Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMANENAN HASIL HUTAN


ACARA IV
TAKSIRAN PRODUKTIVITAS TRANSPORTASI

Disusun oleh :
Nama : Yoland Windy Astika
NIM : 19/440049/KT/08934
Shift : Rabu, 15.30 WIB
Coass : Peggy Sukmawati

LABORATORIUM PEMANENAN HASIL HUTAN


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA IV

TAKSIRAN PRODUKTIVITAS TRASPORTASI

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum acara ini yaitu :
1. Mempelajari waktu dengan “formula speed”
2. Menaksir produksi kegiatan transportasi berdasarkan waktu kegiatan
angkut.

II. DASAR TEORI


Pemanenan hasil hutan adalah serangkaian kegiatan kehutanan yang
mengubah pohon atau biomassa lainnya, sehingga bermanfaat bagi keghidupan
ekonomis dan kebudayaan masyarakat (Natadiwirja dkk., 1976 dalam Sihombing,
2020). Pengangkutan hasil hutan atau disebut pengangkutan jarak jauh (disebut
hauling atau transportation) merupakan tahap terakhir dari kegiatan pemanenan
hasil hutan (khususnya yang berupa kayu). Kegiatan ini lebih mudah dilakukan
daripada kegiatan penyaradan karena jalur-jalur yang akan dilewati udah
dipersiapkan terlebih dahulu bahkan sering dijumpai jalan yang akan dilalui sudah
dibuat menjadi jalan umum (Benamen dkk., 2018).
Dalam sistem kehutanan beberapa jenis transportasi kayu sekunder dapat
digunakan. Log hutan dapat dibawa dengan truk, kereta api, kapal dan air baik
langsung dari pendaratan ke pabrik atau industri langsung ke lokasi penyimpanan.
Perencanaan jaringan jalan dan analisis diperlukan untuk memastikan kecepatan,
transportasi yang aman dan efektif serta dapat diprediksinya jalan baru untuk
pengelolaan kayu di masa depan. Jaringan transportasi menyumbang sebagian
besar dari total biaya operasional dan karenanya penting untuk kelola secara
efisien (Pasarkhoo dan Mostafa, 2015).
Transportasi kayu dapat dilakukan melalui daratan (truk dan rel), lewat air
sungai dan taut (rakit dan kapal), dan dapat juga lewat udara (dengan balon udara
dan helikopter). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanenan hasil hutan
diantaranya faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam misalnya ukuran kayu,
fasilitas yang berbeda, dan lain-lain. Faktor luar misalnya buruh tenaga kerja,
peraturan-peraturan, dan lain-lain (Gautama dkk., 2019).
Kecepatan angkutan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bahan
penyusun jalan, efek tanjakan dan turunan, efek tempat tinggi, kebutuhan panjang
jalan angkut, dan belokan. Makin tinggi tingkat kelerengan makin tinggi pula selip
yang terjadi demikian juga sebaliknya. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi jalan
angkutan yang menanjak akan berpengaruh terhadap gerakan truk. Dengan kata
lain, makin tinggi tingkat kelerengan makin tinggi tenaga yang digunakan untuk
menggeser suatu benda karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Kecepatan truk
berkurang sehingga terjadi perlambatan (Yuniawati dkk., 2015).
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Alat tulis
2. Handphone
3. Kalkulator
b. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Data spesifikasi kendaraan angkut
2. Data spesifikasi jalan angkutan dari dalam hutan
3. Data acara 3
IV. CARA KERJA
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu :

Volume potensi tebangan perjalan yang dibuat dijumlahkan masing-


masing terpisah antar segmen baik jalan utama, cabang dan ranting.

