Anda di halaman 1dari 13

Journal of Borneo Holistic Health, Volume 1 No.

1 Juni 2018 hal 1-13


P ISSN 2621-9530 e ISSN 2621-9514

AKURASI PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL


(Central Venous Pressure)
Hendy Lesmana 1
1.Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
*E-mail: hendylesmana2@gmail.com

Abstrak

Pemantauan tekanan vena sentral merupakan salah satu metode pengukuran hemodinamik pasien secara
invasif yang penggunaannya secara luas di temukan terutama di ruang perawatan intensif. Terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi akurasi pengukuran tekanan vena sentral tersebut yang dapat menyebabkan bias
(penurunan/peningkatan) dari nilai sebenarnya dan hal ini dapat berdampak terhadap kesalahan dalam
pengambilan keputusan klinik terhadap pasien. Metode yang digunakan pada tinjauan literatur ini
menggunakan studi pencarian sistematis database terkomputerisasi (CINAHL, ProQuest dan Google
cendekia) dalam bentuk jurnal penelitian yang berjumlah 14 jurnal, studi kepustakaan meliputi; Text Book,
Buku ajar dan buku cetak lainnya dengan jumlah 5 buku serta Tesis hasil penelitian yang tersimpan dalam
perpustakaan dengan jumlah 1 buah. Hasil studi menunjukan Akurasi Pengukuran tekanan vena sentral
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya: faktor peralatan; tersumbatnya kateter dan ujung kateter
berada di ventrikel kanan, faktor kemampuan perawat; kalibrasi yang tidak benar, proses pengukuran tidak
konsisten, osilasi pernafasan, tehnik pengukuran yang tidak benar serta penggunaan mode PEEP pada
pasien yang terpasang ventilator. Perawat harus melakukan pemantauan tekanan vena sentral secara serial
hal ini berguna dalam memantau respon pasien terhadap pengobatan/tindakan yang telah diberikan. Penting
untuk diingat bahwa nilai tekanan vena sentral tinggi mungkin terkait dengan patofisiologi penyakit dan
tidak selalu menunjukan overload cairan.

Kata Kunci: Akurasi hasil pengukuran, Hemodinamik invasif, Pemantauan serial, Tekanan vena sentral

Abstract

Accuracy of Central Venous Pressure Measurement. The observation of central venous pressure
is one of hemodynamic measurement methods treated to patient invasively that has been widely applied in
intensive care unit. There are many factors affected the accuracy of central venous pressure measurement
which is able to cause bias (decrease/ increase) from actual data, and they may cause mistakenly clinical
decision to patient. Method applied in this literature review is computerized systematic database searching
study (CINAHI, ProQuest and Google) in journal research form as many as 14 journals, library study
covering: Text book, 5 other books, and 1 thesis from library. The result of study indicates that the accuracy
of central venous pressure measurement is influenced by several factors for instance: equipment factor;
catheter clogged and catheter’s tip on right ventricle, Nurse Capability factor; error in calibrating,
inconsistency on measurement process, respiratory oscillation, error in measuring and utilizing PEEP mode
on patient with ventilator. Nurse should observe the central venous pressure serially to monitor the patient
respond the examination / medication treated. It is intensely important to ensure that the high rate of central
venous pressure could have something to do with pathophysiology of disease and show fluid overload
infrequently.

Keywords: Measurement accuracy result, Hemodinamic invasive, Serial observation, central venous
pressure.
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

