Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STUDI KASUS FARMASI KOMUNITAS


“MONITORING EFEK SAMPING OBAT”

Disusun oleh:
Tatiana Siska Wardani
2120424777

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


ANGKATAN 42
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

Obat adalah obat jadi termasuk produk biologi, yang merupakan paduan zat aktif,
termasuk narkotik dan psikotropik, dan zat tambahan, termasuk kontrasepsi dan sediaan lain
yang mengandung obat. Saat ini banyak beredar berbagai macam jenis obat baik itu produk
generik maupun produk dagang.

Melakukan monitoring efek samping obat yaitu memantau baik secara langsung maupun
tidak langsung terjadinya efek samping obat, meminimalkan efek samping yang timbul dan men
ghentikan atau penggantian obat jika efek samping memperparah kondisi pasien. Aspek yang har
us dipertimbangkan dalam pemakaian obat adalah efektivitas, keamanan, mutu, rasional, dan har
ga. aspek keamanan tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya efek samping obat (E.S.O).

Selama proses pemantauan, masalah sering timbul termasuk kontraindikasi pada penggu
naan obat, ketidak tepatan pemberian dosis, toksisitas obat, kesalahan pemberian obat, ketidaktep
atan terapi atau masalah lain. apoteker harus waspada mengidentifikasi suatu masalah, jika timbu
l dan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya masalah, jika timbul dan untuk mengetahui kem
ungkinan terjadinya masalah demikian sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan. Selama pe
mantauan rutin, masalah akan menjadi jelas, jika apoteker memberi perhatian penuh.

Apabila suatu masalah terungkap, pertama apoteker harus menetapkan jika masalah itu be
rkaitan dengan obat dan kemudian menegaskan bahwa itu benar. Pengkajian dengan obat dapat d
ilakukan untuk membuktikan masalah. Setelah keberadaan masalah telah ditetapkan, kemudian si
gnifikasi klinik harus ditetapkan. Acuan pada biku teks baku tentang status penyakit dan terapi o
bat sering kali membantu dalam mengadakan ketetapan. Jika masalah tersebut adalah interaksi o
bat, referensi seperti ”Hanstens” drug interactions adalah paduan yang baik. Jika masalah melibat
kan dosis atau kesalahan penulisan resep/order, apoteker harus menetapkan mengapa dosis terseb
ut itu ditulis.

Suatu fungsi kunci yang dilakukan apoteker dalam proses pemantauan obat adalah mengi
dentifikasi masalah yang ada atau masalah yang mungkin dihasilkan dari terapi obat. Semua sum
ber informasi yang tersedia harus digunakan dalam proses ini. Apoteker perlu menapis dan memi
sahkan masalah pasien antara masalah yang memberi manfaat terapi obat dan masalah yang mun
gkin diimbas olah obat.

Apabila suatu masalah atau masalah yang mungkin dianggap berkaitan dengan obat, pen
elitian harus dilakuan berkenaan dengan status penyakit, data laboratorium, dosis obat, dan obat l
ain utnuk membuktikan hubungan. Pembuktian itu perlu untuk memastikan bahwa masalah yang
diidentifikasikan merupakan bagian pustaka acuan dapat dikonsultasikan untuk membantu dalam
proses pemantauan.

Sasaran yang ingin dicapai dalam monitoring efek samping obat yaitu Mengadakan peng
kajian penggunaan obat yang efisien dan terus menerus, menigkatkan pengembangan standar pen
ggunaan terapi obat, meningkatkan kemitraan antarpribadi profesional pelayan kesehatan, menye
mpurnakan pelayanan pasien yang diberikan, mengurangi biaya rumah sakit dan perawatan pasie
n sebagai akibat dosis yang akurat efek samping yang lebih sedikit, dan waktu hospitalisasi yang
lebih singkat.

Pengawalan dan pemantauan aspek keamanan obat pasca pemasaran dilakukan untuk
mengetahui efektifitas (efectiveness)dan keamanan penggunaan obat pada kondisi kehidupan
nyata atau praktik klinik yang sebenarnya. Banyak bukti menunjukkan bahwa sebenarnya efek
samping obat (ESO) dapat dicegah, dengan pengetahuan yang bertambah, yang diperoleh dari
kegiatan pemantauan aspek keamanan obat pasca pemasaran (Farmakovigilans). M

onitoring Efek Samping Obat (MESO) adalah kegiatan pemantauan dan pelaporan efek
samping obat yang dilakukan terhadap seluruh obat yang beredar dan digunakan dalam
pelayanan kesehatan di Indonesia. Aktifitas monitoring ESO dan juga pelaporannya yang
dilakukan oleh sejawat tenaga kesehatan sebagai healthcare provider merupakan suatu alat yang
dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya ESO yang serius dan jarang terjadi
Berdasarkan latar belakang tersebut makalah ini dibuat untuk membahas tentang SOP
monitoring efek samping obat (MESO) dan contoh pelaporan efek samping obat di klinis.

