Disusun oleh:
1. Melly agustin 21230053
2. Vofi tri sella 21230018
3. Devika lestari 21230032
4. Mely ambarwati 21230033
5. Wella putri febrinur 22386023
Tingkat 1
Dosen pembimbing:
Ns. Murwati S.Kep., M.Kes
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.....................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
1.1Latar Belakang.............................................................
1.2Ruang lingkup.............................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................
a. Pengertian Eliminasi
BAB II PEMBAHASAN 2.
1 Pengertian Eliminasi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan, penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan,
A. Mulut
B. Esofagus
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas
adalahterdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin.
Permukaannyadiliputi selaput mukosa yang mengeluarkan sekret mukoid yang
berguna untuk perlindungan.
C. Lambung
D. Usus kecil
3) Ileum
3) Rektum, 10 – 15 cm / 4 – 6 inch.
Fisiologi usus besar yaitu bahwa usus besar tidak ikut serta dalam
pencernaan/absorpsi makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum, maka
semuazat makanan telah diabsorpsi dan sampai isinya cair (disebut chyme).
Selama perjalanan didalam kolon (16- 20 jam) isinya menjadi makin padat
karena airdiabsorpsi dan sampai di rektum feses bersifat padat- lunak.
F. Anus
A.Umur
B.DIET
D.Tonus Otot
Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk
defekasi.Aktivitasnya juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi
pergerakan chymesepanjang kolon. Otot-otot yang lemah sering tidak efektif
pada peningkatantekanan intraabdominal selama proses defekasi atau pada
pengontrolan defekasi.Otot-otot yang lemah merupakan akibat dari
berkurangnya latihan (exercise),imobilitas atau gangguan fungsi syaraf.
E.Faktor Psikologi
F.Gaya Hidup
Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara.
Pelatihan buang air besar pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi
pada waktuyang teratur, seperti setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga
digunakan pada pola defekasi yang ireguler. Ketersediaan dari fasilitas toilet,
kegelisahan tentang bau, dan kebutuhan akan privasi juga mempengaruhi pola
eliminasi feses. Klienyang berbagi satu ruangan dengan orang lain pada suatu
rumah sakit mungkin tidak ingin menggunakan bedpan karena privasi dan
kegelisahan akan baunya.
G. Obat-Obatan
1. Privacy
2.Waktu
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
A. Identitas Klien
1. Biodata
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : -
6. Alamat : Puuwatu
1. Ayah
b. Usia : 36 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
f. Alamat : Puuwatu
2. Ibu
a. Nama / Nama Panggilan : Ny. S
b. Usia : 35 Tahun
c. Pendidikan : SMA
e. Agama : Islam
f. Alamat : Puuwatu
B. Pengkajian
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan
hilang timbul. Pasien rewel (+) riwayat batuk pilek (-) riwayat minum
-Intervensi
1. Prenatal Care
A. Pemeriksaan kehamilan
6 × (kali).
bidan.
penyakit DM.
D. Kenaikan berat badan selama hamil
E. Imunisasi TT.
F. Golongan darah
2. Natal
c. Penolongan persalinan
3. Post Natal
a. Kondisi bayi
BB lahir : 2700 gram
PB lahir : 49 cm
penyakit.
c. Problem menyusui
kecelakaan.
f. Riwayat operasi
operasi.
g. Riwayat alergi
i. Riwayat pengobatan
Ny. S
3.Riwayat imunisasi
Tabel 3.1 Riwayat Imunisasi Nn.A di puskesms puuwatu kota kendari provinsi
sulawesi tenggara
A. Pertumbuhan Fisik
2. Tinggi badan : 60 cm
bantuan