Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ansyaad Tanjung

NIM : 212865124

MK : batubara dan pemanfaatannya-UTS

1. Rumus kimia dan reaksi Pembentukan batubara yakni Batu bara atau batubara merupakan keliru satu
bahan bakar fosil. Pengertian umumnya merupakan batuan sedimen yang bisa terbakar, terbentuk dari
endapan organik, utamanya merupakan sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melewati bagian
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen

dan oksigen.Batu bara juga merupakan batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang bisa ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris
seperti C137H97O9NS kepada bituminus dan C240H90O4NS kepada antrasit.

Ada 2 teori yang menerangkan terjadinya batubara yaitu :

a. Teori In-situ : Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan dimana
batubara tersebut terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori in-situ biasanya terjadi di
hutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung
tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara
sempurna, dan akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik.

b. Teori Drift : Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan yang bukan di
tempat dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori drift
biasanya terjadi di delta-delta, mempunyai ciri-ciri lapisan batubara tipis, tidak menerus (splitting),
banyak lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu cenderung tinggi). Proses
pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia
(pembatubaraan).

2. Kandungan air dalam batubara dikenal dengan sifat Lengas Jelaskan yakni

Kandungan air didalam batubara dapat dibagi menjadi 2 jenis yakni pertama adalah inverent mousture
atau residuel moisture yaitu Air yang terserap kedalam batu-bara manakala batubara berada dalam
keseimbangan kelembaban dengan udara bebas.

Kedua adalah surface moisture atau hyroscopic moisture (uap air hidroskopis) yaitu air yang terserap
dan menempel pada batubara oleh adanya proses sekunder, misalnya dari air tanah, air penyiraman
saat penambangan dan sebagainya.

3. Gambarkan dan Jelaskan Bentuk – Bentuk Lapisan Batubara yakni


Ada beberapa bentuk lapisan batubara diantarannya :

1. Bentuk Horse Back

Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan batubara dan batuan yang menutupinya melengkung kearah atas
akibat gaya kompresi. ketebalan kearah literal lapisan batubara kemungkinan sama ataupun menjadi
lebih kecil atau menipis.

2. Bentuk Pinch

Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan yang menipis dibagian tengah. Pada umumnya dasar dari lapisan
batubara merupakan batuan yang plastis misalnya batulempung sedang diatas lapisan batubara secara
setempat ditutupi oleh batupasir yang secara lateral merupakan pengisian suatu alur.

3. Bentuk Clay Vein


Bentuk ini terjadi apabila diantara dua bagian deposit batubara tersesar, yang kemudian pada bidang
sesar/patahan yang merupakan rekahan terbuka, terisi oleh material lempung atau pasir.

4. Bentuk Burried Hill

Konstribusi utama dari intrusi batuan beku pada struktur lapisan batubara adalah pemanasan dan efek
devolatilisasi (penguapan material vollatile) yang terjadi ketika magma panas membentuk suatu sill atau
lacolith di dekat lapisan batubara, atau ketika korok (dike) menembus formasi batubara. Lacolith dan sill
memiliki daerah pengaruh pemanasan yang lebih besar terhadap formasi batuan di sekitarnya dibanding
korok. Kualitas batubara atau kandungan karbon akan meningkat dengan semakin dekatnya jarak
lapisan batubara terhadap sumber panas. Terjadinya gradasi dalam rank ini adalah disebabkan oleh
perbedaan tingkat devolatilisasi yang dipengaruhi oleh panas.

5. Bentuk Fault

Bentuk ini terjadi apabila di daerah dimana deposit batubara mengalami beberapa seri patahan.
keadaan ini mengacaukan di dalam perhitungan cadangan karena adanya pemindahan perlapisan akibat
pergeseran kearah vertikal.
6. Bentuk Folding

Bentuk ini terjadi apabila di daerah dimana deposit batubara mengalami perlipatan. Makin intensif gaya
yang bekerja pembentuk perlipatan akan makin komplek perlipatan tersebut terjadi. Dalam melakukan
eksplorasi batubara di daerah yang banyak gejala perlipatannya, apalagi bila di daerah tersebut juga
terjadi patahan harus dilakukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Untuk di daerah seperti ini
disamping kegiatan pemboran maka penyelidikan geofisika sangat membantu dalam interpretasi dan
korelasi antara lubang pemboran

4. Proses pembatubaraan secara umum dapat digolongkan menjadi dua tahap, yaitu penggambutan
(peatification) dan pembatubaraan (coalification). Proses pembentukan batu bara diawali dengan fase
biokimia dan kemudian diikuti fase geokimia (peran organisme sudah tidak ada lagi). Fase biokimia
terjadi pada gambut segera setelah deposisi dan pengendapan sedimen lain terjadi di atas gambut
tersebut.

Perubahan komposisi kimia dan fisika dari tumbuhan akibat aktivitas bakteri aerobik paling intensif
terjadi pada “peatigenic layer” (± 0,5 m di bawah permukaan). Pada lapisan gambut yang lebih dalam,
bakteri anaerobik mulai intensif bekerja karena berkurangnya oksigen. Selanjutnya, pada kedalaman
lebih dari 10 meter, aktivitas bakteri mulai berkurang dan digantikan oleh proses kimiawi. Fase biokimia
ini dipengaruhi oleh tingkat pembebanan sedimen, pH, dan tinggi permukaan air. Fase geokimia atau
metamorfisme ditandai dengan peningkatan kandungan karbon (C) dan penurunan kandungan hidrogen
(H) dan oksigen (O). Rasio antara O/C dan H/C dapat digunakan untuk menentukan peringkat batu bara.

5.-

6.-

Anda mungkin juga menyukai