Anda di halaman 1dari 18

BIDANG EKONOMI

Sub Bidang Industri Halal

PROPOSAL RISET
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

Judul :
Analisis Dukungan Mitra Kerja Terhadap Existence Of Utm Halal Center
Dalam Menjalankan Program SEHATI KEMENAG : CSI & IPA Analysis

PENGUSUL:

Raudiatuzzahra (180721100184)

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS KEISLAMAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


2021
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL RISET
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

Judul Penelitian : Analisis Dukungan Mitra Kerja Terhadap Existence Of Utm


Halal Center Dalam Menjalankan Program SEHATI
KEMENAG : CSI & IPA Analysis
Peneliti
a. Nama Lengkap : Raudiatuzzahra. R. Pasolongi
b. NIM : 180721100184
c. Program Studi : Ekonomi Syariah
d. Nomor HP : 081359045251
e. Alamat surel : 180721100184@student.trunojoyo.ac.id

Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap :, S. H. I., M.E.I.
b. NIP : 198207192008122001
c. Program Studi : Ekonomi Syariah

Mengetahui, Bangkalan, 23 September 2021


Dosen Pembimbing Peneliti,

Lailatul Qadariyah, S. H. I., M.E.I. Raudiatuzzahra. R. Pasolongi


NIP. 198207192008122001 NIM. 180721100184

Menyetujui,
Koordinator Program Studi

Dahruji, S.E., M.E.I


NIP.198109132015041000

ii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
RINGKASAN ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3
A. Tingkat Konsumsi Produk Halal Pada Industry Halal ....................................... 3
B. Program SEHATI KEMENAG .......................................................................... 5
C. Halal Center Universitas Trunojoyo Madura ..................................................... 7
D. Dukungan Mitra Kerja ....................................................................................... 8
BAB III METODOOLOGI PENELITIAN ................................................................... 10
A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 10
B. Subjek Penelitian................................................................................................. 10
C. Sumber Data ....................................................................................................... 10
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 11
E. Metode Analisis Data ......................................................................................... 11
BAB IV RENCANA DAN JADWAL PENELITIAN ................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13

iii
Ringkasan

Indonesia merupakan salah satu negara dari 200 negara di dunia dengan mayoritas
muslim terbesar yaitu sebanyak 207.176.162 jiwa.1 Hal tersebut tentu mempengaruhi
konsumsi halal di indonesia yang mana dalam satu dekade ini meningkat cukup pesat dan
membuat Indonesia menduduki peringkat satu dunia.2 Dalam mendukung kenyamanan dan
keamanan konsumsi halal seiring dengan semakin meningkatnya konsumsi halal, sekaligus
membantu UMK di Indonesia yang terdampak pandemi COVID’19. BPJPH Kementrian
Agama meluncurkan program kolaboratif bernama Program SEHATI (Sertifikasi Halal Gratis)
dengan bersinergi bersama kementrian/lembaga, pemerintah daerah instansi dan swasta.
Adapun hal yang melatar belakangi diadakannya program SEHATI ini yaitu adanya kenyataan
bahwa didalam badan keuangan kementrian/lembaga, instansi, pemerintah daerah, Badan
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah juga organisasi Masyarakat menyediakan
anggaran fasilitas sertifikasi halal bagi UMK. Dimana Kementrian Agama pada tahun 2020
menyiapkan anggaran Rp. 8 miliar bagi 3.179 UMK yang mau membuat sertifikasi halal
untuk produknya. Di tahun yang sama tercatat 36 dinas di PEMDA yang membantu UMK
melalui pengajuan kepada BPJPH untuk mendapatkan sertifikasi halal.3
Selaras dengan tujuan dari adanya program SEHATI yaitu untuk memfasilitasi
pembiayaan sertifikasi halal secara gratis bagi pelaku UMK (Usaha Mikro dan Kecil) yang
belum memiliki sertifikasi halal dengan harapan melalui sertifikasi halal gratis ini, semakin
banyak UMK yang bisa menembus pasar halal global sehingga meningkatkan taraf
perekonomian UKM. Universitas Trunojoyo Madura yang juga merupakan stakeholder di
bidang keilmuan dan riset kemudian turut serta bergabung dalam ruang lingkup Halal Life
Style serta mendukung adanya program SEHATI pemerintah, salah satu bentuk dukungan
UTM dalam hal tersebut dapat dilihat dari didirikannya lembaga Halal Center dengan lokasi
strategis di dalam lingkup Universitas Trunojoyo Madura. Halal Center UTM yang saat ini
menjadi salah satu bagian dari JPH (Jaminan Produk Halal) dibawah naungan BPJPH
berproses secara penuh dalam keberlangsungan program SEHATI khususnya di Madura
dengan menggandeng beberapa pihak terkait sebagai mitra kerja. Mitra Kerja yang dimaksud
dalam hal ini merupakan lembaga pemerintahan, pondok pesantren yang memiliki koperasi
pesantren serta lembaga keagamaan dll.
Dengan adanya mitra kerja Halal Center UTM yang akan diresmikan ini, peneliti
berharap dapat membantu pelaksanaan terwujudnya program SEHATI secara merata dan
meyeluruh bagi UKM khususnya pulau Madura sehingga dapat meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat kecil menengah. Maka dari pada itu, penting kiranya bagi peneliti
untuk mengetahui secara khusus seberapa besar respon atau dukungan dari pada mitra kerja
yang saat ini dalam proses bergabung bersama Halal Center UTM, mengingat Halal Center
UTM sendiri masih terhitung baru saja didirikan sehingga sangat membutuhkan mitra kerja
dalam menyukseskan program SEHATI dan mengantarkan UKM menuju pasar global.
Adapun pengaruh dari adanya dukungan mitra kerja ini juga dapat meningkatkan eksistensi
Halal Center UTM. Sehingga dengan adanya dukungan positif dari mitra kerja serta semakin
banyak nya lembaga yang tertarik menjadi mitra kerja, Halal Center UTM kedepannya
mampu menjadi lembaga JPH yang dapat meningkatkan jaminan produk halal di pulau
Madura, membantu UKM mendapatkan sertifikasi halal sehingga dapat menembus global
market, serta menyukseskan program SEHATI KEMENAG.
1
Jaelani, A.2017.Industri Wisata Halal di Indonesia: Potensi dan prospek (Halal tourism industry in Indonesia:
Potential and prospects). No. 76237. University Library of Munich, Germany.
2
Prabowo, Sulistyo. 2014. “Potensi Pasar Produk Halal Dunia.” Fajar 6
3
https://kemenag.go.id/read/sehati-program-sertifikasi-halal-gratis-untuk-umk-segera-diluncurkan diakses pada
tanggal 23/09/2021

iv
Adapun dalam mengetahui tingkat dukungan mitra kerja Halal Center UTM dalam
menjalankan program SEHATI ini peneliti menggunakan metode Customer Satisfaction Index
(CSI) untuk mengetahui tingkat dukungan mitra kerja dan juga menggunakan analysis
Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengetahui indikator apa saja yang harus
diperbaiki dalam mendapatkan dukungan mitra kerja.

Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang

Industri halal saat ini menjadi sebuah tren dunia tanpa terkecuali Indonesia. Indonesia
sendiri sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar tentu memiliki pengaruh yang cukup
signifikan dalam segi konsumsi halal,. Hal tersebut terbukti dari pernyataan KEMENTERIAN
Perindustrian (Kemenperin) bahwasanya Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai
negara konsumen makanan halal dunia dengan jumlah konsumsi mencapai US$144 miliar dari
total konsumsi makanan halal global US$1,17 triliun, menurut laporan The State of Global
Islamic Economy 2020/20214.
Namun sayangnya tingginya tingkat konsumsi halal di Indonesia tidak dibarengi
dengan pertumbuhan industri halal di negara ini. Hal tersebut dapat dilihat dari minimnya
tingkat ekspor produk halal indonesia bahkan ke negeri tetangga, Malaysia.5 Maka dari itu
menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati
Wibawaningsih menegaskan harus ada perubahan agar Indonesia tak lagi menjadi konsumen
semata produk halal, melainkan harus bisa menjadi pelaku industri terbesar produk halal
dunia.6 Hal tersebut di sebabkan selama ini lingkup pasar industri umkm halal belum mampu
menembus pasar global. Terdapat banyak faktor penyebab Industri kecil menengah belum
mampu menembus pasar global.
Kualitas dan sertifikasi halal yang masih minim di kalangan industri halal menjadi
salah satu pemicu minimnya tingkat ekspor produk halal ke pasar global. Penting diadakannya
perbaikan kualitas produk dan kesesuaian pelayanan untuk dapat menarik konsumen. Kualitas
produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk
juga atribut produk lainnya7. Sedangkan kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan
yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan atau seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai
dengan ekspektasi pelanggan8. Dari sebuah penelitian yang peneliti dapat didalam studi
literatur, terdapat pernyataan bahwasanya kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh
signifikan terhadap pembelian konsumen dan peningkatan kepuasan pelanggan sehingga
nantinya dapat terbentuk loyalitas pelanggan9.
Adanya sertifikasi halal yang tercantum dalam suatu produk halal pun dapat
memberikan rasa aman bagi para konsumen maupun produsen. Hal ersebut Juga sebagai
jaminan bagi konsumen bahwasanya produk yang mereka konsumsi tersebut aman dari unsur

4
https://mediaindonesia.com/ekonomi/409364/jadi-peringkat-pertama-konsumsi-produk-halal-ini-harus-
diubah/diakses pada tanggal 23/09/202
5
https://kemenperin.go.id/artikel/1830/Produk-Halal-RI-Belum-Mendominasi diakses pada tanggal 23/09/2021
6
Ibid.1
7
Gary, P. K. (2013). Mark eting Management. (14th ed.).
8
Tjiptono, F. (2011). Service, Quality & Satisfaction (3th ed.).
9
Tripayana, S. &. (2020). Kualitas Produk, Pelayanan, dan Loyalitas Pelanggan Dimana Kepuasan Sebagai
Variabel Intervening pada UKM Start Up Pariwisata Kombuchi Brewing Co, Bali. 182. Dan Lestari, S. P. (2012).
The Effect Of Product QualityToward Interest In. 95 - 102

v
yang tidak halal dan diproduksi dengan cara halal serta beretika. Adanya label halal ini juga
dapat membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk-produk mereka.
Produk yang bersetifikat halal juga jadi memiliki daya saing yang lebih tinggi dibanding
produk yang tidak mencantumkan label halal di produknya.10Sehingga dengan adanya
perbaikan kualitas dan sertifikasi halal ini Industri kecil dan menengah (IKM) mampu
mengambil bagian dari pasar produk halal baik dalam maupun luar negri, paling tidak
Indonesia mampu menjadi pemain utama produk halal di Asia.
Pemerintah dalam usahanya meningkatan kelas dan kualitas produk UMK Dalam
menyongsong keberhasilan IKM di dalam pasar global mengeluarkan suatu program
sertifikasi gratis.11 Dalam hal ini BPJPH Kementrian Agama meluncurkan program kolaboratif
bernama Program SEHATI (Sertifikasi Halal Gratis) dengan bersinergi bersama
kementrian/lembaga, pemerintah daerah instansi dan swasta.12 Tujuan diadakannya program
ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengkonsumsi produk
halal, penguatan bagi produk halal hasil pelaku UMK, meningkatkan jumlah pelaku UMK
yang memenuhi ketentuan halal, dan meningkatkan nilai tambah dan kompetisi produk UMK
di perdagangan lokal dan internasional.13
Universitas Trunojoyo Madura yang juga merupakan stakeholder di bidang keilmuan
dan riset mendukung adanya program SEHATI pemerintah, salah satu bentuk dukungan UTM
dalam hal tersebut dapat dilihat dari didirikannya lembaga Halal Center. Halal Center UTM
yang saat ini menjadi salah satu bagian dari JPH (Jaminan Produk Halal) dibawah naungan
BPJPH berproses secara penuh dalam keberlangsungan program SEHATI khususnya di
Madura dengan menggandeng beberapa pihak terkait sebagai mitra kerja. Mitra Kerja yang
dimaksud dalam hal ini merupakan lembaga pemerintahan, pondok pesantren yang memiliki
koperasi pesantren serta lembaga keagamaan dll.
Dengan adanya mitra kerja Halal Center UTM. peneliti berharap dapat membantu
pelaksanaan terwujudnya program SEHATI secara merata dan meyeluruh bagi UKM
khususnya pada pulau Madura sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat
kecil menengah dan mengantarkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) ke dalam pasar global
industri halal. Maka dari pada itu, penting kiranya bagi peneliti untuk mengetahui secara
khusus seberapa besar respon atau dukungan dari pada mitra kerja yang saat ini dalam proses
bergabung bersama Halal Center UTM, mengingat Halal Center UTM sendiri masih terhitung
baru saja didirikan sehingga sangat membutuhkan mitra kerja dalam menyukseskan program
SEHATI dan mengantarkan UKM menuju pasar global. Adapun pengaruh dari adanya
dukungan mitra kerja ini juga sangat penting diketahui agar dapat meningkatkan eksistensi
Halal Center UTM. Sehingga dengan adanya dukungan positif dari mitra kerja serta semakin
banyak nya lembaga yang tertarik menjadi mitra kerja, Halal Center UTM kedepannya
mampu menjadi lembaga JPH yang dapat meningkatkan jaminan produk halal di pulau
Madura, membantu UKM mendapatkan sertifikasi halal sehingga dapat menembus global
market, serta menyukseskan program SEHATI KEMENAG.
Dengan adanya hasil dari penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan informasi
yang jelas kepada dunia akademisi akan suatu bentuk dukungan dari mitra kerja yang dapat
mempengaruhi eksistensi keberlangsungan adanya Halal Center UTM dalam menjalankan
program SEHATI pemerintah sehingga dapat membantu meningkatkan taraf perekonomian
masyarakat. Melalui Seminar / Confrence di bidang pendidikan, peneliti berharap semakin
banyak para akademisi yang akan mengetahui hal tersebut.
10
Mardiwati, Kun. 2020. Mengapa suatu produk penting untuk di sertifikasi halal. Al Azhar Halal Center.
11
ibid
12
https://kemenag.go.id/read/kemenag-luncurkan-sehati-program-sertifikasi-halal-gratis-bagi-umk diakses pada
tanggal 23/09/2021
13
https://kemenag.go.id/read/ingin-daftar-sertifikasi-halal-gratis-umk-bisa-cek-sehati-halal-go-id-oqen4 diakses
pada tanggal 23/09/2021