- NilaiWR, WN, Allowances dan WS dihitung berdasarkan data


spesifikasi wheel loader
- Nilai PK 1 dan PK 2 (untuk muat dan bongkar) dihitung
menggunakan data tersebut

- Produktivitas transportasi harian, bulanan, dan tahuanan dihitung


menggunakan data spesifikasi kendaraan angkutan
- Produktivitas total dan waktu total dihitung untuk menentukan
besarnya pengangkutan total

Pertama alat dan bahan disiapkan. Kemudian volume tebangan


masing-masing segmen per jalan dijumlah. Sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh blok yang dilewati jalan. Pada tabel wheel loader, nilai WR,
WN, Allowances dan WS dihitung berdasarkan data spesifikasi wheel loader.
Selanjutnya dapat ditentukan nilai PK 1 dan PK 2 (untuk muat bongkar)
menggunakan data tersebut. Pada tabel tuck logging dihitung nilai kecepatan
rata-rata dan waktu yang diperlukan untuk pengangkutan. Selanjutnya
produktivitas transportasi harian, bulanan, dan tahunan dihitung
menggunakan data spesifikasi jalan angkutan dan kendaraan angkutan.
Kemudian produktivitas total dan waktu total dihitung untuk menentukan
besarnya pengangkutan total.
V. HASIL DAN PERHITUNGAN
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini terlampir dalam bentuk excel.

Contoh Perhitungan
Tabel Wheel Loader Bongkar
• WR = 30 x 89,34
= 119,340 menit
• WN = WR x RF
= 119,340 x 1,182
= 141,060 menit
• Allowance = 15 % x WN
= 15 % x 141,060
= 21,159 menit
• WS = WN + Allowance
= 141,060 + 21,159
= 162,219 menit
= 2,704 jam
• PK 1 = (60/WS) x kapasitas truk
= (60/162,219) x 65
= 24,04 m3 / jam
• PK 2 = PK 1 x 7
= 24,04 x 7
= 168,29 m3 / HOK

Tabel Wheel Loader Muat


• WR = 35 x 89,34
= 124,340 menit
• WN = WR x RF
= 124,340 x 1,182
= 146,970 menit
• Allowance = 15 % x WN
= 15 % x 146,970
= 22,045 menit
• WS = WN + Allowance
= 146,970 + 22,045
= 169,015 menit
= 2,817 jam
• PK 1 = (60/WS) x kapasitas truk
= (60/169,015) x 65
= 23,07 m3 / jam
• PK 2 = PK 1 x 7
= 23,07 x 7
= 161,52 m3 / HOK

Truk Logging Jalan Utama


Segmen 1
• Jatah tebang = blok A + B
= 512 + 934
= 1446 m3
• V rata-rata tanjakan = (2 (V1 x V2)) / (V1 + V2)
= (2 (32,73 x 50)) / (32,73 + 50)
= 39,562 km/jam
• V rata-rata turunan = (2 (V1 x V2)) / (V1 + V2)
= (2 (45 x 54,54)) / (45 + 54,54)
= 49,313 km/jam
• T tanjakan = panjang / v rata-rata
= 1,0038 / 39,562
= 0,02537 jam
• T turunan = panjang / v rata-rata
= 1,0038 / 49,313
= 0,02036 jam
Truk Logging Jalan Cabang
Segmen 4.1
• Jatah tebang = blok J + I
= 397 + 489
= 886 m3
• V rata-rata tanjakan = (2 (V1 x V2)) / (V1 + V2)
= (2 (19 x 40)) / (19 + 40)
= 25,763 km/jam
• V rata-rata turunan = (2 (V1 x V2)) / (V1 + V2)
= (2 (27,73 x 46,43)) / (27,73 + 46,43)
= 34,722 km/jam
• T tanjakan = panjang / v rata-rata
= 0,7537 / 25,763
= 0,029 jam
• T turunan = panjang / v rata-rata
= 0,7537 / 34,722
= 0,022 jam

Truk Logging Jalan Ranting


Segmen 4.1.1
• Jatah tebang = blok J + N
= 397 + 390
= 787 m3
• V rata-rata tanjakan = (2 (V1 x V2)) / (V1 + V2)
= (2 (26 x 41,43)) / (26 + 41,43)
= 31,950 km/jam
• V rata-rata turunan = (2 (V1 x V2)) / (V1 + V2)
= (2 (40 x 50)) / (40 + 50)
= 44,444 km/jam
• T tanjakan = panjang / v rata-rata
= 0,5006 / 31,950
= 0,016 jam
• T turunan = panjang / v rata-rata
= 0,5006 / 44,444
= 0,011 jam

