Anda di halaman 1dari 4

1)Pace, R. Wayne; Faules, Don F. (1993-12-01). Organizational Communication (dalam bahasa Inggris).

Prentice Hall. ISBN 9780136438007. p.184

Menurut Pace and Fules, terdapat beberapa jenis komunikasi terarah dalam komunikasi organisasi,
sebagai berikut.[1]

Komunikasi Atasan ke Bawahan (Downward communication) Sunting

Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen
mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:

a)Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)

b)Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job rationale)

c)Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)

d)Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972): Metode
Penulisan, Metode Lisan, Metode Tulisan diikuti Lisan, dan Metode Lisan diikuti Tulisan.

Komunikasi Bawahan ke Atasan (Upward Communication) Sunting

Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi
arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah sebagai penyampaian informasi tentang pekerjaan
ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi mengenai persoalan-persoalan
pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran
perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer
organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979)
mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit: 1. Kecenderungan bagi
pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka 2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik
kepada masalah yang dialami pegawai 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang
dilakukan pegawai 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang
disampaikan pegawai

Komunikasi Horisontal (Horizontal Communication) Sunting

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan
yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah untuk memperbaiki koordinasi tugas, upaya
pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya pemecahan konflik, dan upaya membina hubungan
melalui kegiatan bersama.

Komunikasi Lintas Saluran (Interline Communication) Sunting

Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya
paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan
dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis
staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan
kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.

Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran:

Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari
atasannya langsung

Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil
komunikasinya kepada atasannya.

Komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang memiliki cakupan yang luas dan kompleks. Devito
(2009,280) menjelaskan
Organizational communication my in with formal and informal. Formal communication consist of
messages that are routined by the organizational it’s-self and are with the variouse job do by the
employees. Informal communication consist messages that are socially sactioned. They are oriented not
to conduct of businnes but to be the individual members and their relationship and their relationship to
the organization.

Sebagaimana dijelaskan oleh Devito komunikasi formal merupakan komunikasi rutin memiliki pola-
pola teratur dan berhubungan erat dengan pekerjaan. Komunikasi formal oleh Devito (2007, 208) dibagi
ke dalam tiga alur komunikasi yaitu upward communication, downward communiction dan lateral
communication. Kedua arus komunikasi yang pertama ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi
secara bertingkat yaitu komunikasi antara atasan dan bawahan maupun sebaliknya. Komunikasi lateral
yang sering disebut juga sebagai komunikasi horisontal. Muhammad (2007, 121) menjelaskan komukasi
ini sebagai pertukaran pesan antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi,
pesan-pesan yang mengalir menurut fungsi di dalam organisasi diarahkan secara horisontal.

Komunikasi informal sebagai komunikasi yang berlangsung tanpa adanya pola-pola teratur dan tidak
melihat batasan-batasan struktural. Komunikasi ini berlangsung secara cepat dan dimaksudkan untuk
keperluan-keperluan sosial para anggota organisasi. Muhammad (2007, 125) mengutarakan komunikasi
informal cenderung berisi laporan rahasia mengenal organisasi dan kejadian-kejadian yang tidak
mengalir secara resmi. Informasi informal diperoleh dari desas-desus yang didengar atau apa yang
dikatakan orang dan bukan diumumkan oleh yang bersangkutan.

Ronald Adler dan George Rodman dalam buku Understanding Human Communication, mencoba
menguraikan masing-masing, fungsi dari kedua arus komunikasi dalam organisasi tersebut sebagai
berikut:

1. Downward communication, yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada
tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke
bawah ini adalah:

a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)

b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)

c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)

d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.


2. Upward communication, yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan
kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:

a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan

b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat
diselesaikan oleh bawahan

c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan

d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

3. Horizontal communication, yaitu tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun
bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:

a) Memperbaiki koordinasi tugas

b) Upaya pemecahan masalah

c) Saling berbagi informasi

d) Upaya pemecahan konflik

e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama.

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=pVO6DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=arus+komunikasi+organisasi&ots=T-
Z1YLik0I&sig=ABgewQmeg57fjA95qFdb0L2OYvQ&redir_esc=y#v=onepage&q=arus%20komunikasi
%20organisasi&f=false

Anda mungkin juga menyukai