Pendahuluan sejumlah faktor yang dapat membiaskan


hasil pengukuran (meningkat/menurun
Central Venous Pressure (CVP)
dari nilai sebenarnya), diantaranya adalah
atau tekanan vena sentral merupakan salah
penggunaan obat vasopresor, gravitasi
satu metode pemantauan hemodinamik
(posisi pasien), faktor alat (kateter
yang bersifat invasif. CVP sering
tersumbat dan lokasi ujung kateter yang
digunakan di ruang perawatan intensif
tidak tepat), faktor kesalahan pengukuran
terutama pada pasien yang mengalami
(kalibrasi yang tidak benar dan prosedur
gangguan keseimbangan cairan, gagal
pengukuran yang tidak konsisten dan
jantung, evaluasi terhadap respon terapi
osilasi pernafasan) dan pada pasien yang
dan media pemberian terapi atau cairan
terpasang ventilator (terutama mode
hipertonik. Di Inggris sekitar 200.000
Positive End Ekspiratory Pressure).
kateter vena sentral dipasang (diinsersi)
Hal-hal yang dapat mempengaruhi
setiap tahunnya (Jevon & Ewens, 2009),
akurasi hasil pengukuran tekanan vena
demikian pula di Indonesia walaupun
sentral tersebut bila tidak diketahui secara
secara statistik tidak ada data yang pasti
baik oleh perawat yang bertugas di ruang
menyebutkan jumlah insersi kateter vena
intensif dapat menyebabkan kesalahan
sentral setiap tahunnya, namun tindakan
dalam pengukuran sehingga berdampak
pemasangan kateter vena sentral sering
pada pengambilan tindakan atau
ditemukan terutama di ruang perawatan
pengambilan keputusan klinis pasien.
intensif seperti Intensif care unit,
Kesalahan dalam pengambilan
Cardiovaskuler Care Unit, High Care
tindakan/keputusan klinis berdampak
Unit, Intermediate Care Unit, sehingga
pada kondisi klinis pasien, sehingga dapat
diharapkan bagi perawat yang bertugas di
memperberat kondisi pasien yang
ruang perawatan intensif memiliki
sebenarnya telah berada dalam kondisi
Pengetahuan dan Keterampilan yang baik
yang kritis. Berdasarkan uraian di atas
dalam hal pengukuran dan pemantauan
maka penulis tertarik ingin membahas
tekanan vena sentral.
mengenai “Faktor – faktor yang
Pemantauan tekanan vena sentral
mempengaruhi akurasi pengukuran
dapat bermanfaat dalam menilai fungsi
tekanan vena sentral” terutama dilakukan
jantung, volume darah yang bersirkulasi,
pada pasien kritis.
tonus vaskular dan respon pasien terhadap
terapi. Namun demikian pengukuran
tekanan vena sentral dapat dipengaruhi

2
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

Landasan Teori Tekanan Vena Sentral. 2. Volume darah yaitu sekitar dua pertiga
Tekanan Vena sentral (CVP) dari volume darah berada di sistem
mencerminkan tekanan pengisian atrium vena. Penurunan volume darah pada
kanan atau preload ventrikel kanan dan berbagai keadaan atau dehidrasi maka
bergantung pada volume darah, tonus tekanan vena sentral dapat menurun.
vaskuler dan fungsi jantung. Pemantauan 3. Gravitasi yaitu apabila seseorang
tekanan vena sentral dapat bermanfaat berdiri maka aliran vena lebih banyak
dalam menilai fungsi jantung, volume didistribusikan ke vena ekstremitas
darah yang bersirkulasi, tonus vaskuler, bawah sehingga tekanan vena sentral
dan respon pasien terhadap terapi. Namun akan menurun sedangkan pada posisi
demikian tekanan vena sentral dapat berbaring akan terjadi hal sebaliknya.
dipengaruhi oleh sejumlah faktor 4. Tonus vena verifer yaitu vena kontriksi
sehingga sebaiknya diinterpretasikan yang terjadi pada saat olah raga, stress,
dalam kombinasi dengan pengukuran perdarahan, syok dan gagal jantung
sistemik lainnya. akan meningkatkan tekanan vena
Tekanan vena sentral ditentukan sentral. Sebaliknya pada suhu yang
oleh empat kompenen, yaitu: volume panas terjadi venodilatasi dan tekanan
darah, fungsi kardiak, tekanan intratorakal vena sentral akan menurun.
dan tonus vasomotor. Barbeito & Mark 5. Pompa otot skeletal yaitu pada saat
(2006), beberapa faktor yang olah raga otot akan memompa vena di
mempengaruhi volume darah dan fungsi ekstremitas dan akan mendorong aliran
kardiak yang ikut mempengaruhi tekanan balik ke jantung, hal ini akan
pada atrium kanan, yakni: meningkatkan tekanan vena sentral dan
1. Fungsi ventrikel yang mengalirkan volume sekuncup saat olah raga,
darah keseluruh tubuh. Dalam keadaan sebaliknya bila seseorang berdiri dan
fungsi sistolik dan diastolik yang diam maka tidak ada pompa ke vena
normal, ventrikel dapat menerima dan aliran balik ke jantung berkurang
cairan yang besar tanpa adanya mengakibatkan curah jantung
peningkatan tekanan vena sentral berkurang.
namun bila fungsinya menurun Tekanan intratorakal di pengaruhi oleh
pemberian cairan walaupun sedikit beberapa faktor diantaranya osilasi
mengakibatkan tekanan vena sentral pernafasan, dimana saat inspirasi tekanan
meningkat secara signifikan. intratorakal menjadi lebih negatif dan

