HIROLIKA
SKS : 3
Oleh :
Acep Hidayat,ST,MT.
Pengantar 4
I. Hukum Kontinuitas 5
1. Pengantar.
Persamaan kontinuitas atau kekekalan massa: hasil kali penampang (A) dan kecepatan fluida
(v) sepanjang pembuluh garis arus selalu bersifat konstan .
Asas Bernualli: Perubahan tekanan dalam fluida mengalir dipengaruhi oleh perubahan kecepatan
alirannya dan ketinggian tempat melalui persamaan
I. Definisi Fluida
Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya
untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari
ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada
perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap,
sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk
maupun volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat
cair mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya yang
sangat besar dan gas tidak mempunyai bentuk dan maupun volume yang tetap,gas akan berkembang
mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap,
keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian kedua – duanya sering secara
kolektif disebut sebagai fluida.
BILANGAN REYNOLDS
Kombinasi 4 faktor yang menentukan jenis aliran fluida:
VD
NR
D = diameter pipa
NR = 0 - 2000 : aliran laminer
> 3000 : aliran turbulen
= 2000 – 3000 : aliran transisi
II. Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas berlaku untuk :
a. Untuk semua fluida (gas atau cairan).
b. Untuk semua jenis aliran (laminer atau turbulen).
c. Untuk semua keadaan (steady dan unsteady)
d. Dengan atau tanpa adanya reaksi kimia di dalam aliran tersebut
Aliran fluida pada sebuah pipa yang mempunyai diameter berbeda, seperti tampak pada gambar di
bawah.
Gambar ini menujukan aliran fluida dari kiri ke kanan (fluida mengalir dari pipa yang diameternya besar
menuju diameter yang kecil). Garis putus-putus merupakan garis arus.
Keterangan gambar : A 1 = luas penampang bagian pipa yang berdiameter besar, A 2 = luas penampang
bagian pipa yang berdiameter kecil, v1 = laju aliran fluida pada bagian pipa yang berdiameter besar, v2 =
laju aliran fluida pada bagian pipa yang berdiameter kecil, L = jarak tempuh fluida.
Pada aliran tunak, kecepatan aliran partikel fluida di suatu titik sama dengan kecepatan aliran partikel
fluida lain yang melewati titik itu. Aliran fluida juga tidak saling berpotongan (garis arusnya sejajar).
Karenanya massa fluida yang masuk ke salah satu ujung pipa harus sama dengan massa fluida yang
keluar di ujung lainnya. Jika fluida memiliki massa tertentu masuk pada pipa yang diameternya besar,
maka fluida tersebut akan keluar pada pipa yang diameternya kecil dengan massa yang tetap. Kita tinjau
bagian pipa yang diameternya besar dan bagian pipa yang diameternya kecil.
Selama selang waktu tertentu, sejumlah fluida mengalir melalui bagian pipa yang diameternya besar
(A1) sejauh L1 (L1 = v1t). Volume fluida yang mengalir adalah V 1 = A1L1 = A1v1t. Nah, Selama selang
waktu yang sama, sejumlah fluida yang lain mengalir melalui bagian pipa yang diameternya kecil (A2)
sejauh L2 (L2 = v2t). Volume fluida yang mengalir adalah V 2 = A2L2 = A2v2t. (sambil lihat gambar di
atas).
2.1 Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Tak-termampatkan (incompressible)
Pertama-tama tinjau kasus untuk Fluida Tak-termampatkan. Pada fluida tak-termampatkan
(incompressible), kerapatan alias massa jenis fluida tersebut selalu sama di setiap titik yang dilaluinya.
Massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang A1 (diameter pipa yang besar)
selama selang waktu tertentu adalah :
Demikian juga, massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang A 2 (diameter
pipa yang kecil) selama selang waktu tertentu adalah :
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa fluida yang keluar,
maka :
Catatan : massa jenis fluida dan selang waktu sama sehingga dilenyapkan.
Jadi, pada fluida tak-termampatkan, berlaku persamaan kontinuitas : A1v1 =
A2v2 — Persamaan 1
Di mana A1 = luas penampang 1, A2 = luas penampang 2, v1 = laju aliran fluida pada penampang 1, v2 =
laju aliran fluida pada penampang 2. Av adalah laju aliran volume V/t alias debit (sudah gurumuda
jelaskan di atas)
Contoh soal :
2 2
Sebuah pipa luas penampangnya 4 cm dan 6 cm dialiri air. Pada penampang yang kecil
laju aliran adalah 12 m/s . berapa laju aliran pada penampang yang besar ? Penyelesaian :
Diketahui :
2
A1 = 4 cm
2
A2 = 6 cm
v1 = 12 m/s
Ditanya :
v2 =....................?
