Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan - Thifani Salsabila H - 11180820000017
Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan - Thifani Salsabila H - 11180820000017
Disusun Oleh :
2021
1. A. Pentingnya Pembukuan Untuk Perpajakan
Informasi pembukuan diperlukan untuk menghitung pajak terhutang dan verifikasi, serta
pemeriksaan dan investigasi terhadap kebenaran penghitungan jumlah utang pajak tersebut.
3. Penyajian informasi tentang posisi financial dan hasil usaha untuk bahan analisis atau
pengambilan keputusan ekonomi perusahaan.
B. Persyaratan Pembukuan
3. Ditutup setiap akhir tahun dengan membuat Neraca dan Laporan L/R berdasarkan prinsip
pembukuan yang taat azas (konsisten) dengan tahun sebelumnya.
4. Diselenggarakan dengan huruf latin, angka Arab, dengan bahasa Indonesia dan satuan
mata uang rupiah (atau dengan bahasa Inggris dan mata uang US$ dengan ijin Menteri
Keuangan.
5. Pembukuan dan dokumen yang menjadi dasarnya serta dokumen lain yang berhubungan
dengan kegiatan usaha (pekerjaan bebas) harus disimpan selama 10 tahun.
WP yang sudah mampu melakukan pembukuan untuk tujuan Pajak, namun tidak
melakukannya :penghasilan netonya dihitung berdasar norma perhitungan, pajak yang
kurang dibayar dari hasil penerapan norma perhitungan akan dikenai sanksi berupa kenaikan
pajak 50% atau 100% dari pajak yang kurang dibayar (pasal 13 ayat 3) UU KUP.
2. Hubungan Akuntansi Pajak dengan Akuntansi Komersial
A. Tujuan Akuntansi
Komersial : Menyediakan laporan & informasi keuangan serta info lain kepada pihak
pengambil keputusan.
Pajak : Menyajikan laporan ekuangan & informasi lain (tax compliance) kepada
administrasi pajak.
UU Pajak memiliki prioritas untuk dipatuhi di atas praktek dan kelaziman akuntansi
UU Perpajakan
Peraturan pemerintah
Keputusan Presiden
Keputusan Menteri
1. Aspek Alokasi
Tax policy diarahkan pada sikap netral (tidak/cenderung pengaruhi alokasi & diserahkan
pada mekanisme pasar).
2. Aspek Distribusi
Diarahkan untuk pengaruhi penyebaran pemilikan atau penguasaan faktor-2 produksi dan
pemerataan hasil pembangunan.
3. Aspek Stabilisasi
Klasifikasi Pajak
Sebelum memulai pencatatan, sebuah perusahaan atau lembaga wajib mengetahui jenis
pajak terutang yang menjadi kewajiban dibayarkan. Untuk memudahkan, berikut
klasifikasi pajak berdasarkan cara pemungutannya:
1) Pajak Langsung
Pajak ini dikenakan berdasarkan jumlah penghasilan atau kekayaan yang dimiliki
sebuah perusahaan atau lembaga. Adapun besarannya telah diatur dalam Undang-
Undang Perpajakan. Pajak langsung biasanya harus dibayarkan oleh wajib pajak dan
tidak boleh diwakilkan atau dibebankan pada orang atau instansi lain.
2) Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dibayarkan saat terjadi sebuah transaksi
keuangan. Pajak semacam ini bisa diwakilkan atau dibebankan kepada orang lain.
Contoh sederhana pajak tidak langsung adalah pembelian barang di mal atau pusat
perbelanjaan. Harga yang kita bayar biasanya sudah termasuk pajak sehingga kita
tidak perlu lagi membayar pajak ke pemerintah.
Akun Akuntansi Perpajakan
Neraca
i. Sisi aset
Pajak dibayar dimuka(prepaid Tax)
Pph 22,23,24,25,28A
Pph atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan
Pajak Masukkan
ii. Sisi Kewajiban
Utang Pajak (Tax Payable)
Pph 21,23,26,29
Pajak Keluaran
https://accurate.id/akuntansi/akuntansi-perpajakan/
http://imassfh.blogspot.com/2017/01/akuntansi-perpajakan.html
https://www.online-pajak.com/tentang-pph21/akuntansi-perpajakan
http://mulatsih.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/53521/