3
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

tekanan intra abdominal lebih positif, hal 3. Prosedur pengukuran yang tidak
ini akan meningkatkan beda tekanan yang konsisten; pastikan prosedur dilakukan
juga meningkatkan pengisian dari vena dengan konsisten (posisi pasien dan
sentral. Sebaliknya dalam keadaan titik referensi yang identik) untuk
ekspirasi tekanan di sekeliling jantung pengukuran tekanan vena sentral serial.
hampir sama dengan tekanan atmosfir 4. Infus yang terus diberikan; pengukuran
sehingga aliran balik vena berkurang. tekanan vena sentral yang tinggi palsu
Tekanan intratorakal juga dapat akan menyebabkan infus terus
dipengaruhi pada pasien yang terpasang diberikan melalui kateter CVP selama
ventilator terutama penggunaan mode prosedur. Selain itu cairan infus
PEEP. Tonus vaskuler dapat dipengaruhi mengandung obat vasoaktif, maka
oleh pemberian obat vasopresor yang akan resultan pembilasan dapat
menyebabkan vasokontriksi sehingga menyebabkan periode mendadak
akan menunjukan peningkatan CVP. Pada instabilitas jantung. Infus harus
kondisi ini volume darah tidak bertambah dimatikan selama dilakukan
tetapi pembuluh menjadi lebih kecil. pengukuran CVP.
Hinds dan Watson (1996) yang 5. Ujung kateter berada di ventrikel
dikutip oleh Jevon P, Ewens B & Pooni JS kanan; keadaan ini akan menyebabkan
(2009), mengidentifikasi masalah- pembacaan tekanan tinggi yang tidak
masalah pada pemantauan tekanan vena diharapkan.
sentral, yang berkaitan dengan alat & 6. Osilasi pernafasan; pengukuran harus
tehnik pengukuran CVP, yakni: dilakukan pada akhir ekspirasi,
1. Kateter yang tersumbat; keadaan ini terutama jika pasien mengalami distres
akan menghasilkan pembacaan yang pernafasanatau sedang diventilasi
persisten tinggi dengan gambar yang karena CVP akan menjadi lebih tinggi
mendatar. secara artifisial akibat tekanan
2. Kalibrasi yang tidak benar, jika intratoraks yang positif.
menggunakan tranduser dan osiloskop,
makasistem harus dikalibrasi sesuai Metode
rekomendasi pabrik yang tercantum Studi ini merupakan suatu tinjauan
dalam petunjuk manual penggunaan literatur (Literature Review) yang
alat. mencoba menggali lebih banyak
informasi mengenai hal-hal yang

4
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

mempengaruhi nilai hasil pengukuran bawah menyatu membentuk Vena Cava


tekanan vena sentral (CVP) baik dari sisi Inferior (IVC). Kedua vena cava ini
keperawatan maupun dari sisi medis. berada dalam kesinambungan dengan
Sumber untuk melakukan tinjauan atrium kanan sehingga tekanan pada vena
literatur ini meliputi studi pencarian cava ini sama dengan tekanan pada atrium
sistematis database terkomputerisasi kanan (RAP), sehingga Tekanan vena
(CINAHL, ProQuest dan Google sentral sama dengan tekanan di atrum
cendekia) bentuk jurnal penelitian yang kanan (CVP = RAP). Hal ini dibuktikan
berjumlah 14 jurnal, studi kepustakaan dengan penelitian Chait, dkk yang dikutip
meliputi; Text Book, Buku ajar dan buku oleh Peterson JK (2012), mencoba
cetak lainnya dengan jumlah 5 buku serta membandingkan tekanan vena sentral
Tesis hasil penelitian yang tersimpan yang diukur melalui kanulasi pada vena
dalam perpustakaan (yang tidak femoralis yang ujung kanulenya bermuara
dipublikasikan) sebanyak 1 buah dengan di vena cava inferior dengan kateter
waktu tinjauan literatur antara tahun 1996 atrium transthoracic langsung, diperoleh
sampai dengan tahun 2012. hasil penelitian bahwa hasil pengukuran
tekanan vena sentral pada vena femoralis
Hasil
dengan kateter atrium menunjukan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan yang tidak signifikan secara
hasil pengukuran tekanan vena sentral klinis walaupun secara statistik tidak
identik. Murdoch, et.al. (2012), meneliti
adalah:
perbedaan tekanan vena sentral antara
1. Lokasi insersi kateter vena sentral. kanulasi dari vena cava superior, atrum
Tekanan vena sentral adalah istilah kanan dan vena cava inferior melalui vena
yang digunakan untuk menggambarkan femoralis, sekali lagi tidak menemukan
tekanan dalam pembuluh darah besar yang perbedaan antara ketiga situs tersebut.
memasok aliran balik vena ke sisi kanan Jadi dapat dikatakan bahwa lokasi
jantung. Vena yang membawa aliran balik penusukan kateter tidak mempunyai
dari kepala, leher, lengan serta dada pengaruh terhadap nilai pengukuran
bagian atas bersatu untuk membentuk tekanan vena sentral.
Vena Cava Superior (SVC), sedangkan 2. Pengukuran pada setiap lumen kateter
pembuluh darah yang membawa aliran vena sentral.
balik vena dari kaki, perut dan dada bagian

