Anda di halaman 1dari 3

Nama : Silvia Julianti

NPM : 2013024014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG
JURNAL BELAJAR
A. Identitas Jurnal
Nomor :
Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Rendah
Bobot (SKS) : 3 (2-1)
Dosen Pengampu : Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si.
Wisnu Juli Wiono, S.Pd., M.Pd.
Nadya Meriza, S.Pd., M.Pd.
Disusun (hari, tanggal, jam) : Selasa, 21 September 2021, 21.17

B. Pengantar
Proses kegiatan belajar pada minggu ini (pertemuan ke 5) di semester 3 masih dilakukan
secara daring dan bertemu virtual lewat Zoom meeting dan mengakses Virtual Class,
dikarenakan kondisi sekarang masih COVID-19, maka berdasarkan apa yang telah
disampaikan oleh rektor FKIP Unila, kita masih melakukan proses belajar secara daring
sampai waktu yang memungkinkan untuk belajar offline. Ibu Neni Hasnunidah selaku
dosen mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah menyampaikan materi mengenai metode
kerja dalam taksonomi.

C. Catatan Kuliah
Pada awal perkuliahan, Ibu Neni menayangkan sebuah video mengenai langkah-langkah
pertama dalam membuat herbarium kering. Sebelumnya, saya akan menjelaskan apa itu
herbarium. Herbarium adalah kumpulan tanaman pres kering, spesimen yang dipasang
pada kartu dan diberi label. Spesimen disimpan secara sistematik berdasarkan genus,
spesies, famili dan wilayah geografi. Spesimen herbarium digunakan untuk penelitian
taksonomi, floristik dan fenologi. Spesimen herbarium yang baik menampilkan semua
karakteristik tanaman penting dengan cara yang estetis. Langkah pertama pembuatan
herbarium yaitu memilih spesimen dari populasi tanaman. Lalu kumpulkan semua bagian
yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menyusun ulang karakteristik tanaman. Lalu
perhatikan warna, ukuran, bentuk dari bunga dan daunnya dan dicium aromanya.
Kemudian perhatikan bagaimana bentuk buahnya serta tekstur dari kulit pohon dan warna
batangnya. Selanjutnya juga diperhatikan bagian akarnya lalu dibersihkan. Kemudian
lampirkan tags dengan nomor koleksi dan simpan setiap spesimen dalam plastik terpisah,
jangan mencampur koleksinya. Kemudian, spesimen dipress dengan betul-betul ditahan
pakai kayu, besi atau bisa juga batu supaya daun tidak rusak. Simpan selama 24-48 jam
agar cepat kering. Periksa spesimen setelah 24 jam, ganti kartu jika lembab. Lepaskan
spesimen kering dari press. Letakkan daun, bunga, buah dan biji yang lepas ke dalam
kapsul yang telah ditandai dengan nomor koleksi. Berikan label yang dicetak untuk setiap
lembar dari specimen.
D. Identifikasi Masalah
1. Jika spesies tanaman tidak dijahit hanya di lem saja, apakah herbarium tersebut
termasuk proses mounting?
2. Bagaimana cara menempel specimen yang jika batangnya tipis dan mudah rapuh?
3. Bagaimana alat pengering yang digunakan dalam proses pengeringan herbarium?
4. Bagaimana jika kita ingin membuat herbarium yang berasal dari tumbuhan laut?
Apakah ada cara tersendiri atau sama dengan tumbuhan darat?
E. Catatan Hasil Ulasan Dosen
1. Jika karakteristik batangnya gepeng, dan tidak keras seperti batang paku, tidak apa-
apa kalau hanya dilem saja karena akan mudah ditempel. Tetapi, jika batang
tumbuhannya susah ditempel hanya dengan menggunakan lem saja, sebaiknya batang
tersebut dijahit. Karena kalau di lem saja, kemungkinan akan lepas dari kertasnya
akibat batangnya berat. Jadi, untuk batang yang keras sebaiknya mounting herbarium
harus dijahit dengan benang agar tidak terlepas dari kertas.

2. Caranya yaitu dengan membuat kertas kecil yang dipotong halus lalu di lem
menggunakan kertas tersebut ke batangnya, bukan pakai benang. Karena jika pakai
benang, tangkai nya akan patah. Lem nya yaitu lem sagu, karena akan mudah
menyatu dengan dinding sel tumbuhan.

