Anda di halaman 1dari 7

Kasus 4

Laporan Keterampilan Praktik Kebidanan Dasar


Pada Ny. A umur 27 tahun G1P0A0 UK 39+6 minggu dengan Disproporsi Kepala Panggul
di RSKIA Queensa

Tanggal dan jam masuk : 1 Juli 2021, pukul 13.00 WIB


Ruangan : Ruang Poli KIA
Data subjektif

 Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 27 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku/bangsa : Jawa/WNI
Alamat : Jl.Gembira No 44 RT 17/RW 3 Janti Depok Sleman Yogyakarta
 Keluhan utama :
1. Tidak ada keluhan selama hamil (tanggal 1 Juli 2021, pukul 13.00)
2. Nyeri pada daerah perut bagian bawah post SC (tanggal 2 Juli 2021, pukul 04.00 WIB)
Status paritas : G1P0A0
Usia kehamilan : 39+6 minggu
Data objektif

 KU dan TTV
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36 C
Pernapasan : 24 x/menit
 Pemeriksaan fisik :
1. TB/BB : 145 cm/ 68 kg
2. Fisik ibu dalam kondisi normal
3. Px abdomen
a. His : 3x/10’/25’’ (3 kali dalam 10 menit durasi 25 detik)
b. Pembukaan : 3 cm
4. Kondisi janin
a. TBJ : 3700 gr
b. DJJ : 140 x/menit