5
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

Scott (1998), meneliti mengenai berkurang, hal ini akan menyebabkan


perbedaan pengukuran tekanan vena penurunan tekanan vena sentral, hal ini
sentral pada setiap lumen dari kateter umunya terjadi pada pasien dengan
trilumen pada 48 pasien dewasa di unit demam, sepsis, syok anafilaksis dan
perawatan intensif. Hasil penenlitian pasien yang mendapatkan obat
menunjukan bahwa terdapat perbedaan vasodilator. Pemberian obat
nyata nilai tekanan vena sentral antara vasokonstriksi menyebabkan peningkatan
masing-masing lumen. Analisis lebih aliran darah kembali ke jantung sehingga
lanjut perbedaan antara distal port, medial dapat meningkatkan tekanan vena sentral.
dan proksimal port itu 1,12 mmHg dan Vasokontriksi paling umum terjadi pada
1,28 mmHg yang secara statistik berbeda pasien hipotermia, hipovolemia dan
namun secara klinis tidak signifikan. pasien yang mendapatkan terapi
Perbedaan antara port distal dengan port vasodilator (Scales, 2010). Hal yang dapat
medial secara klinis signifikan dalam 12,5 dilakukan oleh perawat adalah dalam
% dan perbedaan antara pengukuran yang pemberian obat vasokontriktor/
dilakukan pada port distal dan port vasodilator gunakan line atau jalur lain
proksimal secara klinis berbeda 14,6 %. (melalui infus), bila tetap memberikan
Hasil penelitian ini mengarah pada obat pada salah satu port pada kanule vena
kesimpulan bahwa lokasi lumen sentral maka hentikan terlebih dahulu
(proksimal, medial dan distal) tempat sebelum melakukan pengukuran tekanan
pengukuran tekanan vena sentral dapat vena sentral (Jevon & Ewens, 2008).
mempengaruhi hasil pengukuran tekanan 4. Garvitasi atau perubahan posisi tubuh
vena sentral sehingga demi keamanan pasien.
mereka merekomendasikan pemantauan Gravitasi/Posisi tubuh pasien saat
tekanan vena sentral dilakukan melalui dilakukan pengkuran tekanan vena sentral
port proksimal. berpengaruh terhadap hasil pengukuran.
3. Tonus vaskuler. Penelitian yang dilakukan oleh Nakao S,
CVP (tekanan vena sentral) juga et.al. yang dikutip oleh Arthur M, et.al.
dipengaruhi oleh tonus vaskuler, derajat (2008) bahwa posisi tubuh telah terbukti
penyempitan atau pelebaran pembuluh mempengaruhi diameter, luas dan bentuk
darah. Jika vena mengalami vasodilatasi dari vena cava inferior dan ini secara tidak
maka darah akan terkumpul di sirkulasi langsung dapat mempengaruhi tekanan
perifer dan darah kembali kejantung akan vena sentral. Penelitian Arthur M, et.al.

