Lantunan adzan terdengar nyaring melewati celah-celah di bilik
asrama unggulan bahasa Pondok Pesantren Darussalam Blokagung. Suara indah yang membuat santriwan dan santriwati memiliki banyak konsepsi tersendiri akan suara lantang tersebut. Terdengar suara gamblang dari seseorang yang membuat para santriwati menghentikan mimpi indahnya untuk menuju ke hadapan ilahi dalam menyambut pagi butanya. “sholat... sholat....sholat” suara pengurus pondok mulai terdengar meneriaki satu demi satu asrama pondok yang menjadi tempat istirahat para santriwati setiap harinya. Rianti yang baru saja terlelap karena mengerjakan tugas yang bertumpuk tumpuk membuat dia sulit untuk membuka mata. Para santriwati yang sudah bangun dari tidurnya langsung bergegas untuk menuju ke musholla pondok,untuk sholat subuh berjama.ah. bersama umi nafisah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.35 rianti dan santriwati yang
beda asrama berjalan menuju sekolah yang tidak jauh dari pesantrennya, dengan wajah yang senang, hari ini rianti tidak terlambat lagi,karena dia ijin ke pengurus lebih awal untuk berangkat ke sekolah untuk mengerjakan tugasnya yang belum dia selesaikan. Setiba dikelasnya Rianti langsung membuka tasnya untuk menggambil buku dan akan menggerjakan bersama temannya, Wafi anak kampung atau yang biasa disebut non mukim . jarum jam mulai berputar dan menunjukkan pukul 06.45 waktunya masuk ke kelas intuk mengikuti pelajaran Bahasa Arab dengan Pak Ulil sebagai guru mata pelajarannya. Tak lama kemudian Pak Ulil masuk ke kelas XII Ipa “ assalamualaikum anak-anak”. Murid murid pun dengan serempak mengucapkan salam juga kepada pak Ulil “ wa’alaikum salam pak Guru” . Tanpa berpikir panjang pun pak ulil langsung menjelaskan materi Naat dan Man’ut . Rianti dengan fokusnya menyimak penjelasan pak ulil dengan seksama, tiba tiba terdengar suara yang mulai mengajaknya berbicara. Tapi Rianti tidak mengubris omongan teman sebangkunya itu. Dia menganggap kalau itu hanya sebuah gurauan dari teman temannya tapi tidak lama kemudian suara itu muncul kembali dan Rianti pun mulai menelisik asal suara tersebut dan ternyata suara tersebut berasal dari teman sebangkunya, Luluk. “ Ri, kamu udah mengerjakan tugas tarekh buat Diniyah nanti “ mendengar pernyataan tersebut rianti hanya diam dan langsung menatap pak Ulil kembali. “ ri kamu dengar aku pa gak sih? “. Rianti pun mulai risih dengan ocehan dari teman sebangkunya dan akhirnya memilih untuk menganggukan kepala sebagai tanda iya sudah mengerjakan tugas tersebut. “ jadi, Ma’ut adalah suatu isim yang disifati sedangkan Naat sendiri merupakan sifat yang menyifati Man’ut.” Begitulah penjelasan Pak Ulil yang sangat menarik menurut Rianti mengingat pelajaran Bahasa Arab merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang disukai oleh Rianti. Di tengah tengah keseriusan Rianti dalam memahami penjelasan Pak Ulil Luluk pun mulai melakukan aksinya yang hampir setiap hari dilakukannya di sekolah yang membuatnya sering di cemooh sebagi putri tidur karena kuantitas tidurnya yang membuat orang orang menganga melihatnya, padahal dilihat dari kebiasaan dan kegiatan di pondok dan sekolah tidak ada bedanya dengan siswa lainnya tetapi itulah Luluk sang putri tidur. “luk..luk.. luluk......!” terdengarlah suara Rianti yang membangunkan teman sebangkunya itu sampai ke Pak Ulil sehingga membuat Pak Ulil mengernyitkan dahinya karena kaget dengan teriakan Rianti. “ ada apa Rianti?” tanya Pak Ulil. “oh... mmmm.. tidak apa apa pak Cuma saya kaget saja, maaf ya pak”. Jawab Rianti yang kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Pak Ulil. “oke anak anak, mungkin hanya sampai sini pertemuan kita pada hari ini, cukup sekian Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh”
Tiba tiba terdengar pengumuman dari spiker di setiap ruang kelas “
di mohon untuk dewan guru Madrasah Aliyah Al-Amiriyah harap meniggalkan tugas kepada siswa, karena akan di adakan rapat untuk persiapan Ujian Nasional. Berkumpul di Aula lantai atas “ mendengar pemberitahuan tersebut santriwan santriwati bersorak gembira tandanya sekarang tidak ada pelajaran. “ wah berarti pulang pagi nih “ gumam Nderin dengan nada gembira, “ wah kamu ini rin, mengkhayal saja kalau MA pulang pagi, kamu kira ini SMA atau SMK yang ada rapat pulang pagi “ dengan nada watados Sofa membalas jawaban Nderin. “ iya juga ya fa, Yayasan emang sama, pondok juga sama, yang bedain dari kepala sekolahnya ya,” ucap Nderin. Disisi lain Rianti dan Luluk sedang berbincang bincang dibalkom lantai atas di depan kelas XII Agama 1 putri, dan melihat ada seseorang anak smp yang memanggilnya “ Mb Rianti? “ ternyata itu suara Ulfa, “ iya, ada apa?” jawab Rianti, “ mb di panggil Pak Hanafy di kantor sekarang juga,” dan Rianti pun menjawab dan menghampiri Ulfa “ oh iya maksih, kalau boleh tau ndok siapa ? kok tau nama saya? Dan saya juga tidak pernah melihat ndok sebelumya disini “ ulfa juga menjawab pertanyaan Rianti dan menyusuri sepanjang tangga yang ada di sekolah tersebut untuk menuju ke Ruang Guru “ saya Ulfa mb, iya saya santri baru disini. Saya di asrama unggulan smp” dengan wajah masih penasaran Rianti masih bertanya tanya kepada Ulfa “ oh saya kira ndok ada di asrama ponsel, kalau nggak di asrama poncil, ndok asli orang mana ? biasanya santri yang mondok di sini kebanyakan orang laur jawa. maaf ya kalau saya kepoin ndok“ dengan wajah bingung Ulfa tidak tau apa itu Ponsel atau Poncil karena dia masih santri baru dan masih asing dengan kata kata itu “ saya asli Bondowoso mb, kalau boleh tau Ponsel atau Poncil itu apa mb? “ mendengar ucapan Ulfa yang bertanya tanya dengan kata yang menurutnya asing itu, Rianti Tertawa kecil dengan menjawabnya “ Posel itu arinya pondok selatan ndok sedangkan Poncil itu Pondok kecil, yang hanya di huni oleh anak anak kecil ya sekitar usia 7 tahun sampai 12 tahun “ mendengar jawaban yang di lontar kan Rianti, Ulfa hanya mengangukkan kepalanya yang artinya dia sudanh mengerti. Tidak terasa Rianti dan Ulfa sudah sampai di Ruang guru