Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

KEBUTUHAN ELIMINASI BUANG AIR BESAR (BAB)

Disusun oleh:
1. Melly agustin 21230053
2. Vofi tri sella 21230018
3. Devika lestari 21230032
4. Mely ambarwati 21230033
5. Wella putri febrinur 22386023

Tingkat 1

Dosen pembimbing:
Ns. Murwati S.Kep., M.Kes
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.....................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1

1.1Latar Belakang.............................................................
1.2Ruang lingkup.............................................................

1.3 Tujuan penulisan........................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................

2.1 Pengertian eliminasi..................................................

2.2 fsiologi dalam eliminasi BAB......................................

2.3 Faktor yang mempengaruhi proses eliminasi BAB....

2.4 Asuhan keperawatan pada eliminasi........................

2.5 Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................

5.1 Kesimpulan ...............................................................

5.2 Saran ........................................................................


BAB I PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk hidup yang paling komplek yang


diciptakantuhan YME. Sebagai mahluk hidup, tentunya manusia memerlukan
makan danhasil dari proses makanan tersebut akan dikeluarkan sebagai
kotoran yang tidaklagi bermanfaat bagi tubuh manusia itu sendiri. Proses
pengubahan dari makanansampai menjadi sisa dinamakan proses pencernaan
yang dilakukan oleh organ percernaan di dalam tubuh manusia. Sedangkan
proses pengeluaran kotorantersebut dinamakan eliminasi.

Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolit


tubuh.Produk sampah dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan
pencernaan. Paru- paru secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah
bentuk gas yangdibentuk selama metabolisme pada jaringan. Hampir semua
karbondioksidadibawa keparu-paru oleh sistem vena dan diekskresikan melalui
pernapasan. Kulitmengeluarkan air dan natrium / keringat.Ginjal merupakan
bagian tubuh primer yang utama untuk mengekskresikankelebihan cairan
tubuh, elektrolit, ion-ion hidrogen dan asam.
Eliminasi urinsecara normal bergantung pada pemasukan cairan dan
sirkulasi volume darahdimana jika salah satunya menurun, pengeluaran urin
akan menurun. Pengeluaranurin juga berubah pada seseorang dengan
penyakit ginjal, yang mempengaruhikuantitas urin dan kandungan produk
sampah didalam urin.Usus mengeluarkan produk sampah yang padat dan
beberapa cairan daritubuh. Pengeluaran sampah yang padat melalui evakuasi
usus besar biasanyamenjadi sebuah pola pada usia 30 sampai 36 bulan

1.2 Ruang Lingkup

Makalah ini menyajikan materi antara lain:

a. Pengertian Eliminasi

b. Fisiologi Dalam Eliminasi

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi

d. Asuhan Keperawatan Pada Eliminasi

e. Tindakan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana


proses eliminasi dan asuhan keperawatannya demi terciptanya perawat
yangsesuai dengan dasar-dasar tugas sebagai seorang perawat

BAB II PEMBAHASAN 2.

1 Pengertian Eliminasi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan, penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan,

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik


berupa urin atau feses(tinja).Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2
macam, yaitu:

A.Buang Air Besar (BAB)

Adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk


membuangkotoran atau tinja yang padat atau setengah padat yang berasal
dari sistem pencernaan. BAB ini juga disebut dengan Defekasi (Dianawuri,
2009).

B. Buang Air Kecil (BAK)

Adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih


terisi.BAK ini juga sering disebut dengan Miksi.

2.2 Fisologi Buang Air Besar (BAB)/ Defekasi

A. Mulut

Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses


pencernaan.Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinya luka parut
pada permukaansaluran pencernaan. Setelah dikunyah lidah mendorong
gumpalan makanan kedalam faring, dimana makanan bergerak ke esofagus
bagian atas dan kemudiankebawah ke dalam lambung.

B. Esofagus
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas
adalahterdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin.
Permukaannyadiliputi selaput mukosa yang mengeluarkan sekret mukoid yang
berguna untuk perlindungan.