6
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

(2008) ingin membuktikan pengaruh embolus paru atau ventilasi mekanik


diameter vena cava inferior terhadap (Jarman H, 2007). Penelitian yang
tekanan vena sentral dimana didapatkan dilakukan oleh Mulyati T (2011), dimana
hasil terdapat korelasi antara tekanan vena pasien yang terpasang ventilator dengan
sentral dengan diameter vena cava inferior mode Positive End Ekspiratory Pressure
pada pasien dengan ejeksi fraksi normal. (PEEP) 5 cm H2O, 10 cm H2O dan 15 cm
Penelitian yang dilakukan oleh Pasion M, H20, kemudian dilihat pengaruhnya
et.al. (2010), yang menempatkan pasien terhadap hasil pengukuran tekanan vena
pada posisi supinasi dan posisi head of the sentral. Hasil penelitian membuktikan
bed, dimana terdapat 2 pasien dari 46 dimana terdapat perubahan nilai tekanan
pasien pengamatan yang mengalami vena sentral dari PEEP 5 cm H2O ke PEEP
peningkatan tekanan vena sentral lebih 10 cm H2O dengan rerata 2 cm H2O
dari 4 mmHg dari nilai sebelumnya. (dengan hasil uji ANOVA p = 0,028) dan
Sebagai perawat yang bekerja di ruang PEEP 10 cm H2O ke PEEP 15 cm H2O
intensif untuk membantu memastikan dengan rerata 2,148 cm H2O (dengan hasil
validitas pengukuran dan keakuratan uji ANOVA p = 0,016). Dengan demikian
interpretasi tekanan vena sentral maka semakin tinggi PEEP diberikan maka
posisi pasien harus konstan (jika mungkin semakin mempengaruhi hasil pengukuran
dalam posisi terlentang) dan harus Tekanan vena sentral. Yang dapat
menggunakan titik phlebostatik yang dilakukan oleh perawat untuk
sama (mid aksila ICS 4) untuk setiap meminimalkan pengaruh PEEP bila
pembacaan (Jevon P & Ewens B, 2008). hendak melakukan pengukuran tekanan
Bila posisi terlentang tidak vena sentral adalah bila pasien terpasang
memungkinkan maka dapat dilakukan ventilator dengan mode PEEP maka
pada posisi semifowler dengan lavelling perawat dapat menurunkan PEEP tersebut
harus dilakukan setiap kali posisi pasien pada tekanan 5 cm H2O kemudian tunggu
berubah (Cole E, 2007). beberapa saat (minimal 2 menit periode
5. Tekanan Intratorakal. equilibrium) baru dilakukan pengukuran
Tekanan intratoracic berpengaruh tekanan vena sentral dan setelah
terhadap nilai pengukuran tekanan vena pengukuran selesai maka dapat dinaikkan
sentral, nilai tekanan vena sentral dapat lagi setting PEEP ke tekanan semula. Jika
meningkat akibat peningkatan tekanan terdapat kondisi medis yang tidak
intratoracic yang disebabkan oleh memungkinkan merubah tekanan PEEP

7
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

pada setting ventilator maka dapat lainnya. Untuk memperoleh informasi


dilakukan pengukuran tekanan vena yang lengkap maka perawat harus
sentral secara serial untuk melihat melakukan pemantauan tekanan vena
perkembangan dan divalidasi dengan sentral secara serial dan bukan tunggal,
kondisi pasien, urin output dan tanda- hal ini berguna dalam memantau respon
tanda vital (tekanan darah, nadi dan pasien terhadap pengobatan atau tindakan
pernafasan). yang telah diberikan. Penting untuk
Tekanan vena sentral bukan diingat bahwa nilai tekanan vena sentral
indikator yang dapat diandalkan pada tinggi mungkin terkait dengan
kasus gagal jantung kiri. Gagal ventrikel patofisiologi penyakit dan tidak selalu
kiri meningkatkan tekanan pengisian di menunjukan overload cairan dan
sisi kiri jantung, akhirnya peningkatan terkadang pasien mungkin masih
tekanan ini mengakibatkan aliran balik mengalami kekurangan cairan.
darah ke dalam vaskuler paru. Edema paru Tekanan vena sentral didapat
muncul pada waktu tekanan vena sentral dengan cara memasang kateter vena
meningkat (Kidd PS, Sturt PA& Fultz J, sentral yang bersifat invasif yang
2011). Kewaspadaan perawat pada pasien memiliki resiko dan biaya yang besar dan
yang mengalami gagal jantung sisi kiri sulit pengadaannya di daerah perifer. Bila
adalah bila terjadi peningkatan tekanan tidak memungkinkan dilakukan
vena sentral yang mendadak disertai bukti pemasangan kateter vena sentral atau
klinis dimana pasien sesak dan terdapat tidak ada alat yang mendukung untuk
bunyi nafas tambahan maka kemungkinan memasang kateter vena sentral maka
pasien mengalami edema paru dan harus dapat dilakukan estimasi tekanan vena
segera dilakukan penanganan. Perawat sentral melalui tekanan intra okuler
yang bekerja di ruang intensif perlu asalkan tidak terdapat kelainan pada mata
mengetahui bahwa tekanan vena sentral yang dapat mempengaruhi tekanan intra
tidak dapat mengetahui secara langsung okuler. Secara anatomi, tekanan isi bola
ukuran volume darah yang bersirkulasi mata berhubungan dengan vena cava
sehingga setiap melakukan pengukuran superior dan bilik atrium kanan jantung.
dan didapatkan hasil yang berubah dari Penelitian yang dilakukan oleh Tarigan
hasil sebelumnya maka perawat dapat RH (2010), dimana ingin melihat
membandingkan dengan nilai tekanan hubungan antara tekanan vena sentral
darah, urin output dan kondisi pengukuran dengan tekanan intra okuler pada 20

