PENDAHULUAN
PENGGUNAAN ENERGI
• Pada olahraga atletik, durasi olahraga beragam.
• Pada olahraga yang singkat (kurang dari 10
detik) maka energi yang digunakan adalah
Immediate energy system (ATP-CP).
Ex: Lari sprint
• Setelah 10 detik energi akan habis sehingga
digantikan oleh glycolysis.
Ex: Lari jarak menengah
→ Setelah 20 detik, glycolysis akan
menggantikan ATP-CP dalam menghasilkan
energi
→ Penggunaan glycolysis akan berlangsung
hingga setelah 3 menit
• Setelah 3 menit, glycolysis akan digantikan oleh
Long-term energy system (aerobic).
Ex: Lari marathon
• Sprint/lompat/lempar : merupakan high-intensity, short-term and explosive activities
- Penggunaan energi akan bergantung pada jalur anaerobik: ATP-Phosphocreatinine (PCr) dan glycolysis.
→ PCr Intramuskular adalah sumber energi yang sangat cepat namun jumlahnya terbatas dan berkurang
secara signifikan selama 5 detik pertama sprint maksimal.
→ Glikolisis anaerobik akan mencapai kecepatan maksimal sekitar 5 detik dari sprint maksimal tetapi dapat
dipertahankan untuk waktu yang lebih lama
100 m (10s) = 50% PCr dan glikolisis anaerobik
400 m = 62,5% dari glikolisis anaerobik, 12,5% dari PCr dan 25% dari proses aerobik
TRAINING PROGRAMME
• Latihan tergantung pada nomor atletiknya, fase (training/kompetisi/recovery), dan kondisi atlet.
• Terdiri dari dalam dan luar lapangan.
- On-field training: terkait dengan olahraganya langsung
- Off-field traning: training di gym untuk meningkatkan kekuatan (strength) dan ketahanan (endurance) otot
terutama pada
→ Ektrimitas bawah (pada pelari)
→ Ekstrimitas atas (pada pelempar)
• Terkadang atlet melakukan yoga dan pilates untuk setelah kompetisi atau setelah cidera.
KOMPETISI
• Macam-macam kompetisi berdasarkan level
- Multi-sport tournament → Olympic Games (most prestigious)
- World tournament → world athletics championships
- Continental/regional tournament → SEA GAMES
- National (Indonesia) → PON
• Top theletes berkompetisi ± 2 kali/tahun → pastisipasi pada the most challenging and pestigious event aja
• Pelari akan berkompetisi di beberapa nomor seperti 100 m, 400 m, estafet, atau marathon.
• Pelari jarak jauh akan terpengaruh dengan cuaca
ATLET-ATLET
USAIN BOLT (JAMAIKA)
• Adalah atlet lari tersukses di Olimpiade 2012 dengan 3 medali emas (kategori 100 m, 200 m, dan 4x100m estafet).
• Di Olimpiade 2008, Bolt juga meraih 3 medali emas di ketiga kategori tersebut
TRIYANINGSIH
• Triyaningsih adalah salah satu atlet andalan Indonesia di cabang lari khususnya lari jarak jauh.
• Ia memborong medali emas SEA Games 2011 di nomor 5.000 m, 10.000 m, dan marathon.
• Olimpiade 2012 adalah olimpiade pertama untuknya.
LARI JARAK
LARI JARAK PENDEK LARI JARAK JAUH LARI (LAINNYA) JALAN CEPAT
MENENGAH
• 5000 m
• 3000 m
• 10.000m • Halang rintang
• 100 m • 5000 m
• 800 m • 42,195 km (3000 m )
• 200 m • 10.000 m
• 1500 m (marathon) • Estafet (4 x 100
• 400 m • 20.000 m
• >42,195 km m, 4 x 400 m)
• 50.000 m
(ultra-marathon)
COMBINE EVENTS
• Triathlon (3 cabang olahraga yang dimainkan) : renang, sepeda, dan lari
• Decathlon (>3 cabang olahraga dan dimainkan >1 hari)
MEN – DAY 1 WOMEN – DAY 1 MEN – DAY 2 WOMEN – DAY 2
100 m 100 m 110 m hurdles 100 m hurdles
Long jump Discuss throw Discuss throw Long jump
Shot put Pole vault Pole vault Shot put
High jump Javelin throw Javelin throw High jump
400 m 400 m 1500 m 1500 m
KARAKTERISTIK ATLET
SOMATOTYPE ATLET LARI
o Sprint sangan mengandalkan power sehingga membutuhkan strength maka dari itu akan dominan pada
mesomorph atau ototnya.
o Semakin panjang jarak tempuhnya, komponen ectomorp akan lebih dominan.