C. Lambung

Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi terbesar


darisaluran pencernaan. Pergerakan makanan melalui lambung dan
ususdimungkinkan dengan adanya peristaltik, yaitu gerakan konstraksi dan
relaksasi.

secara bergantian dari otot yang mendorong substansi makanan dalam


gerakanmenyerupai gelombang. Pada saat makanan bergerak ke arah spingter
pylorus pada ujung distla lambung, gelombang peristaltik meningkat. Kini
gumpalanlembek makanan telah menjadi substansi yang disebut chyme.
Chyme inidipompa melalui spingter pylorus kedalam duodenum. Rata-rata
waktu yangdiperlukan untuk mengosongkan kembali lambung setelah makan
adalah 2 sampai6 jam.

D. Usus kecil

Usus kecil (halus) mempunyai tiga bagian :

1) Duodenum, yang berhubungan langsung dengan lambung

2) Jejenum atau bagian tengah

3) Ileum

E. Usus besar (kolon)

Kolon orang dewasa, panjangnya ± 125- 150 cm atau 50 – 60 inch, terdiri


dari :
1) Sekum, yang berhubungan langsung dengan usus kecil

2) Kolon, terdiri dari kolon asenden, transversum, desenden dansigmoid.

3) Rektum, 10 – 15 cm / 4 – 6 inch.

Fisiologi usus besar yaitu bahwa usus besar tidak ikut serta dalam
pencernaan/absorpsi makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum, maka
semuazat makanan telah diabsorpsi dan sampai isinya cair (disebut chyme).
Selama perjalanan didalam kolon (16- 20 jam) isinya menjadi makin padat
karena airdiabsorpsi dan sampai di rektum feses bersifat padat- lunak.

Fungsi utama usus besar (kolon) adalah :

1) Menerima chyme dari lambung dan mengantarkannya ke arah


bagianselanjutnya untuk mengadakan absorpsi / penyerapan baik air,
nutrien,elektrolit dan garam empedu.

2) Mengeluarkan mukus yang berfungsi sebagai protektif sehingga


akanmelindungi dinding usus dari aktifitas bakteri dan trauma asam
yangdihasilkan feses.

3) Sebagai tempat penyimpanan sebelum feses dibuang

F. Anus

Panjangnya ± 2,5-5 cm atau 1- 2 inch, mempunyai dua spinkter yaituinternal


(involunter) dan eksternal (volunter)Defekasi adalah pengeluaran feses dari
anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekwensi defekasi
pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3
kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika
gelombang peristaltik mendorong feses kedalamkolon sigmoid dan rektum,
saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individumenjadi sadar terhadap
kebutuhan untuk defekasi.Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi
yaitu :

1) Refleks defekasi instrinsikKetika feses masuk kedalam rektum,


pengembangan dinding rektum memberisuatu signal yang menyebar
melalui pleksus mesentrikus untuk memulaigelombang peristaltik pada
kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalamrektum. Gelombang ini
menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati
anus, spingter anal interna tidak menutup dan bilaspingter eksternal
tenang maka feses keluar.

2) Refleks defekasi parasimpatisKetika serat saraf dalam rektum


dirangsang, signal diteruskan ke spinal cord (sakral 2 – 4 ) dan kemudian
kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid danrektum. Sinyal- sinyal
parasimpatis ini meningkatkan gelombang peristaltik,melemaskan
spingter anus internal dan meningkatkan refleks defekasiinstrinsik.
Spingter anus individu duduk ditoilet atau bedpan, spingter
anuseksternal tenang dengan sendirinya.

Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan


diaphragma yangakan meningkatkan tekanan abdominal dan oleh
kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang menggerakkan
feses melalui saluran anus. Defekasinormal dipermudah dengan refleksi
paha yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang
meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum.Jika refleks defekasi
diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengajadengan
mengkontraksikan muskulus spingter eksternal, maka rasa terdesak
untuk
6defekasi secara berulang dapat menghasilkan rektum meluas untuk
menampungkumpulan feses.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi BAB/Defekasi

A.Umur

Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga


pengontrolannya. Anak-anak tidak mampu mengontrol eliminasinya
sampaisistem neuromuskular berkembang, biasanya antara umur 2-3 tahun.
Orangdewasa juga mengalami perubahan pengalaman yang dapat
mempengaruhi proses pengosongan lambung. Diantaranya adalah atony
(berkurangnya tonus otot yangnormal) dari otot-otot polos colon yang dapat
berakibat pada melambatnya peristaltik dan mengerasnya (mengering) feses,
dan menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga menurunkan tekanan
selama proses pengosongan lambung.Beberapa orang dewasa juga mengalami
penurunan kontrol terhadap muskulusspinkterani yang dapat berdampak pada
proses defekasi

B.DIET

Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses.