vi
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dukungan dari mitra kerja Halal Center UTM terhadap eksistensi
Halal Center UTM.
2. Bagaimana dukungan mitra kerja Halal Center UTM dalam menjalankan
program SEHATI KEMENAG

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui bagaimana dukungan mitra kerja terhadap eksistensi Halal
Center UTM dalam menjalankan program SEHATI KEMENAG.

Bab II Tinjauan Pustaka

a. Tingkat Konsumsi Produk Halal Pada Industri Halal

Halal Industry merupakan salah satu tren di dunia saat ini. Hal ini dapat kita
lihat dari potensi industri halal yang terus berkembang setiap tahunnya. Dilansir dari
laporan dari State of The Global Islamic Report pada tahun 201914, terdapat sekitar 1,8
miliar masyarakat muslim yang menjadi konsumen industri halal. Peluang konsumen
dalam industri halal meningkat sebesar 5,2% setiap tahunnya dengan total pengeluaran
konsumen yang mencapai USD 2,2 triliun. Jumlah ini diperkirakan akan terus
meningkat tiap tahunnya. Proyeksi dari Compound Annual Growth Rate (CAGR)
industri halal akan meningkat hingga mencapai 6,2% dalam kurun waktu 2018 hingga
2024. Total dana yang dihabiskan oleh konsumen industri halal juga akan meningkat
hingga mencapai USD 3,2 triliun pada tahun 2024. Dari data tersebut dapat kita lihat
bahwa industri halal memiliki prospek yang sangat cerah ke depannya.15
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar dalam
pengembangan industri halal. Hal tersebut tentu saja didapat akibat besarnya potensi
yang merupakan implikasi dari banyaknya jumlah penduduk muslim di Negeri
Pancasila ini. Indonesia menyumbang 12,7% penduduk muslim di dunia. Bila ditelisik
dari segi kuantitasnya, pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak 229 juta penduduk
muslim menetap di Indonesia. Total populasi di Indonesia diperkirakan mencapai 273
juta jiwa, sehingga jumlah penduduk muslim setara dengan 87,2% total populasi di
Indonesia.16 Populasi muslim yang besar ini tentu akan memberikan dampak secara
signifikan dan membuat permintaan terhadap produk halal semakin meningkat.
Besarnya tingkat konsumsi produk halal di Indonesia un membuat spending total yang
dihabiskan Indonesia untuk belanja produk halal mencapai kisaran USD 218,8 miliar
pada tahun 2017 (Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2019).
Sedangkan dilansir dari State of Global Islamic Economy 2020/2021 Indonesia
mampu menempat posisi ke empat dalam kategori Ekonomi Islam Global tahun ini. 17
Peringkat ini Naik satu tingkat dibanding tahun 2019/2020. Sedangkan pada 2018
Indonesia masih berada di peringkat 10. Adanya perubahan peringkat yang semakin
meningkat ini menunjukkan kemajuan secara signifikan dan pesat dari perkembangan
ekonomi syariah dan konsumsi halal pada industri halal Indonesia. Dengan tingginya
14
https://cdn.salaamgateway.com/special-coverage/sgie19-20/full-report.pdf diakses pada tanggal 23/09.2021
15
Ibid.
16
https://worldpopulationreview.com/2020/diakses pada tanggal 23/09/2021
17
https://salaamgateway.com/reports/state-of-the-global-islamic-economy-202021-report-executive-summary-in-
bahasa-indonesiadiakses pada tanggal 24/09/2021

