Anda di halaman 1dari 4

Kasus 7

Laporan Keterampilan Praktik Kebidanan Dasar


Pada Nn. R umur 15 tahun dengan Dismenhorea Primer di Puskesmas PONED Depok
Sejahtera

Tanggal dan jam masuk : 29 Juli 2021, pukul 11.00 WIB


Ruangan : Ruang Poli KIA
Data subjektif

 Identitas Klien
Nama : Nn. R
Umur : 15 Tahun
Pekerjaan : Siswi SMA
Suku/bangsa : Jawa/WNI
Alamat : Jl.Delima No 88 Tajem Maguwoharjo, Depok, Sleman Yogyakarta
 Keluhan utama :
Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, sehingga tidak konsentrasi dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar, hari ini adalah hari kedua menstruasi.
Riwayat haid
1. Menarche : 12 tahun
2. Siklus haid : 28 hari
3. Lama haid : 7 hari teratur
4. Volume haid : normal (pada hari pertama sampai keempat 3–4 kali ganti pembalut,
pada hari selanjutnya 2 kali ganti pembalut)

Data objektif

 KU dan TTV
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 79 x/menit
Suhu : 37C
Pernapasan : 24 x/menit
 Pemeriksaan fisik : normal
 Pemeriksaan penunjang :-

Diagnosis : Nn. R umur 15 tahun dengan Dismenhorea Primer


Tindakan dan terapi :
1. Memindahkan pasien ke ruang perawatan :
 Tenaga keperawatan menyiapkan berkas rekam medik dan seluruh kebutuhan pasien yang
akan dilakukan pemindahan ke ruang rawat lain sesuai dengan indikasi pasien
 Tenaga keperawatan menghubungi ruang rawat untuk melakukan konfirmasi ulang tentang
kesiapan ruang rawat yang akan menerima pasien
 Tenaga keperawatan membawa membawa pasien beserta berkas rekam medik dan seluruh
kelengkapan pasien sesuai dengan kebutuhan pasien ke ruang rawat sesuai dengan indikasi
pasien
 Tenaga keperawatan melakukan hand over tentang kondisi pasien beserta seluruh
kelengkapan pasien sesuai dengan kebutuhan pasien kepada tenaga keperawatan ruang rawat
yang akan menerima pasien dengan menandatangani formulir transfer.
 Tenaga keperawatan yang menerima pasien membawa pasien ke kamar pasien yang sudah
disiapkan sesuai dengan indikasi pasien
 Tenaga keperawatan yang menerima pasien memberikan posisi yang nyaman dan memonitor
kondisi pasien sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2. Memposisikan klien dengan posisi sims untuk mengurangi nyeri hadi :

 menjelaskan langkah-langkah menjelaskan langkah-langkah tindakan-tindakan


 mencuci tangan
 mempersiapkan alat-alat
 membuat posisi tempat tidur yang untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi Perawat/ bidan)
 memindahkan pasien ke posisi tempat tidur dengan berlawanan diinginkan
 merapatkan kedua kaki pasien dan tekuk lututnya
 memiringkan pasien sampai sampai posisi agak tengkurap
 meletakkan bantal di bawah kepala
 menempatkan satu tangan menempatkan satu tangan di belakang tubuh
 mengatur bahu atas sedikit abduksi atau siku fleksi
 meletakkan bantal diruang antara dada, abdomen serta lengan di atas kasur
 meletakkan bantal di ruang antara abdomen, pelvis, abdomen, pelvis, pahapatas dan tempat
tidur
 meyakinkan bahwa bahu dan pinggul berada pada bidang yang sama
 meletakkan gulungan handuk atau bantal di bawah telapak kaki
 mencuci tangan
 mengevaluasi respon pasien
 melakukan dokumentasi tindakan dan hasil

3. Melakukan tindakan pengarahan relaksasi napas dalam untuk mengurangi nyeri dengan cara :

 Atur posisi pasien dengan posisi duduk ditempat tidur atau dikursi
 Letakkan satu tangan pasien diatas abdomen ( tepat bawah iga) dan tangan lainnya berada di
tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernafas
 Keluarkan nafas dengan perlahan-lahan
 Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan selama 4 detik sampai dada dan
abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama menarik nafas
 Tahan nafas selama 3 detik
 Hembuskan dan keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui mulut selama 4 detik
 Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode istirahat 2 menit
( 1 siklus adalah 1 kali proses mulai dari tarik nafas, tahan dan hembuskan).
4. Melakukan tindakan kompres hangat dengan cara :
 Menyiapkan alat dan menyusun secara ergonomis
 Buli-buli atau botol atau kantong air berisi air panas 46-51,6 0C/ air hangat
 Thermometer air
 Kantong pembungkus
 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
 Mendekatkan alat dan mengisi buli-buli atau botol atau kantong air berisi air panas/hangat
 Memasukkan botol pada kantong pembungkus, jika menggunakan kain masukkan kain
dalam air hangat kemudian peras
 Tempatkan botol/kain yang sudah diperas pada daerah yang akan dikompres
 Angkat botol/kain tersebut setelah 20 menit, kemudian isi lagi botol/masukkan lagi kain ke
dalam air hangat lalu peras. Taruh lagi botol/kain pada daerah yang akan dikompres. Ulangi
sampai pasien merasa nyaman.
 Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
 Merapikan dan memposisikan pasien senyaman mungkin
 Membereskan peralatan
5. Untuk tindakan terapi obat pasien diberikan obat Analgesik ibuprofen 500 mg, diberikan secara
per oral dengan cara :
 Periksa kembali daftar obat pasien
 Membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil mencocokkan nama pada tempat
tidur dengan nama pada daftar obat.
 Memanggil nama pasien sesuai dengan nama pada daftar
 Memberikan obat satu persatu pada pasien sambil menunggu pasien selesai minum obat,
dengan menjelaskan kegunaan obat dan cara memakan obat sesuai jenis obat, misalnya
pasien dianjurkan untuk langsung menelan obat atau obat dikunyah dulu, atau obat dihisap
pelan-pelan atau obat diletakkan dibawah lidah, setelah selesai beri pasien air minum, kalau
perlu.
 Menyimpan kembali obat-obat persediaan milik pasien ke tempatnya
 Mengobservasi keadaan umum pasien
 Mencuci tangan.
 Membuat catatan keperawatan
 Yang harus diperhatikan
 Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui indikasi pemberian obat, dan
efek samping obat.
 Menerapkan prinsip 6 benar dalam pemberian obat.
 Dalam pemberian obat oral harus diperhatikan jenis obatnya
 Perawat harus memastikan bahwa pasien betul-betul meminum obatnya. Bila ada
penolakan dari pasien untuk makan obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab
penolakan serta memotivasinya. Bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan
setelah dilakukan informed consent, maka pasien atau keluarga yang bertanggung
jawab, menandatangani surat penolakan.
 Bila pasien tidak kooperatif, pemberian obat oral dapat melibatkan keluarga.
Evaluasi hasil :
1. Pasien telah dipindahkan ke ruang perawatan
2. Pasien telah diposisikan pada posisi sims
3. Teknik relaksasi dan kompres hangat telah dilakukan, nyeri pada perut pasien sudah mulai
berkurang dan pasien merasa lebih nyaman
4. Terapi obat analgesik ibuprofen 500 mg per oral telah diberikan, lalu nyeri perut pada pasien berkurang

Yogyakarta, 29 Juli 2021


Pembimbing Institusi Mahasiswa Praktikan

(Giyawati Yulilania Okinarum, S.ST., M.Keb) ( Intan Christi)


NIK. 45071800 Nim : 20180001

Anda mungkin juga menyukai