Cukupnyaselulosa, serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume
feses. Makanantertentu pada beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna.
Ketidakmampuan ini berdampak pada gangguan pencernaan, di beberapa
bagian jalur dari pengairanfeses. Makan yang teratur mempengaruhi defekasi.
Makan yang tidak teraturdapat mengganggu keteraturan pola defekasi.
Individu yang makan pada waktuyang sama setiap hari mempunyai suatu
keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukan makanan dan keteraturan
pola aktivitas peristaltik di colon.
C. Cairan

Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika


pemasukancairan yang adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah)
yang berlebihanuntuk beberapa alasan, tubuh melanjutkan untuk
mereabsorbsi air dari chymeketika ia lewat di sepanjang kolon. Dampaknya
chyme menjadi lebih kering darinormal, menghasilkan feses yang keras.
Ditambah lagi berkurangnya pemasukan

11cairan memperlambat perjalanan chyme di sepanjang intestinal,


sehinggameningkatkan reabsorbsi cairan dari chyme.

D.Tonus Otot

Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk
defekasi.Aktivitasnya juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi
pergerakan chymesepanjang kolon. Otot-otot yang lemah sering tidak efektif
pada peningkatantekanan intraabdominal selama proses defekasi atau pada
pengontrolan defekasi.Otot-otot yang lemah merupakan akibat dari
berkurangnya latihan (exercise),imobilitas atau gangguan fungsi syaraf.

E.Faktor Psikologi

Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-


penyakittertentu termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi
mempunyaikomponen psikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yang
cemas ataumarah dapat meningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare.
Ditambah lagiorang yagn depresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang
berdampak padakonstipasi

F.Gaya Hidup
Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara.
Pelatihan buang air besar pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi
pada waktuyang teratur, seperti setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga
digunakan pada pola defekasi yang ireguler. Ketersediaan dari fasilitas toilet,
kegelisahan tentang bau, dan kebutuhan akan privasi juga mempengaruhi pola
eliminasi feses. Klienyang berbagi satu ruangan dengan orang lain pada suatu
rumah sakit mungkin tidak ingin menggunakan bedpan karena privasi dan
kegelisahan akan baunya.

G. Obat-Obatan

Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh


terhadapeliminasi yang normal. Beberapa menyebabkan diare yang lain seperti
dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur
pemberian morfin dankodein, menyebabkan konstipasi. Beberapa obat secara
langsung mempengaruhieliminasi. Laksatif adalah obat yang merangsang
aktivitas usus dan memudahkaneliminasi feses. Obat-obatan ini melunakkan
feses, mempermudah defekasi. Obat-obatan tertentu seperti dicyclomine
hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas peristaltik dan kadang-kadang
digunakan untuk mengobati diare

2.4 Asuhan Keperawatan Pada Eliminasi


A. Frekuensi
Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan.
Banyakorang-orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada
waktu banguntidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada
malam hari. Orang-orang biasanya berkemih : pertama kali pada waktu
bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan.
B. Volume
Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi.
Usia Jumlah / hari :
1. Hari pertama & kedua (baru lahir) 15– 60 ml
2. Hari ketiga– kesepuluh (baru lahir) 100 – 300 ml
3. Hari kesepuluh – 2 bulan 250 – 400 ml
4. Dua bulan – 1 tahun kehidupan 400 – 500 ml
5. 1 – 3 tahun 500 – 600 ml
6. 3-5 tahun 600 – 700 ml
7. 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml
8. 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml
9. 14 tahun – dewasa 1500 ml
10. Dewasa tua 1500 ml / kurang
Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam
padaorang dewasa, maka perlu lapor
C. Warna Normal urine berwarna kekuning-kuningan, obat-obatan
dapatmengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah,
kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit
D. Bau Normal Urine Berbau Aromatik. Bau yang merupakan indikasi
adanyamasalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.
E. Berat jenis Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat)
dibandingkandengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air
yang disulingsebagai standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml dan
normal berat jenis: 1010 – 1025
F. Kejernihan : Normal urine terang dan transparan.Urine dapat menjadi
keruhkarena ada mukus atau pus
G. pH : Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5).Urine yang telah
melewatitemperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali
karena aktifitas bakteri Vegetarian urinennya sedikit alkali.
H. Protein : Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti :
albumin,fibrinogen, globulin, tidak tersaring melalui ginjal - urine Pada
keadaankerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring
urine.Adanya protein didalam urine disebut proteinuria, adanya albumin
dalam urinedisebut albuminuria
I. Darah : Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak
jelas.Adanya darah dalam urine disebut hematuria.
J. Glukosa : Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti
bilahanya bersifat sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula
banyakmenetap pada pasien DM. Sistem yang Berperan dalam Eliminasi
AlviSistem tubuh berperan dalam proses eliminasi alvi (buang air besar)
adalahsistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus
besar.
2.5 Tindakan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
A.Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi BAB/Defekasi
1.Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
2.Membantu pasien buang air besar dengan pispot
3.Memberikan huknah rendah
4.Memberikan huknah tinggi
5. Memberikan gliserin
6. Mengeluarkan feses dengan jari