vii
tingkat konsumsi yang ada di Indonesia, membuat Indonesia dipandang sebagai place
of halal market yang sangat menjanjikan untuk produk – produk halal seperti
makanan dan minuman (mamin) serta fashion muslim. Terlebih penduduk nya yang
mayoritas masyarakat muslim.
Merupakan suatu kebanggaan sekaligus miris bagi Indonesia dalam menduduki
peringkat ke 4 kategori Ekonomi Global Islam. Indonesia memang menduduki juga
peringkat pertama sebagai negara pasar konsumen makanan halal dunia, dengan
jumlah konsumsi sebesar USD144 miliar dari total konsumsi makanan halal global
USD1,17 triliun. Namun belum mampu menguasai pasar ekspor produk halal.
Indonesia hanya mampu menjadi Negara yang konsumtif dilihat dari posisi Negara
Pancasila ini yang menduduki peringkat kedua sebagai negara pasar konsumen
kosmetika halal juga. Dengan jumlah konsumsinya senilai USD4 miliar dari total
konsumsi farmasi global sebesar USD66 miliar. Indonesia juga berada di peringkat
kelima sebagai negara pasar konsumen fesyen muslim dunia dengan jumlah konsumsi
USD16 miliar dari total konsumsi busana muslim global sebesar USD277 miliar.
Sementara itu di tingkat global, pada tahun 2024 mendatang konsumsi produk mamin
halal akan mencapai USD1,38 triliun di seluruh dunia. Kemudian belanja produk
muslim diperkirakan akan menembus angka USD311 miliar di tahun itu.
Di sisi lain dengan adanya pasar produk halal membuat Industri halal mampu
menyumbang USD 3,8 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
setiap tahunnya. Selain itu, industri halal juga telah menyumbang USD 1 miliar
investasi dari investor asing dan membuka 127 ribu lapangan pekerjaan setiap
tahunnya. Apabila hal tersebut dapat lebih dioptimalkan lagi, industri halal akan
mampu meningkatkan nilai ekspor dan cadangan devisa Negara.18
Maka,dari itu sudah semestinya Indonesia mulai mengembangkan industri halal
agar dapat membangun perekonomian masyarakat maupun negara secara maksimal.
Adanya kenyataan yang sangat disayangkan bahwa potensi industri halal yang dimiliki
Indonesia belum tergarap sepenuhnya sehingga belum mampu menempati posisi 3
besar tentu merupakan fenomena yang disesalkan oleh peneliti. Tentu saja dengan
posisi sebagai Negara mayoritas muslim hal ini membuat peneliti merasa miris,
mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di
dunia. Kenyataan memiliki tingkat konsumtif yang tinggi, penduduk mayoritas muslim
nyatanya belum dapat menjadikan Indonesia sebagai negara pemasok kebutuhan halal
commodities di dunia. Hal ini terlihat dari belum mampunya Indonesia untuk masuk ke
dalam Top 3 di semua sektor industri halal. Bahkan, untuk makanan halal yang
merupakan kebutuhan base for muslim yang pasti sangat dibutuhkan tiap insan,
Indonesia belum mampu memenuhinya. Jika peneliti lihat, terdapat kesenjangan antara
potensi dengan realita industri halal yang terjadi di lapangan. Kesenjangan antara
potensi yang begitu besar didalam pasar global dengan keadaan industry halal inilah
yang membuat Indonesia masih berkutat dalam segmen konsumen pasar industri halal
dunia. Padahal jika benar benar bangkit dan dioptimalkan Indonesia mampu menjadi
role model dalam industri halal dunia. Terlebih dengan adanya dukungan dari
pemerintah. Indonesia mampu dengan kemungkinan yang sangat besar untuk menjadi
kiblat industri halal dunia.
Maka dari itu sangat disayangkan dengan adanya potensi pasar yang begitu
besar dan tampak nyata baik dari segi local maupun luar negeri, tingginya tingkat
konsumsi produk halal yang tinggi, pelaku industri khususnya sektor mamin dan
fesyen muslim tidak memanfaatkannya dengan menaikkan kualitas dan kuantitas
18
https://www.kemenkeu.go.id/apbn2019 diakses pada tanggal 24/09/2021

viii
pertumbuhan industri halalnya. Memangkas kesenjangan dalam hal kualitas dan
kuantitas produksi. Sehingga Industri halal yang mana juga memiliki andil strategis
dalam meningkatkan perekonomian masyarakatnya mampu menguasai pasar halal
global. Jadi sudah seharusnya industri halal dikembangkan secara serius di Indonesia
dengan segala dukungan baik dari Pemerintah, pelaku industry maupun masyarakat.

b. Program SEHATI KEMENAG

Sertifikasi halal yaitu fatwa yang tertulis di MUI yang menyatakan bahwa
kehalalal suatu produk sesuai dengan syariat islam.19 Dengan adanya sertifikasi halal
pada label suatu produk yang telah diterbitkan oleh MUI secara tidak langsung akan
memberikan informasi terhadap konsumen bahwa produk tersebut halal untuk di
konsumsi. Dan hal ini tentu akan membantu menarik konsumen terhadap produk halal
dan meningkatkan pertumbuhan industry halal terlebih di masa pandemic Covid’19.
Dalam mendukung pertumbuhan industry halal di Indonesia khususnya di saat
pandemic Covid’19 Kementrian Agama (KEMENAG) meluncurkan sebuah program
bernama SEHATI (Sertifikat Halal Gratis). 20 Program Sertifikasi Halal gratis atau
SEHATI ini ditujukan bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Dengan adanya
program SEHATI, pemerintah berharap program ini mampu menjadi api semangat
bagi UMK untuk bangkit dari keterpurukan akibat wabah pandemic ini.
Diadakannya sertifikasi halal gratis ini, Kementrian Agama dapat memastikan
bahwasanya pelaku usaha industry halal tidak hanya memenuhi persyaratan kehalalan
dan higienitas, namun juga memberikan image positif tentang jaminan bahwasanya
produk tersebut telah teruji kehalalannya. Hal tersebut dikarenakan saat ini masyarakat
dunia akan mengakui suatu produk tersebut halal apabila telah teruji kehalalnnya, yang
mana halal identik dengan kualitas dan higienitas.21 Sehingga, tidak heran jika
pertumbuhan produk halal terus meningkat, bahkan menjadi gaya hidup global (halal
lifestyle). Selain sebagai jaminan halal, program SEHATI yang ditujukan kepada
UKM ini untuk membantu UKM yang memang belum memiliki sertifikasi halal
dikarenakan terhambat factor ekonomi atau urusan administrasi. dengan adanya
sertifikasi halal yang telah dimiliki oleh para pelaku UKM, UKM mampu menembus
pasar halal global.
Program SEHATI sendiri adalah program kolaboratif dan sinergi antara BPJPH
Kementerian Agama dengan kementerian/ lembaga, pemerintah daerah, instansi dan
pihak swasta. Tujuan diadakannya program ini yaitu untuk memfasilitasi pembiayaan
sertifikasi halal secara gratis bagi pelaku UMK. Terlebih dalam PP no. 39 tahun 2001
pun telah tertulis amanah Jaminan Produk Halal adalah kepastian hukum terhadap
kehalalan suatu produk yang dibuktikan dengan sertifikasi halal.22 Program ini pun
bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan perekonomian nasional yang sebagian
besar memang ditopang oleh pelaku UMK. Tingginya tingkat konsumsi produk halal
di Indonesia namun tidak dibersamai dengan pertumbuhan industry halalnya juga
menjadi factor pentingnya UMK memiliki sertifikasi halal.23

