganjurkan keluarga menemani pasien.
e. Melanjutkan intervensi sesuai prioritas masalah.
13
13. Seorang perempuan, umur 45 tahun, dirawat di RS karena sakit
pinggang sejak satu hari yang lalu. Pasien mengeluh nyeri dari
pinggang menjalar ke perut dan paha, mual, buang air kecil, dan
nyeri. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD 130/90 mmHg, frekuensi
napas 20x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 36⁰C, nyeri
pinggang skala 6.
Komarudin
KUNCI :
INGAT TAHAPAN PENANGANAN PASIEN
GAWAT DARURAT
CBA/CAB
1
1. Seorang laki-laki, umur 50 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan
nyeri dada sejak 15 menit yang lalu. Keluarga mengatakan pasien
mempunyai riwayat penyakit jantung koroner. Hasil pemeriksaan
menunjukkan pasien tampak gelisah dan lemah. Ketika seorang
perawat sedang melakukan observasi tanda-tanda vital, tiba-tiba
pasien tidak sadar.
a. Melakukan defibrilasi
b. Mengaktifkan emergency respon
c. Melakukan resusitasi jantung paru
d. Melakukan pembebasan jalan nafas
e. Melakukan pengecekan nadi dan pernafasan
2
2. Seorang laki-laki, umur 40 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan
nyeri dada dan sesak napas seperti tertimpa benda berat sejak 30
menit yang lalu. Pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul
dan bertambah jika beraktifitas. Hasil pemeriksaan menunjukkan
pasien tampak gelisah, skala nyeri 6, TD 130/90 mmHg, frekuensi
nadi 100x/menit, frekuensi napas 30x/menit, dan suhu 37,5oC
a. Ansietas
b. Nyeri akut
c. Hipertermi
d. Pola nafas tidak efektif
e. Perfusi jaringan tidak efektif
3.
3. Seorang laki-laki, umur 30 tahun, dibawa ke UGD karena
mengalami penurunan kesadaran akibat kecelakaan satu jam yang
lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan kesadaran somnolen, tampak
jejas pada leher dan klavikula, terdapat retraksi dinding dada, dan
penggunaan otot napas tambahan, TD 110/80 mmHg, frekuensi nadi
110x/menit, frekuensi napas 28x/menit, suhu 36,8oC.
a. Memasang IV line
b. Memasang neck collar
c. Melakukan suctioning
d. Memposisikan head tilt- chin lift
e. Memasang oropharyngeal airway
PEMBAHASAN SOAL
KEPERAWATAN ANAK
Apa intervensi keperawatan yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
Jawaban : E
Menurut SDKI
Diare a/ pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk
Gejala dan tanda mayor data obyektif :
1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
2. Feses lembek atau cair
Menurut SIKI
Intervensi utamanya adalah
Manajemen diare :
Tindakan terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena
- Ambil sampel darah dan feses
3. Seorang anak laki-laki, umur 4 tahun, dibawa oleh ibunya ke RS dengan
kejang sejak 30 menit yang lalu. Ibu mengatakan anak tidak bisa minum.
Hasil pemeriksaan menunjukkan mulut mencucu seperti mulut ikan, perut
seperti papan, suhu 37,8oC, frekuensi napas 44x/menit. Perawat melakukan
tindakan mengatur posisi anak dengan posisi miring.
Jawaban : B
e. Berikan pujian pada orang tua atas upaya yang telah dilakukan.
PEMBAHASAN
Jawaban : A
Interpretasi KPSP
Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S)
Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
Intervensi
Bila perkembangan sesuai (S):
◦ Puji ibu, teruskan pola asuh anak
◦ Beri stimulasi sesering mungkin, tiap saat sesuai umur dan kemampuan anak
◦ Lakukan pemeriksaan / skrining rutin sesuai umur
Perkembangan meragukan (M) :
◦ Beri ibu petunjuk stimulasi, lebih sering, setiap saat untuk mengejar ketertinggalannya
◦ Lacak kemungkinan gangguan kesehatan lain yang menyebabkan penyimpangan perkembangan
◦ Ulangi KPSP 2 minggu kemudian
◦ Jika hasil tetap 7 atau 8, ulangi 2 minggu kemudian.