8
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

pasien yang di rawat di ruang intensif. nilai pengukuran tekanan vena sentral.
Hasil penelitian menunjukan Korelasi Pada penggunaan kateter CVP trilumen
linier ditemukan antara TIO dan CVP terdapat perbedaan pengukuran tekanan
(r=0,875, p=0,0001). CVP dapat vena sentral pada masing-masing lumen
diestimasi dengan didapatnya nilai TIO tersebut, dimana antara lumen distal dan
(CVP = ‐ 0,815 + 0,535 x TIO). medial terdapat perbedaan 1,12 mmHg
dan pengukuran pada lumen distal ke
Kesimpulan
lumen proksimal terdapat perbedaan 1,28
Pemantauan tekanan vena sentral mmHg.
dapat bermanfaat dalam menilai fungsi Nilai pengukuran tekanan vena
jantung, volume darah yang bersirkulasi, sentral juga dipengaruhi oleh aktivitas
tonus vaskular dan respon pasien terhadap tonus vaskuler dimana bila vena
terapi. Namun demikian pengukuran mengalami vasodilatasi maka terjadi
tekanan vena sentral dapat dipengaruhi penurunan tekanan vena sentral
sejumlah faktor yang dapat membiaskan sebaliknya bila vena mengalami
hasil pengukuran, diantaranya adalah vasokontriksi maka terjadi peningkatan
penggunaan obat vasopresor, gravitasi tekanan vena sentral.
(posisi pasien), faktor alat (kateter Gravitasi/posisi tubuh juga
tersumbat dan lokasi ujung kateter yang berpengaruh terhadap hasil pengukuran
tidak tepat), faktor kesalahan pengukuran tekanan vena sentral, dimana posisi tubuh
(kalibrasi yang tidak benar dan prosedur telah terbukti mempengaruhi diameter,
pengukuran yang tidak konsisten dan luas dan bentuk dari vena cava inferior.
osilasi pernafasan) dan pada pasien yang Untuk membantu validitas dan keakuratan
terpasang ventilator (terutama mode hasil penenlitian maka sebaiknya pasien
Positive End Ekspiratory Pressure). harus pada posisi konstan dan harus
Lokasi insersi pada cateter vena menggunakan titik plebostatik yang sama
sentral tidak berimplikasi klinis terhadap setiap pengukuran.
hasil pengukuran tekanan vena sentral. Tekanan intratoracic berpengaruh
Penelitian Murdoch, et.al. yang dikutip terhadap nilai tekanan vena sentral
oleh Peterson. JK (2012), tidak terutama pada pasien yang terpasang
menemukan perbedaan antara ketiga ventilator dengan modus Positive End
lokasi kanulasi yakni; vena cava superior, Ekspiratory Pressure (PEEP). Semakin
atrium kanan dan vena cava inferior pada besar tekanan PEEP yang diberikan