19
Wiku Adi Sasmito, “Analisis Kebijaka Nasional MUI dan BPOM dalam Labeling Obat dan Makanan”,
CaseStudy; Analisis Kebijakan Kesehatan, FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008, hlm. 14.
20
https://kemenag.go.id/read/kemenag-luncurkan-sehati-program-sertifikasi-halal-gratis-bagi-umk/diakses pada
tanggal 24/09/2021
21
Ali, M. (2016). Konsep makanan halal dalam tinjauan syariah dan tanggung jawab produk atas produsen
industri halal. Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah, 16(2), 291-306.
22
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161927/pp-no-39-tahun-2021 diakses pada tanggal 24/09/2021
23
Hartono & Hartomo, D. D. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UMKM di Surakarta.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Universitas Negeri Semarang (UNS Journal of Business and Management), 14(1),

ix
Prakarsa Program Sehati, dilandasi oleh kenyataan bahwa banyak kementerian,
lembaga, instansi, pemerintah daerah, BUMN/D, maupun masyarakat yang
menyediakan anggaran untuk fasilitasi sertifikasi halal bagi UMK. Tahun 2020
misalnya, Kementerian Agama menyediakan anggaran Rp8 miliar  untuk memfasilitasi
sertifikat halal kepada 3.179 UMK. Di tahun yang sama, sedikitnya ada 36 dinas di
Pemda yang tercatat membantu UMK memperoleh sertifikat halal dengan pengajuan
melalui BPJPH.24 Meskipun memang Jumlah ini tergolong masih rendah jika
dibandingkan dengan jumlah UMK yang memiliki produk wajib bersertifikat halal.
Dimana menurut data terdapat 13,5 juta pelaku UMK masuk kategori terkena
kewajiban bersertifikat halal.25
JPH yang juga membantu program sertifikasi halal ini memegang peran
penting dalam memastikan dan menjamin bahwa produk yang beredar dan dikonsumsi,
digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat telah memenuhi standar halal.
Sertifikasi halal juga sangat penting bagi pertumbuhan bisnis pelaku UKM agar dapat
diterima di pasaran.26 Selain bagi produsen, Tujuan lainnya diadakan Program
Sertifikasi halal gratis yang membantu UKM mendapatkan sertifikasi gratis ini juga
meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengkonsumsi produk
halal, penguatan bagi produk halal hasil pelaku UMK, meningkatkan jumlah pelaku
UMK yang memenuhi ketentuan halal, dan meningkatkan nilai tambah dan kompetisi
produk UMK di perdagangan lokal dan internasional.
Untuk mengikuti program Sehati, terdapat sejumlah persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pelaku UMK, baik persyaratan umum maupun persyaratan khusus. Ada
lima persyaratan umum yang wajib dipenuhi oleh pelaku UMK, yaitu: 

a. Belum pernah mendapatkan Fasilitasi Sertifikasi Halal dan tidak sedang/akan


menerima Fasilitasi Sertifikasi Halal dari pihak lain; 
b. Memiliki aspek legal yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB); 
c. Memiliki modal usaha/aset di bawah Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)
yang dibuktikan dengan data yang tercantum dalam NIB); 
d. Melakukan usaha dan berproduksi secara kontinu minimal 3 (tiga) tahun; 
e. Mendaftarkan 1 jenis produk, dengan nama produk paling banyak 20 (dua
puluh) dan produk berupa barang (bukan penjual/reseller). 

Selain itu, pelaku UMK juga wajib memenuhi persyaratan khusus berikut:
1) Memiliki surat izin edar atau surat izin lainnya atas produk dari
dinas/instansi terkait; 
2) Memiliki outlet dan fasilitas produksi paling banyak 1 (satu);
3) Bersedia memberikan foto terbaru saat proses produksi; 
4) Bersedia membiayai pengujian kehalalan produk di laboratorium secara
mandiri jika diperlukan untuk mendukung proses pemeriksaaan oleh Lembaga
Pemeriksa Halal atau LPH.

15-30.
24
https://kemenag.go.id/read/sehati-program-sertifikasi-halal-gratis-untuk-umk-segera-diluncurkan diakses pada
tanggal 24/09/2021
25
https://www.halalmui.org/mui14/main/page/data-statistik-produk-halal-lppom-mui-indonesia-2012-
2019diakses pada tanggal 24/09/2021.
26
Syafrida, “sertifikat halal pada produk makanan dan minuman memberi perlindungan dan kepastian hukum
hak-hakknsumen muslim”, (Universitas Tama Jagakarsa, Fakultas Hukum), Jurnal Hukum Volume 7, Nomor 2,
h. 166

x
c. Halal Center Universitas Trunojoyo Madura (UTM)

Perguruan tinggi dinilai memiliki sejumlah potensi untuk berperan strategis


dalam penguatan ekosistem halal nasional. Pelaksana Tugas Kepala Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag),
Mastuki, mengatakan, salah satu peran yang bisa dilakukan kampus yakni membentuk
Pusat Kajian Halal atau Halal Center. 27 Selanjutnya Universitas dapat mengambil peran
dengan mendirikan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), baik secara mandiri ataupun
bekerja sama dengan LPH lain. Dengan dukungan SDM sebagai dan laboratorium,
perguruan tinggi dinilai memiliki kemudahan layanan dan akses audit halal.28
Adapun mekanisme sertifikasi halal bagi pelaku UMK yang diatur di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 melalui pernyataan pelaku UMK atau self
declare juga melalui proses pendampingan proses produk halal (PPH). Ranah ini juga
dapat diperankan perguruan tinggi. Hal itu sesuai ketentuan Pasal 80 PP Nomor 39
Tahun 2021, yang menyatakan bahwa pendampingan PPH dilakukan oleh organisasi
kemasyarakatan Islam atau lembaga keagamaan Islam yang berbadan hukum dan/atau
perguruan tinggi.29
Hal ini lah yang kemudian menjadi acuan bagi Universitas Trunojoyo Madura
dalam mengambil tindakan aktif dengan mendirikan Halal Center UTM. Halal Center
UTM merupakan gagasan yang lahir dari Fakultas Keislaman Universitas Trunojoyo
Madura dalam upaya merespon peluang besar adanya pasar global industry halal.
Dengan adanya halal center diharapkan mampu menjadi promotor perkembangan
produk/industry halal di pulau madura yang dapat menjamin kualitas dari produk halal
industry halal Madura sehingga mampu bersaing di pasar global.
Adapun latar belakang didirikannya Halal Center UTM secara pribadi yaitu
untuk menyambut visi-misi UTM dengan 6 sektor yang juga dalam tahap
pengembangan, yaitu : Sektor Garam dan Tembakau; Sektor Pangan (Jagung,
singkong, Tebu, Sapi, Hasil Laut); Sektor Energi (Migas dan Energi Terbarukan);
Sektor Pendidikan (Formal, Informal dan Non Formal); Sektor Sosial, Tenaga Kerja
dan Wanita; dan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Seni, Bahasa, Budaya, Jamu,
Batik, Kuliner, Infrastruktur, Tata Ruang, Lingkungan, Pulau-Pulau Kecil,
tekhnologi)30. Halal Center UTM sendiri pun mengemban misi mampu memberikan
pemahaman akan pentingnya sertifikasi halal dalam pengembangan produk halal,
mengawal UKM agar dapat berperan aktif dalam persaingan industry halal sehingga
mampu meningkatkat taraf perekonomiannya.
Adapun lokasi dari Laboratorium Halal Center yaitu terdapat pada
Laboratorium Dasar UTM, sedangkan untuk kantor lembaga dari Halal Center
bertempat di Laboratorium Sosial. Pada saat ini Laboratorium Halal Center sedang
Melakukan beragam persiapan pasca peluncuran. Persiapan yang dilakukan diataranya
ialah Web Seminar Nasional ataupun Internasioanal, Pengiriman calon auditor halal
pada pelatihan audit, serta melakukan Memorandum Of Understanding (MOU) dengan
beberapa mitra kerja. Dalam menjalankan misinya Halal Center UTM telah menyusun
beberapa program dalam 4 bidang. Adapun 4 bidang yang dimaksud adalah bidang
edukasi, bidang penelitian, bidang pengabdian masyarakat dan bidang pendampingan
dan penyelia halal.
27
Ibid.
28
Ibid.
29
Faizul Abror, Pariwisata Halal dan Peningkatan Kesejahteraan, (Batu; Literasi Nusantara. 2020).
30
https://www.trunojoyo.ac.id/artikel/universitas-trunojoyo-madura-kukuhkan-menjadi-ptn-berbasis-klaster.html
diakses pada tanggal 24/09/2021

