Anda di halaman 1dari 10

RUMAH ADAT DANTARIAN DAERAH

1. Rumah Adat Aceh: Krong Bade

Rumah adat Aceh ini memiliki kombinasi warna yang elegan dengan sentuhan ornamen pada
kayu. (Foto: Instagram/propan_sayembara)

Orang Aceh memiliki citarasa seni yang sangat baik. Salah satunya terlihat pada rumah khas
Krong Bade. Rumah panggung dengan satu tangga di depan ini memiliki perpaduan warna yang
cantik. Rumah Krong Bade biasa dikenal juga dengan nama rumoh Aceh. Rumah adat ini jadi
salah satu budaya Indonesia yang hampir punah.

Rumah adat ini punya tangga di bagian depan rumah dan tingginya berada beberapa meter dari
tanah. Jumlah anak tangga rumah adat Krong Bade biasanya berjumlah ganjil. Bahan dasar
pembangunan rumahnya adalah kayu, dengan banyak ukiran di dinding rumah. Atap rumahnya
terbuat dari daun rumbia dan bentuknya persegi panjang, memanjang dari timur ke barat.

2. Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon

Bolon merupakan rumah khas Suku Batak di Sumatera Utara. Di Sumatera Utara sendiri Bolon
terdiri dari beberapa jenis seperti Bolon Simalungun, Bolon Pakpak, Bolon Angkota, Bolon
Karo, dan lainnya.

Dengan bentuk rumah panggung persegi panjang, rumah Bolon biasanya dilengkapi tiang
penyangga setinggi 1,75 meter. Untuk masuk ke rumah, penghuni atau tamu harus naik  tangga
yang jumlahnya selalu ganjil.

Ciri khas rumah adat ini adalah bentuknya panggung, terdiri dari beberapa tiang penyangga
bergaris tengah. Dinding rumahnya dihiasi dengan ornamen khas Simalungun dengan warna
merah, putih, dan hitam. Hiasan ornamen ini adalah lambang akan pandangan kosmologis dan
filosofi budaya suku Batak.

3. Rumah Adat Sumatera Barat: Rumah Gadang

Sampai hari ini, Rumah Gadang khas Sumatera Barat masih banyak ditemui di provinsi ini.
Rumah Gadang atau rumah godang adalah rumah adat Minangkabau. Ornamen rumah ini juga
banyak ditemui di seluruh Indonesia, khususnya di rumah makan Padang. 

Rumah adat ini punya bentuk puncak atap yang runcing, menyerupai tanduk kerbau. Dulunya
atap ini dibuat dari bahan ijuk dan bisa bertahan sampai puluhan tahun. Tetapi belakangan, atap
rumah banyak berganti dengan seng. 

Rumahnya dibangun dengan bentuk empat persegi panjang, dibagi atas 2 bagian yakni depan dan
belakang. Bagian depan biasanya penuh dengan ukiran ornamen bermotif akar, bunga, dan daun.
Sedangkan bagian luar belakang dilapisi belahan bambu.

4. Rumah Adat Riau: Selaso Jatuh Kembar


Rumah adat Riau ini merupakan rumah panggung dengan dua selasar. (Foto:
Instagram/propan_sayembara)

Riau memiliki beberapa jenis rumah adat, salah satunya adalah Selaso Jatuh Kembar yang paling
terkenal. Nama ini diadopsi dari bentuk bangunan yang memiliki dua selasar. Selasar rumah
panggung ini memiliki posisi lebih rendah dibanding ruang tengah dan biasanya dijadikan tempat
musyawarah.

Rumah adat ini memiliki ciri khas yakni berbentuk rumah panggung atau memiliki kolong. Di
dalam rumah hanya ada sekat yang memisahkan ruang tengah dan ruang telo (tempat
menyimpan makanan), tidak ada ruangan atau kamar-kamar.
Bahan bangunannya terbuat dari alam, seperti atap dari daun rumbia, lalu dinding, tiang atau
lantai dari kayu-kayu berkualitas baik seperti kayu meranti, kayu medang, atau kayu punak.

5. Rumah Adat Jambi: Panggung Kajang Leko

Rumah adat Jambi memiliki pemetaan ruang yang detail. (Foto: romadecade.org)

Perpaduan warna kuning dan merah di rumah adat Jambi ini membuat penampilannya terlihat
cantik. Salah satu hal menarik dari rumah ini adalah pemetaan rumah yang terdiri dari delapan
ruang.

Konsep pembagian ruang ini bisa diterapkan juga dalam rumah masa kini. Ruang serambi dalam,
yang terdiri dari ruang tiru orangtua dan kamar tidur anak gadis, dan ruang makan, disebut ruang
balik menahan. 