9
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

kepada pasien maka semakin besar Rekomendasi


perubahan nilai tekanan vena sentral
Diharapkan banyak lagi penelitian
pasien.
yang mengarah pada keakuratan hasil
Tekanan vena sentral tidak dapat
pengukuran tekanan vena sentral terutama
menentukan secara langsung volume
yang berbasis evidance base. Banyak
darah bersirkulasi sehingga dalam
kendala yang dihadapi di lahan praktik
pengukurannya harus divalidasi dengan
dalam menentukan keakuratan hasil
pengukuran yang lain, seperti: tekanan
pengukuran seperti kapan waktu
darah, nadi, pernafasan dan output urin.
pengukuran dilakukan pada pasien yang
Perawat perlu mewaspadai terhadap
mengalami sesak nafas. Perubahan posisi
peningkatan tekanan vena sentral yang
pasien juga sering terjadi pada kegiatan
mendadak disertai tanda klinis lainnya
pengukuran tekanan vena sentral secara
seperti; sesak nafas dan terdapat bunyi
series tetapi tidak diketahui secara pasti
nafas tambahan maka kemungkinan
berapa perubahan tekanan vena sentral
pasien mengalami edema paru dan harus
tersebut pada setiap perubahan posisi dari
segera dilakukan penanganan.
pasien.
Penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan uraian singkat diatas
Tarigan. RH (2010), menemukan
kiranya perawat yang berkerja di ruang
hubungan yang signifikan antara tekanan
rawat intensif dapat memahami kondisi–
vena sentral dengan tekanan intraokuler,
kondisi yang dapat mempengaruhi hasil
hasil penelitian menunjukan Korelasi
pengukuran tekanan vena sentral sehingga
linier ditemukan antara TIO dan CVP
dapat menggali lebih lanjut fenomena-
(r=0,875, p=0,0001). CVP dapat
fenomena lain di lapangan yang kiranya
diestimasi dengan didapatnya nilai TIO
dapat menjadi masukan bagi peneliti
(CVP = ‐ 0,815 + 0,535 x TIO). Metode
keperawatan untuk dapat memberikan
ini dapat diterapkan bagi rumah sakit kontribusi bagi kemajuan perkembangan
perifer yang tidak memiliki sarana dan ilmu keperawatan.
prasarana untuk dilaakukan pemasangan
kateter vena sentral juga pada pasien yang Referensi
tidak memungkinkan secara klinis untuk Ahrens, T. (2010). Stroke volume
dilakukan pemasangan kateter vena optimization versus central venous
pressure in fluid management.
sentral.
American Association of Critical
Care Journals. Diperoleh dari

10
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

http://web.ebscohost.com/ehost/pdf Hinghofer-szalkay & Helmut. (2011).


viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966- Gravity, the hydrostatic indifference
a2d2-49f5-989a- concept and the cardiovascular
caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi system. Eur Journals Appl Physiol.
d=22&hid=19. Diperoleh dari
Arthur, ME. landolfo, C. Wade, M. & http://search.proquest.com/docview
Castresana. (2009). Inferior vena /835125183/fulltextPDF/137EA67
cava diameter (IVCD) measured F6D0420E5340/9?accountid=3862
with transesophageal 8.
echocardiography (TEE) can be Hudak, CM. & Gallo, BM. (2010).
used to derive the central venous Keperawatan Kritis Pendekatan
pressure (CVP) in anesthetized Holistik. Volume 1. Edisi 6 (Ester,
mechanically ventilated patients. M. Kariasa, M. Sumarwati, M &
Journal of CV Ultrasound & Allied Afifah, E.Penerjemah). Buku Asli
Tech. Diperoleh dari diterbitkan Tahun 1994.
http://web.ebscohost.com/ehost/pdf Philadelphia. USA. J.B. Lipincott
viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966- Company.
a2d2-49f5-989a- Jarman, H. (2007). Invasive
caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi haemodynamic monitoring: the role
d=5&hid=19. of emergency nurses in helping to
Barbeito, A. & Mark, JB. (2006). Arterial provide critical care. Journals
and Central Venous Pressure Emergency Nurse. Diperoleh dari
Monitoring. Anesthesiology Clin. http://web.ebscohost.com/ehost/pdf
Cole, E. (2007). Measuring central venous viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966-
pressure, art & science clinical a2d2-49f5-989a-
skills. Nursing Standard Journals. caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi
Diperoleh dari d=23&hid=19.
http://web.ebscohost.com/ehost/pdf Jevon, P. Ewens, B. & Pooni, JS. (2009).
viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966- Pemantauan Pasien Kritis. Edisi ke
a2d2-49f5-989a- II. (Umami, V. Penerjemah). Buku
caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi Asli diterbitkan Tahun 2007. UK.
d=22&hid=19. Blackwell Publishing Ltd.
Delemos, et.al. (2011). Use of Joynt, GM, Gomersall, CD, & Buckley,
Peripherally Inserted Central AT, (1996). Comparison of
Catheters as an Alternative to intrathoracic and intra-abdominal
Central Catheters in Neurocritical measurements of central venous
Care Units. Critical Care Nurse pressure. ProQuest Biology
Journals. Diperoleh dari Journals. Diperoleh dari
http://web.ebscohost.com/ehost/pdf http://search.proquest.com/docview
viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966- /199022597/fulltextPDF/137EA5F
a2d2-49f5-989a- 6EBB40E285CF/1?accountid=386
caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi 28.
d=22&hid=19.