3. Alat pengering yang digunakan bergantung pada jenis habitus dari tumbuhan. Jika
tanaman tingkat tinggi yang berkayu, gunakan oven (bisa oven kue). Pada oven
tersebut, tanaman berkayu bisa dikeringkan tetapi dengan suhu yang cocok dengan
tanaman tersebut agar tidak hancur. Lalu bisa dikeringkan juga menggunakan
hairdryer (pengering sekunder). Caranya yaitu, setelah specimen ditaro diruangan, di
kering anginkan satu-satu menggunakan hairdryer.

4. Untuk membuat herbarium dari tumbuhan yang hidupnya di air, tidak boleh
diawetkan dengan cara dikeringkan. Hal ini akan sia-sia, karena nantinya akan
hancur. Jadi harus diawetkan didalam medium cairan/larutan pengawet (kombinasi
alcohol atau formalin), jangan ditempel. Untuk tumbuhan yang diawetkan tersebut
harus dengan konsentrasi yang pas, Karena setiap tanaman memiliki konsentrasi
larutan yang berbeda. Jadi ada 3 alternatif untuk mengawetkan beberapa tanaman air,
yaitu jika bagian tubuh mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi maka bisa diawetkan
dengan membuat herbarium kering, bisa juga menggunakan silica gel dengan
memasukkan ke dalam plastik dan membuat etiket-etiket tanamannya. Lalu, jika
tanaman memiliki warna yang hijau dan tubuh yang tebal, maka harus diawetkan
dengan formalin dan dicampur dengan alcohol, agar menjaga tanaman tetap hijau.
F. Tuliskan penjelasan Anda untuk pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah anda benar-benar telah belajar tentang topik perkuliahan hari ini?
Saya rasa untuk pertemuan minggu ini, saya benar-benar mengikuti dan telah belajar
mengenai topik perkuliahan tersebut dengan baik.

2. Apakah Anda dapat mengikuti kegiatan belajar?


Saya rasa untuk minggu ini saya telah mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan
cukup mengerti dengan topik perkuliahan tersebut dengan cara mencatat materi yang
diberikan dan dijelaskan oleh Bu Neni, dan tidak lupa saya pun merecord
pembicaraan beliau agar saya lebih mudah untuk mencatat dan mengingatnya, dan
saya juga membaca buku Botani Tumbuhan Rendah karya Ibu Neni Hasnunidah
untuk lebih memahami materi tersebut.

3. Jika tidak, mengapa Anda tidak dapat belajar dengan baik? Apa penyebabnya?
Bagaimana alternatif solusinya?
Dikarenakan kuliah online yang hanya memanfaatkan gadget, sering kali saya
mengalami kendala sinyal yang membuat Zoom saya keluar masuk, sehingga
terkadang saya tertinggal dari apa yang dijelaskan oleh bu Neni, dan juga tidak seperti
saat kuliah offline yang dimana dosen tersebut dapat menjelaskan terlebih dahulu
secara langsung, dan diberi tahu bagaimana cara mengerjakan apa yang akan
didiskusikan. Kalau secara online, tidak semua siswa dapat mengerti apa yang
diinginkan oleh dosen tersebut, dan kalau secara daring juga kadang tidak bergitu
paham dengan materi yang disampaikan jika tidak memperhatikan dengan baik.

4. Bagaimana usaha dosen dalam mendorong mahasiswa yang tidak aktif untuk belajar?
Bu Neni selaku dosen sangat mendorong mahasiswa agar aktif untuk belajar dan
berdiskusi dengan cara menyimak materi yang beliau berikan, dan juga beliau
menampilkan tayangan video yang menjelaskan langkah-langkah pembuatan
herbarium kering. Diakhir perkuliahan, Ibu Neni memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya tentang materi tersebut dan ibu Neni menjawab nya
setelah mahasiswa bertanya. Hal ini bertujuan untuk mahasiswa yang belum mengerti
materi tersebut agar menjadi mengerti setelah bertanya.

5. Pembelajaran berharga apa yang dipetik dari observasi pembelajaran ini?


Pembelajaran berharga yang dapat dipetik dari topik perkuliahan minggu ini yaitu
kita dapat mengetahui langkah-langkah yang benar dalam pembuatan herbarium
kering, serta alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembuatannya
dibandingkan pada saat yang telah dipelajari sebelumnya. Dan dengan cara belajar
dikondisi seperti ini, para mahasiswa harus bisa memanfaatkan waktu dengan baik
dan mengupayakan sinyal agar selalu stabil, dan mahasiswa juga di dorong untuk
lebih rajin lagi membaca kembali materi yang berkaitan dengan topik perkuliahan
yang akan dibahas agar bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen.

Anda mungkin juga menyukai