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Memiliki aerobic capacity yang lebih baik karena Memiliki muscle fatiguability lebih rendah sehingga
jumlah hemoglobin dan hematokrit yang lebih tinggi lebih tahan terhadap lelah
sehingga uptake oksigen lebih tinggi
Memiliki body fat lebih rendah dan muscle mass Jenis otot wanita Type I lebih dominan dengan
lebih tinggi karakteristik slow twich atau oxidatidative.
→ Semakin rendah body fat dan semakin tinggi
muscle mass akan semakin tinggi performa
Power to weight rasio lebih tinggi karena laki-laki
Memiliki running speed yang lebih stabil terkait
lebih efisien dalam penggunaan oksigen dengan jenis otot karena lebih tahan terhadap
fatigue sehingga bisa maintain kecepatan stabil.
Testosteron 15-20 kali lebih tinggi yang terkait Memiliki massa lemak yang lebih banyak sehingga
dengan recovery, level hemoglobin dan muscle mass memiliki sistem untuk membakar lemak dan
menjadikan sebagai sumber energi lebih baik.
SOMATOTYPE THROWER AND JUMPERS
o Atlet lempar memiliki ectomorp lebih kecil dan dominan pada mesomorph.
o Atlet lompat seperti sprinter dan lari lainnya memiliki mesomorph dan ectomorph cenderung sama.
PENELITIAN-PENELITIAN
• Simpanan glikogen penting untuk atlet lari jarak jauh dan marathon.
• Salah satu cara untuk memenuhinya adalah intake selama pertandingan.
• Pada kompetisi
- 1 jam maka kebutuhannya 60 g/h
- 2 jam lebih maka kebutuan karbohidrat 90 g/h
• Penelitian Viribay et al mencoba pemberian karbohidrat hingga 120 g/h (biasanya paling tinggi 90 g/h) efeknya
akan seperti apa.
→ Diberikan porsi latihan yang sama selama 3 minggu
Hasilnya:
- Indikator kelelahan (RPE) secara subjektif: pada atlet yang konsumsi 120 g/h memiliki kelalahan yang lebih
rendah.
- Indikator CK, LDH, GOT: muscle demage pada atlet yang konsumsi 120 g/h lebih rendah
• Penelitian Mears et al untuk meneliti pemberian karbohidrat dalam bentuk sport drink.
Hasilnya:
- Pemberian minuman dengan volume besar dan rentang waktu lebih lama jauh lebih baik dibanding volume
sedikit rentang waktu kecil.
PRINSIP CARBO-LOADING
• Tujuan: kompensasi glikogen sehingga simpanan glikogen banyak dan tidak cepat habis.
• Metode classical atau extereme dimana h-7 race (latihan berat) diikuti dengan 3 hari tanpa latihan dan intake
karbohidrat yang sedikit. H-3 race intake karbo ditingkatkan dan tanpa latihan.
• Metode moderate dimana lebih gradual. Semakin dekat hari H pertandingan, jumlah konsumsi karbohidat
meningkat diiringi dengan porsi latihan yang semakin menurun.
• Ungu → classic, hijau → moderate
• Pada metode classic terlihat diawal race cadangan akan lebih tinggi dibandingkan dengan moderate dengan rate
breakdown yang lebih tinggi dengan hasil yang sama saja dengan moderate di akhir pertandingan.
• Suplemen yang bersifat seperti buffer dapat memberikan efek ketika training dimana akan memengaruhi
signailing molekul-molekul karena memengaruhi pH → meningkatkan performa saat training.
- Biasanya untuk lari jarak menengah
• Caffein akan meningkatkan kualitas latihan dan oksidasi lemak untuk menambah energi.
• Antioksidan pada dosis yang rendah bermanfaat namun pada efek yang tinggi tidak memberikan efek yang lebih
(untuk recovery).
• Dietary nitrate untuk membantu performa saat latihan karena meningkatkan efisiensi penggunaan oksigen.
• Suplemen hanya diberikan ketika diperlukan.
KAJIAN PADA ATLET INDONESIA
Profile somatotype
• Pada laki-laki komposisi mesomorph lebih dominan
REKOMENDASI KAJIAN
• Perbaikan status gizi dan persen lemak tubuh → pencegahan kegemukan dan perbaikan performa
• Seorang sprinter memiliki masa tubuh tanpa lemak yang tinggi serta otot yang cukup pada ekstremitas atas dan
bawah untuk menyediakan daya ledak pada jarak pendek.
• Atlet dalam masa remaja sehingga tubuh masih dapat berkembang → pembentukan massa otot masih dapat
dimaksimalkan.
• Pembentukan somatotype dan body composition → latihan dan nutrisi + edukasi atlet.
• Pemenuhan asupan nutrisi → perlu edukasi terkait peran zat gizi dan pengaturan nutrisi atlet.
• Jumlah atlet sedikit dan cabor beragam → sehingga hasil kajian tersebut tidak dapat diambil suatu kesimpulan utk
representasikan somatotype populasi → kajian lebih lanjut.