 Pemeriksaan penunjang : -

Diagnosis : Ny. A umur 27 tahun G1P0A0 UK 39+6 minggu inpartu kala 1


fase laten dengan disproporsi kepala panggul
Tindakan dan terapi :
1. Menganjurkan ibu untuk puasa sebelum tindakan SC
2. Melakukan tindakan pemasangan infus dengan cara :
 Cek program terapi cairan/review keputusan pemberian terapi cairan
 Menanyakan keluhan utama/memeriksa adanya tanda kegawatan
 Cuci tangan
 Siapkan alat - alat
 Berikan salam, panggil klien dengan sopan
 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakannya
 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
 Letakkan pasien pada posisi semi fowler atau supine jika tidak memungkinkan.
 Bebaskan lengan pasien dari lengan baju/kemeja
 Letakkan manset 5-15 cm diatas tempat tusukkan
 Letakkan alas plastik dibawah lengan klien
 Periksa label pasien sesuai dengan kebutuhan cairan yang akan diberikan.
 Hubungkan cairan infus dengan infus set dan gantungkan.
 Alirkan cairan infus melalui selang infus sehingga tidak ada udara di dalamnya.
 Kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan kesterilan.
 Kencangkan tournikuet/manset tensi meter (tekanan dibawah tekanan sistolik).
 Anjurkan pasien untuk mengepal dan membukanya beberapa kali, palpasi dan pastikan
tekanan yang akan ditusuk
 Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi dengan
menggunakan kapas betadin. Arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukkan.*
 Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tusukkan.
 Pegang jarum pada posisi 30 derajat pada vena yang akan ditusuk. setelah pasti masuk lalu
tusuk perlahan dengan pasli.
 Rendahkan posisi jarum sejajar pada kulit dan tarik jarum sedikit lalu teruskan plastik iv
catheter kedalam vena
 Tekan dengan jari ujung plastik iv catheter tarik jarum infus keluar*
 Sambungkan plastik iv catheter dengan ujung selang infus.
 Lepaskan manset
 Buka klem infus sampai cairan mengalir lancar.
 Oleskan dengan salep betadin diatas penusukkan, kemudian ditutup dengan kassa steril
 Fiksasi posisi plastik iv catheter dengan plester.
 Atur tetesan infus sesuai ketentuan, pasang stiker yang sudah diberi tanggal.
 Evaluasi hasil kegiatan
 Bereskan alat-alat
 Cuci tangan
 Dokumentasi
3. Melakukan tindakan pemasangan kateter :
 Menyambut pasien dan memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang dilakukan
 Melakukan cuci tangan dan mengeringkan dengan tissu (pra dan pasca tindakan)
 Tanggap terhadap respon pasien
 Mempersiapkan alat dan mendekatkan alat ke dekat klien (Buka kantong kateter sesuai
petunjuk, jaga agar tetap steril, masukan ke dalam bak instrumen)
 Bantu klien pada posisi dorsalrecumbent
 Selimuti klien dengan selimut mandi.
 Memasang perlak pengalas
 Mendekatkan bengkok
 membuka sistem drainase. Metakkan kantung drainase di tepi dasar kerangka tempat tidur.
Menaikkan selang drainase keatas diantara pagar tempat tidur.
 Memposisikan lampu menyinari daerah perianal (k/p)
 Menggunakan sarung tangan sekali pakai
 Membersihkan genitalia dengan melakukan vulva hygiene, dengan menggunakan kapas
sublimat (pasien perempuan) / Membersihkan genitalia dengan cara penis dipegang dengan
tangan non dominan penis dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat oleh tangan
dominan dengan gerakan memutar dari meatus keluar. Tindakan bisa dilakukan beberapa
kali hingga bersih (pasien laki-laki)
 Mencuci tangan
 Menggunakan sarung tangan steril
 Mengambil duk lobang dan tutup daerah perineum klien
 Memberikan pelumas/jelly pada ujung kateter 2,5-5 cm (gunakan tangan nondominan, agar
tangan dominan tetap steril)
 Tangan non dominan membuka labia (pasien perempuan), tangan non dominan memegang
penis (pasien laki-laki) pertahankan dalam posisi ini sepanjang prosedur dan dengan tangan
dominan ambil cateter 7,5-10 cm dari ujung, meletakkan ujung lain kedalam wadah
penampung urine
 Meminta klien untuk tidak mengejan dan mengambil nafas panjang sambil masukkan cateter
melalui meatus
 Mendorong cateter 5-7,5 cm pada orang dewasa perempuan, 10 cm pada orang dewasa laki-
laki dan 2,5 cm pada anak-anak atau sampai urine mengalir pada ujung cateter.
 Lepas labia (pasien perempuan), lepas penis (pasien laki-laki) dan pegang cateter dengan
tangan non dominan
 Membiarkan kandung kemih kosong benar
 Dengan tangan dominan, menyambungkan spuit dengan port injeksi pada ujung cateter
 Perlahan injeksi aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis
 Setelah mengembangkan balon dengan baik, tarik perlahan cateter dengan tangan non