◦ Jika hasil tetap 7 atau 8 kemungkinan ada penyimpangan (P)
Perkembangan ada Penyimpangan (P):
◦ Rujuk ke klinik tumbuh kembang RS untuk memeriksa perkembangan anak lebih lanjut / penanganan Tim spesialistik
5. Seorang anak laki-laki, umur 6 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas karena
kejang sejak dua jam yang lalu. Ibu mengatakan kejang terjadi 1 kali dengan
waktu ± 2 menit, terdapat muntah dan batuk. Hasil pemeriksaan saat ini
menunjukkan anak tidak dalam kondisi kejang, frekuensi nadi 98x/menit,
frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC.
a. Hipertermi
b. Resiko injuri
Jawaban : A
e. Hipertermi
PEMBAHASAN
Jawaban : B
Menurut SDKI
Bersihan jalan nafas tidak efektif a/ ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Gejala dan tanda mayor
Data objektif :
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebih
4. Mengi, wheezing, ronchi
5. Mekonium di jalan nafas (neonatus)
a. USG
d. Hematologi
e. Pemeriksaan dalam
TIPE PENGKAJIAN
Pembahasan
Plasenta Perdarahan tanpa rasa sakit pada
G2P1A0, 32 mg, pengeluaran darah Previa permulaan dilatasi serviks
dari vagina tanpa disertai nyeri
Abruptio Nyeri yang jelas, diikuti tenderness
Plasenta uterus, perdarahan per vagina,
(Solutio shock pada ibu, fetal distress
Plasenta)
Kelahiran Tampak warna pink di sekitar
Preterm vagina, disertai kontraksi uterus
yang menjadi reguler dan efektif
Pastikan diagnosa
dengan
32 mg
pemeriksaan USG.
Vignette
a. 30 minggu
Berapakah umur kehamilan b. 31 minggu
pada kasus tersebut?
c. 32 minggu
d. 33 minggu
e. 34 minggu
Pembahasan G1P0A0, TFU 30 cm
Vignette
a. Massage payudara
Apakah prioritas intervensi b. Lakukan pemerahan ASI
keperawatan pada kasus c. Ajarkan distraksi dan
tersebut? relaksasi
d. Kompres payudara
dengan air hangat
e. Anjurkan pasien untuk
sering menyusui
Pembahasan
Upaya untuk mengatasi nyeri
payudara:
1. Kompres payudara dengan air
P1A0 , nyeri pada payudara.
hangat atau mandi dengan air
ASI sudah keluar, kedua
hangat untuk mendorong aliran
payudara tegang, nyeri tekan (+)
ASI
2. Anjurkan lebih rutin menyusui bayi
dan tingkatkan durasi menyusui
Prioritas Intervensi 3. Massage payudara
keperawatan ? 4. Kompres dingin untuk meredakan
bengkak dan nyeri
5. Gunakan kedua payudara untuk
Analisa apa menyusui
penyebabnya ! 6. Gunakan pompa ASI / lakukan
pemerahan ASI
Vignette
a. IUD
Apakah alat kontrasepsi b. Implant
yang paling tepat pada kasus
tersebut? c. Pil KB progestin
d. Pil KB kombinasi
e. Suntik depoprovera
Pembahasan
Beberapa KB yang
30 tahun P2A0
PP hari ke- diarahkan untuk ibu
40
dengan hipertensi
TD 140/80
Varises dan varises adalah :
pada kedua
mmHg
kaki
Kondom
Alat IUD / AKDR
kontrasepsi
yang tepat ?
Spermisida
Diafragma
Vignette
a. Ansietas
Apakah prioritas masalah b. Intoleran aktifitas
keperawatan pada kasus
c. Risiko cedera pada ibu
tersebut?
d. Risiko cedera pada janin
e. Perfusi perifer tidak efektif
Pembahasan Prioritas
Masalah
keperawatan ?
G3P2A0
Pusing Lemah
36 minggu
Diagnosa keperawatan:
TD 90/60 Konjungtiva 1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
Letih
mmHg anemis dengan penurunan konsentrasi Hb
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
gaya hidup
CRT > 2
detik
Hb 8 gr% 3. Keletihan berhubungan dengan kondisi
fisiologis (anemia dalam kehamilan)
4. Defisit pengetahuan tentang anemia pada
ibu hamil berhubungan dengan kurang
Hb 11 gr% : tidak anemia terpapar informasi
Hb 9-10 gr% : anemia ringan 5. Risiko cedera pada ibu dibuktikan dengan
Hb 7-8 gr% : anemia sedang fx risiko (kondisi terkait: penurunan kadar
Hb <7 gr% : anemia berat Hb)
Webinar
Sukses Lulus Uji Kompetensi
Tahun 2022
WA/Telp: 082128682855
Email: linarahmawati2409@gmail.com Cirebon, 25 Mei 2022
Data lampau : mencoba membakar rumah tetangga dan marah2 tanpa sebab
1. Seorang laki-laki, umur 30 tahun,
dibawa ke RSJ karena mencoba Data saat ini : berbicara kasar menendang benda disekitarnya
membakar rumah tetangganya sehari Menendang (actual)
yang lalu. Keluarga mengatakan pasien DIAGNOSIS : HERE AND NOW SITUATION
marah-marah tanpa sebab. Hasil
pemeriksaan menunjukkan pasien
berbicara kasar dan menendang benda-
benda yang berada di sekitarnya.