ESO atau Efek Samping Obat adalah kondisi yang muncul diluar efek dari pengobatan
yang diharapkan. Kondisi ini mungkin terjadi pada kebanyakan obat, baik yang memiliki resep
ataupun tidak memiliki resep. Muncul tidaknya efek samping itu bergantung pada kondisi
masing-masing personal. Efek samping obat adalah tiap respon terhadap obat yang merugikan
atau tidak diharapkan, yang terjadi pada dosis yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi. Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan
akibat penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal.

BAB II

PEMBAHASAN
Kasus 10

Anda Apoteker di Puskesmas Bunga yang akan melakukan monitoring efek samping obat
ke rumah pasien (home care pharmacy). Pasien adalah seorang Perempuan hamil 5 bulan dengan
usia 30 tahun yang sedang menjalani pengobatan Diabetes Militus pada hari ke 5. Pasien mempu
nyai riwayat maag kronis dan kadar gula 230 mg/dL.

Myloxan tablet
 Kandungan zat aktif : Magnesium Hydroxide 200 mg Alumunium Hydroxide gel kering
(dried gel) 200 mg Simethicone 20 mg
 Indikasi : Untuk mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan akibat kelebihan asam
lambung, gastritis, asam lambung, tukak usus dua belas jari dengan gejala-gejala seperti
mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati.
 Dosis:
Dewasa : 1-2 tablet, diberikan 3-4 kali sehari. Anak-anak 6-12 tahun :0.5-1 tablet,
diberikan 1-2 kali sehari.
 Aturan Pakai
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur, sebaiknya
dikunyah dahulu.
 Efek Samping
Magnesium hydroxide bisa menyebabkan diare, sedangkan Aluminium hydroxide
menyebabkan konstipasi. Kombinasi keduanya bisa meminimalisir efek samping
tersebut. Magnesium hydroxide bisa mengganggu penyerapan asam folat dan zat besi.
Efek Samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah, sensasi terbakar di
mulut atau tenggorokan, dysgeusia atau persepsi rasa berubah, reaksi hipersensitifitas
termasuk ruam, urtikaria, dan angioedema. Gejala-gejala tersebut akan hilang bila
pemakaian obat dihentikan.
(https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/myloxan-10-tablet-2)

Amaryl 2 mg

 Kandungan zat : Tiap tablet mengandung Glimepiride 2 mg, Metformin HCl 500 mg.
 Indikasi : Terapi tambahan untuk diet dan olahraga pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2
atau NIDDM dimana penggunaan glimepiride atau metformin saja tidak menghasilkan
kontrol glikemik yang adekuat, serta sebagai pengganti terapi kombinasi glimepiride dan
metformin.
 Dosis : PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. - Dosis harus disesuaikan dengan kadar gula pasien. - Dosis bersifat
individual, diberikan 1 atau 2 kali per hari.
 Aturan Pakai : Dikonsumsi bersama makanan : segera sebelum atau pada saat makan.
Tablet ditelan utuh tanpa dikunyah dan diminum sekaligus dengan air secukupnya.
 Efek Samping : Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah: -
Hipoglikemia : Kadar gula darah rendah - Gangguan penglihatan sementara - Gangguan
gastrointestinal (saluran cerna) - Meningkatnya enzim pada hati - Reaksi alergi : gatal,
kemerahan pada kulit.
(https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/amaryl-m-2-mg-500-mg-10-tablet)

Ferospat tablet effervescent

 Kandungan zat aktif : Fe pyrophosphate mikroenkapsulasi 175 mg, Manganese sulfate


100 mcg, Cupric sulfate 100 mcg, Vitamin C 50 mg, Folic acid 0,5 mg, Vitamin B12 7.5
mcg.
 Indikasi : Membantu memenuhi kebutuhan zat besi, Vit B12, Vit C asam folat dan
mineral lain untuk ibu hamil, menyusui, serta pada lanjut usia
 Dosis : 1 x sehari 1 tablet effervescent
 Aturan Pakai : Larutkan 1 tablet effervescent ferospat dalam 1 gelas air minum, berikan
sesudah makan
 Efek Samping : Feses berwarna gelap, konstipasi, mual, kram dan sakit perut
(https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/ferospat-10-tablet-effervescent)
Dialog percakapan apoteker dan pasien

Apoteker : (ketuk pintu/toktoktok) Assalamualaikum

Pasien : (buka pintu) Waalaikumsalam

Apoteker : Selamat siang Bu, Apakah benar ini rumah Bu Isna?