Perawat dapat membantu klien memperbaiki keteraturan defekasi


dengan:
1. Memberikan privacy kepada klien saat defekasi
2. Mengatur waktu, menyediakan waktu untuk defeksi
3. Memperhatikan nutrisi dan cairan, meliputi diit tinggi serat seperti
sayuran, buah-buahan, nasi; mempertahankan minum 2 – 3 liter/hari
4. Memberikan latihan / aktivitas rutin kepada klien
5. Positioning
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menangani pasien dalam eliminasi:

1. Privacy

Privacy selama defekasi sangat penting untuk kebanyakan orang.


Perawatseharusnya menyediakan waktu sebanyak mungkin seperti
kepada klienyang perlu menyendiri untuk defeksi. Pada beberapa klien
yangmengalami kelemahan, perawat mungkin perlu menyediakan air
atau alatkebersihan seperti tissue dan tetap berada dalam jangkauan
pembicaraandengan klien.

2.Waktu

Klien seharusnya dianjurkan untuk defeksi ketika merasa ingin


defekasi.Untuk menegakkan keteraturan eliminasi alvi, klien dan
perawat dapat berdiskusi ketika terjadi peristaltik normal dan
menyediakan waktu untukdefekasi. Aktivitas lain seperti mandi dan
ambulasi seharusnya tidakmenyita waktu untuk defekasi.

2. Nutrisi dan Cairan


Untuk mengatur defekasi normal diperlukan diet, tergantung jenis
fesesklien yang terjadi, frekuensi defekasi dan jenis makanan yang
dirasakanklien dapat membantu defekasi normal. klien untuk minum
cairan hangat dan jus buah, juga masukkan serat dalam diet
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine


(KebutuhanBuang Air Kecil/BAK) dan eliminasi feses (Kebutuhan Buang Air
Besar/BAB).Organ yang berperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal, kandung
kemih danuretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses
berkemih.Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung
kemih).Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan,
responkeinginan awal untuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress
psikologi.

3.2 Saran

Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan feses


dalamkehidupan kita sehari-hari. Serta selalalu menjaga kebersihan daerah
tempat keluarnya urine dan feses
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Identitas Klien

1. Biodata

1. Nama / Nama Panggilan : Nn. A

2. Tempat Tanggal Lahir / Usia : Kendari , 14 Maret 2002

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : -

6. Alamat : Puuwatu

7. Tanggal Masuk : 24 juni 2018

8. Tanggal Pengkajian : 25 juni 2018

9. Diagnosa Medis : Diare

2. Identitas Orang Tua

1. Ayah

a. Nama / Nama Panggilan : Tn. H

b. Usia : 36 Tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Wiraswasta

e. Agama : Islam

f. Alamat : Puuwatu

2. Ibu
a. Nama / Nama Panggilan : Ny. S

b. Usia : 35 Tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

e. Agama : Islam

f. Alamat : Puuwatu

B. Pengkajian

1. Keluhan Utama

BAB ± 3× sehari Encer

2. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien dibawah ke puskesmas dengan keluhan BAB encer yang

dialami sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk ke puskesmas, di selingi

muntah - muntah 2 kali sejak 5 hari sebelum masuk ke puskesmas

hilang timbul. Pasien rewel (+) riwayat batuk pilek (-) riwayat minum

susu formula (-)


RENCANA TINDAKAN:

-Intervensi

-Melakukan pengkajian mengenai pola makan pasien

-Diskusi kepada orang tua

-Memberikan pengetahuan tentang kesehatan tubuh

B. Riwayat Kesehatan Lalu

(Khusus untuk usia 0-5 tahun)

1. Prenatal Care

A. Pemeriksaan kehamilan

Nn. A merupakan anak ibu S anak 1 ( pertama) selama hamil

ibu klien melakuakan pemeriksaan rutin ke bidan kurang lebih

6 × (kali).