xi
Dengan terealisasi dan terwujudnya misi yang telah di emban, Halal Center
UTM mampu menjadi pusat Jaminan Produk Halal (JPH) yang dapat mengiring
Industri halal madura menuju pasar halal global.

d. Dukungan mitra kerja

Kemitraan atau mitra kerja sesungguhnya merupakan sebuah simbiosis


mutualisme bagi para pihak dengan kesamaan tujuan maupun visi dan misi dalam
menghasilkan manfaat yang berlipat ganda tanpa harus bekerja lebih keras. Sedangkan
kemitraan sendiri apabila dilihat dari perspektif etimologis diadaptasi dari kata
partnership dan berakar dari kata partner. Partner dapat diterjemahkan sebagai
pasangan, jodoh, sekutu, kompanyon, sedangkan partnership diterjemahkan sebagai
persekutuan atau perkongsian. Berdasarkan terjemahan dari asal katanya, kemitraan
dapat dimaknai sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang
membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling
membutuhkan31.
Menurut undang-undang republik Indonesia no.9 tahun 1995 kemitraan adalah
kerjasama usaha antara usaha kecil dan usaha menengah atau usaha besar disertai
pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memerlukan, saling memperkuat
dan saling menguntungkan.32kemitraan atau dapat juga disebut sebagai mitra kerja juga
dapat dikatakan sebagai suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih
dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling
membutuhkan dan saling membesarkan.33
Dalam melakukan kerja sama antar rekan kerja yang kemudian disebut sebagai
mitra kerja, terdapat 3 pronsip penting yang harus di perhatikan, yaitu:34
a. Kesetaraan (equity). Pendekatannya bukan berdasarkan kekuasaan semata, namun
hubungan yang saling menghormati, saling menguntungkan dan saling percaya. Untuk
menghindari antagonism perlu dibangun rasa percaya. Kesetaraan meliputi adanya
penghargaan, kewajiban, dan ikatan.
b. Transparansi Transparansi diperlukan untuk menghindari rasa saling curiga antar mitra
kerja. Meliputi transparansi pengelolaan informasi dan transparansi pengelolaan
keuangan.
c. Saling menguntungkan Suatu kemitraan harus membawa manfaat bagi semua pihak.
Maka dari itu penting kiranya dalam suatu hubungan bisnis menjalin chemistry dengan
mitra kerja agar mampu mencapai hal – hal baik yang di harapkan.

Adapun pola dari dilaksanakannya kemitraan antara lain: 35


1. Inti-plasma adalah merupakan hubungan kemitraan antara Usaha Kecil Menengah dan
Usaha Besar sebagai inti membina dan mengembangkan Usaha Kecil Menegah yang
menjadi plasmanya dalam menyediakan lahan, penyediaan sarana produksi, pemberian
bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi, perolehan, penguasaan dan
peningkatan teknologi yang diperlukan bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas
usaha. Dalam hal ini, Usaha Besar mempunyai tanggung jawab sosial (corporate social
31
Ambar, Teguh Sulistiyani. 2004. ,. Yogyakarta: Gava Media.
32
Jeane, neltje saly. usaha kecil, penanaman modal asing dalam peresfektif pandangan internasional, (Jakarta:
badan pembinaan hukum nasional, 2001) hal. 35
33
Mohammad jafar hafsah, kemitraan usaha, (Jakarta: sinar harapan, 2000), hal. 10
34
Yusuf Wibisono, 2007, Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility), PT Gramedia,
Jakarta
35
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM Pasal 26

xii
responsibility) untuk membina dan mengembangkan UKM sebagai mitra usaha untuk
jangka panjang.
2. Subkontrak yaitu pola kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah ataupun
usaha besar, dimana usaha kecil yang memproduksi komponen yang diperlukan
perusahaan mitra sebagai bagian dari hasil produksinya. Pola ini ditandai dengan
adanya kesepakatan tentang kontrak bersama yang menyangkut volume, harga, mutu,
dan waktu. Pola ini sangat bermanfaat dalam transfer alih teknologi, modal,
ketrampilan, dan produktifitas.
3. Perdagangan umum adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau usaha besar, dimana usaha menengah atau usaha besar memasarkan
hasil produksi usaha kecil atau usaha kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh
usaha menengah atau usaha besar mitranya. Dalam kegiatan perdagangan pada
umumnya, kemitraan antara usaha besar atau usaha menengah dengan usaha kecil
dapat berlangsung dalam bentuk kerjasama pemasaran produk, penyediaan lokasi
usaha, atau penerimaan pasokan dari usaha kecil mitra usahanya untuk memenuhi
kebutuhan yang diperlukan oleh usaha besar atau usaha menengah.
4. Distribusi dan keagenan adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha kecil
diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha menengah atau usaha
besar mitranya.
5. Bentuk-bentuk kemitraan lain, seperti: bagi hasil, kerjasama operasional, usaha
patungan (joint venture), dan penyumberluaran (outsourching) adalah pola hubungan
bisnis yang dijalankan oleh kelompok mitra dengan perusahaan mitra. Kelompok mitra
adalah kelompok yang menyediakan lahan, sarana dan tenaga kerja. Sedangkan
perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen dan pengadaaan sarana
produksi lainnya. Perusahaan mitra juga sebagai penjamin pasar dengan meningkatkan
nilai tambah produk melalui pengolahan dan pengemasan. Pola ini sering diterapkan
pada usaha perkebunan tebu, tembakau, sayuran dan pertambakan. Dalam pola ini
telah diatur tentang kesepakan pembagian hasil dan resiko.
Jadi, dalam melaksanakan suatu hubungan kerja penting kiranya mendapatkan
dukungan dari mitra kerja agar dapat mencapai keinginan bersama.
Terdapat penelitian terdahulu yang juga membahas terkait dukungan mitra
kerja. Tia Setiawati dalam jurnalnya membahas tentang dukungan mitra kerja UNICEF
terhadap pelaksanaan program UNICEF dalam memberikan bantuan kepada anak anak
korban perang di Palestina. Dalam pembahasannya penulis ingin mengetahui bentuk-
bentuk dukungan mitra kerja UNICEF terhadap pelaksanaan program UNICEF dalam
memberikan bantuan kepada anak-anak korban perang di Palestina. 36 Hal tersebut mungkin
terlihat sama dengan apa yang peneliti inginkan, namun perbedaan penelitian sebelumnya
dengan yang saat ini peneliti lakukan adalah, bedanya subjek penelitian yang mana peneliti
saat ini ingin mengetahui dukungan mitra Halal Center UTM terhadap eksistensi Halal Center
UTM dikarenakan Halal Center UTM sendiri merupakan lembaga yang baru saja di dirikan.
Peneliti saat ini pun juga ingin mengetahui bentuk dukungan mitra kerja Halal Center UTM
dalam menjalankan program SEHATI KEMENAG yang mana program sertifikasi gratis ini
juga masih terbilang baru saja diluncurkan.