Apakah diagnosis keperawatan utama
pada kasus tersebut ?
B. Perilaku kekerasan
D. Isolasi sosial
E. Halusinasi
84
2. Seorang laki-laki, umur 25 tahun, dirawat di Diagnosa keperawatan : data here and now
RSJ karena mengurung diri sejak dua bulan situation
yang lalu. Pasien mengatakan bahwa dirinya
jelek dan tidak berharga. Hasil pemeriksaan Data Mayor : subjektif pasien mengatakan :
menunjukkan pasien lebih sering menunduk, jelek dan tidak berharga
kontak mata kurang dan terlihat sedih.
Apakah tindakan keperawatan utama pada
kasus tersebut? Data minor : kontak mata kurang, tidak
berinteraksi
A. Membantu memilih kemampuan positif
yang dimiliki DX : Harga diri rendah
B. Menilai dan ueutan kemampuan positif LINGKUP SP HDR
yang dimiliki
SP 1 Mengidentifikasi kemampuan aspek
C. Mengidentifikasi kemampuan positif positif yang dimiliki sekaligus melatih
yang dimiliki
kemampuan positif
D. Memilih kemampuan positif pertama SP 2 melatih kemampuan kedua
E. Melatih kemampuan positif
SP 3 melatih kemampuan ketiga dst
85
HARGA DIRI
RENDAH
86
ISOLASI
SOSIAL
87
3. Seorang laki-laki, umur 26 tahun, dibawa ke • Data aktual : DX Perilaku kekerasan
RSJ karena mengamuk dan memecahkan kaca
rumah tetangganya satu hari yang lalu. Keluarga • LINGKUP SP PERILAKU KEKERASAN
mengatakan pasien marah-marah karena
keinginannya tidak dituruti. Hasil pemeriksaan
SP 1 mengidentifikasi kemampuan klien mengenal
menunjukkan pasien berbicara kasar dan mata pk :
melotot. Perawat sudah mengidentifikasi - Penyebab Marah
kemampuan mengenal kemarahannya dan
pasien mampu menyebutkan dengan benar. - Tanda-tanda marah
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus - Cara yang biasa dilakukan saat marah
tersebut?
- Akibat dari cara yang biasa dilakukan
- Menjelaskan cara marah yang asertif (tarik nafas dalam,
A. Meminta dan menolak dengan baik minum obat, menyalurkan tenaga, sosial verbal dan
B. Mengajarkan Tarik nafas dalam spiritual)
- Mengajari cara tarik nafas dalam
C. Mencontohkan mukul bantal
SP 2 melatih cara mengontrol PK dengan minum obat
D. Membimbing aktifitas spiritual
SP 3 melatih mengontrol PK dengan cara fisik II
E. Mengarahkan cara memanfaatkan obat yg (pukul bantal)
benar
SP 4 melatih pasien mengontrol PK dengan cara
spiritual 88
4. Seorang laki-laki, umur 25 tahun, • Data saat ini/actual menunjukkan bahwa
dirawat di RSJ karena mengurung di
sejak satu bulan yang lalu. Pasien DX keperawatan isolasi sosial
mengatakan merasa kesepian, tidak
aman, dan merasa bosan. Hasil
pemeriksaan menunjukkan pasien
terlihat banyak diam, tidak mau
bicara, menyendiri, dan kontak mata
kurang.