11
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

Kidd, PS. Sturt, PA. & Fultz, J. (2011). caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi


Pedoman Keperawatan Emergensi. d=9&hid=19.
(Ester, M & Yulia, Penerjemah). Puri, GD. Agarwal, J. Solankia, A. &
Buku Asli Diterbitkan Tahun 2000, Rana, SS. (2008). Cerebral venous
Lexington. Kentucky. Mosby. Inc. congestion during cardio-
pulmonary bypass: role of bispectral
Milton, S. (2009). Circulation and
index monitoring. Perfusion
invasive monitoring: back to basics. Journals. Diperoleh dari
Open Learning Zone Journals. http://web.ebscohost.com/ehost/pdf
Diperoleh dari viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966-
http://web.ebscohost.com/ehost/pdf a2d2-49f5-989a-
viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966- caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi
a2d2-49f5-989a- d=5&hid=19.
Scales. (2010). Central venous pressure
caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi
monitoring in clinical practice.
d=23&hid=19. Nursing Standard Journals.
Mulyati, T. (2011). Pengaruh PEEP Diperoleh dari
(Positive End Expiratory Pressure) http://web.ebscohost.com/ehost/pdf
Terhadap Nilai CVP (Central viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966-
Venous Pressure) pada Pasien a2d2-49f5-989a-
Dengan Penggunaan Ventilator di caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi
d=5&hid=19.
Ruang GICU RSUP DR. Hasan
Scott, SS. et.al. (1998). Influence of Port
Sadikin Bandung. (Tesis tidak Site On Central Venous Pressure
dipublikasikan). Universitas Measurements from Triple-lumen
Padjadjaran, Bandung, Indonesia. Catheters In Critically Ill Adults.
Pasion, E. et.al. (2010). Evaluation of The Am J Critical Care. Diperoleh dari
Monitor Cursor-Line Methode for https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub
med/9429684.
Measuring Pulmonary Artery and
Central Venous Pressures. Tarigan, RH. 2010. Hubungan Tekanan
American Journals of Critical Care. Vena Sentral dengan Tekanan Intra
Diperoleh dari Okuli Menggunkanan Tonometer
http://web.ebscohost.com/ehost/pdf Schiotz Pada Pasien di Ruang
viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966- Intensif. Universitas Sumatra Utara.
a2d2-49f5-989a- Tesis. Program Pendidikan Dokter
Spesialis Anestesi. Universitas
caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi
Sumatra Utara. Diperoleh dari
d=22&hid=19. http://repository.usu.ac.id/bitstream
Peterson & Kristine, J. (2012). Ask the /123456789/22996/6/Abstract.pdf.
Experts. Measuring Central Venous
Pressure with a Triple-Lumen Van Waes, OJF. et.al. (2009). A single-
Catheter. Critical Care Nurse lumen central venous catheter for
Journals. Diperoleh dari continuous and direct intra-
http://web.ebscohost.com/ehost/pdf abdominal pressure measurement.
viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966- European Journals of Trauma and
a2d2-49f5-989a- Emergency Surgery. Diperoleh dari
http://web.ebscohost.com/ehost/pdf

12
Lesmana H, Akurasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral (Central Venous Pressure)

viewer/pdfviewer?sid=3cfa6966- caa0f00a98ce%40sessionmgr12&vi
a2d2-49f5-989a- d=20&hid=19.

13

Anda mungkin juga menyukai