Bab III Metode Penelitian

Penelitian yaitu suatu kegaiatan dengan tujuan memecahkan masalah yang ada dengan
36
Tia, Setiawati. 2016. Dukungan mitra kerja UNICEF terhadap pelaksanaan program UNICEF dalam
membantu anak-anak korban perang di Palestina. Instutional repositories & scientific journals.

xiii
menggunakan dukungan data sebagai landasan untuk mengambil keputusan. 37 Secara umum
metode penelitian merupakan cara ilmiah agar bisa mendapatakan data untuk kegunaan dan
tujuan tertentu.
Metode penelitian yaitu prosedur untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah / ilmu.
Metode penelitian merupakan cara sistemssis bertujuan untuk menyusun ilmu
pengetahuan.38
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis Penelitian yang akan digunakan oleh peneliti ialah penelitian
bersifat kualitatif yang melibatkaan pengukuran tingkat suatu ciri tertentu.
Sedangkan tujuan peneliti menggunakan penelitian kualitatif ialah agar
mendapatkan pemahaman yang bersifat umum terhadap kenyataan sossial dari
perspektif partisipan. Pemilihan penelitian kualitatif yaitu karena adanya reaksi
dan tradisi yang terkait dengan positivisme & postpositifvisme yang merupaya
agar kajian budaya & interpretatif sifatnya. Dari berbagaijenis penelitian
kualitatif tingkat perkembangan & kematangan dari masing-masing metode
ditemukan juga oleh bidang keilmuan yang memiliki sejarah perkembangan nya.39
2. Subjek Penelitian
Adapun subjek yang akan penulis teliti yaitudukungan dari mitra kerja terhadap
eksistensi Halal Center UTM dan juga dukungan mitra kerja dalam membantu
Halal Center UTM menjalankan program SEHATI KEMANG, maka dari pada itu
agar peneliti mampu mendapatkan data yang dapat dijamain kebenarannya harus
di dapatkan langsung dari mitra kerja atau pihak yang terlibat dalam ada nya Halal
Center di Universitas Trunojoyo Madura.
3. Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan penulis dalam penelitian kali ini yaitu data
primer & data sekunder.
a. Data primer yakni data yang diperoleh secara langsung berdasarkan
keterangan ataupun penjelasan yang didapatkan dilokasi pelaksanaan
penelitian yaitu di Universsitas Trunojoyo Madura maupun proses
wawancara dengan mitra kerja.
b. Data sekunder yakni data yang diberikan sebagai bahan penunjang untuk
sumber data primer yaitu data yang berkaitan dengan buku-buku, jurnal
yang terkait & dokumen yag berhubungan dengan penelitian.
4. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis penelitian diatas, maka peneliti mengumpulkan data dari
berbagai sumber seperti buku-buku, jurnal, skripsi & lain-lain sebagai bahan
dalam menganalisis penelitian tersebut. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara terjun
langsung ke lapangan untuk melihat situasi dan kondisi yang ada
kemudian mencatat hal-hal atau temuan unik yang diperlukan dalam
penelitian..40
Maka dari itu peneliti juga akan melakukan pengamataan secara langsung
kepada mitra kerja Halal Center UTM untuk mendapatkan data yang
37
Jabrohim, “Teori Penelitian Sastra”, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2015), h. 1
38
Suryana, “Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, (UniversitasPendidikan
Indonesia, 2010), h. 20
39
Pupu Saeful R, “ Penelitian Kualitatif”, Jurnal EQUILIBRIUM Volume 05 Nomor 09, Juni 2009, h. 3
40
W Gulo, “Metodologi Penelitian”, (Jakarta; PT Grasindo, 2010), h. 116

xiv
sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan secara akurat.
b. Wawancara
Wawancara yaitu benntuk komunikasi antara dua orang atau lebih antara
peneliti dan responden. Dalam proses wawancara dengan responden
peneliti yang menjadi pewawancara harus benar benar menyimak
jawaban-jawaban dari responden, dan membuat catatan singkat dari hasil
wawancara maupun pertanyaan yang akan diajukan agar proses
wawancara tidak terputus.41
Maka dari itu peneliti juga akan melakukan wawancara kepada semua
pihak yang terlibat dalam Halal Center di Universitas Trunojoyo Madura
khususnya mitra kerja Halal Center UTM.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar/ pun karya-karya monumental seseorang.
Studi dokumentasi yaitu pelengkap dari penggunaak metode observasi,
wawancara & penelitian kualitatif.
5. Metode Analisis
Analisis data pada peelitian kualitatif merupakan bagian yang sangat
penting pada penelitian karena dengan menganalisis data yang telah
dikumpulkan sedmikian rupa kemudian disusun dan di analisis dapat
memberikan arti & makna yang berguna sehingga tujuan untuk memecahkan
masalah di dalam penelitian dapat dicapai.42
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif yang peneliti ampu ini
menggunakan induktif yaitu proses logika yang berangkat dari data empirik
melewati observasi menuju suatu teori. Dengan kata lain yaitu data yang
diperoleh dilapangan di analisis dengan menggunakan teori, dari teori diahir
dengan kesimpulan.selain itu peneliti juga akan menggunakan tekhnik analisis
data metode Customer Satisfaction Index (CSI) untuk mengetahui tingkat
kepuasan mitra kerja terhadap kerja sama berupa jasa yang diberikan oleh Halal
Center UTM sehingga mitra kerja dapat memberikan dukungannya, peneliti
juga akan menggunakan metode Importance Performance Analisys (IPA) yang
mana analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan setiap
atribut pelayanan serta untuk mengetahui prioritas perbaikan yang harus
dilakukan oleh Halal Center UTM dalam menjalankan program SEHATI
KEMENAG.
Kemudian ketika peneliti telah mendapatkan jawaban dari analisis yang
dilakukan, maka peneliti akan menarik sebuah kesimpulan,. Kesimpulan ini
juga memiliki tujuan untuk memberikan kemudahan dalam memahami
penjelasan peneliti secara singkat. Maka ketika peneliti sudah selesai dengan
kesimpulannya, peneliti bisa dengan mudah memaparkan hasil nya yang di
telakkan di kesimpulan .