Apakah diagnosis keperawatan
utama pada kasus tersebut :
D. Isolasi social
E. halusinasi
89
• Data lampau : bicara sendiri , mengamuk
• Data saat ini : mengatakan melihat bayangan yg tiba2
5. Seorang laki-laki, umur 28 tahun, muncul & mengajak berbicara
dirawat di RSJ karena bicara sendiri dan
mengamuk tanpa sebab sejak satu minggu • DX : halusinasi
yang lalu. Pasien mengatakan melihat
bayangan yang tiba-tiba muncul dan • Px sudah bisa menghardik, minum obat maka
mengajak bicara. Hasil pemeriksaan selanjutnya adalah……
menunjukkan pasien kadang masih bicara
sendiri, kontak mata baik, dan kooperatif. • Implementasi :
Pasien sudah diajarkan menghardik,
minum obat dan mampu melakukannya
dengan benar.
• SP 1 : membantu mengenal halusinasi dan
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus mengajarkan cara menghardik
tersebut?
• Minum obat
A. Melatih berdoa
• Bercakap-cakap
B. Mengajak bercakap-cakap
• Aktifitas/kegiatan
C. Melatih melakukan aktifitas
90
• Data saat ini : pasien mengeluh tidak berguna (DX :
HDR)
• Data isolasi social pengecoh
6. Seorang laki-laki, umur 23 tahun, dirawat di • Opsi A,B dan C untuk DX isolasi social
RSJ karena mengurung diri dan kadang bicara
sendiri sejak dua minggu yang lalu. Pasien • Opsi E : tidak spesifik untuk masalah psikososial atau
mengeluh tidak berguna karena tidak bisa
tidak spesifik ke 5 dx keperawatan jiwa
membantu orang tuanya. Keluarga
mengatakan pasien sudah berkali-kali • Jawaban : mengidentifikasi kemampuan positif yang
melamar pekerjaan tetapi selalu ditolak dan
sejak itu pasien sering menyendiri dimiliki pasien
Apakah tindakan yang tepat pada kasus • Walaupun berkali2 melamar tidak dijelaskan
tersebut?
bagaimana perasaannya
A. Membantu pasien berkenalan
B. Menganjurkan pasien berinteraksi
C. Mengajarkan pasien cara memulai
pembicaraan
D. Mengidentifikasi kemampuan positif
yang dimiliki pasien
E. Membantu pasien mengidentifikasi
alternative pemecahan
91
SP LINGKUP SP HDR
SP HDR
• Membantu pasien merencanakan kegiatan
• membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan pasien
• Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
• Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
92
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN
Ani Susiani
AIPVIKI REGIONAL IV
JAWA BARAT – BANTEN
Jawaban :?
a. Bertindak dengan komando kepala ruangan
b. Menunggu hasil diskusi dengan kepala ruangan
c. Mengikuti kegiatan pre conference dengan PJ sore
d. Mendiskusikan kondisi pasien dengan perawat
senior C
e. Langsung melakukan asuhan keperawatan pasien
secara mandiri
Mengikuti kegiatan pre
conference dengan PJ sore
Seorang perawat pelaksana yang berdinas malam di ruang perawatan penyakit dalam, saat
melakukan kontrol pada jam 24.00 WIB menghampiri seorang pasien dan menjelaskan
agar pasien berpuasa untuk persiapan pemeriksaan BNO IVP besok. Pada Pagi jam 06.30
WIB perawat melihat klien sedang makan roti.
Apakah tindakan yang pertama dilakukan perawat pada kasus tersebut?
Jawaban :?
a. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
b. Risiko perubahan persepsi sensori
c. Intoleransi aktivitas D
d. Risiko Injuri (jatuh)
Risiko Injuri (jatuh)
e. Kerusakan memori
Seorang laki-laki, umur 68 tahun, tinggal di panti werda, didiagnosis osteomielitis kronis
sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengatakan kesulitan dalam melakukan aktivitas. Hasil
pemeriksaan menunjukan pada tibia kaki kiri pasien mengalami nekrosis tulang.
Apakah rencana tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
Jawaban :?
a. Menggunakan alat bantu pendukung
anggota badan selama gerakan.
b. Menghilangkan tekanan pada tonjolan
tulang. A
c. Mendorong asupan cairan yang tinggi. Menggunakan alat bantu
d. Memberikan makanan bergizi. pendukung anggota badan
e. Batasi aktivitas sehari hari. selama gerakan.
Seorang perempuan, umur 65 tahun, tinggal di panti werda, dengan post stroke satu bulan
yang lalu, sedang menjalani perawatan rehabilitasi dalam mengelolaan aktivitas hidup
sehari-hari.
Pasien sudah mampu berjalan dan makan sendiri. Ketika selesai mandi tampak di wajah
pasien masih ada sisa sabun dan kancing baju yang tidak terpasang.
Apakah rencana tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?