B. Keluhan selama hamil

Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah sakit, obat yang

diminum ibu selama hamil yaitu tablet penamabah darah dari

bidan.

C. Riwayat yang membahayakan kehamilan

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat hipertensi dan

penyakit DM.
D. Kenaikan berat badan selama hamil

Ibu klien mengatakan selama kehamilan berat badan naik ± 10 kg.

E. Imunisasi TT.

Ibu mengatakan melakukan imunisasi TT 2 × selama

kehamilan. Pada usia kehamilan 4 bulan mendapatakan TT 1

(Pertama), TT 2 (dua) pada kehamilan 5 bulan.

F. Golongan darah

Orang tua mengatakan tidak mengetahui golongan darahnya.

2. Natal

a. Tempat melahirkan di RSUD Abu Nawas Kota kendari

b. Lama dan jenis persalinan

Ibu mengatakan persalinannya lama. Sehingga dilakukan

dengan cara operasi caesar

c. Penolongan persalinan

Ibu mengatakan persalinan di tolong oleh dokter

d. Cara untuk memudahkan persalianan

Dengan cara caesar

e. Komplikasi waktu lahir

Tidak ada komplikasi pada saat anak lahir.

3. Post Natal

a. Kondisi bayi
BB lahir : 2700 gram

PB lahir : 49 cm

b. Penyakit saat lahir

Ibu mengatakan pada saat lahir Nn. A tidak mempunyai

penyakit.

c. Problem menyusui

Ibu megatakan tidak ada masalah saat menyusui .

d. Penyakit yang pernah di alami

Sebelum klien dirawat tidak pernah mengalami penyakit yang

berat dan hanya pernah mengalami panas / demam.

e. Kesehatan yang dialami

Ibu mengatakan Nn. A tidak pernah mengalami jatuh atau

kecelakaan.

f. Riwayat operasi

Ibu megatakan Nn. A tidak pernah di lakukan tindakan

operasi.

g. Riwayat alergi

h. Ibu megatakan Nn. A tidak mempunyai riwayat alergi.

i. Riwayat pengobatan

j. Ibu klien mengatakan saat Nn. A sakit atau demam sebelum


dibawah ke puskesamas untuk mendapatkan pengobatan.

k. Perkembangan anak di banding saudara-saudaranya

l. Nn. A tidak mempunyai saudara, anak pertama dari Tn. H dan

Ny. S

3.Riwayat imunisasi

Tabel 3.1 Riwayat Imunisasi Nn.A di puskesms puuwatu kota kendari provinsi
sulawesi tenggara

No Jenis imunisasi Waktu Reaksi setelah


Pemberian pemberian
1 BCG Pada usia 6 bulan Membentuk
abses 1-2 bulan
2 DPT (I,II,III,VI) Usia 3,4,5 bulan Demam 1 hari
3 Polio (I,II,III,VI) Usia 3,4,5 bulan Tidak ada reaksi
4 Campak - -
5 Hepatitis Usia 0 bulan Tidak ada reaksi

4. Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik

1. Berat badan : 6300 gram

2. Tinggi badan : 60 cm

3. Waktu tumbuh gigI : Nn. A belum tumbuh gigi


B. Perkembangan tiap Tahap

Usia anak saat :

1. Berguling : Nn. A berguling saat 4 bulan

2. Duduk : Nn. A belum duduk

3. Merangkak : Nn. A merangakak pada usia 7 bulan.

4. Berdiri : Nn. A belum berdiri

5. Berjalan : Nn. A belum berjalan

6. Senyum kepada orang lain pertama kali : Usia 5 bulan

7. Bicara pertama kali : Nn. A belum bicara

8. Berpakaian tanpa bantuan : Nn. A belum dapat berpakain tanpa

bantuan

Anda mungkin juga menyukai