Bab IV Rencana Penelitian & Jadwal Penelitian

Tahun
No. Jenis Kegiatan 2021
41
Ibid.
42
Nazir, “Metode Penelitian”, (Bandung; Ghalia Indonesia, 2009), h. 346

xv
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Proposal
Mapping Lokasi dan
2
Sumber Data Penelitian
3 Perijinan Penelitian
4 Pengumpulan Data
5 Rekapitulasi Data
6 Analisis Data
Penyusunan dan penyerahan
7
Laporan Penelitian
8 Publikasi
9 Penyerahan Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Journal dan Buku :


1. Ali, M. (2016). Konsep makanan halal dalam tinjauan syariah dan tanggung jawab
produk atas produsen industri halal. Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah, 16(2), 291-306
2. Ambar, Teguh Sulistiyani. 2004. ,. Yogyakarta: Gava Media.
xvi
3. Faizul Abror, Pariwisata Halal dan Peningkatan Kesejahteraan, (Batu; Literasi
Nusantara. 2020).
4. Gary, P. K. (2013). Mark eting Management. (14th ed.).
5. Hartono & Hartomo, D. D. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
UMKM di Surakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen Universitas Negeri Semarang (UNS
Journal of Business and Management), 14(1).
6. Jabrohim, “Teori Penelitian Sastra”, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2015).
7. Jaelani, A.2017.Industri Wisata Halal di Indonesia: Potensi dan prospek (Halal
tourism industry in Indonesia: Potential and prospects). No. 76237. University Library of
Munich, Germany.
8. Jeane, neltje saly. usaha kecil, penanaman modal asing dalam peresfektif pandangan
internasional, (Jakarta: badan pembinaan hukum nasional, 2001).
9. Mardiwati, Kun. 2020. Mengapa suatu produk penting untuk di sertifikasi halal. Al
Azhar Halal Center.
10. Mohammad jafar hafsah, kemitraan usaha, (Jakarta: sinar harapan, 2000).
11. Prabowo, Sulistyo. 2014. “Potensi Pasar Produk Halal Dunia.” Fajar .
12. Pupu Saeful R, “ Penelitian Kualitatif”, Jurnal EQUILIBRIUM Volume 05 Nomor
09, Juni 2009.
13. Suryana, “Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif”, (UniversitasPendidikan Indonesia, 2010).
14. Syafrida, “sertifikat halal pada produk makanan dan minuman memberi
perlindungan dan kepastian hukum hak-hakknsumen muslim”, (Universitas Tama
Jagakarsa, Fakultas Hukum), Jurnal Hukum Volume 7, Nomor 2.
15. Tia, Setiawati. 2016. Dukungan mitra kerja UNICEF terhadap pelaksanaan program
UNICEF dalam membantu anak-anak korban perang di Palestina. Instutional
repositories & scientific journals
16. Tjiptono, F. (2011). Service, Quality & Satisfaction (3th ed.).
17. Tripayana, S. &. (2020). Kualitas Produk, Pelayanan, dan Loyalitas Pelanggan
Dimana Kepuasan Sebagai Variabel Intervening pada UKM Start Up Pariwisata
Kombuchi Brewing Co, Bali. 182. Dan Lestari, S. P. (2012). The Effect Of Product
QualityToward Interest In.
18. Wiku Adi Sasmito, “Analisis Kebijaka Nasional MUI dan BPOM dalam Labeling
Obat dan Makanan”, CaseStudy; Analisis Kebijakan Kesehatan, FakultasKesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, 2008.
19. Yusuf Wibisono, 2007, Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social
Responsibility), PT Gramedia, Jakarta

Sumber dari Link Terpercaya :


1. https://kemenag.go.id/read/sehati-program-sertifikasi-halal-gratis-untuk-umk-segera-diluncurkan
diakses pada tanggal 23/09/2021
2. https://mediaindonesia.com/ekonomi/409364/jadi-peringkat-pertama-konsumsi-produk-halal-ini-harus-
diubah/diakses pada tanggal 23/09/202
3. https://kemenperin.go.id/artikel/1830/Produk-Halal-RI-Belum-Mendominasi diakses pada tanggal
23/09/2021
4. https://kemenag.go.id/read/kemenag-luncurkan-sehati-program-sertifikasi-halal-gratis-bagi-umk diakses
pada tanggal 23/09/2021
5. https://kemenag.go.id/read/ingin-daftar-sertifikasi-halal-gratis-umk-bisa-cek-sehati-halal-go-id-oqen4
diakses pada tanggal 23/09/2021
6. https://cdn.salaamgateway.com/special-coverage/sgie19-20/full-report.pdf diakses pada tanggal
23/09.2021
7. https://worldpopulationreview.com/2020/diakses pada tanggal 23/09/2021
8. https://salaamgateway.com/reports/state-of-the-global-islamic-economy-202021-report-executive-

xvii
summary-in-bahasa-indonesiadiakses pada tanggal 24/09/2021
9. https://www.kemenkeu.go.id/apbn2019 diakses pada tanggal 24/09/2021
10. https://kemenag.go.id/read/kemenag-luncurkan-sehati-program-sertifikasi-halal-gratis-bagi-umk/diakses
pada tanggal 24/09/2021
11. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161927/pp-no-39-tahun-2021 diakses pada tanggal 24/09/2021
12. https://kemenag.go.id/read/sehati-program-sertifikasi-halal-gratis-untuk-umk-segera-
diluncurkan diakses pada tanggal 24/09/2021
13. https://www.halalmui.org/mui14/main/page/data-statistik-produk-halal-lppom-mui-indonesia-2012-
2019diakses pada tanggal 24/09/2021
14. https://www.trunojoyo.ac.id/artikel/universitas-trunojoyo-madura-kukuhkan-menjadi-ptn-berbasis-
klaster.html diakses pada tanggal 24/09/2021

xviii

Anda mungkin juga menyukai