Jawaban :
A1 x v1 = A2 x v2
v2 = A1 x v1 / A2
4 .12
= 6
= 8 m/s
HUKUM KEKEKALAN ENERGI ALIRAN
DAN HUKUM BERNOULI
he1 + hp1 + hv1 + hadded – hremoved = he2 + hp2 + hv2 + hloss atau
Energi kinetik :
Energi potensial di titik ketinggian z
Jika tidak ada energi yang dimasukkan dan energi masuk= energi keluar dan fluida
incompressible
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (P), energi kinetik per satuan volum dan
energi potensial per satuan volum memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis
lurus. Rumusan secara matematis adalah sebagai berikut :
V2
F2 =P2.A2
A2
V1
V2.t2
F1 = P1 . A1
A1 bidang acuan h2
h1 v1 . t
Wtotal = Ek + ΔEp
1 1
PAv t–PAv t =( mv 2 - mv 2 ) + ( mgh – mgh )
1 1 1 2 2 2
1 2 2 1
12 2
2
PAv t–PAv t = m ( v - v 2) + mg(h – h )
1 1 1 2 2 2
1 2 2 1
2
Karena A1v1 t = P2A2v2 = V (Volume)
Dan V = m /ρ
Maka :
m m 1
P
1
–P
2
= m (v1 2 - v2 2) + mg(h2 – h 1)
2
P1 – P2 = ρ (v ²- v ² ) + ρ g ( h
1 2 2 - h1 )
Atau
P+ ρv² + ρ g h = konstan
Keterangan :
P1 = tekanan pada penampang 1 (Pa) P2
= tekanan pada enampang 2 Pa)
v1 = kecepatan fluida pada penampang 1(m/s)
v2 = kecepatan fluida pada penampang 2(m/s) h1 =
tinggi pipa pada penampang 1 (m)
h2 = tinggi pipa pada penampang 2 (m) ρ =
3
massa jenis (Kg/m )
1
Menurut persamaan Bernoulli :
P1 + ρv1² = P2 + ρ1 v2²
Karena A1 > A2
Maka P1 > P2
Hal ini memperlihatkan bahwa tempat-tempat yang menyempit fluida memiliki kecepatan besar,
tekanannya mengecil. Sebaliknya, ditempat-tempat yang luas fluida memiliki kecepatan kecil,
tekanannya besar
h2 a
B
h1 x
Gambar Zat cair dalam sebuah
bejana
Persamaan Bernoulli :
P1 + ρv1² + ρ g h1= P2 + ρv2² + ρ g h2
B+ ρv1² + ρ g h1= B+ + ρ g h2
v1²= 2g ( h2 – h1 )
karena v1 = v, maka:
Keterangan :
waktu yang diperlukan zat cair keluar lubang hingga menyentuh lantai ditentukan
dengan konsep benda jatuh bebas
h1 = gt²
maka :
g2 h1
t=
keterangan :
jarak mendatar tempat jatuhnya zat cair di lantai terhadap dinding bejana adalah
Keterangan
x=vt x = jarak jatuhnya zat cair di lantai terhadap dinding (m) v
= kecepatan zat cair keluar dari lubang (m)
t = waktu zat cair dari lubang sampai ke lantai (s)
debit zat cair yang keluar dari permukaan :
Q = A.V Q = A. Keterangan :
3
Q= debit (m /s)
2
A = luas penampang lubang (m )
h = jarak permukaan zat cair terhadap lubang (m)
2.1.3. Venturimeter
venturimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran zat cair dalam
pipa.
1. Venturimeter Dengan Manometer
Venturimeter yang dilengkapi dengan manometer dan diisi dengan zat cair yang
’
memeiliki massa jenis ρ , maka kecepatan pada penampang 1 adalah :
A1
A2
V1
V1 = A2
Keterangan :
v1 = kecepatan aliran penampang pipa lebar (m/s)
2
A1 = Luas penampang pipa besar (m ) A2 =
2
Luas penampang pipa kecil (m )
’ 3
ρ = massa jenis fluida dalam manometer (Kg/m )
3
ρ = massa jenis fluida (Kg/m ) g
2
= percepatan gravitasi (m/s )
Kecepatan pada penampang 2 adalah
V2 =V1
Persamaan kontinuitas
A1 v1 = A2 v2
P1 – P2 = ρ V1² ( -1)
V1 = A2
Keterangan
v1 = kecepatan aliran penampang pipa lebar (m/s) A1
2
= Luas penampang pipa besar (m )
2
A2 = Luas penampang pipa kecil (m )
h = selisih tinggi permukaan fluida pada pipa pengukur beda tekanan ( m ) g =
2
percepatan gravitasi (m/s )
2.1.4. Tabung Pitot
Tabung pitot digunakan untuk mengukur kecepatan aliran gas (gambar di sampaing). Dengan
menggunakan persamaan Bernoulli akan diperoleh kecepatan aliran gas dalam tabung adalah :
V1 =
Aliran gas
h
Keterangan : Gbr Tabung Pitot
v = kecepatan aliran gas dalam tabung (m/s)
’ 3
ρ = massa jenis zat cair dalam manometer (Kg/m ) ρ
3
= massa jenis gas (Kg/m )
2
g = percepatan gravitasi (m/s )
h = selisih tinggi permukaan zat cair dalam manometer ( m )
Referensi :