dominan untuk merasakan tahanan.
 Melepaskan duk lobang dari daerah perineum klien
 Menghubungkan ujung cateter dengan selang penampung sistem drainase
 Plester cateter ke paha sebelah dalam dengan plester non-alergik
 Merapikan dan mengatur posisi klien agar nyaman
 Merapikan peralatan kembali
4. Melakukan tindakan SC, kolaborasi dengan dokter obygn
5. Memberikan terapi nonfarmakologis teknik napas dalam pada pasien untuk mengurangi rasa nyeri
pada luka bekas oprasi dengan cara :
 Mengecek program terapi medik
 Mengucapkan salam terapeutik
 Melakukan evaluasi dan validasi
 Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien
 Mempersiapkan alat: satu bantal
 Memasang sampiran
 Mencuci tangan
 Mengatur posisi yang nyaman bagi pasien dengan posisi setengah duduk di tempat tidur atau
kursi atau dengan lying position (posisi berbaring) di tempat tidur atau dikursi dengan satu
bantal
 Meminta pasien untuk menarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup.
Hitung sampai tiga selama inspirasi
 Meminta pasien untuk berkonsentrasi dan rasakan gerakan naiknya abdomen sejauh
mungkin, tetap kondisi rileks dan cegah lengkung pada punggung. Jika ada kesulitan
menaikan abdomen, tarik napas dengan cepat, lalu napas kuat dengan hidung
 Meminta pasien untuk menghembuskan udara lewat bibir, seperti meniup dan ekspirasikan
secara perlahan dan kuat sehingga terbentuk suara hembusan tanpa mengembungkan dari
pipi.
 Teknik pursed lip breathing ini menyebabkan resistensi pada pengeluaran udara paru,
meningkatkan tekanan di bronkus (jalan napas utama) dan meminimalkan kolapsnya jalan
napas yang sempit
 Meminta pasien untuk berkonsentrasi dan rasakan turunya abdomen dan kontraksi otot
abdomen ketika ekspirasi. Hitung sampai tujuh selama ekspirasi
 Meminta pasien untuk menggunakan latihan ini dan tingkatkan secara bertahap selama lima
sampai 10 menit. Latihan ini dapat dilakukan dalam posisi berbaring, duduk tegap, berdiri
dan berjalan
 Mencuci tangan
 Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dan respon pasien
6. Melakukan tindakan perawatan luka post SC dengan cara :
 Mencuci tangan
 Membawa alat-alat dan mendekatkan kesisi pasienc.Memasang sampirand.Memberitahu
pasien tindakan yang akan dilakukane.
 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin dan membebaskan area luka dari pakaian atau
selimutf.
 Menyiapkan plester dan memotongnya sesuai kebutuhan pembalutan luka
 Membuka bak instrumen dan Memasang sarung tanganh.Membuka balutan, dimulai dari
melepas plester (apabila plester susah dilepas berikan larutan NaCl)
 Melepas kasa penutup luka dengan perlahan dan hati-hati sedikit demi sedikit sambil
memperhatikan perlekatan pembalut dengan kulit incisi jahitan atau drain (bila terpasang),
kemudian buang ke dalam tempat sampah medis/bengkok
 Memperhatikan keadaan luka dari tanda-tanda infeksi/Kaji luka dengan menekan daerah
sekitar lukak.Membersihkan luka dengan larutan NaCl secara searah menggunakan
deppers/kassal.
 Mengeringkan luka menggunakan deppres/kassa baru secara searah(Note: Jangan terlalu
Kering. Area luka yang lembab akan membantu proses penyembuhan luka)
 Melakukan tindakan antisepsis dengan menggunakan kassa yang telah diberi betadine secara
searah
 Tutup luka dengan kasa steril dan pasang plesterq.Rapikan pasien, lingkungan dan bereskan
alatr.
 Rendam peralatan yang telah digunakan dalam larutan klorins.
 Cuci tangan di bawah air mengalir
7. Melakukan tindakn personal Hygiene pasien (memandikan pasien) dengan cara :
 Menjaga privasi pasien
 Memberikan salam dan memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
 Mencuci tangan bersih
 Menyiapkan dan mendekatkan alat
 Memakai handscoon bersih
 Menawarkan pasien untuk BAB dan BAK
 Memasang selimut mandi
 Melepaskan pakaian bagian atas
 Meletakkan handuk dibawah kepala pasien
 Membasuh dan bilas wajah pasien, telinga dan lehernya dengan baik dan mengeringkan
dengan handuk
 Meletakkan handuk pada lengan terjauh
 Membasuh, membilas, dan mengeringkan lengan terjauh
 Meletakkan handuk pada lengan terdekat
 Membasuh, membilas, dan mengeringkan lengan terdekat
 Membuka selimut mandi bagian atas dan lipat sampai ke pinggang, menutupi dada pasien
dengan handuk, tangan pasien dikeataskan
 Membasuh, membilas, dan mengeringkan bagian dada, lipatan dibawah payudara, dan
membubuhkan bedak
 Melipat selimut mandi ke daerah pubis
 Membasuh, membilas, dan mengeringkan bagian abdomen
 Menganjurkan pasien miring kiri