Rekapitulasi Jalan Utama


• Waktu / trip = 2 x ∑t
= 2 x 0,297
= 0,595 jam
• ∑ trip / hari (N) = Jumlah jam kerja / (t bongkar+t muat+TPT)
= 7 / (2,704 + 2,817 + 0,595)
= 1,145 ≈ 2
• Produktifitas Transportasi (m3/hari)
Per hari = kapasitas truk x jumlah truk x ∑ trip / hari
= 65 x 2 x 2
= 260 m3/hari
Per bulan = 260 x 25
= 6500 m3/bula
Per tahun = 6500 x 6
= 39.000 m3/tahun
• Waktu untuk menyelesaikan pengangkutan
Hari = total V tebangan / prod transportasi perhari
= 7618 / 260
= 29,3 hari
Bulan = total V tebangan / prod transportasi perbulan
= 7618 / 6500
= 1,172 bulan
Tahun = total V tebangan / prod transportasi pertahun
= 7618 / 39000
= 0,195 tahun
• Produksi Transportasi Total (m3/tahun)
= ∑ Produktifitas Transportasi per tahun
= 39.000 + 39.000 + 39.000
= 117.000 m3/tahun
• Waktu untuk menyelesaikan kegiatan pengangkutan total (t)
∑ Volume tebang
= ∑ Produktifitas Transportasi per tahun JU + JC + JR
12543
= 117000