Pasien : Oh ya Mbak benar. Silakan masuk mbak (duduk)

Apoteker : (duduk) sebelumnya perkenalkan Saya tatiana, Apoteker dari Puskesmas


Bunga. Begini bu tujuan saya kesini untuk melihat kondisi Bu Isna dan memonitoring
apakah ada efek samping dari pengobatan ibu. Apakah boleh meminta waktunya
sebentar?

Pasien : boleh Mbak silakan

Apoteker : Sebelumnya saya konfirmasi identitas Ibu dulu ya. Dengan ibu Isna usia 30
tahun Alamat di Malabar RT 3 RW 5 ya Bu. Dari dokter Yusuf mendapatkan resep
myloxan tablet diminum 3 x sehari 1 tablet sebelum makan dengan cara dikunyah, lalu
ada amaryl tablet diminum 1 tablet saat sarapan, dan ferospat tablet effervescent diminum
pada sore hari sesudah makan 1 tablet dengan cara dilarutkan dengan air, benar ya bu?

Pasien : iya Mbak benar.

Apoteker : Maaf sebelumnya, Apakah ibu rutin minum obatnya?

Pasien : Iya Mbak saya rutin minum obat

Apoteker : Apakah setelah minum obat kondisi Ibu membaik?


Pasien : Iya Mbak, jauh lebih baik. Tapi setelah beberapa hari minum obat saya merasa
gatal dan mual ya mbak. Padahal sebelumnya tidak pernah mual selama kehamilan ini

Apoteker : Kalau boleh tahu mualnya setelah minum obat yang mana ya Bu?

Pasien : Ini Mbak saya mualnya waktu sore hari saja setelah minum obat yang dilarutkan
di air itu Mbak

Apoteker : Oh yang ferospat tablet effervescent itu ya Bu sebentar saya catat dulu ya Bu
(mencatat). Apakah ada keluhan lain Bu?

Pasien : Oh iya Mbak, kalau pagi hari itu setelah minum obat Saya juga merasa gatal
gatal tapi masih bisa saya tahan mbak

Apoteker : (mencatat) Oh begitu Bu kalau boleh tahu kapan itu check up ke dokter lagi?

Pasien : tiga hari lagi mbak

Apoteker : Saran saya sebaiknya Ibu sampaikan keluhan ibu tadi kepada dokter selain itu
sayasarankan cek gula darah juga ibu cek gula darah ada dua yaitu cek gula puasa
tujuannya untuk melihat efek perubahan kadar gula darah ditubuh, kalau cek gula darah
setelah makan tujuannya untuk melihat reaksi kerja insulin setelah diberi makanan yang
dikonsumsi jadi batas range gula darah puasa yaitu 90-120 mg/dl, dan gula darah sewaktu
makan yaitu <200 mg/dl . Nanti dokter yang akan memutuskan apakah akan diberi obat
untuk meredakan gejala dan mual atau dengan mengganti obatnya ibu

Pasien : Oh iya Mbak, nanti saya sampaikan ke dokter. Terus ini sisa obatnya tetap saya
minum atau tidak ya mbak?

Apoteker : sebaiknya tetap diminum Bu karena obat amaryl tablet itu untuk menurunkan
kadar gula darah yang tinggi dan obat ferospat itu untuk memenuhi kebutuhan vitamin
zat besi dan asam folat pada tubuh ibu. Selain itu saya juga menyarankan untuk
mengurangi rasa gatal di kulit bisa ditaburkan bedak gatal untuk mengurangi rasa gatal
dan untuk konsumsi ferrospat bisa diminum setelah ibu makan…apakah ibu sudah jelas

Pasien : oh baik Mbak

Apoteker : Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan ke Bu. Terima kasih atas waktu
yang diberikan ya Bu.
Pasien : Iya Mbak sama-sama. Terima kasih juga atas kunjungannya ya mbak.

LAMPIRAN
YOUTUBE : https://www.youtube.com/watch?v=TKqiSr47Ksg

Anda mungkin juga menyukai