 Meletakkan handuk dibawah punggung sampai bokong pasien
 Membasuh, membilas, dan mengeringkan daerah punggung dan bokong
 Memeri bedak daerah yang menonjol untuk mencegah decubitus pada punggung dan
bokong
 Menganjurkan pasien terlentang, membantu pasien memakai pakaian atas
 Membuka pakaian bawah
 Meletakkan handuk pada kaki terjauh
 Membasuh, membilas dan mengeringkan kaki terjauh
 Meletakkan handuk pada kaki terdekat
 Membasuh, membilas dan mengeringkan kaki terdekat
 Menggulung handuk dan memasukkan di bawah bokong
 Membasuh, membilas, dan mengeringkan bagian genitalia :
o Untuk pasien wanita : membasuh dari depan kebelakang dan mengeringkan dengan
hati-hati
o Untuk pasien pria : membasuh dan mengeringkan penis, skrotum dan daerah
pangkal paha dengan hati-hati
 Membantu pasien memakai pakaian bawah
 Mengangkat selimut mandi
 Menutupi bantal dengan handuk, kemudian rambut pasien disisir
 Memberi posisi nyaman bagi pasien
 Membereskan alat-alat dan mengembalikan ke tempatnya
 Melepaskan handscoon
 Mencuci tangan bersih
8. Memberikan terapi obat-obatan :
a. Cefotaxim 1 gr 2x1/ intra vena
b. Antrain 500 mg 3x1/ intra vena
c. Injeksi ranitidine 5 mg/IV
d. Asam Mefenamat 500 mg/oral
Melalui IV (terpasang infus) dengan cara :
 Cari tempat penusukan suntikan, biasanya dekat dengan IV line (abocath)
 Bersihkan tempat penusukan dengan alkohol swab dan biarkan sesaat sampai mengering
(jangan ditiup)
 Matikan aliran cairan infus ke vena klien.
 Siapkan spuit yang telah berisi obat. Jika dalam tabung spuit masih terdapat udara, maka
udara harus dikeluarkan terlebih dahulu.
 Masukkan jarum spuit ke tempat penusukkan
 Secara perlahan, suntikkan obat ke dalam selang infus. Sesuaikan waktu pemberian
dengan jenis obat.
 Setelah obat masuk semua, segera cabut spuit, tutup jarum dengan teknik one hand, lalu
buang ke tempat sampah medis alat tajam habis pakai.
 Setelah obat masuk semua, buka kembali aliran cairan infus ke vena atur kembali tetesan
sesuai program.
 Amati kelancaran tetesan infus.
 Lepaskan sarung tangan
 Rapikan alat-alat dan bantu klien dalam posisi nyaman.
 Evaluasi respon klien setelah pemberian obat intravena (IV) dan rencana tindak lanjut
 Sampaikan salam terminasi
 Cuci tangan
 Dokumentasi hasil tindakan pemberian obat IV
Melalui oral dengan cara :
 Periksa kembali daftar obat pasien
 Membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil mencocokkan nama pada tempat
tidur dengan nama pada daftar obat.
 Memanggil nama pasien sesuai dengan nama pada daftar
 Memberikan obat satu persatu pada pasien sambil menunggu pasien selesai minum obat,
dengan menjelaskan kegunaan obat dan cara memakan obat sesuai jenis obat, misalnya
pasien dianjurkan untuk langsung menelan obat atau obat dikunyah dulu, atau obat dihisap
pelan-pelan atau obat diletakkan dibawah lidah, setelah selesai beri pasien air minum, kalau
perlu.
 Menyimpan kembali obat-obat persediaan milik pasien ke tempatnya
 Mengobservasi keadaan umum pasien
 Mencuci tangan.
 Membuat catatan keperawatan
 Yang harus diperhatikan
 Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui indikasi pemberian obat, dan
efek samping obat.
 Menerapkan prinsip 6 benar dalam pemberian obat.
 Dalam pemberian obat oral harus diperhatikan jenis obatnya
 Perawat harus memastikan bahwa pasien betul-betul meminum obatnya. Bila ada
penolakan dari pasien untuk makan obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab
penolakan serta memotivasinya. Bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan
setelah dilakukan informed consent, maka pasien atau keluarga yang bertanggung
jawab, menandatangani surat penolakan.
 Bila pasien tidak kooperatif, pemberian obat oral dapat melibatkan keluarga.

Evaluasi hasil :
1. Ibu telah berpuasa sebelum tindakan operasi SC dimulai.
2. Telah dilakukan pemasangan infus, kateter telah dipasang, dan ibu sudah merasa nyaman.
3. Tindakan SC telah dilakukan oleh dokter obgyn dan ibu serta bayi selamat.
4. Ibu merasa nyeri berkurang setelah diberikan terapi relaksasi napas dalam.
5. Telah dilakukan perawatan luka post SC, luka tampak bersih dan tidak ada infeksi
6. Setelah dimandikan, ibu tampak lebih segar dan nyaman.
7. Ibu merasa nyeri berkurang dan tidak mual-mual setelah diberikan obat antrain, ranitidine, dan
asam mefenamat. Ibu juga tidak ada alergi antibiotik cefotaxim.

Yogyakarta, 24 Juli 2021


Pembimbing Institusi Mahasiswa Praktikan

(Giyawati Yulilania Okinarum, S.ST.,M.Keb) ( Intan Christi)


NIK. 450718002 Nim 20180001

Anda mungkin juga menyukai