= 0,11 tahun
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini membahas tentang taksiran produksi transportasi.
Produktivitas merupakan perbandingan anatar jumlah yang dihasilkan dengan
jumlah tiap sumber yang digunakan dalam produksi. Produktivitas pemanenan
dapat dilakukan dengan mengetahui waktu kerja dan hasil kerja peralatan yang
digunakan. Produktivitas pemanenan kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain : dimensi kayu, waktu kerja, volume kayu, keterampilan operator,
kondisi lapangan dan kondisi alat. Produktivitas sangat erat kaitannya dengan
biaya pemanenan. Semakin besar produktivitas maka semakin rendah biaya
pemanenan, demikian juga sebaliknya (Suhartana et al., 2013). Biaya pemanenan
dapat dihitung dengan cara mengetahui produktivitas pemanenan dan biaya
menajlankan alat pemanenan.
Transportasi pemanenan adalah usaha untuk memindahkan hasil hutan
kayu atau non kayu dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan berbagai
jenis kendaraan. Terdapat dua sistem transportasi dalam pemanenan yaitu
transportasi mayor dan trasnportasi minor. Transportasi minor adalah yang berada
pada wilayah hutan dengan tujuan utama untuk memindahkan hasil tebangan ke
areal penebangan menuju TPn atau tepi jalan angkut. Jarak yang ditempuh
transporatsi minor relative lebih pendek dengn muatan sedikit dan lambat.
Jalurnya bukan jalur khusus namun butuh biaya yang besar. Contoh alatnya yaitu
bulldozer, skidder, sapi dll. Sedangkan transpotasi mayor adalah transportasi dari
TPn menuju TPK atau halaman pabrik. Jaraknya lebih jauh dengan muatan yang
banyak dan kecepatan lebih tinggi. Jalur yang dilewati adalah jalur khusus dan
jumlah biaya yang dikeluarkan lebih kecil. Sedangkan jenis jalan berdasarkan sifat
penggunaannya yaitu jalan permanen yang dicirikan dengan tipe perkerasan aspal
maupun beton, jalan semi permanen dengan tipe perkerasan tanah maupun batuan,
dan jalan temporer contohnya aliran sungai yang ada saat kering.
Produktivitas kegiatan transportasi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
jenis kendaraan, kecepatan bongkar dan muat, jalan angkutan, serta spesifikasi
jalan yang dilalui. Sedangkan kecepatan kendaraan dipengaruhi oleh variasi jalan
angkutan, diantaranya bahan penyusun jalan, efek tanjakan dan turunan, efek
tempat tinggi, kebutuhan panjang jalan angkut, maupun belokan. Kegiatan
transportasi pemanenan hutan mengenal istilah prestasi kerja yaitu hasil kerja
terbaik dalam waktu sependek mungkin. Dimana berkenaan dengan efektivitas
dan tingkat efisiensi dalam bekerja dan dapat diaplikasikan pada pekerjaan itu
sendiri maupun mesin. Mesin dengan prestasi kerja tinggi adalah yang waktunya
seminimal mungkin dengan hasil yang maksimal. Prestasi kerja berhubungan
dnegan waktu rata-rata (WR), waktu normal (WN) dan waktu standar (WS).
Pada praktikum kali ini, data yang diolah yaitu data rencana tebangan pada
acara 3. Diperoleh volume total jatah tebang tiap jalan utama, jalan cabang dan
jalan ranting berturut-turut yaitu 7618 m3, 3379 m3, dan 1546 m3. Sehingga
diperoleh total jatah tebang yaitu sebesar 12543 m3. Berdasarkan data dan
perhitungan, diperoleh nilai WR, WN dan Allowance, dan WS secara berturut-
turut adalah 124,340 menit; 146,970 menit; 22,045 menit; dan 169,015 menit
untuk kegiatan pemuatan. Sedangkan untuk kegiatan pembongkaran adalah
119,340 menit; 141,060 menit; 21,159 menit; dan 162,219 menit. Dapat diketahui
bahwa waktu yang digunakan untuk pemuatan lebih banyak daripada
pembongkaran. Hal tersebut dikarenakan pada proses pemuatan biasanya
dilakukan penataan muatan agar beban yang diangkut oleh alat atau angkutan
lebih optimal (tidak ada ruang kosong yang tersisa).
Kemudian untuk perhitungan prestasi kerja pada praktikum kali ini
dilakukan berdasarkan volume angkut truk jenis Berliet 280 GBH Logging Truck
bertenaga 280 HP dengan kapasitas 65 m3 sejumlah 2 unit. Prestasi kerja dihitung
tiap jam untuk PK 1 dan tiap HOK (Hari Orang Kerja atau 7 jam) untuk PK2. Dari
hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa prestasi kerja pada proses pemuatan
adalah 23,07 m³/jam dan 161,52 m³/HOK. Sedangkan prestasi kerja pada proses
pembongkaran adalah 24,04 m³/jam 168,29 m³/HOK. Ketika dibandingkan dapat
diketahui bahwa PK saat pemuatan lebih rendah dibandingkan dengan
pembongkaran. Hal tersebut dikarenakan proses pemuatan memerlukan keahlian
dan ketelitian dalam pelaksanaannya untuk mencapai efektivitas pengangkutan,
sehingga dapat dikatakan bawa proses ini lebih sulit dilakukan daripada proses
pembongkaran.
Setelah dilakukan perhitungan logging truck diperoleh data rata-rata
kecepatan dari truk jenis yang sudah disebutkan sebelumnya pada masing-masing