Bagian atapnya dinamai “Gajah Mabuk”, sesuai dengan nama pembuat desainnya. Bentuknya
seperti perahu dengan ujung atas yang melengkung. Sementara bagian langit-langit dibuat dari
tebar layar atau semacam plafon yang memisahkan ruang loteng dengan ruang di bawahnya.
Ruang loteng ini digunakan sebagai ruang penyimpanan.
1. Saman (Aceh)

Sumber gambar: breakingnews

Mari kita mulai dari daerah paling barat di Indonesia, Aceh. Salah satu tarian daerah paling
populer di Daerah Istimewa Aceh adalah tari saman. Tidak hanya populer di dalam negeri, tari
saman juga dikenal di mancanegara.

Tidak jarang, tarian yang biasanya dilakukan orang banyak penari sekaligus ini dipertunjukkan
dalam event kebudayaan di luar negeri.

Bahkan, UNESCO, organisasi kelimuan, pendidikan dan kebudayaan yang bernaung di bawah
PBB, memasukkan tari saman dalam daftar warisan budaya yang memerlukan perlindungan
mendesak dari Badan PBB Urusan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan.

Gerakan tari saman cukup sulit dilakukan karena membutuhkan kecepatan, akurasi dan
kekompakan.

Untuk bisa menarikannya, suatu kelompok penari saman bisa berlatih selama berminggu-minggu
bahkan berbulan bulan, lho Toppers.
2. Tor Tor (Tapanuli Utara)

Sumber gambar: wikipedia

Di utara Pulau Sumatra, tepatnya di sekitar Danau Toba, terdapat suku Batak yang memiliki
tarian daerah bernama tor tor.

Tarian ini biasanya ditarikan oleh orang Batak dalam berbagai ritual penting seperti pesta
pernikahan, pesta kematian, syukuran panen hingga upacara penyembuhan orang sakit.

Saat menari Tor Tor, orang Batak biasanya diiringi permainan alat musik Mangondangi yang
terdiri dari 9 buah gondang (gendang batak), terompet khas Batak dan suling. Gerakan tari tor tor
tidak rumit dan relatif lebih mudah dipelajari karena gerakannya monoton.

Di era sekarang, penari tor tor biasanya memasukkan unsur-unsur tambahan dalam koreografi-
nya.

3. Tari Piring (Minangkabau)


Sumber gambar: twitter @ID_Datsun

Dari Barat Pulau Sumatra, tepatnya di Minangkabau, terdapat tari piring yang punya gerakan
indah dan kaya makna.

Tari piring merupakan simbolisasi dari pemberian persembahan kepada sang pencipta atas
keberhasilan panen.

Namun, di masa sekarang tari piring sudah dipertunjukkan secara bebas dalam berbagai
perayaan.

Tari piring biasanya ditampilkan oleh 3 hingga 5 penari yang memegang dua hingga tiga piring
dalam tangannya dan gelang lonceng kecil yang diikat pada kaki penari.

Tarian luwes dan indah ini biasanya diiringi oleh alunan alat musik tradisional Minangkabau
yakni bong dan saluang.

4. Turuk Langgai (Mentawai)


Sumber gambar: blogkulo

Nama tarian ini memang kurang terkenal dibandingkan nama tarian daerah lainnya yang ada di
artikel ini.

Namun, seiring semakin terkenalnya Kepulauan mentawai sebagai salah satu surga wisata dan
tujuan wisata air kelas internasional, Turuk Langgai lambat laun mulai dikenal secara luas.

Turuk Langgai merupakan tarian khas etnis Mentawai yang terinspirasi dari gerakan hewan
seperti burung, ular, ayam hingga monyet.

Turuk Langgai biasanya ditampilkan dengan iringan alat musik tradisional Mentawai yakni
gendang kajeuma dan uliat.

5. Tari Ronggeng Blantek (Betawi)


Sumber gambar: wikipedia

Etnis Betawi juga memiliki beragam tarian daerah yang populer sejak zaman kolonial Belanda.
Salah satu tarian daerah yang terkenal adalah Ronggeng Blantek.

Tarian yang memiliki tempo cepat dan gerakan enerjik ini awalnya ditampilkan sebagai pembuka
teater rakyat Betawi, Topeng Blantek.

Tarian yang ditarikan oleh penari perempuan ini biasanya dipertunjukkan dengan iringan alat
musik populer Betawi seperti terompet, trombone, baritone, gendang, gong, simbal, dan tehyan.

Anda mungkin juga menyukai