jalan. Total kecepatan rata-rata untuk di jalan utama yaitu 480,546 km/jam dan
membutuhkan waktu 0,297 jam, di jalan cabang yaitu 181,455 km/jam dengan
waktu 0,153 jam, dan di jalan ranting yaitu 164,621 km/jam dengan waktu 0,050
jam. Pada perhitungan ini, diketahui bahwa kecepatan rata-rata kendaraan akan
melambat seiring dengan besarnya kelerengan dan jenis jalan yang dilalui,
sehingga semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Selain itu juga diperoleh waktu total kendaraan angkut untuk sekali jalan (pergi
saja atau pulang saja). Maka dapat diperoleh waktu per trip yang diperlukan untuk
jalan utama yaitu 0,595 jam, jalan cabang yaitu 0,306 jam, dan jalan ranting yaitu
0,099 jam. Jumlah trip yang diperolukan untuk menyelesaikan pekerjaan tiap hari
yaitu 2 trip.
Sedangkan untuk produktivitas pada jalan utama, jalan cabang, dan jalan
ranting yaitu sama sebesar 260 m³/hari, 6500 m³/bulan, dan 39000 m³/tahun.
Waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan yaitu pada jalan utama 29,3 hari,
1,172 bulan, atau 0,195 tahun. Pada jalan cabang membutuhkan waktu 12,996
hari, 0,520 bulan, atau 0,087 tahun. Sedangkan untuk jalan ranting membutuhkan
waktu 5,946 hari, 0,238 bulan, atau 0,04 tahun. Total produktivitas transportasi
yaitu 117.000 m³/tahun dengan waktu total yang dibutuhkan 0,11 tahun.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, semakin besar volume tebangan yang akan
diangkut, maka waktu yang dibutuhkan juga semakin lama. Besarnya volume
tebangan juga akan memengaruhi kecepatan kendaraan.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Formula speed adalah rumus untuk menghitung kecepatan sebuah kendaraan
dalam keadaan bermuatan maupun tanpa muatan. Rumus kecepatan rata-rata
menggunakan formula speed adalah :
v = (2 (v1 x v2 )) / (v1+v2)
v = kecepatan rata-rata
v1 = kecepatan saat muatan isi
v2 = kecepatan saat muatan kosong
Serta diperoleh hasil sebagai berikut :
- Kecepatan rata-rata untuk di jalan utama yaitu 480,546 km/jam
- Kecepatan rata-rata untuk di jalan cabang yaitu 181,455 km/jam
- Kecepatan rata-rata untuk di jalan ranting yaitu 164,621 km/jam
2. Produktivitas transportasi yang diperoleh yaitu :
- Produktivitas harian sebesar 260 m3/hari untuk jalan utama, jalan
cabang, dan jalan ranting. Waktu yang dibutuhkan pada jalan utama
yaitu 29,3 hari, pada jalan cabang yaitu 12,996 hari, serta jalan ranting
membutuhkan waktu 5,946 hari.
- Produktivitas bulanan sebesar 6500 m3/bulan untuk jalan utama, jalan
cabang, dan jalan ranting. Waktu yang dibutuhkan pada jalan utama
yaitu 1,172 bulan, pada jalan cabang yaitu 0,520 bulan, serta jalan
ranting membutuhkan waktu 0,238 bulan.
- Produktivitas tahunan sebesar 39000 m3/tahun untuk jalan utama, jalan
cabang, dan jalan ranting. Waktu yang dibutuhkan pada jalan utama
yaitu 0,195 tahun, pada jalan cabang yaitu 0,087 tahun, serta jalan
ranting membutuhkan waktu 0,04 tahun.
- Produktivitas total sebesar 117000 m3/tahun dengan waktu untuk
menyelesaikan selama 0,11 tahun.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Benamen, B., Mofu, W. Y., & Gusbager, P. (2018). INVENTARISASI POTENSI
DAN BENTUK PEMANENAN HASIL HUTAN KAYU DI DAS TAMI DAN
BEWAN DATARAN ARSO KABUPATEN KEEROM. Jurnal Kehutanan
Papuasia, 4(2), 86-93.
Gautama, I., Dassir, M., Mujetahid, A., & Dalya, N. (2019). Pemanenan Hutan
Rakyat (Teknik Pembalakan Berdampak Rendah). Fakultas Kehutanan,
Universitas Hasanuddin.
Sihombing, R. (2020). Produktivitas Penyaradan Kayu dengan Menggunakan
Mesin Pancang Tarik (Monocable Winch) 26 PK DI PT. Ratah
Timber. Mekanik, 8(1), 1-8.
Suhartana, S., & Yuniawati, Y. (2016). Produktivitas Dan Biaya Pemanenan Kayu
Di Hutan Tanaman Rawa Gambut. Jurnal Hutan Tropis, 4(3), 273-281.
Parshakoo A dan Mostafa M. (2015). Road Network Analysis for timber
transportation fro a harvesting site to mills (case study : Grogan country – Iran).
Journal of Forest Science 61 (12) 520-525.
Yuniawati, Y., Dulsalam, D., Idris, M. M., Suhartana, S., & Sukadaryati, S.
(2015). Alat Bantu Truk Angkutan Kayu Untuk Mengurangi Selip Roda Pada
Jalan Hutan Tanpa Perkerasan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33(4), 387-395.
IX. LAMPIRAN

Gambar 1. Jurnal oleh Benamen, B., Mofu, W. Y., & Gusbager, P. (2018).
Gambar 2. Jurnal oleh Parshakoo A dan Mostafa M. (2015)
Gambar 3. Jurnal oleh Yuniawati, Y., Dulsalam, D., Idris, M. M., Suhartana, S.,
& Sukadaryati, S. (2015).
Gambar 4. Buku oleh Gautama, I., Dassir, M., Mujetahid, A., & Dalya, N. (2019).
Gambar 5. Jurnal oleh Sihombing, R. (2020)
Gambar 6. Jurnal oleh Suhartana, S., & Yuniawati, Y. (2016).

Anda mungkin juga menyukai